Tuan Abara mencari rumah didekat Jesslyn dan Melati sangat senang.
"Beneran ini Mas?"
"Iya sayang."
"Aaaaaa seneng banget Mama, Pa."
"Syukurlah kalau Mama senang dengan begitu Papa juga ikut senang."
"Lebih dari cukup Pa ini, Mama jadi bisa melihat cucu Mama."
Sedangkan yang dilihat sudah siap berangkat sekolah dengan Bundanya.
"Ayo Bunda."
"Iya sayang."
"Bunda-bunda, bentar lagi ulang tahunnya Jass yahh."
"Iya sayang Jass mau dirayakannya seperti apa Nak?"
"Emmm pokoknya Jass mau nanti kadonya sebuah boneka besar yang nanti nemenin Jass tidur."
"Cuma itu."
"Iya Bunda."
"Nanti Bunda belikan yahh kalau pas gajihan."
"Hahahaha tapi kalau mahal sekali bonekanya tidak usah Bunda."
"Nanti Bunda usakahan ya sayang."
"Iya Bunda."
"Ayo berangkat."
"Let's go."
Lyn hanya terkekeh melihat tingkah anaknya itu yang kadang cuek, galak, imut, bahkan manja sekali semuanya ada pada Jass.
Nyonya Melati dan Tuan Abara mendengar semua keinginan Jass.
"Papa dengar ucapan cucu kita tadi."
"Iya Ma, dia mau boneka yang besar dihari ulang tahunnya.
"Kita harus belikan Pa."
"Papa setuju."
"Ayo kita ikuti Pa, kita juga harus tau alamat sekolah cucu kita."
"Iya Ma."
Setelah mengikuti mobil Lyn, betapa terkejutnya Tuan Abara dan Nyonya Melati. Ternyata cucu mereka sekolah di Axr School, milik mereka sendiri.
"Ternyata cucu kita sekolah disini," ucap Nyonya Melati.
"Bagaimana bisa," sahut Tuan Abara.
"Maksud Papa?"
"Mama tau sendiri sekolah Axr School itu sekolah paling mahal dan itu gak semua orang mampu tapi kenapa Jass bisa masuk, bukannya Lyn itu cuma karyawan biasa di perusahaan Tuan Frans."
"Papa benar juga tapi mungkin cucu kita itu dapat beasiswa Pa."
"Itu yang Papa pikirkan sekarang."
"Kalau benar cucu kita masuk karena beasiswa, Mama jadi bangga dan akan memberitahukan semua guru jika dia cucu kita jadi tidak akan ada yang ganggu."
"Mama benar."
Jass mencium Lyn seperti biasa.
"Belajar yang rajin yahh."
"Iya Bunda."
Tiba-tiba kakak kelas Jass yang laki-laki mendekati Lyn.
"Pagi Tante."
"Ehh kalian pagi juga."
"Tante-tante kenalin kami Kakak kelasnya Jass."
"Ouh yah-yah."
"Tante tenang aja Jass nanti akan kami lindungi."
"Wahh terima kasih sekali yahh sudah mau melindungi Jass."
Tampak semua siswi disana menatap sinis pada Lyn.
"Ya ampun Tante itu gatel banget sihh ngodain cowok-cowok."
"Iya dasar Tante gatal."
Jass langsung mengentikan aksi kakak kelasnya yang ingin minta nomor Bundanya.
"Bunda harus kerja, nanti telat dimarahi Tuan Frans loh nanti!" ucap Jass kesal.
Lyn terkekeh mendengar ucapan anaknya itu, dirinya tau jika Jass tidak suka dengan teman lelakinya yang mendekati dirinya.
"Iya sayang, Bunda kerja dulu yahh dahhh."
"Tante bagi nomor kontak yahh."
Lyn hanya tersenyum tapi tidak mungkin juga memberikan nomor kontak pada teman-temannya Jass rasanya tidak penting.
"I love you Tante Lyn!" teriak salah satu cowok tadi.
Jass langsung memukul lengan cowok itu.
"Eh cumi-cumi, jangan teriak gitu enak aja! aku gak mau punya Papa tiri kayak kamu!"
"Heh bocil, cinta itu tidak ada yang tau mau berlabuh kemana. Asal kamu tau cil, sebentar lagi aku itu mau lulus sedangkan kamu masih kelas satu SMA. Tahu dong kamu perjalanan selama disekolah jadi biasakan mulai sekarang yahh untuk menyebutku Ayah."
"Ogah, jijik!"
"Hahahahahah ..."
Clara yang melihat Jass masuk kelas langsung memanggilnya.
"Eh Jass."
"Clara."
"Udah sembuh kamu."
"Enggak masih sakit."
"Hahahaha."
"Malah ketawa lagi."
"Ya habisnya kamu lucu, aku tanya malah jawab masih sakit."
"Pertanyaan kamu gak bermutu, udah aku masuk sekolah pakai ditanya lagi."
"Iya-iya deh dasar bocil, kantin yuk."
"Ogah mau belajar."
"Ishhh bocil bisa baca buku dikantin pojokan."
"Ah gak mau aku apalagi ketemu sama trio aneh itu."
"Udah gak usah takut ada aku, lagi pula siapa sih yang gangguin bocil gemesin kayak kamu."
"Ishh Clara aku bukan bocil tau."
"Iya-iya ayo kantin."
"Bayarin yak kan situ yang ngajak," ucap Jass.
"Dasar bocil kematian kamu."
"Siapa suruh ngajak kantin."
"Ishh dasar ayolah kamu mau pesan apa nanti."
"Salmon enak deh kayaknya."
"Kutu kupret itu mahal bocil, jajanan yang ramah aja."
"Hahahaha ..."
***
Lyn baru saja masuk ke ruangannya.
"Ah temenku akhirnya datang juga."
"Ada Ri?"
"Ini ada tugas kita."
"Apa?"
"Kamu audit pemasaran ini biar lebih menarik."
"Ouhh."
Setelah lama bekerja akhirnya jam istirahat dan Yuri mengajak Lyn ke kantin.
"Kantin yuk Lyn."
"Ayo."
"Pokoknya aku mau mesan salmon."
"Itu mahal loh Ri."
"Makanya aku nabung selama 3 bulan."
"Hahaha niat banget kamu Ri."
Benar saja, Yuri memesan ikan salmon sedangkan Lyn hanya memesan nasi goreng biasa.
"Kamu mau Lyn."
"Tidak usah Ri, terima kasih kamu makan saja."
"Ini enak lohh."
"Kamu makan aja itu hasil jerih payah kamu lohh lagian nasi gorengku banyak."
"Hehehehe emang teman pengertian kamu."
Frans melihat Yuri hanya makan nasi goreng biasa.
"Bu Lala, tolong buatkan ikan salmon paling enak disini untuk dua cewek itu yahh."
"Baik Tuan."
"Jangan bilang kalau saya yang suruh."
Bu Lala pun mengerti dan langsung membuat ikan salmon paling enak dikantinnya.
Sedangkan Lyn harus berhemat untuk menambah tabungannya agar bisa membeli boneka yang di inginkan putrinya.
'Kira-kira aku harus nambah 20 juta lagi untuk beli boneka itu.' Lyn membatin.
Bu Lala kemudian mengantar menu itu pada Lyn dan Yuri.
"Maaf Bu, saya tidak pesan."
"Saya juga Bu."
"Ini hanya bonus untuk kalian berdua, terima aja."
"Ehhhh!" kaget Lyn dan Yuri.
"Tapi Bu."
"Sudah di bayar kok."
Yuri dan Lyn bingung siapa yang memesan tapi untuk mereka.
"Sudahlah Lyn, mungkin rezeki kita."
"Iya juga sih nih buat kamu, aku ini yang ini aja."
"Punyaku masih banyak Lyn, kamu bungkus aja semuanya buat anak kamu."
"Beneran ini."
"Iya."
"Makasih ya Ri."
"Sama-sama."
Tidak lama kemudian Lyn harus menjemput Jass pulang.
"Aku pergi dulu ya Ri."
"Salam buat Jass yahh."
"Iya Ri."
Clara pulang naik motornya.
"Nunggu Tante Lyn, Jass."
"Iya Nih."
"Ya sudah aku duluan yahh."
"Iya, ehh Ra jangan lupa ke rumah!"
"Ok."
Saat asyik menunggu sang bunda, Jass di dorong Kakak kelas yang yang perempuan sampai jatuh dan lututnya berdarah.
"Aduhhh," ucap Jass sambil berdiri
"Opss sorry ada sampah ternyata."
Jass menatap nyalang Kakak kelasnya itu.
"Apa bocil, natap-natap kayak begitu!"
"Kalian itu menggangguku saja," ucap Jass.
"Heh bocil, lama-lama kamu ini kurang ajar yahh."
Jass kembali di dorong sampai pipinya ditampar dua kali, perutnya ditendang dan kali ini saat terjungkal ke belakang malah mengenai Kenzo.
"Ehh Kenzo!" kaget yang mendorong tadi.
Kenzo langsung mendorong Jass dengan kasar sampai terjatuh kembali untuk kedua kalinya.
"Anjing!" umpat Jass sambil memegang pantatnya.
Karena sudah tidak tahan lagi, Jass langsung menghajar Kakak kelas tadi dan menjambaknya serta menyeretnya ke gudang belakang.
Untungnya semua murid sudah pulang dan satpam entah kenapa tidak ada di pos-nya, hanya mereka berempat.
Jass sudah gatal dan meninju-ninju tangannya sendiri.
"Awas kalian, mau cari mati rupanya."
Tiba-tiba Jass mendengar panggilan Bundanya.
"Jass, kamu dimana Nak?"
"Bunda," gumam Jass.
Semua cewek itu langsung berteriak histeris setelah mendengar suara Lyn.
Tapi dengan cepat Jass membuat mereka pingsan semua.
"Ini balasan untuk kalian siapa suruh cari masalah sama aku, bye!"
Saat Lyn melihat anaknya langsung terkejut. "Astaga!"
[][][]
NEXT
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments