NovelToon NovelToon

Benci Anda!!!

1

Perkenalkan namaku Jasvina Monica, hidup hanya berdua dengan Bunda membuatku semakin ingin berlatih bela diri agar bisa melindungi Bundaku itu.

Akan tetapi Bunda tidak mengizinkan aku.

Karena aku bebal dan keras kepala akhirnya aku memutuskan untuk belajar bela diri tanpa sepengetahuan Bunda.

Oh ya, nama Bundaku Jesslyn. Bunda sangat cantik dan awet muda, dia bekerja di sebuah perusahaan ternama kedua di kota Jakarta ini.

Ok, sekarang umurku 15 tahun dan hari ini adalah hari pertama aku masuk sekolah SMA.

Bundaku sendiri yang mengantar.

Kamu tahu kesan pertama aku masuk sekolah, buruk.

Ya sangat buruk, itulah menurutku.

Kalian juga tahu kenapa, wajah Bundaku itu sangat cantik dan awet muda. Banyak yang mengira Bunda itu adalah Kakakku, bahkan tak jarang semua ayah yang di komplek selalu mencari perhatian Bunda.

Beruntungnya Bunda itu tipe wanita rumahan, setelah pulang kerja langsung dirumah istirahat dan mengurus diriku yang bandel ini.

Oh ya untuk diriku sendiri juga punya wajah cantik bahkan lebih cantik dari Bunda karena itu Bunda sangat posesif dan over protektif denganku.

Biasanya kalau sudah kerja seharian orang akan istirahat dan melupakan anaknya tapi tidak dengan Bunda, jangan harap ada kebebasan untukku. Bahkan masalah pakaian saja Bunda yang pilihkan, pernah aku pakai celana dan kemeja dan itu membuat Bunda sangat marah dan membuang pakaianku itu. Bunda ingin melihat aku sebagai wanita feminim bukan tomboy dan terlihat tampan.

Aku juga tidak bisa memotong rambut karena mahkota yang menempel di kepalaku ini sangat di rawat oleh Bunda.

Aku harus minta izin jika ingin potong rambut dan tidak boleh memilih gaya rambut pendek.

Setiap ingin tidur, Bunda selalu memastikan pekerjaan sekolahku dulu apakah sudah mengerjakan pr atau tidak.

Bunda juga menerapkan kedisiplinan untukku. Tidak boleh makan cemilan di pagi hari atau malam.

Jatah makan mie instan hanya sebulan sekali tidak boleh lebih jika ketahuan maka dihukum. Kalian tahu apa hukumannya? Aku tidak boleh main hape dan itu membuatku frustasi.

Perlu kalian tahu aku tidak mengenal sosok ayah bahkan aku terkesan membencinya.

Kenapa aku membenci sosok ayah? karena dia yang tidak pernah muncul, aku dibully sebagai anak haram.

Aku benci dia!

Bunda adalah janda muda kala itu karena setelah lulus SMA langsung menikah tapi laki-laki yang jadi suami Bunda adalah orang terbajingan.

Kenapa aku begitu? karena dia menceraikan Bunda saat hamil dan lebih memilih wanita yang di jodohkan oleh Ibunya.

Bunda dan si bajingan itu menikah karena bentuk rasa kasihan sudah menabrak orang tua Bunda.

Tapi setelah menikah malah disia-siakan seperti itu.

Memang awalnya Orang tua bajingan itu tidak merestui hubungan Bunda dan anaknya tapi karena jebakan seseorang yang membuat Bunda terkurung 24 jam di rumah kosong hingga di grebek warga dan dinikahkan secara mendadak.

Namanya juga laki-laki kalau sudah melihat tubuh wanita polos pasti di embat, begitulah saat Bunda mandi dan laki-laki itu mabuk malah mencumbui Bunda tapi tidak mengakui anak saat hamil, emang bajingan dia!

karena itu aku sangat membenci Jayden, ya aku tau siapa ayah kandungku tapi aku tidak pernah ingin memanggilnya Ayah.

Bahkan Bunda tidak pernah mau mengingat masa lalu yang membuatnya terkurung di rumah kosong itu.

Aku ingin bertanya kenapa Bunda bisa berada dirumah kosong itu tapi melihat reaksi Bunda aku mengurungkan niat karena Bunda akan menangis histeris jika aku bertanya itu.

Lalu siapa yang menjebak Bunda dan aku harus cari orang itu sampai ketemu!

{}{}{}

Bundaku dipanggil Lyn, karena nama Bunda itu Jesslyn. Sedangkan aku sendiri dipanggil Jas, Jasvina.

Disini aku sangat keras kepala dan tidak ingin di anggap lemah oleh siapapun termasuk Bundaku sendiri.

Jasvina baru saja pulang dari rumah temannya.

"Aku pulang dulu yahh," ucap Jasvina.

"Apa tidak papa, perlu ku antar."

"Tidak usah deket kok."

"Ya sudah hati-hati yahh."

"Bye ..."

Jasvina melambaikan tangan pada temannya yang bernama Clara.

Karena jaraknya dekat jadi Jasvina hanya jalan kaki saja padahal jam sudah pukul 1 pagi.

Saat Jasvina melewati gudang kosong tiba-tiba terdengar suara tembakan dan refleks Jasvina bersembunyi mencari tempat aman.

Karena penasaran Jasvina mengintip sedikit dan dirinya terkejut melihat banyak orang bersenjata dengan pakaian rapi.

'Mafiakah mereka,' batin Jasvina.

Dorrr! Dorrr! Dorrr!

Tembakan demi tembakan berdentum bahkan salah satu musuh tumbang dan jatuh tepat di samping Jasvina bersembunyi.

Brughhh!

Orang itu melirik ke arah Jasvina dan ingin menembak tapi dengan cepat Jasvina mengambil pistolnya dan mengarahkannya pada orang itu.

Diluar sudah terbantai semua dan salah satu bos mafia melihat musuh sepertinya masih hidup di belakang semak-semak itu.

"Jat, sepertinya dia masih hidup cepat habisi!" titah Jayden.

"Baiklah Jay," sahut Jatmiko.

Saat Jatmiko mendekati musuh yang di todong Jasvina tiba-tiba Jasvina berdiri dan menembak Jatmiko.

Dorr!

"Akhhhh," ringis Jatmiko.

"Jatmiko!" teriak Jayden.

Jasvina langsung bertatapan dengan Jayden.

"Kau ..." ucap Jayden.

Jayden ingin menembak kepala Jasvina tapi terhalang Jatmiko yang meringis kesakitan di dadanya.

"Akhhh sakit Jayden, tolong aku ahhhh ..."

"Jatmiko, ayo kita ke markas dan kamu boc- apaaaaa!" ucap Jayden lalu ingin memperingati Jasvina tapi terlambat karena sudah kabur. "Dasar bocah kurang ajar, kamu tidak akan bisa kabur lihat saja itu. Saya akan temukan kamu, tunggu kematianmu bocah!" geram Jayden.

Jasvina langsung naik ke kamar lewat jendela dan menguncinya.

"Hahh, sial dia Jayden Ayah kandungku." Jasvina mengenali wajah Jayden karena keahlian It miliknya. Jesslyn pun tidak tau keahlian Jasvina karena memang sengaja dia sembunyikan untuk modal balas dendam pada sang ayah.

"Aku harus semua data tentangku," gumam Jasvina lalu membuka komputernya dan mulai memasang keamanan yang paling kuat.

"Semoga saja si bajingan itu pusing mencari keberadaanku," ucap Jasvina tersenyum menyeringai.

Paginya, Lyn bangun seperti biasa memasak untuk anaknya.

"Hoammm jam berapa yahh ... ya ampun sudah jam 6," ucap Lyn lalu langsung mengikat rambutnya dan terlihat leher jenjang dan putih milik Lyn.

Dengan cekatan Lyn memasak nasi goreng untuk Jasvina.

Menggoreng telur dan sosis lalu membuay sandwich.

"Itu anak kebiasaan deh pasti belum bangun," gerutu Lyn.

Lalu Lyn pergi ke atas dan masuk ke kamar Jasvina.

Benar dugaan Lyn, Jasvina masih tidur dan lebih parahnya malah mendengkur.

"Haishhh nih anak, Jas ... bangun Nak ... Jasvina bangun sayang udah pagi."

"Emmmmmm masih ngantuk Bun, lima menit lagi."

"Gak ada lima menit-lima menit, ayo bangun! ini sudah pagi, ayo ..."

"Tapi ngantuk Bun ..."

"Ishh kamu ini tidur jam berapa ... bangunnya jam berapa, ayo bangun, mandi, makan terus berangkat sekolah!"

"Ngantuk Bun ..."

Lyn menghela nafasnya dengan kasar kemudian mengangkat tubuh Jasvina dan membawanya ke kamar mandi lalu di ceburkan ke bathup.

Byurrr ...

"Aaaaa ... Bunda .... dingiiin ..."

"Siapa suruh susah banget dibangunin," ucap Lyn lalu mengambil shower dan menyiram tubuh Jasvina.

"Aaaa dingin Bunda stop aaaa ... stop aaaa ... dingin."

"Iya ini berhenti, lanjut mandi Bunda tunggu di meja makan."

"Iya ..."

Lyn hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan anak semata wayangnya ini.

[][][]

NEXT

2

Saat Lyn menghidupkan mobilnya, banyak para tetangga yang menyapa.

"Eh Ibu Lyn."

"Pagi Bu Lyn."

"Mau antar Jasvina ya Bu."

Lyn hanya mengangguk dan enggan untuk terlalu akrab dengan mereka.

"Ayo Jas, kita mau berangkat nihh."

"Iya Bunda sabar napa."

"Udah dibuat dalam tas semua, kan."

"Iya Bunda."

"Pr matematika kamu udah dibawa?"

"Iya udah."

"Periksa dulu."

"Ya iya ..." Jasvina pun membuka tasnya dan mencari buku latihan matematika.

"Ada gak?" tanya Lyn lagi.

"Gak ada Bun, dimana yahh bukunya."

"Ya ampun Jass ... coba kamu cari di ruang tamu, kan tadi malam disitu ngerjain pr-nya."

"Iya Bunda."

"Huh dasar anak itu," gerutu Lyn.

Jass mencari bukunya di meja ruang tengah.

"Mana yahh perasaan tadi malam disini," ucap Jass sambil memilah beberapa buku di atas meja.

"Nahh ini dia untung ketemu, bisa gawat kamu gak ikut aku ke sekolah."

Kemudian Jass langsung ke depan tidak lupa mengunci pintu dan mereka berangkat.

Sesampainya di depan sekolah, Lyn menasehati Jass untuk tidak jajan sembarangan.

"Ingat yah Jass jangan jajan sembarangan ini udah Bunda buatkan bekal."

"Ya Bunda."

"Di abisin makannya."

"Siap ..."

"Nanti pulang Bunda jemput."

"Ok."

Kemudian Lyn mencium kedua pipi Jass dan tidak lupa keningnya.

"Bunda berangkat kerja dulu yahh, rajin-rajin belajarnya dachhh ..."

"Ya Bunda, dachhhh ..."

Tiba-tiba dari belakang teman sekelas Jass.

"Tungguin ihh Jass ... kok gak suruh Bunda kamu nunggu sebentar."

"Emang kenapa?"

"Kita, kan mau kasih hadiah."

"Bhammm!" ucap Jass.

"Yahhhh ..."

"Apa mau protes!" ucap Jass dengan sorot muka yang datar.

Mereka semua diam karena takut dengan Jass yang sebenarnya termasuk anak bengis di sekolah, ketua basket aja di geprek sama Jass karena sering mengganggunya.

"Jassvinaaaaaa ...!" teriak beberapa cewek seraya merentangkan tangan ingin memeluk.

Huffff ...

"Lepas, lepas, ahhh pengap gue dipeluk!"

"Yey sensian banget sih lu."

"Kantin yuk."

"Baru juga datang gue udah mau ke kantin aja," ucap Jass.

"Lah terus ngapain?"

"Baca buku," ucap Jass lagi.

"Sok banget lu."

"Lah emang biar pinter kayak gue," seru Jass lagi.

"Sombong banget lu lama-lama."

"Biarin!" ucap Jass dengan singkat.

Kemudian Jass dan teman-temannya berjalan di koridor sekolah.

Ada cowok yang sangat digemari disekolah ini, namanya?

"Kenzo Axander!" teriak teman-teman Jass histeris.

"Aaaaaa ... Jass, Jass, itu ... itu ... Kenzo Axander ganteng banget ya ampun calon imam gue, harus cantik nihhh."

Jasvina hanya memutar bola matanya dengan malas dan memilih untuk menjauh karena menurutnya mengagumi ketampanan orang itu tidak penting.

Kenzo Axander seorang most wanted terkenal bahkan sangat dingin dan tak tersentuh, anak orang terpandang dan kaya raya, ganteng juga berprestasi makanya banyak cewek yang terpikat.

Tapi tidak dengan Jasvina yang lebih hanya menganggap hal itu biasa dan tidak ada istimewanya.

[][][]

Lyn saat ini sedang bekerja di kantornya, disini Lyn juga banyak yang naksir.

"Lyn makan yuk."

"Ouh terima kasih, saya sudah ada bekal."

"Ouhh."

"Emmm ya udah saya ke kantin dulu yahh."

"Iya mari ..."

Salah satu manager keuangan di kantor itu juga mengajak Lyn untuk makan.

"Makan yuk Lyn."

"Ah terima kasih Pak sudah ada bawa bekal."

"Yahh padahal tadi saya ingin ajak kamu ke kantin."

"Terima kasih Pak."

Teman dekat Lyn hanya melongo karena sudah ada 2 pria tampan yang mengajak makan.

"Lyn, kamu beneran gak mau di ajak sama Pak Rama dan Pak Dion."

"Enggak ah Ri, lebih enak yang dibekal."

"Ya ampun Lyn kaku banget sih hidup kamu coba aja aku yang di ajak tadi pasti aku mau."

"Ada-ada aja kamu, Ri."

"Ehh beneran tau."

"Iya-iya."

"Ouhh ya aku dengar besok ada pertemuan dengan PT. Axander."

"Benarkah?"

"Iya Lyn, aku dengar juga Ceo-nya ganteng banget dan ada yang bilang duda sih."

"Ya ampun Ri kamu ngincer duda."

"Emmm kalau duda keren seperti Tuan Axander sih aku mau aja Lyn."

"Semoga sukses yahh."

"Aaamiiin."

Lyn dan Yuri seketika tertawa terpingkal-pingkal karena doa yang cukup aneh.

[][][]

Jatmiko sudah membaik dan dia juga sudah tak merasakan sakit lagi didadanya.

Pengobatan Professor Hengky benar-benar menakjubkan.

"Bagaimana keadaan kamu, Jatmiko?" tanya Jayden.

"Aku baik-baik saja ini berkat ramuan Professor Hengky," sahut Jatmiko.

"Baguslah!"

"Musuh kemarin bagaimana?"

"Sudah aku tangani."

"Lalu perbatasan yang mereka serang apa motifnya."

"Mereka di manfaatkan oleh The Pain."

"Kurang ajar, The Pain benar-benar ingin perang sama kita."

"Yahhh, pokoknya kita harus beri mereka peringatan agar tidak mengusik kita Jatmiko!"

"Aku setuju."

Setelah merasa baik, Jatmiko dan Jayden pergi ke mansion.

"Ingat besok Jay."

"Apa?"

"Perusahaan kita ada kunjungan ke PT. Anugerah."

"Ouhh."

"Jangan lupakan itu, kamu juga seorang Ceo."

"Aku tau itu Jat."

"Hanya sekedar mengingatkan saja."

Anggota yang ditugaskan untuk mencari data gadis malam itu tidak berhasil mendapatkannya.

"Tuan, data gadis itu sangat sulit di tembus."

"Maksudnya kalian gagal."

"Maaf Tuan."

Jatmiko hanya melirik Jayden sekilas dan kembali lurus menatap tajam anak buah.

"Bukankah kalian ahli IT?" tanya Jayden.

"Sepertinya ada yang melindungi gadis itu Tuan."

"Apa yang membuat kalian kesusahan."

"Saat kami berusaha mencari data gadis itu malah di serang virus dan akhirnya komputer kami meledak."

"Menarik!" ucap Jayden dengan senyum menyeringai.

"Apakah kamu akan turun tangan, Jay?" tanya Jatmiko.

"Ahli IT mafia kita saja kewalahan kenapa tidak," sahut Jayden.

"Sudah lama juga aku tidak melihatmu berkutat dengan komputer."

"Malam ini kita akan serang balik gadis itu dan membongkar semua datanya."

"Aku temani nanti, lalu bagaimana dengan Kenzo?" tanya Jatmiko.

"Jatmiko, aku sudah bilang jangan tanyakan anak itu padaku atau aku akan membunuhmu!" sahut Jayden.

"Kenapa kamu sangat membenci Kenzo, Jay."

"Dia bukan anakku, apa kamu sudah melupakannya."

"Tapi dia lahir dari rahim wanita yang sangat kamu cintai."

"Dan itu adalah kebodohanku, kamu mengerti Jatmiko! jangan tanyakan apapun tentang dia, aku tidak suka dan tidak mau!"

Jatmiko hanya diam dan menatap sendu Jayden.

'Seharusnya kamu sadar Jay, wanita yang sudah kamu sia-siakan dan kamu sakiti hatinya yang mengandung anak kandungmu.' Jatmiko membatin.

Hati Jayden kesal dan meninggalkan Jatmiko di ruang tengah.

"Sialan Jatmiko, kenapa dia harus bahas Kenzo cihhhh!"

Jayden mencintai Ambarita karena cinta butanya itulah dia menceraikan Jesslyn padahal dia tahu waktu itu Lyn sedang hamil 2 bulan.

Hanya karena foto mesra Lyn dengan laki-laki lain, Jay menceraikan Jesslyn.

Sejak mengusir Jesslyn, Jayden tidak pernah lagi melihatnya.

[][][]

NEXT

3

Lyn mencuci piring kotor karena habis makan malam.

"Bun ... galon habis," ucap Jassvina.

"Ya udah Bunda yang beli nanti," sahut Lyn.

"Jass ikut."

"Ngapain kamu ikut."

"Ya gak papa."

"Dirumah aja."

"Gak mau."

"Ishh nih anak."

Kemudian Lyn menaruh piring yang di cucinya itu ke rak.

"Mana galonnya?"

"Biar Jass aja yang bawa."

"Ya udah."

Kemudian Jassvina membawa 6 galon dan meletakkannya di bagasi mobil.

"Ayo Bun."

"Iya sayang."

Saat Lyn ingin masuk ada mobil tetangga lewat.

"Malam Ibu Lyn mau kemana?"

"Isi galon Pak."

"Ouhh hati-hati ya Bu."

"Iya terima kasih."

"Bunda ayo."

"Eh ada Jass juga ikut," ucap tetangga itu.

"Kenapa emang kalau aku ikut," sahut Jass.

"Eh gak papa Jass bagus malahan kamu bantuin Bunda kamu."

"Sok!"

"Jass, gak sopan sayang."

"Makanya Bunda masuk kita jalan ayo."

"Ya-iya, mari Pak."

"Iya Bu."

Setelah mobil Lyn pergi, tetangga itu hanya tersenyum.

"Ibu dan anak sama-sama menggemaskan."

Sesampainya di supermarket Lyn dan Jass membawa galon untuk di isi.

"Pak, tolong isi yah seperti biasa."

"Eh Ibu Lyn, iya sini galonnya."

"Ini."

Lalu Jass jalan-jalan sebentar dan singgah di es krim.

"Wahh enak nihh," ucap Jass.

Lalu Lyn minta tolong untuk meletakkan galon di bagasi.

"Tolong ditaro di bagasi ya."

"Baik Bu Lyn."

"Saya tinggal sebentar yahh."

"Iya Bu."

Lalu Lyn mencari Jass yang pergi dari tadi.

"Duhh anak itu kemana sihh?"

"Ehh Bu ..."

"Ya Pak."

"Ini bulan kemarin masih ada sisa waktu isi galon."

"Ambil aja kembaliannya."

"Benarkah Bu."

"Iya."

"Terima kasih Bu."

Lyn tidak tau jika ada Jayden dan Jatmiko di supermarket itu dan mereka tanpa sengaja bertemu saat Lyn ingin mengambil susu.

"Lyn," ucap Jayden.

"Ja-jay," sahut Lyn.

'Kamu tambah cantik, Lyn.' Jayden membatin.

'Mantan Nyonya,' batin Jatmiko.

"Ahh maaf yahh, anda mau susu ini."

Jayden tidak menjawab karena memandang wajah Lyn.

"Maaf Tuan Jay, anda mau susu ini atau tidak?"

"Ekhemmm ... tuan," panggil Jatmiko.

"Eh iya ada apa?" tanya Jayden balik.

"Ditanya sama Nyonya," sahut Jatmiko.

"Ada apa Lyn?"

"Mau susu ini atau tidak."

"Kamu aja yang ambil."

"Terima kasih Tuan," ucap Lyn lalu berlalu.

"Tunggu!"

"Ada apa Tuan?"

"Kamu kerja apa sekarang?"

"Maaf Tuan itu privasi, saya permisi."

"Lyn, saya bicara sama kamu jangan menghindar!" tegas Jayden dengan mencengkeram tangan Lyn.

"Tuan Jayden saya mohon tolong lepaskan," ucap Lyn dengan menahan amarah.

"Saya mau bicara sama kamu, Lyn. kenapa kamu ingin menghindar, apa kamu malu?"

"Jangan mengusik kehidupan orang lain, Tuan."

"Cihh apa kamu masih menjanda sampai sekarang," ejek Jayden.

"Jayden, aku rasa kamu sudah ..." ucap Jatmiko.

Bughhh!

Wajah Jayden langsung ditampar oleh Jassvina.

"Jayden!" kaget Jatmiko.

"Akhhhh," ringis Jayden.

"Jass apa yang kamu lakukan, Nak."

"Apa yang sudah dia lakukan, Bunda?" tanya Jass dengan tangan mengepal.

"Tidak ada sayang," sahut Lyn.

"Kamu!" tunjuk Jatmiko.

"Astaga!" kaget Jassvina.

"Bocah tengik!" maki Jatmiko lalu menarik Jassvina.

"Hey apa yang kamu lakukan pada anakku!" teriak Lyn.

"A-an-nak," ucap Jayden lalu memandang wajah Jassvina.

Dengan cepat Lyn memukul Jatmiko dengan tas bertubi-tubi.

"Lepaskan anakku, lepaskan anakku, tolong ada penjahat!"

'Sialan nihh coba aja Bunda gak disini, gue abisin nih kecoa busuk!' batin Jasvina.

Semua pengunjung langsung menoleh ke arah teriakan itu, Jayden menyadarinya dan langsung menghentikan Jatmiko.

"Jatmiko sudah, lepaskan anak itu."

"Dia harus diberi pelajaran, Jay!" Jatmiko langsung menampar pipi mulus Jassvina cukup keras.

"Aaaaaa!" teriak Lyn histeris dan langsung menangkap tubuh Jassvina yang terhuyung ke samping.

Jassvina hanya diam bukan berarti dia lemah tapi menahan amarah agar tidak mengeluarkan jurus, khawatir Bundanya tau jika dirinya belajar beladiri.

"Apa yang kamu lakukan sama anakku, hah!" bentak Lyn lalu mendorong Jatmiko.

"Ayo kita pergi," ucap Jayden dengan menarik tangan Jatmiko.

Lyn langsung memeriksa pipi Jassvina.

"Pipi kamu merah, ya ampun ini pasti bakalan bengkak. Ayo kita pulang sayang."

"Duhhh ..." ringis Jassvina pura-pura kesakitan padahal tamparan seperti itu hanya gigitan semut bagi Jassvina.

'Awas aja kecoa busuk itu, aku hajar dia malam ini juga!' batin Jassvina sambil mengepal.

[][][]

Kenzo melihat Daddy-nya pulang bersama Jatmiko.

"Jatmiko, seharusnya kamu tadi tahan emosi kamu."

"Aku tidak bisa Jay, rasanya perasaanku meledak saat melihat wajah anak itu!"

"Tapi kamu juga harus tau tempat, Jat!"

"Ya aku minta maaf."

Lalu Kenzo mendekati Jayden dan Jatmiko.

"Daddy."

Jayden tidak menyahut bahkan menoleh ke arah Kenzo.

Merasa Jayden tidak menyahut, Kenzo merasa sedih dan itu bisa dilihat oleh Jatmiko.

"Ada apa Kenzo?" tanya Jatmiko.

"Besok Kenzo ada lomba basket nasional."

"Ouh terus?"

"Bisakah Daddy atau siapapun datang," pinta Kenzo.

"Ouh tentu, Om dan Daddy kamu akan datang."

"Besok aku sibuk, Jatmiko kamu saja yang datang."

Kenzo langsung menunduk karena dengan terang-terangan Jayden menolak.

"Ahh Kenzo jangan sedih kamu tau sendiri Jayden sangat sibuk."

"Ya aku tau!" Kenzo langsung pergi begitu saja.

Jatmiko langsung menghembuskan nafasnya dengan kasar.

"Ya ampun," gumamnya.

[][][]

Jassvina sudah di obati oleh Lyn, terlihat dari pipinya yang mulai mengempis bengkaknya.

"Emm Jass bobo udah malam sayang enghhh apalagi pipi kamu bengkak itu."

"Iya Bunda."

Jassvina menunggu Bundanya tidur lebih dulu.

"Lihat saja kalian akan aku buat tidak bisa tidur selama 24 jam!" geram Jassvina.

Satu Jam kemudian, Lyn sudah tertidur pulas.

Dengan sangat perlahan Jassvina turun dari ranjang dan menuju komputer yang ada diluar kamar.

Setelah berhasil keluar kamar, Jass langsung membuat kopi untuk menahan kantuk dan memborbardir keamanan Mafia Red Devil.

Di kediaman Jayden, saat ini berada didepan layar.

"Dia menyerang," ucap Jatmiko.

Jayden langsung melawan virus milik Jass.

"Bocah yang menarik," ucap Jayden lalu kembali menyerang susulan akan tetapi tidak bisa karena Jass sudah memulihkan semua datanya dengan cepat bahkan sudah bisa membobol data Jayden yang satunya.

"Sial," umpat Jayden.

"Dia sangat hebat," puji Jatmiko.

Tidak lama kemudian video kekerasan Jayden di kirim langsung dan Jassvina membuat sebuah ancaman.

Jassvina langsung memakai topengnya dan merekam dirinya untuk mengancam Jayden.

"Tuan Jayden Axander terhormat, jangan membuat saya mempublish video kekejaman anda dan itu membuat reputasi perusahaan Axander menjadi rusak dan akhirnya gulung tikar. Jika anda tidak ingin itu terjadi tolong kirim uang pada saya sebagai penutup mulut atau nasib anda ada ditangan rakyat karena seorang pembisnis Axander terlibat bisnis haram!"

"Brengsek!" maki Jayden.

Seketika video rekaman itu menghilang ditelan bumi.

Jatmiko saja tidak bisa berbuat apa-apa lagi.

"Kita belum kalah dari bocah sialan itu," ucap Jayden.

"Tenang Jayden, kita pikirkan lagi ancamannya itu sepertinya dia bukan tipe penipu!"

"Apa maksudmu?"

"Orang ini berbeda dari penjahat online biasanya, kita ikuti saja kemauannya baru nanti kita lacak dimana dia tinggal."

"Kamu memang cerdas, Jatmiko."

[][][]

NEXT

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!