2

Saat Lyn menghidupkan mobilnya, banyak para tetangga yang menyapa.

"Eh Ibu Lyn."

"Pagi Bu Lyn."

"Mau antar Jasvina ya Bu."

Lyn hanya mengangguk dan enggan untuk terlalu akrab dengan mereka.

"Ayo Jas, kita mau berangkat nihh."

"Iya Bunda sabar napa."

"Udah dibuat dalam tas semua, kan."

"Iya Bunda."

"Pr matematika kamu udah dibawa?"

"Iya udah."

"Periksa dulu."

"Ya iya ..." Jasvina pun membuka tasnya dan mencari buku latihan matematika.

"Ada gak?" tanya Lyn lagi.

"Gak ada Bun, dimana yahh bukunya."

"Ya ampun Jass ... coba kamu cari di ruang tamu, kan tadi malam disitu ngerjain pr-nya."

"Iya Bunda."

"Huh dasar anak itu," gerutu Lyn.

Jass mencari bukunya di meja ruang tengah.

"Mana yahh perasaan tadi malam disini," ucap Jass sambil memilah beberapa buku di atas meja.

"Nahh ini dia untung ketemu, bisa gawat kamu gak ikut aku ke sekolah."

Kemudian Jass langsung ke depan tidak lupa mengunci pintu dan mereka berangkat.

Sesampainya di depan sekolah, Lyn menasehati Jass untuk tidak jajan sembarangan.

"Ingat yah Jass jangan jajan sembarangan ini udah Bunda buatkan bekal."

"Ya Bunda."

"Di abisin makannya."

"Siap ..."

"Nanti pulang Bunda jemput."

"Ok."

Kemudian Lyn mencium kedua pipi Jass dan tidak lupa keningnya.

"Bunda berangkat kerja dulu yahh, rajin-rajin belajarnya dachhh ..."

"Ya Bunda, dachhhh ..."

Tiba-tiba dari belakang teman sekelas Jass.

"Tungguin ihh Jass ... kok gak suruh Bunda kamu nunggu sebentar."

"Emang kenapa?"

"Kita, kan mau kasih hadiah."

"Bhammm!" ucap Jass.

"Yahhhh ..."

"Apa mau protes!" ucap Jass dengan sorot muka yang datar.

Mereka semua diam karena takut dengan Jass yang sebenarnya termasuk anak bengis di sekolah, ketua basket aja di geprek sama Jass karena sering mengganggunya.

"Jassvinaaaaaa ...!" teriak beberapa cewek seraya merentangkan tangan ingin memeluk.

Huffff ...

"Lepas, lepas, ahhh pengap gue dipeluk!"

"Yey sensian banget sih lu."

"Kantin yuk."

"Baru juga datang gue udah mau ke kantin aja," ucap Jass.

"Lah terus ngapain?"

"Baca buku," ucap Jass lagi.

"Sok banget lu."

"Lah emang biar pinter kayak gue," seru Jass lagi.

"Sombong banget lu lama-lama."

"Biarin!" ucap Jass dengan singkat.

Kemudian Jass dan teman-temannya berjalan di koridor sekolah.

Ada cowok yang sangat digemari disekolah ini, namanya?

"Kenzo Axander!" teriak teman-teman Jass histeris.

"Aaaaaa ... Jass, Jass, itu ... itu ... Kenzo Axander ganteng banget ya ampun calon imam gue, harus cantik nihhh."

Jasvina hanya memutar bola matanya dengan malas dan memilih untuk menjauh karena menurutnya mengagumi ketampanan orang itu tidak penting.

Kenzo Axander seorang most wanted terkenal bahkan sangat dingin dan tak tersentuh, anak orang terpandang dan kaya raya, ganteng juga berprestasi makanya banyak cewek yang terpikat.

Tapi tidak dengan Jasvina yang lebih hanya menganggap hal itu biasa dan tidak ada istimewanya.

[][][]

Lyn saat ini sedang bekerja di kantornya, disini Lyn juga banyak yang naksir.

"Lyn makan yuk."

"Ouh terima kasih, saya sudah ada bekal."

"Ouhh."

"Emmm ya udah saya ke kantin dulu yahh."

"Iya mari ..."

Salah satu manager keuangan di kantor itu juga mengajak Lyn untuk makan.

"Makan yuk Lyn."

"Ah terima kasih Pak sudah ada bawa bekal."

"Yahh padahal tadi saya ingin ajak kamu ke kantin."

"Terima kasih Pak."

Teman dekat Lyn hanya melongo karena sudah ada 2 pria tampan yang mengajak makan.

"Lyn, kamu beneran gak mau di ajak sama Pak Rama dan Pak Dion."

"Enggak ah Ri, lebih enak yang dibekal."

"Ya ampun Lyn kaku banget sih hidup kamu coba aja aku yang di ajak tadi pasti aku mau."

"Ada-ada aja kamu, Ri."

"Ehh beneran tau."

"Iya-iya."

"Ouhh ya aku dengar besok ada pertemuan dengan PT. Axander."

"Benarkah?"

"Iya Lyn, aku dengar juga Ceo-nya ganteng banget dan ada yang bilang duda sih."

"Ya ampun Ri kamu ngincer duda."

"Emmm kalau duda keren seperti Tuan Axander sih aku mau aja Lyn."

"Semoga sukses yahh."

"Aaamiiin."

Lyn dan Yuri seketika tertawa terpingkal-pingkal karena doa yang cukup aneh.

[][][]

Jatmiko sudah membaik dan dia juga sudah tak merasakan sakit lagi didadanya.

Pengobatan Professor Hengky benar-benar menakjubkan.

"Bagaimana keadaan kamu, Jatmiko?" tanya Jayden.

"Aku baik-baik saja ini berkat ramuan Professor Hengky," sahut Jatmiko.

"Baguslah!"

"Musuh kemarin bagaimana?"

"Sudah aku tangani."

"Lalu perbatasan yang mereka serang apa motifnya."

"Mereka di manfaatkan oleh The Pain."

"Kurang ajar, The Pain benar-benar ingin perang sama kita."

"Yahhh, pokoknya kita harus beri mereka peringatan agar tidak mengusik kita Jatmiko!"

"Aku setuju."

Setelah merasa baik, Jatmiko dan Jayden pergi ke mansion.

"Ingat besok Jay."

"Apa?"

"Perusahaan kita ada kunjungan ke PT. Anugerah."

"Ouhh."

"Jangan lupakan itu, kamu juga seorang Ceo."

"Aku tau itu Jat."

"Hanya sekedar mengingatkan saja."

Anggota yang ditugaskan untuk mencari data gadis malam itu tidak berhasil mendapatkannya.

"Tuan, data gadis itu sangat sulit di tembus."

"Maksudnya kalian gagal."

"Maaf Tuan."

Jatmiko hanya melirik Jayden sekilas dan kembali lurus menatap tajam anak buah.

"Bukankah kalian ahli IT?" tanya Jayden.

"Sepertinya ada yang melindungi gadis itu Tuan."

"Apa yang membuat kalian kesusahan."

"Saat kami berusaha mencari data gadis itu malah di serang virus dan akhirnya komputer kami meledak."

"Menarik!" ucap Jayden dengan senyum menyeringai.

"Apakah kamu akan turun tangan, Jay?" tanya Jatmiko.

"Ahli IT mafia kita saja kewalahan kenapa tidak," sahut Jayden.

"Sudah lama juga aku tidak melihatmu berkutat dengan komputer."

"Malam ini kita akan serang balik gadis itu dan membongkar semua datanya."

"Aku temani nanti, lalu bagaimana dengan Kenzo?" tanya Jatmiko.

"Jatmiko, aku sudah bilang jangan tanyakan anak itu padaku atau aku akan membunuhmu!" sahut Jayden.

"Kenapa kamu sangat membenci Kenzo, Jay."

"Dia bukan anakku, apa kamu sudah melupakannya."

"Tapi dia lahir dari rahim wanita yang sangat kamu cintai."

"Dan itu adalah kebodohanku, kamu mengerti Jatmiko! jangan tanyakan apapun tentang dia, aku tidak suka dan tidak mau!"

Jatmiko hanya diam dan menatap sendu Jayden.

'Seharusnya kamu sadar Jay, wanita yang sudah kamu sia-siakan dan kamu sakiti hatinya yang mengandung anak kandungmu.' Jatmiko membatin.

Hati Jayden kesal dan meninggalkan Jatmiko di ruang tengah.

"Sialan Jatmiko, kenapa dia harus bahas Kenzo cihhhh!"

Jayden mencintai Ambarita karena cinta butanya itulah dia menceraikan Jesslyn padahal dia tahu waktu itu Lyn sedang hamil 2 bulan.

Hanya karena foto mesra Lyn dengan laki-laki lain, Jay menceraikan Jesslyn.

Sejak mengusir Jesslyn, Jayden tidak pernah lagi melihatnya.

[][][]

NEXT

Terpopuler

Comments

Neko

Neko

ya

2024-01-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!