Jay mendatangi sekolah Jassvina karena ingin menjemputnya.
"Tuan, itu Nona muda."
Jayden tersenyum dengan wajah yang di perban mendekati Jassvina.
Sedangkan Jassvina yang mengetahui laki-laki itu mendekat ke arahnya langsung menjauh.
Jay tahu gadisnya itu menjauh darinya tapi bukan berarti Jay kehilangan akal.
"Kalian jaga gerbang belakang."
"Baik Tuan."
"Jass, kok kita jalan gerbang belakang sihh?" tanya Clara bingung.
"Cari suasana baru aja," sahut Jass.
Saat sudah dekat dengan gerbang anak buah Jay menghadangnya.
"Kalian," ucap Jass dengan geram.
"Nona muda, Tuan Jay ada didepan sedang menunggu anda."
"Jass mereka siapa?" tanya Clara berbisik.
"Bukan siapa-siapa cuma orang sakit jiwa," sahut Jass.
"Masa sih."
"Gak percaya."
"Ya bukannya gitu mereka seperti bukan orang sembarangan."
"Terserah kamu aja sihh, udah ahhh kayaknya Bundaku bentar lagi datang ayo balik ke depan."
"Lahh terus tadi ke belakang ngapain Jass."
"Iseng doang."
"Ya ampun."
Lyn baru saja sampai di sekolah dan sudah melihat Jay.
'Mau ngapain dia disini?'
"Bunda sini," ucap Jass.
Lyn menoleh ke samping dan melihat Jass sama Clara duduk di kursi.
"Kok disitu sihh," gumam Lyn lalu mendatangi mereka.
"Bunda ayo pulang," ajak Jass.
"Iya," sahut Lyn.
Jay langsung menghalangi jalan Lyn dan Jass bersama Clara.
"Anda mau ngapain?" tanya Lyn langsung menarik Jass ke belakangnya sedangkan Clara masih bingung.
"Jangan takut seperti itu aku disini mau minta pertanggungjawaban dengan gadis kecil ini," sahut Jayden menunjuk Jass.
"Kamu minta pertanggungjawaban apa?" tanya Lyn was-was.
"Apa kamu tidak melihat wajahku ini, Lyn."
Lyn membuang mukanya bahkan tangannya mengepal.
"Berapa kamu minta ganti biar aku yang bayar."
"Saya tidak butuh uang."
"Kamu maunya apa sih."
"Saya ingin kamu dan Jassvina tinggal di mansion saya dan merawat luka di muka saya."
"Hahhh!" kaget Lyn dan Jassvina.
Clara saja sampai melongo dan memandang Jayden begitu dalam.
"Anda jangan mengada-ngada, itu tidak akan terjadi."
"Kamu lupa saya punya rekaman gadis kecil itu menghajar saya."
"Apa yang akan kamu lakukan hah?"
"Tantu saja hukum yang berbicara."
"Gak punya hati anda, Jass itu an-"
'Sial, hampir saja aku keceplosan.'
Jay tersenyum karena Lyn hampir saja mengatakan jika Jass adalah anaknya.
Meskipun Lyn menyanggah tes dna itu tapi bagi Jayden itu hanya bualan semata dan Jay tetap akan mempertahankan haknya sebagai seorang Ayah.
"Ayo Jass, Clara kita pulang."
"Iya Bunda."
"Baik Tante."
"Jesslyn, jangan membuat aku melakukan pemaksaan. Datang malam ini bersama Jass nanti di jemput."
"Jangan paksa kami, Tuan Jayden!" ucap Jass dengan lantang.
"Kamu harus sopan dengan Daddy kamu sendiri."
"Aku tidak punya Daddy, Bunda ayo kita pulang dan jangan dengarkan ucapannya, dia sudah menyakiti Bunda benar bukan?"
Jay mengepalkan tangannya dan langsung menyuruh anak buahnya untuk membawa Lyn dan Jassvina.
"Bawa mereka berdua!"
"Baik Tuan!"
"Ehh apa-apaan ini, lepaskan kami!" teriak Lyn.
"Lepaskan heh pak tua bangka!" teriak Jass dengan geram.
Clara bingung harus apa karena Tante Lyn dan Jass dibawa begitu saja.
Sesampainya di mansion, Lyn dan Jass dibawa ke kamar.
"Ikhh buka, dasar tua bangka. Bunda kita pulang gak mau disini."
"Iya sayang kita akan pulang yahh."
"Kita dobrak aja pintunya Bunda, Jass gak suka disini dia bukan siapa-siapanya kita."
Jatmiko langsung menghampiri Jayden di bawah ruang tanah.
"Apa kamu sudah gila, Jay."
"Apa sih jangan membuatku kesal."
"Kamu membawa paksa mereka itu sudah salah!"
"Aku melakukan itu karena mereka terus menolak."
"Bukannya kamu sendiri yang bilang jika tidak ingin membuat Lyn makin benci sama kamu."
"Aku tarik kembali kata-kata itu."
"Ya ampun Jay kamu jangan gegabah."
"Apa aku salah membawa putriku sendiri."
"Tentu saja salah, kamu tidka hadir saat dia lahir terus kamu dengan seenaknya mengatur hidupnya. Anak yang dibesarkan langsung oleh Ayahnya tidak segampang itu mau mengikuti, jangan buat kesalahan lagi Jay."
"Aku tau itu."
"Kalau begitu antar mereka pulang."
"Tidak sekarang, besok saja."
"Jay ..."
Tiba-tiba terdengar dari lantai dua seperti dobrakan.
"Suara apa itu," ucap Jatmiko.
Anak buah di atas langsung turun melapor.
"Tuan, Nona muda ...?"
"Ada apa? kenapa dengannya?"
"Nona muda mengamuk."
"Apa!"
"Sebaiknya Tuan lihat sendiri."
Jay langsung naik ke atas dan sudah melihat anak buahnya terkapar.
"Apa-apaan ini," ucap Jay.
Lalu Jass dengan amukannya langsung menyerang Jayden dengan brutal.
Jatmiko hampir tidak percaya Jayden kalah dengan Jassvina.
'Kenapa dengannya, gerakannya lebih cepat dari yang kemarin."
"Buka gerbangnya kami ingin pulang atau aku bakar mansion ini!" teriak Jassvina dengan lantang.
Lyn memeluk Jassvina dari belakang dengan deraian air mata.
"Sudah Nak, kita akan pulang ke rumah kita tenang saja."
Nafas Jass yang awalnya memburu perlahan mulai teratur dan tenaganya sudah melemah.
Dengan cepat Lyn menangkap tubuh Jassvina dan menggendongnya.
Jassvina tidak terlalu tinggi dan besar, tubuhnya mungil karena itu Lyn masih bisa menggendongnya.
"Lyn, saya ..."
"Kamu sudah puas menyakiti kami Jay, kurang puas kamu meninggalkan aku waktu itu hahh, kurang puas kamu Jay! kamu lihat, karna kamu Jassvina pingsan. Kamu gak tau apa-apa tentang Jassvina karena kamu adalah ayah yang tidak bertanggung jawab, kamu lebih memilih perempuan itu daripada akau jadi buat apa kamu ikut campur urusan kami. Aku sudah cukup sabar menghadapi kamu, Jay tapi kali ini sudah kelewatan!"
"Lyn saya minta maaf, saya mohon jangan pergi dari sini kita mulai dari awal lagi."
"Omongan kamu itu gak berguna, dulu kamu juga bicara seperti itu tapi hasilnya apa? hanya kesakitan yang kamu berikan ke aku kalau memang kamu tidak cinta sama aku kenapa malah menikahi aku."
"Apa kamu lupa kita menikah karena di paksa warga."
"Waktu itu aku ingin menjelaskan semuanya tapi kamu hanya diam dan seperti sudah merencanakan, aku tidak tau apakah malam itu jebakan dari kamu atau bukan tapi satu yang aku buat untuk kamu. Kamu itu laki-laki terbajingan yang pernah aku temui!" teriak Lyn dengan lantang lalu pergi meninggalkan mansion Jay.
Ternyata hal itu dilihat oleh Kenzo yang diam-diam mendengarkan pembicaraan mereka.
'Jadi perempuan itu anak Daddy.'
***
Jassvina kembali demam karena hal itu dan Lyn makin membenci Jayden.
"Sudah dua kali kamu buat anakku demam, Jay. Jangan harap kamu bisa bertemu dengan Jassvina lagi, tidak akan pernah!"
Seluruh tubuh Jass panas dan itu membuat Lyn khawatir dan membawanya ke rumah sakit.
Clara yang baru saja keluar dari rumah sakit bersama Mamanya tidak sengaja melihat Lyn.
"Loh Tante."
"Ehh Clara."
"Ngapain disini?"
"Jass sakit Ra."
"Hah yang benar Tan."
"Iya badannya panas sejak tadi malam."
"Ya ampun Lyn, berapa derajat?" tanya Yasmin.
"40."
"Astaga itu tinggi bangey Tante."
"Tadi dia sempat kejang-kejang makanya Tante bawa ke rumah sakit."
"Ya ampun Jass," ucap Clara.
"Kamu yang sabar ya Lyn."
"Iya Yas makasih yahh."
"Maaf Tante, Clara harus bawa Mama pulang dulu nanti aku jenguk Jass."
"Iya Ra gak papa Tante paham kok."
"Maaf Lyn aku gak bisa jenguk dulu."
"Gak papa Yas."
"Kita pulang dulu Tante."
"Iya."
Lyn terus berdoa untuk kesembuhan anaknya itu.
[][][]
NEXT
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Liswati Angelina
kenapa fisik jassvina lemah banget thoooorrrr, apa ada yg aneh dengan tubuh jassvina .....
2023-10-02
1