3

Lyn mencuci piring kotor karena habis makan malam.

"Bun ... galon habis," ucap Jassvina.

"Ya udah Bunda yang beli nanti," sahut Lyn.

"Jass ikut."

"Ngapain kamu ikut."

"Ya gak papa."

"Dirumah aja."

"Gak mau."

"Ishh nih anak."

Kemudian Lyn menaruh piring yang di cucinya itu ke rak.

"Mana galonnya?"

"Biar Jass aja yang bawa."

"Ya udah."

Kemudian Jassvina membawa 6 galon dan meletakkannya di bagasi mobil.

"Ayo Bun."

"Iya sayang."

Saat Lyn ingin masuk ada mobil tetangga lewat.

"Malam Ibu Lyn mau kemana?"

"Isi galon Pak."

"Ouhh hati-hati ya Bu."

"Iya terima kasih."

"Bunda ayo."

"Eh ada Jass juga ikut," ucap tetangga itu.

"Kenapa emang kalau aku ikut," sahut Jass.

"Eh gak papa Jass bagus malahan kamu bantuin Bunda kamu."

"Sok!"

"Jass, gak sopan sayang."

"Makanya Bunda masuk kita jalan ayo."

"Ya-iya, mari Pak."

"Iya Bu."

Setelah mobil Lyn pergi, tetangga itu hanya tersenyum.

"Ibu dan anak sama-sama menggemaskan."

Sesampainya di supermarket Lyn dan Jass membawa galon untuk di isi.

"Pak, tolong isi yah seperti biasa."

"Eh Ibu Lyn, iya sini galonnya."

"Ini."

Lalu Jass jalan-jalan sebentar dan singgah di es krim.

"Wahh enak nihh," ucap Jass.

Lalu Lyn minta tolong untuk meletakkan galon di bagasi.

"Tolong ditaro di bagasi ya."

"Baik Bu Lyn."

"Saya tinggal sebentar yahh."

"Iya Bu."

Lalu Lyn mencari Jass yang pergi dari tadi.

"Duhh anak itu kemana sihh?"

"Ehh Bu ..."

"Ya Pak."

"Ini bulan kemarin masih ada sisa waktu isi galon."

"Ambil aja kembaliannya."

"Benarkah Bu."

"Iya."

"Terima kasih Bu."

Lyn tidak tau jika ada Jayden dan Jatmiko di supermarket itu dan mereka tanpa sengaja bertemu saat Lyn ingin mengambil susu.

"Lyn," ucap Jayden.

"Ja-jay," sahut Lyn.

'Kamu tambah cantik, Lyn.' Jayden membatin.

'Mantan Nyonya,' batin Jatmiko.

"Ahh maaf yahh, anda mau susu ini."

Jayden tidak menjawab karena memandang wajah Lyn.

"Maaf Tuan Jay, anda mau susu ini atau tidak?"

"Ekhemmm ... tuan," panggil Jatmiko.

"Eh iya ada apa?" tanya Jayden balik.

"Ditanya sama Nyonya," sahut Jatmiko.

"Ada apa Lyn?"

"Mau susu ini atau tidak."

"Kamu aja yang ambil."

"Terima kasih Tuan," ucap Lyn lalu berlalu.

"Tunggu!"

"Ada apa Tuan?"

"Kamu kerja apa sekarang?"

"Maaf Tuan itu privasi, saya permisi."

"Lyn, saya bicara sama kamu jangan menghindar!" tegas Jayden dengan mencengkeram tangan Lyn.

"Tuan Jayden saya mohon tolong lepaskan," ucap Lyn dengan menahan amarah.

"Saya mau bicara sama kamu, Lyn. kenapa kamu ingin menghindar, apa kamu malu?"

"Jangan mengusik kehidupan orang lain, Tuan."

"Cihh apa kamu masih menjanda sampai sekarang," ejek Jayden.

"Jayden, aku rasa kamu sudah ..." ucap Jatmiko.

Bughhh!

Wajah Jayden langsung ditampar oleh Jassvina.

"Jayden!" kaget Jatmiko.

"Akhhhh," ringis Jayden.

"Jass apa yang kamu lakukan, Nak."

"Apa yang sudah dia lakukan, Bunda?" tanya Jass dengan tangan mengepal.

"Tidak ada sayang," sahut Lyn.

"Kamu!" tunjuk Jatmiko.

"Astaga!" kaget Jassvina.

"Bocah tengik!" maki Jatmiko lalu menarik Jassvina.

"Hey apa yang kamu lakukan pada anakku!" teriak Lyn.

"A-an-nak," ucap Jayden lalu memandang wajah Jassvina.

Dengan cepat Lyn memukul Jatmiko dengan tas bertubi-tubi.

"Lepaskan anakku, lepaskan anakku, tolong ada penjahat!"

'Sialan nihh coba aja Bunda gak disini, gue abisin nih kecoa busuk!' batin Jasvina.

Semua pengunjung langsung menoleh ke arah teriakan itu, Jayden menyadarinya dan langsung menghentikan Jatmiko.

"Jatmiko sudah, lepaskan anak itu."

"Dia harus diberi pelajaran, Jay!" Jatmiko langsung menampar pipi mulus Jassvina cukup keras.

"Aaaaaa!" teriak Lyn histeris dan langsung menangkap tubuh Jassvina yang terhuyung ke samping.

Jassvina hanya diam bukan berarti dia lemah tapi menahan amarah agar tidak mengeluarkan jurus, khawatir Bundanya tau jika dirinya belajar beladiri.

"Apa yang kamu lakukan sama anakku, hah!" bentak Lyn lalu mendorong Jatmiko.

"Ayo kita pergi," ucap Jayden dengan menarik tangan Jatmiko.

Lyn langsung memeriksa pipi Jassvina.

"Pipi kamu merah, ya ampun ini pasti bakalan bengkak. Ayo kita pulang sayang."

"Duhhh ..." ringis Jassvina pura-pura kesakitan padahal tamparan seperti itu hanya gigitan semut bagi Jassvina.

'Awas aja kecoa busuk itu, aku hajar dia malam ini juga!' batin Jassvina sambil mengepal.

[][][]

Kenzo melihat Daddy-nya pulang bersama Jatmiko.

"Jatmiko, seharusnya kamu tadi tahan emosi kamu."

"Aku tidak bisa Jay, rasanya perasaanku meledak saat melihat wajah anak itu!"

"Tapi kamu juga harus tau tempat, Jat!"

"Ya aku minta maaf."

Lalu Kenzo mendekati Jayden dan Jatmiko.

"Daddy."

Jayden tidak menyahut bahkan menoleh ke arah Kenzo.

Merasa Jayden tidak menyahut, Kenzo merasa sedih dan itu bisa dilihat oleh Jatmiko.

"Ada apa Kenzo?" tanya Jatmiko.

"Besok Kenzo ada lomba basket nasional."

"Ouh terus?"

"Bisakah Daddy atau siapapun datang," pinta Kenzo.

"Ouh tentu, Om dan Daddy kamu akan datang."

"Besok aku sibuk, Jatmiko kamu saja yang datang."

Kenzo langsung menunduk karena dengan terang-terangan Jayden menolak.

"Ahh Kenzo jangan sedih kamu tau sendiri Jayden sangat sibuk."

"Ya aku tau!" Kenzo langsung pergi begitu saja.

Jatmiko langsung menghembuskan nafasnya dengan kasar.

"Ya ampun," gumamnya.

[][][]

Jassvina sudah di obati oleh Lyn, terlihat dari pipinya yang mulai mengempis bengkaknya.

"Emm Jass bobo udah malam sayang enghhh apalagi pipi kamu bengkak itu."

"Iya Bunda."

Jassvina menunggu Bundanya tidur lebih dulu.

"Lihat saja kalian akan aku buat tidak bisa tidur selama 24 jam!" geram Jassvina.

Satu Jam kemudian, Lyn sudah tertidur pulas.

Dengan sangat perlahan Jassvina turun dari ranjang dan menuju komputer yang ada diluar kamar.

Setelah berhasil keluar kamar, Jass langsung membuat kopi untuk menahan kantuk dan memborbardir keamanan Mafia Red Devil.

Di kediaman Jayden, saat ini berada didepan layar.

"Dia menyerang," ucap Jatmiko.

Jayden langsung melawan virus milik Jass.

"Bocah yang menarik," ucap Jayden lalu kembali menyerang susulan akan tetapi tidak bisa karena Jass sudah memulihkan semua datanya dengan cepat bahkan sudah bisa membobol data Jayden yang satunya.

"Sial," umpat Jayden.

"Dia sangat hebat," puji Jatmiko.

Tidak lama kemudian video kekerasan Jayden di kirim langsung dan Jassvina membuat sebuah ancaman.

Jassvina langsung memakai topengnya dan merekam dirinya untuk mengancam Jayden.

"Tuan Jayden Axander terhormat, jangan membuat saya mempublish video kekejaman anda dan itu membuat reputasi perusahaan Axander menjadi rusak dan akhirnya gulung tikar. Jika anda tidak ingin itu terjadi tolong kirim uang pada saya sebagai penutup mulut atau nasib anda ada ditangan rakyat karena seorang pembisnis Axander terlibat bisnis haram!"

"Brengsek!" maki Jayden.

Seketika video rekaman itu menghilang ditelan bumi.

Jatmiko saja tidak bisa berbuat apa-apa lagi.

"Kita belum kalah dari bocah sialan itu," ucap Jayden.

"Tenang Jayden, kita pikirkan lagi ancamannya itu sepertinya dia bukan tipe penipu!"

"Apa maksudmu?"

"Orang ini berbeda dari penjahat online biasanya, kita ikuti saja kemauannya baru nanti kita lacak dimana dia tinggal."

"Kamu memang cerdas, Jatmiko."

[][][]

NEXT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!