17

Tuan Abara dan Nyonya Melati memaksa untuk menginap kecuali Jayden.

Awalnya Lyn menolak tapi karena mulut tajam dari Nyonya Melati yang membuatnya pasrah.

"Jass sayang, nanti malam Kakek sama Nenek mau nginep boleh yahh."

"Emmm boleh kok Nek iya kan Bunda?"

"Iya sayang."

"Ya sudah Jass tidur yahhh," ucap Lyn.

"Mau ditemenin sama Bunda," pinta Jass.

"Iya sayang," sahut Lyn.

"Kamar Papa sama Mama mana yah Lyn?" tanya Melati.

Tuan Abara hanya menggeleng melihat tingkah istrinya itu yang ingin sekali dekat dengan Jass.

"Ikuti Lyn," sahut Lyn.

Lyn mengantar Tuan Abara dan Nyonya Melati ke kamar tengah.

"Ini kamarnya maaf kalau tidak mewah," ucap Lyn singkat.

"Tidak masalah yang penting kami bisa dekat dengan Jass," sahut Melati.

"Hemm."

Setelah menutup pintunya, Melati jingkrak-jingkrak karena kesenangan.

"Ya ampun Ma," ucap Tuan Abara.

"Mama senang banget Pa," sahut Nyonya Melati.

"Mama ... Mama ..."

"Pokoknya besok kita ikut anterin Jass sekolah," ucap Nyonya Melati.

"Iya Ma," sahut Tuan Abara.

Lyn mengambil gelas dan membawanya ke kamar untuk nanti Jass minum setelah bangun tidur.

Melihat Jass belum tidur dan asyik main ponselnya langsung di tegur Lyn.

"Ini sudah malam Jass, tidak baik masih main ponsel."

"Cuma sebentar Bun."

"Lima menit yahhh."

"Iya."

Jass cekikikan berbalasan chat dengan Clara.

"Gila kamu Jass, nakal banget."

"Aku tidak sengaja lohh."

"Makanya jadi anak jangan nakal."

"Hihihi ..."

"Besok siang aku mau ke rumah kamu sekalian ketemu Nisa."

"Ok Jass jangan lupa bawa ayam goreng yahh."

"Suka banget sama ayam goreng."

"Hihi Nisa suka banget sama itu."

"Ya udah nanti aku bawain."

"Udah tidur gih ntar telat loh."

"Iye bawell."

"Berani ngatain aku bawel."

"Iyalah."

"Dasar bocil!"

"Tiang listrik!"

"Hihihi dasar kamu tuh sudah ah kita sudah dulu chatnya ntar habis lagi kouta ku."

"Huhu dasar."

Jass menghapus semua chatnya dengan Clara agar tidak dibaca oleh Lyn karena sudah pasti saat dirinya tidur akan di cek hapenya.

Membuka game untuk membuatnya tidur, ya apalagi kalau bukan game Pou.

Setelah lima menit, Lyn ingin mengambil ponsel anaknya itu tapi saat itu juga Jass sudah tertidur dengan ponsel yang masih ditangannya.

Lyn mengambil ponsel Jass lalu membenarkan posis tidur anaknya itu dan mencium kening adalah hal yang wajib untuk anaknya itu.

***

Paginya Lyn langsung mandi setelah bangun baru pergi ke dapur untuk masak.

Lyn bingung siapa yang masak karena sudah sedia di meja.

"Pagi Lyn," sapa Nyony Melati.

"Pa-pagi," ucap Lyn terbata-bata.

"Kamu kenapa sihh?" tanya Nyonya Melati.

"Tidak apa kok," sahut Lyn.

"Mama sengaja masak tadi biar kurangin kegiatan kamu, kan punya anak aktif banget pasti nguras tenaga kan?"

Lyn hanya mengangguk pelan tapi dirinya semakin bingung dengan sikap mantan mertuanya itu.

'Semakin aku menjauh dari mereka justru makin mendekat,' gerutu Lyn dalam hati.

Melati juga mengambil alih peran Lyn saat menyiram bunga di teras.

Begitu juga dengan Tuan Abara malah mencuci bersih mobil Lyn.

"Apa yang Tuan lakukan, tolong jangan seperti ini."

"Tidak apa Lyn, anggap aja ini sebagai permintaan maaf kami atas kelakuan Jayden."

"Anda tidak perlu melakukan itu saya tidak suka!"

"Santai saja Lyn, Papa Abara itu kuat kok." Nyonya Melati ikut menimpali dengan riang gembira.

Lyn hanya tersenyum tipis walaupun masih canggung.

Sedangkan Jass masih bergulat di mimpinya bersama Kenzo.

"Dasar kurang ajar, Kenzo tengik!" teriak Jass saat dirinya di lempar Kenzo ke empang dalam mimpinya.

Benar saja Jass itu suka tidur sambil berjalan untungnya ada Lyn yang menghentikannya.

"Ishh nih anak masih suka molor sambil jalan," ucap Lyn lalu membangunkan anaknya itu dengan menepuk pelan pipinya.

"Emhhh ngantuk." Dengan suara serak Jass membuka matanya dan melihat dirinya sedang berdiri sambil bersandar pada Bundanya itu.

"Ayo mandi."

"Kok Jass ada diluar Bun."

"Yaiyalah kamu jalan sambil tidur."

"Masa sih?"

"Sudah tidak usah dipikirkan ayo mandi, Bunda tunggu di meja makan."

"Iya Bunda."

***

Nisa sangat sedih karena orang lalu lalang berangkat sekolah sedangkan dirinya tidak bisa.

Kadang Clara merasa tidak tega tapi kondisi keuangannya juga tidak mampu.

Yasmin melihat Nisa melamun sambil memandang jalanan.

"Kamu kenapa Nis?" tanya Yasmin.

"Gak papa kok Bu," sahut Nisa.

"Yakin?"

"Iya Bu."

Tidak lama kemudian Jatmiko datang ke rumah Yasmin.

"Yasmin," ucap Jatmiko.

"Jat," sahut Yasmin terkejut.

"Aku mau minta izin antar Clara," ucap Jatmiko.

"Ngapain?" tanya Yasmin bingung.

"Itu ...?"

"Jangan membuat diri kamu lelah, aku dan Clara bukan tanggung jawab kamu."

Nisa bingung kenapa Ibu Yasmin bisa mengenal Tuan Jatmiko.

'Ahh sudahlah bukan urusanku juga.'

Clara langsung meminta izin pada Yasmin untuk berangkat sekolah.

"Clara pergi dulu Ma."

"Hati-hati Ra."

"Biar Om antar yahh," tawar Jatmiko.

"Tidak usah Om, terima kasih."

"Ehh Ra kenapa menolak sihh lumayan naik mobil," ucap Nisa.

"Enggak ah Nis," sahut Clara.

"Lahh kok gitu aneh banget sih."

"Sudah Nis, kamu makan gih di dalam."

"Ehh iya Bu."

Jatmiko menahan air matanya karena sikap Yasmin dan Clara.

'Kamu yang membuat aku menjauh Mas daripada terus kamu hina karena aku yang miskin ini!' batin Yasmin mengingat semua perlakuan buruk Jatmiko saat di kampung dulu.

Yasmin hanya orang desa yang tidak begitu mapan sedangkan Jatmiko adalah orang kota yang kaya raya makanya bisa bersahabat dengan keluarga Axander.

Hubungan Jat dengan Yasmin ditentang keluarganya karena tidak sebanding.

Yasmin sadar diri tapi dia berusaha meyakinkan Jat untuk tidak meninggalkannya jika pun ingin pergi, Yasmin merelakannya tapi tunggu anak mereka lahir tapi Jat sudah tidak kuat lagi dengan siksaan suruhan keluarganya hingga memilih meninggalkan Yasmin yang tengah mengandung buah hati mereka.

Kini Jat ingin menebus kesalahannya itu dengan mendekati Clara dan Yasmin tapi sikap tenang Yasmin itu yang membuat Jat makin menderita.

Yasmin tidan benci pada Jat tapi rasa cinta itu kian hilang sampai membuat Yasmin tidak lagi merasakan sakit hati saat bertemu Jat.

Berbeda dengan Jatmiko rasa cintanya makin membuncah setelah melihat Clara, anak mereka.

Nisa yang melihat Jatmiko masih melamun memberanikan diri untuk mendekat.

"Om kenapa masih disini?" tanya Nisa.

"Kamu siapanya Yasmin," sahut Jat balik bertanya.

"Hanya karyawan Om."

"Berapa usiamu?"

"15."

"Muda sekali, orang tua kamu."

"Ya tidak ada Om."

"Kemana?"

"Mati mungkin."

"Kamu bocah tidak sopan yahh kenapa bilang begitu?"

"Ishh sudah dikasih tau juga."

"Apanya yang di kasih tau bocil!"

"Hadehh mendingan Nisa lanjut jualan ajalah malas ngomong sama Om."

"Siapa juga yang mau bicara sama kamu."

"Huuu."

"Ishh menyebalkan sekali bocah itu tapi tunggu kok wajahnya familiar yahh kayak mirip seseorang," pikir Jat.

[][][]

NEXT

Terpopuler

Comments

Liswati Angelina

Liswati Angelina

mirip siapa lagi nih......

2023-10-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!