Siang ini seperti biasa Nisa akan pergi ke depan untuk membeli makanan kesukaannya, tentu saja pakai grab yang sudah di pesan Yasmin.
"Bu, Nisa pergi dulu assalamualaikum."
"Wa' alaikumsalam, hati-hati Nisa."
"Iya Bu."
Tukang grab itu memberikan helm untuk Nisa. "Ini Dek."
"Jalan Pak."
"Iya Dek."
Sesampainya di depan Nisa langsung pergi ke rumah makan itu sesuai yang disuruh Yasmin.
"Kak, tolong bungkusin nasi padang dua yahh."
"Sebentar ya Dek."
"Iya Kak."
Seorang pria datang dengan setelan jas mengumpat dengan pelan. "Sialan kamu Panji, malah menyuruhku membeli nasi padang. Untung yang menyuruhku itu seorang Bos mafia dan CEO, coba saja kalau orang lain sudah ku penggal kepalanya!"
Nisa yang melihat pria itu bingung dan aneh. "Kenapa pria itu aneh sekali marah-marah tidak jelas, hiiii serem jangan-jangan sakit jiwa."
Ya, pria itu adalah Ethan. "Bungkus 5 nasi padang, cepat!"
"Sabar ya Pak."
"Hemmm."
Si penjual itu membungkus milik Nisa. "Ini Dek."
"Ouh iya Kak."
Ethan langsung merebut nasi Padang milik Nisa. "Maaf yahhh ini punya saya."
"Hah, ehh Om itu saya yang pesan."
"Diam kamu bocah!"
"Enak aja itu punya Nisa, Om baru datang tadi."
"Bisa diam gak?"
Si penjual tadi langsung melerai pertengkaran Nisa dengan Ethan. "Maaf Pak, apa yang dikatakan adik ini benar."
Ethan langsung mencengkeram baju penjual itu. "Kamu tidak tau siapa saya hah!"
"Maaf Pak, saya mohon jangan bertengkar di depan rumah makan ini."
"Sebaiknya kamu tambah nasi padang saya lagi."
"Iya Pak."
Nisa mengepalkan tangannya dan saat penjual itu selesai membungkus langsung di ambil.
"Ehh itu milik saya," ucap Ethan.
"Jalan Pak, wleeeeeee siapa suruh ngambil punyaku huuuu ..."
"Ehh dasar bocah sinting!"
Penjual itu seperti takut tapi juga tidak membenarkan apa yang dilakukan Ethan.
"Heh, bikin lagi cepat."
"Baik Pak."
"Cihh sialan, awas saja bocah itu kalau ketemu nanti aku patahkan tangannya."
Sesampainya di depan rumah Yasmin, Nisa membayar tukang grabnya."
"Berapa Pak?"
"20 aja Dek."
"Ini Pak."
"Makasih Deh."
"Ya sama-sama."
Yasmin sedang melayani beberapa pembeli kue.
"Ibu, Nisa datang."
"Eh Nisa udah datang, kamu makan dulu gihh."
"Iya Bu."
Nisa langsung membuka nasi pasangnya dengan mata yang berbinar.
"Ishh makan enak hihihi ahh foto dulu ahhh," gumam Nisa.
Yasmin hanya melihat Nisa begitu senang. 'Syukurlah dia tersenyum, kasihan sekali kamu Nisa tidak punya orang tua. Saya harap ke depannya kamu sukses.c
***
Jass di jemput oleh Tuan Abara dan Nyonya Melati.
"Selamat siang cucu Kakek."
"Eh Kakek, siang Kekkk."
"Sini cucu Nenek, duduk sini."
"Bunda Mana?"
"Siang ini yang jemput Kakek dan Nenek, Bunda kamu masih bekerja kasihan harus bolak-balik sayang." Nyonya Melati memberi pengertian.
"Ouhhh," sahut Jass lesu.
Kenzo melihat Jass di jemput oleh Kakek dan Neneknya sangat marah. "Bisa-bisanya bocil itu mengambil semuanya dariku!"
"Kenzo," ucap Karin.
"Hemmm," sahut Ken dengan berdehem.
"Apa kamu tidak iri melihat bocil itu dekat sama Kakek dan Nenek kamu?" tanya Karin.
"Pertanyaan bodoh," sahut Kenzo.
"Kamu mau aku bantuin," tawar Karin.
"Apa maksudmu?"
"Hahaha Ken-ken, ayolah jangan sok polos aku tau kamu benci bocil itu kan."
Kenzo terdiam mendengar ucapan Karin, teman sekelasnya dan juga yang menyukai dirinya.
"Mau aku bantu singkirkan bocil itu," tawar Karin.
"Cihh, kalau kamu bisa melakukannya tidak masalah." Kenzo langsung pergi meninggalkan Karin.
"Ya ampun sombong sekali kamu Kenzo," gumam Karin lalu pergi.
Ternyata pembicaraan mereka di dengar oleh Clara.
"Sialan, jahat sekali mereka berdua mau menyingkirkan bocilku, ehh maksudnya Jassvina."
Sesampainya di rumah, Jass langsung pamit pergi ke rumah Clara.
"Makan dulu," ucap Nyonya Melati.
"Jass bawa bekal aja Nek."
"Kakek antar yahh."
"Emmm gak ahh Jass udah besar."
"Ya sudah."
"Ok, kalau gitu Jass pergi dulu dachhh."
Tuan Abara mengkode anak buahnya untuk mengawasi cucunya dari jauh.
"Nisaaaa!" panggil Jass dengan teriakan khasnya.
"Uhuk suara laknat itu," gumam Nisa.
"Itu pasti Jass, Nisa."
"Sepertinya Bu."
"Bukan sepenuhnya lagi emang itu dia."
"Claraaaa!" teriak Jass lagi.
"Hishhh anak itu manggil namaku kencang sekali, pakai Kakak kekk." Clara menggerutu dalam kamarnya.
Sedangkan Jass kesal karena dari tadi tidak di jawab.
"Ikhh kemana sih mereka? Claraaaa! Nisaaaa!"
Mulut Jass langsung di tutup oleh Nisa karena berisik.
"Ikhh lepasin," ucap Jass.
"Diam bocil," sahut Nisa.
"Apa kamu bilang tadi Nis, coba ulang lagi."
"Diam bocil!"
Plak!
Jass memukul lengan Nisa sampai yang empunya meringis.
"Aduhh sakit tau, ikhh bikin kesel aja dasar bocil laknat."
"Aku bukan bocil laknat, kamu tuh yang bocil laknat."
"Enak aja kamu kali bukan aku, tidak lihat perbedaannya apa."
"Eleh sama aja tau."
"Beda tau, kamu manja aku mandiri."
"Ya gak gitu, aku gak manja."
"Manja-manja."
"Bukan manja."
Yasmin sangat terganggu dengan perdebatan Nisa dan Jass. "Ishh dua bocil itu buat telingaku pengang, ini si Clara mana sihh."
Clara langsung menarik telinga keduanya karena berisik. "Berisik kalian berdua ayo masu."
"Aduhhh sakit," ringis Nisa.
"Jangan tarik telingaku ihh," ucap Jass kesal.
Kini mereka masuk dalam kamar baru Clara melepaskan jewerannya.
"Gimana, udah tenang belum?" tanya Clara.
"Enggak!" sahut mereka berdua bersamaan.
"Dassr bocil laknat!" kesal Clara.
"Ikh sudah ahhh, Jass ngapain kamu kesini."
"Mau main dong sama kalian."
"Apa sihh aku sudah dewasa tau mana bisa main lagi."
"Ahh yang benar saja lalu siapa yang mengambil bonekaku untuk dimainkan di kamar toko," sindir Clara.
"Heheheh," tawa Nisa cengengesan.
"Ah lupakan saja, aku sudah bawa bekal untuk makan disini."
"Kamu bawa bekal apa Jass?" tanya Lyn.
"Ini lihatlah, enak loh masakan Nenekku."
"Ahh Nenek, kamu punya Nenek?"
"Iya dong baru aja."
"Ouhh."
"Mau coba."
"Ya udah dehh."
"Kamu juga Ra."
"Ra, Ra, bisa gak panggil aku Kakak hemmm."
"Cuma beda dua tahun, males."
"Iya nihh," sambung Nisa.
"Kamu juga Nis panggil aku Kakak."
"Udah biasa dari dulu panggil Clara."
"Betul itu Nis."
"Ishh kalian ini."
Saat Nisa mencicipi bekal makan siang Jass langsung mengatakan enak.
"Wahh enak sekali," puji Nisa.
"Apa aku bilang, enak kan."
"Ya sih enak," ucap Clara.
"Aku kesini mau kasih tau kalian aja sebentar lagi aku ulang tahun," ucap Jass.
"Ehh ulang tahun tohh," sahut Nisa.
"Ulang tahun ke berapa kamu cil?" tanya Clara.
"15."
"Ehh baru mau 15 kamu!" kaget Nisa.
"Iya kenapa emangnya?" tanya Jass.
"Aku pikir mau 16," sahut Nisa.
"Enggak, baru 15."
"Ouhhh."
"Datang yahhh, awas aja kalau gak!"
"Idih ngancam," ucap Nisa.
"Hahaha emang kalau kita gak datang kamu mau apa cil," sahut Clara.
"Gak mau lagi lah temenan sama kalian," ucap Jass.
Nisa dan Clara tertawa cekikikan mendengar alasan Jass.
Yasmin yang mendengar tawa mereka jadi tersenyum. "Ya ampun mereka bertiga itu, cocok banget sihh."
[][][]
NEXT
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments