Lyn menjemput Jass sambil mencium kening anaknya. "Siang sayang ouh ya ampun anak Bunda banyak keringat.
"Iya Bunda, capek banget nihh habis main basket tadi."
"Kamu main basket Nak?"
"Iya Bunda kenapa emangnya?"
"Gak papa sayang tapi jangan sering-sering yahh main basketnya Bunda takut kamu kecapean."
"Gak sering kok Bunda cuma sesekali aja tadi juga di ajak sama temen."
"Ya sudah ayo masuk."
Kenzo yang melihat Jassvina bersama wanita cantik dari kejauhan membuat bibirnya tersenyum miring. 'Jadi itu selingkuhan Daddy.'
Lyn sudah sampai dirumahnya dan Masa juga merasa capek.
"Cuci kaki, tangan, sama muka dulu Nak." Lyn begitu hapal dengan kebiasaan Jass yang suka tidur setelah pulang baru nanti bangun dia makan.
"Iya Bunda."
Sesuai perintah Lyn, Jass langsung mencuci kaki, tangan, dan mukanya. "Ahh segarnya ..."
Dengan sangat cepat Jass merebahkan tubuhnya di kasur.
"Sayang."
"Emhh Bunda."
"Mau bobo yahh."
"Temenin Bunda."
"Ya sudah sini," ucap Lyn lalu memeluk Jass dan menepuk pelan punggung anaknya itu.
"Bunda nanti berangkat kerja lagi yahh."
"Iya sayang, oh ya tadi Bunda dapat bonus ada ikan salmon udah Bunda panasin di oven."
"Enak tuh Bunda."
"Nanti dimakan yahh."
"Iya."
Tidak butuh waktu lama Lyn menepuk punggung Jass karena sudah tidur.
Mencium pipi Jass dengan gemas lalu Lyn memejamkan matanya sebentar karena sudah menyetel alarm.
Sedangkan Tuan Abara dan Nyonya Melati sedang asyik memasak.
"Ma, ini kayaknya sudah pas deh bumbunya."
"Coba Mama rasa dulu Pa."
"Nih cobain."
Nyonya Melati mencicipi bumbu yang dibuat suaminya itu.
"Gimana Ma?"
"Pas banget Pa."
"Siapa dulu dong kokinya."
"Ishh Papa ini mahh."
"Kita ungkap dulu ayamnya Ma biar meresap."
"Jass pasti suka ayam goreng buatan Papa."
"Harus itu Ma ini Papa buat dengan penuh kasih sayang loh."
"Makanya Jass pasti suka Pa, oh ya coba Papa lihat apa mobil Lyn masih dirumahnya."
"Ouh iya Ma."
Lyn terbangun karena alarmnya berbunyi dan segera mematikannya.
"Aku harus berangkat kerja nihh, Bunda pergi dulu ya Nak emmuahhh ..."
Lyn mengunci pintu rumah karena dari dalam sudah ada pintu cadangan dan Jass tahu itu.
Setelah mobil Lyn pergi, Tuan Abara tersenyum.
"Maaf ya Lyn kalau Papa sama Mama ke rumah kamu tanpa izin," gumam Tuan Abara.
Sekitar 5 menit, Jass bangun dan merasakan tubuhnya segar kembali.
"Aduhh lapar," gumam Jass lalu menyibak selimut dan pergi ke dapur. "Bunda bilang tadi ada ikan salmon, mana yahh ahh kan di oven."
Dengan semangat Jass mengambil ikan salmon itu dan memakannya. "Hemmm enak banget pasti ini mahal."
Terdengar ketukan dari luar, Jass langsung ke depan sambil menyantap ikan salmon.
Pintu pun terbuka. "Ehh Kakek, Nenek, kalian kesini."
"Iya dong sayang," ucap Melati sangat senang.
"Kita boleh masuk gak nihh," ucap Tuan Abara.
"Silahkan Kek," sahut Jass sambil menghabiskan ikan salmon di tangannya.
"Jass makan apa?" tanya Nyonya Melati.
"Ikan salmon Nek," sahut Jass sambil menjilati jari-jarinya.
"Wahh makan enak ternyata cucu Nenek."
"Heheh iya Nek tapi sayangnya Bunda bawanya sedikit padahal Jass masih lapar."
"Ah kalau itu Melati tenang aja ini ada ayam goreng khusus buat Jass."
"Benarkah? ayam apa Nek?"
"Ayam goreng resep Kakek dong."
"Jass mau nyicip dong."
"Ini buat Jass semua lohh," ucap Tuan Abara.
Jass berbinar melihat begitu banyak makanan dan ayam goreng yang cantik.
"Ini pasti empuk," gumam Jass.
"Makan sayang," ucap Tuan Abara.
"Iya Kek," sahut Jass dengan lahap memakan ayam goreng buatan Tuan Abara yang tak lain Kakeknya sendiri.
Tuan Abara tidak mau melewatkan momen indah ini jadi mereka akan mengabadikan tingkah laku Jass saat makan ayam goreng buatannya.
"Enak sayang?" tanya Nyonya Melati.
"Iya Nek enak banget," sahut Jass tanpa menghiraukan apa yang dilakukan Tuan Abara itu.
***
Lyn tidak menyangka jika dirinya harus bertemu dengan Panji dan Jayden secara bersamaan di kantor Frans.
"Lyn, apa kabar?" tanya Panji.
"Baik Pan," sahut Lyn.
"Ekhem, Lyn aku ada hadiah untuk Jass nanti mungkin sore ini akan tiba."
Lyn tidak menjawab karena memang itu bukan urusannya.
"Wah-wah ada apa ini?" tanya Frans tiba-tiba datang.
"Eh Tuan Frans," sahut Panji.
"Mari kita duduk dulu," tawar Frans.
"Ya sudah kalau begitu saya kembali ke ruangan dulu ya Pak," pamit Lyn.
"Biar saya antar Lyn," tawar Panji.
"Tidak usah Lyn biar aku saja," cicit Jayden.
Panji menatap sinis ke arah Jayden karena selalu ingin merebut apa yang dia miliki, dulu dia yang lebih kenal dengan Lyn tapi malah Jay yang menikahinya karena sebuah rencana busuk bersama gadis ular itu.
"Saya pergi," ucap Lyn meninggalkan mereka.
Tuan Frans langsung menegur keduanya.
"Tuan Jayden, Tuan Panji, tolong etika kalian dijaga dan jangan buat karyawan saya tidak nyaman."
"Ya ampun Frans, segitunya kamu atau jangan-jangan kamu ...?"
"Sudahlah Tuan Panji, jangan terus menebak orang yang tidak ada hasilnya. Terus terang saja anda kesini mau apa, kalau tidak ada sebaiknya anda kembali ke kantor karena saya juga banyak urusan!" tegas Tuan Frans.
"Cihh!" decih Panji lalu pergi tapi sambil menyenggol pundak Jayden.
"Kau!" tatap tajam seorang Jayden dengan tangan yang mengepal.
Frans jengah melihat sikap Jayden dari tadi. "Lalu anda Tuan Jayden, untuk apa kesini?"
"Saya kesini hanya ingin melihat-lihat saja bukankah kita masih dalam kerja sama."
"Apa anda sudah mendapatkan izin?"
"Itu ...?"
"Akan lebih terhormat jika anda mendapatkan izin langsung meskipun kita punya kerja sama tapi di kantor ada peraturan masing-masing, saya harap anda tidak lupa itu."
Dengan kepalan tangan Jayden menatap tidak suka ke arah Frans. "Tuan Frans Wijaya, saya harap anda tidan lupa dengan siapa anda bicara!"
Frans tersenyum melihat muka Jayden yang mudah tersulut emosi.
"Siapa yang tidak kenal dengan Tuan Jayden Axander, seorang pengusaha sukses dan berwibawa serta ditakuti banyak pengusaha lain.
"Nahh itu anda tau tapi masih berani bicara kurang ajar dengan saya!"
"Kalau masalah itu beda lagi, saya bahkan sanggup melawan anda jika itu melanggengkan aturan saya di kantor ini!" ucap Frans dengan tegas dan tatapan mata yang berwibawa.
Jayden terkejut dengan ucapan Frans lalu hatinya bertanya-tanya siapa sebenarnya Frans ini.
"Saya permisi!" ucap Jayden.
Frans menyunggingkan senyumnya karena berhasil mengusir dua cecunguk yang tidak berguna itu.
"Tidak akan saya izinkan lagi kamu menyakiti Lyn untuk kedua kalinya, Jayden Axander!" ucap Frans dengan kepalan tangan yang masih ditahan.
[][][]
NEXT
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments