5

Malam ini Jassvina mendatangi rumah Jayden untuk menghajar Jatmiko.

'Untungnya aku sudah meretas denah rumah ini.'

Jatmiko baru saja selesai memeriksa keamanan IT mereka di mafia.

"Ahh sepertinya hacker itu tidak mengirim virus atau melakukan penyerangan," ucap Jatmiko.

"Tapi kita harus tetap waspada Jatmiko," sahut Jayden.

"Kamu benar."

Tiba-tiba ada yang menyerang Jatmiko dari belakang, Jayden langsung menarik Jatmiko.

Jass yang memakai topeng langsung memukul pinggang Jatmiko.

"Akhh sialan!" maki Jat.

Jayden mengambil tongkat dan menyerang Jass.

"Lincah juga," puji Jay.

"Sial, kamu siapa?" tanya Jatmiko.

Jass hanya diam dan memandang mereka berdua dengan tajam.

'Tatapan mata yang tajam,' batin Jayden.

Jass sangat marah mengingat Jatmiko menampar pipinya sampai pipi mulusnya merah.

Cyaaaaat!

Dengan beladiri yang dia kuasai mampu menjatuhkan Jatmiko dan kembali menatap Jayden.

"Kamu siapa? kenapa menyerang kami?"

Jass hanya menatap Jayden dengan tajam dan sangat tahu kalau dirinya tidak di akui oleh Jayden.

Menunjuk Jayden dengan telunjuknya dan bersiap ingin menyerang.

Jayden sangat terkejut dengan ketangkasan musuhnya yang satu ini.

Bughh! Bughhh! Bughhh!

Satu tonjokan mampu Jass lakukan di perut Jayden.

"Akhhhh kau sialan," ucap Jayden memegang perutnya tapi langsung dia tepis karena Jass lanjut menyerang.

Bughhh! Bughhh!

Jass begitu benci pada laki-laki yang bernama Jayden Axander ini.

'Ku habisi anda malam ini.'

Saat ingin memukul Jayden, anak buah yang dipanggil Jatmiko datang dan mengepung Jassvina.

Dengan cepat Jayden memeluk punggung Jassvina.

Bughh!

Jassvina terhuyung ke depan dan hampir di bunuh oleh Jatmiko menggunakan katana tapi beruntungnya dia berhasil menghindar dan melompat ke atas atap yang ada ruang untuk kabur.

"Kenapa kalian diam saja cepat tembak," ucap Jayden.

"Baik Tuan," sahut mereka lalu menembak ke arah atap itu.

Dorr! Dorr! Dorr!

Jassvina mengumpat saat dirinya ditembaki begitu saja.

'Sialnya aku tidak memiliki senjata.'

Karena tidak memiliki senjata khusus, Jassvina menggunakan batu untuk menyerang balik.

Bughhh!

"Aduhhh," ringis mereka kena kepala.

Jassvina juga menggunakan sesuatu yang ada disekitarnya untuk melawan anak buah yang memakai senjata.

Jayden langsung melompat ke arah Jassvina dan langsung menyerangnya sampai menarik lengan baju dan terlihat tangan yang mulus.

"Kamu perempuan?" tanya Jayden.

Jass tidak ingin ketahuan dia mengambil debu di kantong sakunya lalu meniupkannya ke arah Jayden.

"Akhh sial, jangan kabur!"

"Kejar dia!" teriak Jatmiko.

Mereka semua mengejar penyusup bertopeng itu tapi ditengah jalan kehilangan jejak.

"Bagaimana?" tanya Jatmiko.

"Dia berhasil kabur, Tuan."

"Astaga licin sekali dia."

"Kita harus perketat penjagaan," ucap Jayden.

"Jay, yang menyerang kita tadi sepertinya perempuan. Aku tadi sempat melukai punggung tangannya," sahut Jayden.

"Ini sudah malam kita cari besok penyusup itu," cicit Jayden.

"Baiklah," sahut Jayden.

***

Jassvina masuk ke dalam rumah lewat belakang dan sudah mengganti bajunya di gudang.

Saat minum air putih, pundaknya di tepuk oleh Lyn.

"Hahhh!" kaget Jass.

"Kamu kenapa?" tanya Lyn.

"Kaget Bun," sahut Jass.

"Kenapa bisa kaget Bunda cuma sentuh pundak kamu."

"Ya habisnya Bunda gak bilang-bilang."

"Lagian ngapain minum di dapur, 'kan di kamar sudah Bunda siapin."

"Pipis tadi jadi sekalian aja."

"Ouh."

Lyn melihat luka di punggung tangan Jassvina.

"Itu kenapa punggung tangan kamu?" tanya Lyn sambil menyentuh tangan Jass.

'Hah, luka? kapan itu luka atau jangan-jangan tadi salah satu dari mereka berdua berhasil menggoresnya.'

"Gak tau Bun," sahut Jass.

"Loh aneh masa kamu gak tau sama luka sendiri kayaknya ini masih baru darahnya juga segar."

"Ya Jassvina mana tau, 'kan tidur."

'Jangan-jangan nih anak tidur sambil jalan lagi terus ambil pisau kalau dari lukanya kaya sayatan pisau,' ucap Lyn dalam hati yang sudah tahu kebiasaan buruk Jassvina tidur sambil jalan.

Tanpa sengaja Lyn melihat pisau berada di belakang Jassvina.

'Sudah aku duga,' ucap Lyn dalam hati.

'Bunda kenapa yahh kok lihat dibelakang aku,' batin Jass.

"Sini tangannya Bunda obatin dulu habis itu lanjut tidur."

"Iya Bunda."

****

Paginya Jass di antar oleh Lyn ke sekolah dan tanpa mereka sadari anak buah Jatmiko mengikutinya.

"Nanti Bunda jemput ya sayang," ucap Lyn.

"Iya Bun," sahut Jass.

"Bunda berangkat kerja dulu."

"Salim dulu Bunda."

"Ouhh iya, yang pinter sekolah yahh."

"Iya Bunda daaahh."

"Dahh sayang."

Tapi Jass melihat ada mobil yang mengikuti Bundanya.

"B 6891 TH," ucap Jass melihat nomor plat mobil.

Jass harus mencari mobil yang mengikuti Bundanya itu.

'Mau cari mati mereka,' ucap Jass dalam hatinya.

Saat ingin masuk ke kelas malah tertabrak Kenzo.

Brughh!

"Ken, kamu gak papa?" tanya teman Kenzo.

"Gak papa," sahut Kenzo.

"Maaf yahh," ucap Jass yang merasa salah lalu minta maaf.

"Lain kali hati-hati," ucap Kenzo tapi tidak membuat Jass terpesona.

Teman Kenzo pun melongo melihat sikap Jass.

"Gila Ken, dia sama sekali gak terhipnotis dengan ketampanan yang kamu miliki."

"Sudah diam ayo masuk."

***

Lyn akhirnya masuk kerja dan banyak disapa.

"Lyn ..."

"Kana."

"Akhirnya kamu turun kerja juga."

"Iya kemarin anak aku sakit."

"Emang sakit apa sih?"

"Demam dia."

"Ya ampun kasihan banget aku gak sempat jenguk lagi."

"Gak papa udah sembuh kok dia."

"Ya syukurlah kalau gitu."

Jayden yang sudah berada di kantor tempat Lyn bekerja langsung menerima kerja sama demi melihat Lyn.

"Saya sangat berterima kasih anda mau bekerja sama dengan kami," ucap Tuan Ceo.

"Hemm sama-sama," sahut Jayden.

Kemudian Jayden dan Tuan Ceo itu mengelilingi kantor untuk menjelaskan semua tentang kantor mereka.

Sesekali Jayden mencari-cari Lyn diletakkan bekerja bagian apa.

"Kalau boleh saya tau, semua karyawati yang ada disini siapa paling berpotensi menjadi manager keuangan?" tanya Jayden.

"Wahh itu saya sudah punya kandidatnya, Tuan Axander."

"Siapa?"

"Bagian administrasi dia sudah bekerja disini selama 8 tahun dan dia mengawali karirnya dari gudang hingga bisa ditempatkan di kantor pusat, cantik orangnya Tuan namanya Jesslyn."

Deghh!

Jantung Jayden langsung berdetak kencang mendengar nama Jesslyn.

'Jadi Lyn bekerja dibagian administrasi yahh.'

"Terima kasih."

"Sama-sama Pak."

Lyn dan temannya si Kana sedang makan di kantin.

"Kamu harus makan banyak, Na biar berisi."

"Enak aja aku dah gemuk begini."

"Kamu mana ada gemuk."

"Ishh Lyn mah suka gitu."

"Hahaha."

"Kita makan di kantin saja," ucap Jayden yang sudah melihat ada Lyn.

"Kalau gitu kita makan disana."

"Saya mau gabung disana."

Jay mendekati meja Kana dan Lyn.

"Boleh saya gabung duduk," ucap Jay.

Kana sangat terkejut melihat Ceo Axander.

"Bo- boleh," sahut Kana.

Tuan Ceo mengkode untuk bersikap sopan.

Lyn hanya diam karena sebenarnya dia membenci laki-laki yang pernah jadi suaminya itu.

'Aku harus tanya sama Lyn tentang anak perempuan yang bersamanya waktu itu.'

***

NEXT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!