7

Kedatangan Jayden dirumah Lyn pada malam itu benar-benar membuat Jass marah.

"Andaaa!"

Bughhh!

Jay menahan tamparan Jass dan menatapnya dengan sendu.

"Lepaskan anakku, brengsek!" maki Lyn.

Jay melepaskannya tapi dia masih berdiri diluar.

"Mau apa anda kesini?" tanya Lyn lalu menarik Jass ke belakang.

"Ingin bertamu," sahut Jay.

"Alasannya?"

"Apa aku salah ingin bertemu dengan anakku?"

"Tidak ada anak kamu disini."

"Jangan bohong sama saya, Lyn."

"Saya tidak bohong!"

"Haruskah saya perlihatkan tes dna."

"Apa maksud anda?"

Jay mengambil surat disakunya dan memperlihatkan hasil tes dna.

"Ini ..."

"Kamu bohong sama saya, kenapa kamu berbohong."

"Sikap anda yang membuat saya harus berbohong."

"Apakah pantas seperti ini, Lyn. Jass lahir tanpa ayah kamu tau itu."

"Jangan bentak Bunda, pria brengsek seperti kamu itu tidak pantas membentak Bundaku!"

"Ini yang kamu ajarkan pada Jassvina."

"Apa-apaan anda, main tuduh aja."

"Lebih baik kamu pergi dari sini, Bunda ayo kita masuk."

"Ayo sayang."

Jay tidak ingin kehilangan kesempatan lagi dia langsung menangkap Jassvina dan menggendongnya.

"Apa yang kamu lakukan, turunkan aku sialan!"

"Tuan Jayden, turunkan Jassvina!" geram Lyn.

"Kamu juga ikut dengan saya," ucap Jayden lalu menyuruh anak buahnya untuk membawa Lyn.

"Apa-apaan ini lepaskan, kalian tidak berhak membawa saya!"

"Bawa dia cepat."

Jassvina tidak rela jika Bundanya dibawa dengan paksa seperti itu.

"Toloooong!" teriak Jassvina sengaja melakukan hal itu agar Bapak-bapak komplek mendengarnya karena waktu sudah malam.

Semua Bapak-bapak mendengar suara teriakan Jassvina langsung keluar.

"Ada apa, aku tadi mendengar teriakan Jassvina."

"Aku juga mendengarnya."

"Ada apa sih Pak?" tanya sang istri.

"Bapak tadi mendengar teriakan Jassvina," sahut suami.

"Ayo kita ke rumah Ibu Lyn, Pak."

"Ayo."

Mereka semua keluar dan melihat Lyn di pegang banyak orang dan Jassvina di bekap Jayden mulutnya.

"Heyy, Daddy minta Jass diam."

"Emmmmphhhh ..."

"Apa yang kalian lakukan terhadap mereka?" tanya salah satu RT di komplek itu.

"Tuan," ucap salah satu yang memegang tangan Lyn.

"Mundur dan tetap bawa dia," sahut Jayden.

Jass mengeraskan rahangnya dan langsung menonjok muka Jayden.

Bugh!

"Akkhhh," ringis Jayden.

Lalu Jass turun dan menyerang anak buah yang sudah menangkap Bundanya itu.

Bughhh!

Bughhh!

Lyn juga tidak mau kalah, dia memukuli anak buah Jayden dan menendangnya dibantu oleh warga.

Anak buah Jayden langsung mengacungkan pistol dan menembaknya ke atas.

Dorr!

Semua warga takut dan terlebih lagi Jayden menarik Lyn dan Jassvina.

"Kalian sudah tahu siapa saya, apakah kalian masih berani untuk menentang?" tanya Jayden.

Jass yang sudah tahu Ayah kandungnya seorang mafia menyunggingkan senyumnya dan langsung memukul pundak Jayden.

Bughhh!

"Ayo kita bertarung, Jayden Axander!" teriak Jassvina dengan lantang.

Lyn sangat terkejut dan menahan Jassvina agar tidak tersulut emosi.

"Sayang, sudah Nak dia bukan lawan kamu jangan modal nekat."

Jayden tersenyum, semua sifat dirinya ada pada Jassvina tidak kenal takut sama sekali.

"Bagus gadis kecil kamu memang putriku, ayo maju."

Jayden dan Jassvina duel di hadapan semua warga malam itu sedangkan Lyn dengan cemasnya mengkhawatirkan anaknya itu.

Bughh!

Bughh!

Bughh!

Jassvina berhasil memukul wajah Jayden dan itu membuat anak buahnya melongo.

"Itu Tuan kita."

"Astaga!"

"Wajah Tuan kita bonyok sama gadis kecil itu."

"Aku sama sekali belum pernah melihat Tuan Axander sebonyok ini."

"Sssst ... nanti Tuan marah."

Bughh!

Jay kembali jatuh dan terpental ke kerumunan anak buahnya.

"Tuan, wajah anda?"

Jay menatap tajam anak buahnya dan mengkode dari belakang berpura-pura takut pada Jassvina.

"Cihh cuma segitu kemampuan seorang, Tuan Axander!"

"Jassvina, sejak kapan dia bisa beladiri." Lyn bingung dengan Jassvina yang sangat lihai dalam ilmu beladiri.

"Sebaiknya kalian pergi dari sini sebelum aku menghajar kalian," ucap Jassvina.

"Maafkan kami," sahut anak buah Jay.

Jay menghela nafasnya dengan kasar lalu menatap Jassvina.

"Apa?" tanya Jassvina yang melihat dirinya ditatap tajam.

"Hebat juga kamu, belajar darimana?"

"Cihh, itu bukan urusanmu tapi aku minta jangan ganggu aku dan Bunda lagi."

"Kalau aku tidak mau."

"Maka kamu akan menerima pukulanku lagi!"

"Woahhh menakutkan."

"Mau aku pukul lagi," ucap Jassvina maju.

"Eeeh jangan," cegah anak buah Jayden.

Tiba-tiba Jayden pingsan dan untungnya di tangkap anak buahnya.

"Tuan."

"Sepertinya Tuan kalian pingsan, cepat bawa atau aku bunuh sekarang."

Anak buah Jayden mengepalkan tangannya jika bukan Jayden mengkode tadi untuk diam dan pura-pura takut sudah pasti Jassvina akan di hajarnya.

"Ayo bawa Tuan Jayden."

Jassvina melambaikan tangannya karena senang bisa mengalahkan Jayden.

Sesampainya di markas, Jatmiko langsung terkejut melihat Jayden babak belur.

"Ada apa dengan Tuan Jayden?" tanya Jatmiko.

"Tuan Jayden duel dengan seorang gadis yang bernama Jassvina dan Tuan pura-pura kalah."

"Astaga, pasti ini salah satu rencananya."

"Lalu yang dibuat gadis itu bagaimana, Tuan Jatmiko."

"Lupakan saja, akan sangat berisiko jika kalian membalas gadis itu."

"Maksud Tuan?"

"Gadis yang kalian maksud itu anak kandung Tuan Axander!"

"Apaa!" kaget mereka semua.

***

Paginya Lyn mengantar Jass ke sekolah tapi saat di jalan, Jass melihat temannya Clara bersama Mamanya.

"Bunda itu Clara temennya Jass."

"Mana sayang?"

"Itu ..."

"Ouh iya." Lalu Lyn berhenti di samping Clara dan Mamanya.

Jass membuka kaca mobil dan menyapa Clara.

"Ra ..."

"Ehh Jass ..."

"Mau berangkat sekolah sekalian aja Ra," ajak Jassmin.

"Gak usah dehh," sahut Clara sambil melirik Mamanya.

"Loh kenapa?" tanya Jass bingung.

Belum sempat Clara menjawab, Mamanya sudah jatuh pingsan.

"Astaga Clara, itu Tante Yasmin kenapa?" tanya Jass.

"Mama aku sakit Jass, makanya mau bawa dia ke rumah sakit."

"Jalan kaki?" tanya Lyn.

"Iya Tan," sahut Clara.

"Bawa masuk Mama kamu, ayo cepat."

"Baik Tante."

Sesampainya dirumah sakit, Mamanya Clara terkena penyakit asma.

"Ya ampun Yas, kenapa kamu gak jujur sama aku kalau sakit."

"Aku tidak mau merepotkan kamu, Lyn."

"Kamu tidak merepotkan aku, Yas."

"Maaf yahh kamu pasti telat berangkat kerjanya."

"Tidak masalah."

"Mama, Mama jangan sakit ..." ucap Clara dengan lirih.

"Sudah sayang jangan menangis," sahut Yasmin mengusap air mata Clara.

"Sebaiknya kalian berangkat sekolah," ucap Lyn.

"Kamu aja Jass yang berangkat aku mau menemani Mamaku."

"Kamu juga Ra," ucap Lyn.

"Tidak Tante, Clara ingin menemani Mama."

"Biar Tante yang menemaninya."

"Tapi ..."

"Harus rajin sekolah yahh."

"Gak papa Ra, biar Bundaku aja yang menemani Mama kamu disini."

"Ya sudah kalau gitu, Ma ... Clara berangkat sekolah dulu muachhh ..."

"Belajar yang rajin yang sayang."

"Iya Ma."

"Ayo Ra."

Lyn mengelus tangan Yasmin dengan tulus.

"Kamu tidak pernah berubah, Lyn."

"Kamu juga."

"Dasar."

"Hehehe daripada marah-marah ayo kita makan sekarang."

Yasmin pun makan dengan lahap disuapi Lyn.

[][][]

NEXT

Terpopuler

Comments

Liswati Angelina

Liswati Angelina

istri sebaik ini di buang....cih cih cih dasar jay bodoh....

2023-10-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!