Pagi ini Lyn di sibukkan dengan keadaan Jassvina yang demam.
"Sini Bunda kompres dulu."
"Enghhh."
Suara lenguhan Jassvina membuat hati Lyn sakit.
"Makan bubur ya sayang biar nanti bisa minum obat."
"Gak mau pahit."
"Namanya juga obat ya pasti pahit."
"Pokoknya tidak mau." Jass terus merengek.
"Ya sudah makan dulu," ucap Lyn menyuapi Jass.
"Emmm hambar, tidak enak sudah makannya."
"Ya jangan begini dong sayang bagaimana mau sembuh."
"Mau tiduran aja."
"Tapi makan dulu."
Jassvina hanya mampu memakan 3 sendok selebihnya di muntahkan.
"Ya sudah kamu istirahat yahh."
"Bunda temani Jass dulu."
"Iya ..."
Lyn kemudian memeluk Jass biar panasnya cepat meresap pada dirinya dan menepuk dengan pelan punggung anaknya itu.
Dengan sangat nyaman Jass akhirnya tertidur kembali.
Lyn izin dari kantor karena anak sakit.
Jass membuka matanya dan merasa sekarang tubuhnya sudah mulai segar kembali.
"Enghhh," lenguh Jass kemudian bangun perlahan lalu menyentuh pipinya. 'Sialan Om brengsek itu lihat aja aku habisi nanti!' batin Jass mengepal.
"Sudah bangun sayang?" tanya Lyn tiba-tiba masuk membawa obat.
"Bunda darimana?"
"Dari apotek, kita makan dulu yahh."
"Masak apa?"
"Ini Bunda buatin sop ayam."
"Mau coba."
"Bentar Bunda siapin dulu."
Jass menunggu Bundanya menyiapkan sop ayam.
'Aku harus buat perhitungan sama Om sialan itu.'
"Nahh ini sopnya mau pakai jeruk."
"Sedikit Bun."
Lalu Lyn memeras jeruk nipis pada kuah sop.
"Dikasih nasi gak."
"Enggak deh."
"Ya udah." Kemudian Lyn membuka laptopnya dan bekerja dari rumah.
Jass sudah bisa menelan sop itu karena perasan jeruk nipis yang membuat segar.
"Udah habis belum makannya?" tanya Lyn.
"Sedikit lagi Bun," sahut Jass.
"Ya udah."
"Bunda ..."
"Hemmm ..."
"Sekolah Jass gimana."
"Tadi pagi udah Bunda telpon kepala sekolahnya."
"Lalu."
"Ya harus buat surat izin sakit."
"Bunda bikinin."
"Iya."
"Jass udah sembuh Bunda."
"Coba Bunda periksa dulu." Lyn kemudian berdiri dan mendekati Jass kemudian menyentuh dahi Jass.
"Masih hangat ini."
"Berarti udah sembuh, kan Bunda."
"Masih sakit itu, pipinya masih sakit?"
"Udah enggak lagi."
"Tapi ini merah banget ya ampun."
"Jass mau mandi Bunda dari lagi belum mandi."
"Nanti dulu mandinya, suhu badan kamu belum normal."
"Yahhh ..."
Tiba-tiba ada banyak tamu datang karena Jass sakit khusus tetangga.
"Bu Lyn ini buat Jass yahh."
"Jass sakit apa Bu Lyn?"
"Dia demam Pak Angga."
"Ouhh, berarti pas saya kasih buah pisang ini."
"Bu ini ada kelapa bagus buat demam."
"Ouh makasih Pak Andi."
Ibu-ibu yang melihat banyak bapak-bapak ke rumah Lyn jadi cemburu.
"Ibu Lyn."
"Iya Ibu-ibu."
"Pakai pelet apa sih sampai satu komplek bapak-bapak yang ada disini peduli banget."
"Saya gak ada waktu buat pasang pelet, setiap hari dihabiskan di kantor!"
Semua bapak-bapak langsung menyuruh para ibu itu untuk bubar.
"Ibu-ibu sebaiknya bubar, kami disini hanya memberi buah tangan karena Jass sakit.
"Halah dasar bapak-bapak ganjen."
Lyn tidak ingin berlarut dia langsung masuk.
"Apaan sih mereka itu nuduh kayak gitu gak ada yang smart apa."
[][][]
Jayden jadi penasaran dengan Lyn sama anak yang waktu itu menembak Jatmiko.
"Apa yang kamu pikirkan, Jay?" tanya Jatmiko.
"Kamu ingat kejadian kemarin waktu sama Lyn," sahut Jay.
"Ya aku ingat."
"Kenapa anak itu memanggil Lyn Bunda?"
"Mungkin anaknya."
"Tapi Lyn belum menikah."
"Darimana kamu tau."
"Itu ...?"
"Kamu menguntit Lyn," tebak Jatmiko.
"Apaan sihh!"
"Sudahlah Jay, jujur saja sama aku kamu sudah menaruh rasa dengannya, 'kan?"
"Tau ah!" ucap Jay lalu berdiri dan ingin pergi tapi tiba-tiba Jatmiko menawarkan sesuatu.
"Mau aku cari tau."
Langkah kaki Jayden tiba-y berhenti mendengar usulan Jatmiko.
"Kenapa kamu ingin melakukannya?"
"Apa kamu tidak penasaran dengan bocah tengik itu, aku rasa sifatnya lebih dominan ke Ayahnya."
Jayden terdiam mau menjawab iya tapi gengsi tapi jika menolak kapan lagi.
"Terserah kamu saja!"
Jatmiko terkekeh melihat Jayden salah tingkah.
"Jay-jay, gengsi kok di pelihara ngomong dong kalau ingin cari tau pakai jawab terserah. Hadehh susah memang punya teman gengsian."
Tiba-tiba Kenzo datang dengan raut muka yang kesal.
"Kenapa kamu Ken?" tanya Jatmiko.
Kenzo tidak menjawab tapi tatapan matanya sangat tajam mengarah ke arah Jatmiko.
Jatmiko melihat sebuah piala ditangan Kenzo lalu teringat dengan janjinya kemarin.
"Astaga Kenzo, kamu tadi jadi lombanya?" tanya Jatmiko tapi Kenzo sudah sangat kesal dan membanting pintu saat masuk kamar.
"Ya ampun anak itu emosinya meledak-ledak."
[][][]
Kenzo membanting piala yang di menangkan.
"Sial, dasar tidak berguna mau sekeras apapun aku berusaha tidak akan membuatnya bangga."
Kenzo sudah dari kecil mencuri perhatian Jayden tapi tidak berhasil.
Kadang Kenzo ingin menangis karena selalu di abaikan, hanya foto sang mommy-lah yang jadi penguat bagi Kenzo.
"Mom, apa yang harus Kenzo lakukan?" tanya Kenzo pada foto Mommy-nya.
Mommy Kenzo sangat mencintai Jayden begitu juga dengan Jayden tapi sayang saat melahirkan nyawanya tidak tertolong.
Jayden mengetahui perselingkuhan istrinya pada laki-laki lain lewat darah dan buku harian istrinya. Apalagi selingkuhan istrinya itu adalah musuh besar dalam dunia bawah tanah.
Ingin sekali Jayden membunuh Kenzo waktu itu tapi ditahan oleh Jatmiko.
Jayden mengikuti ucapan Jatmiko tapi tidak bisa menyayanginya.
[][][]
Malam pun tiba, Lyn menyuruh Jass untuk tidur.
"Ini sudah malam ayo tidur."
"Bunda gak tidur."
"Nanti."
"Mau ngapain?"
"Kerjaan Bunda belum selesai sayang."
"Maaf ya Bunda."
"Kenapa?"
"Gara-gara Jass Bunda jadi menumpuk kerjaannya."
"Enggak juga emang kerjaan Bunda lagi banyak aja, ini masih sedikit sayang."
"Tapi tetap aja Bunda."
"Ishh gak boleh kayak gitu emang udah tugas Bunda, udah ah ayo tidur mau di empok gak."
"Mau ..."
"Hehehe giliran di empok aja mau kamu."
"Kapan lagi Bunda."
"Ayo rebahan."
"Jass sikat gigi dulu Bun."
"Ya sudah mau Bunda temenin."
"Gak usah bisa sendiri kok."
"Baiklah."
Jass pun masuk ke kamar mandi dan menggosok giginya.
"Ok selesai emang putih gigi ai," puji Jass pada dirinya sendiri.
Lalu Jass tidur sambil di empok oleh Lyn.
Jass sudah menyetel jam bangunnya nanti malam untuk menyerang om sialan itu.
Beberapa menit di empok Jass sudah ketiduran.
"Udah tidur kamu sayang," ucap Lyn lalu mencium kening Jass dan lanjut mengerjakan proposal untuk besok.
Tepat jam 1 Lyn juga sudah tidur dan Jass terbangun.
Dengan perlahan turun dari ranjang dan keluar dari kamar.
"Akhirnya bisa keluar juga aku."
Lalu Jass memakai pakaian serba hitam dan topeng untuk memberi peringatan pada kedua laki-laki brengsek itu.
[][][]
NEXT
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments