Benar apa yang yang dikatakan Jayden, sore ini Jass dapat paket dari seseorang.
"Paket siapa Pak?" tanya Jass di ambang pintu.
"Buat Adek, dari Tuan Jayden."
"Hah Tuan Jayden, enggak-enggak saya gak mau terima ambil balik paketnya."
"Serius Dek, ini paketnya mahal lohh ratusan juta kalau gak salah Tuan Jayden mesan banyak barang branded dehh."
"Emang barang apa?"
"Wahh kalau itu saya gak tau Dek, coba aja dulu terima."
Jass tampak berpikir barang apa yang dipaketkan laki-laki itu.
"Tandatangannya Dek."
"Emhhh saya gak terima Pak, bawa aja balik."
Tiba-tiba mobil Lyn datang dan Jass tampak sumringah.
"Bunda."
"Iya Nak."
"Bunda ada paket dari pria jahat itu," tunjuk Jass ke arah paket.
"Pria jahat? siapa pria jahat Nak?" tanya Lyn.
"Ishh Bunda masa lupa, pria jahat itu julukan Jass buat yang nyakitin Bunda tau."
"Astaga sayang gak boleh gitu Nak, dia tetap Ayah kamu."
"Dia bukan Ayah Jass, Ayah Jass dah mati!"
"Sssst ... gak sopan ngomong begitu."
"Maaf Bu saya cuma mengantar paket, tandatangan dulu Bu biar saya bisa pergi."
"Dari siapa Pak?"
"Tuan Jayden Bu."
"Ouhh, sini saya tandatangan."
"Makasih Bu."
"Sama-sama Pak."
Jass terus cemberut sama Lyn karena menerima paket itu.
"Kamu kenapa cemberut kaya begitu?"
"Bunda kenapa sih terima paket itu!" ucap Jass dengan ketus.
"Ya gimana lagi alamatnya dituju ke rumah kita, emang kamu gak mau lihat dulu barangnya."
"Gak mau!"
"Ya sudah kalau gitu Bunda simpan dalam ruangan kosong yang ada disamping."
"Simpan aja saja."
"Iya kalau gitu bantuin Bunda."
"Ogah, gak mau nyentuh pemberian pria jahat itu!"
Lyn hanya tersenyum melihat sikap anaknya itu.
"Jass-jass," gumam Lyn sambil memindah kotak-kotak paket itu.
Tidak lama kemudian Lyn mandi setelah selesai memindahkan paket itu.
"Ahhh segarnya," ucap Lyn sambil mengeringkan rambut dengan handuk.
Lyn tidak melihat Jass di kamar baik di ruang tamu.
"Kemana anak itu? Jass ... Jass, kamu dimana Nak jawab dong ..."
"Jass disini Bunda."
"Ehh Jass dimana sihhh, suaranya ada orangnya gak ada?"
"Di atas Bunda."
Lyn menengok ke atas dan terkejut melihat Jass di atas pohon mangga.
"Jass, ngapain kamu di atas cepet turun."
'Kalau aku turun dengan mudah, Bunda pasti curiga.'
"Kenapa diam aja ayo turun," ucap Lyn.
"Iya Bunda, Jass turun."
Melihat Jass turun seperti itu membuat Lyn berteriak karena takut jatuh.
"Apa yang Jass lakukan dengan cara turun seperti itu bisa jatuh!" teriak Lyn sampai Tuan Abara dan Nyonya Melati mendengarnya.
"Itu bukannya suara Lyn Pa."
"Iya, seperti suara Lyn. Kenapa yahh?"
"Kita ke rumah Lyn Pa."
"Ya sudah ayo."
Para tetangga berdatangan ke rumah Lyn karena teriakan tadi.
"Tadi Ibu Lyn teriak kan?"
"Iya tadi aku dengar jelas banget lohh."
Tuan Abara bingung kenapa banyak orang berkumpul depan rumah Lyn.
"Permisi, ini kenapa yahh kok ngumpul disini?" tanya Tuan Abara.
"Tadi kami mendengar teriakan Ibu Lyn, Pak."
"Ouhh."
"Kita panggil aja Bu Lyn biar tahu."
"Iya betul Bapak-bapak."
"Bu ... Ibu Lyn ..."
Tidak ada sahutan dari Lyn karena orangnya sibuk mengarahkan Jass untuk turun dari pohon.
"Tunggu disini Bunda ambilin tangga dulu."
"Ya Bunda."
Lyn mengambil tangga di dalam gudang, kemudian meminta Jass untuk turun memakai tangga itu.
'Ya ampun Bunda, tanpa tangga juga Jass bisa turun.'
"Ayo turun Jass udah pakai tangga itu."
"Ya Bunda."
"Berani tidak!"
"Ishh Bunda berani dong."
Saat kaki Jass menyentuh tangga sedangkan tangganya masih di pohon tiba-tiba ada ular daun yang ingin menggigit Jass.
sontak saja Jass terkejut dan langsung melepaskan batang pohon itu sampai ingin terjatuh.
"Astaga Jass!" teriak Lyn lagi sampai Tuan Abara tidak tahan lagi langsung mendobrak pintu rumah.
"Dobrak sekali lagi Pak."
"Sekali lagi ayo, satu ... dua ... tiga ..."
Saat pintu terbuka ternyata yang masuk adalah Jayden.
"Jayden!" kaget Tuan Abara dan Nyonya Melati.
Lyn sangat khawatir dengan Jass yang menggelantung di batang pohon.
"Astaga anakku," panik Lyn lalu memberanikan diri untuk naik tangga untuk menyelamatkan Jass.
'Ya ampun kenapa jadi begini, niat iseng tapi kok jadi horor begini sihh ini semua karena ular pohon itu. Awas aja kalau ketemu aku abisin dia."
Lyn mengulurkan tangannya agar Jass bisa meraihnya.
"Jass, ayo Nak."
Melihat posisi Bundanya tidak kuat membuat Jass tidak mau karena akan membuat Bundanya jatuh nanti.
Jass menggelengkan kepalanya tapi dengan bujuk rayu Lyn akhirnya Jass mau.
"Gak boleh takut, ayo pegang tangan Bunda."
Jass berusaha meraih tangan Lyn begitu juga dengan Lyn yang berusaha meraih tangan Jass.
Tangga yang digunakan Lyn tidak terlalu tinggi untuk bisa mencapai Jassvina.
Saat Jass sudah berhasil memegang tangan Lyn tiba-tiba kehilangan keseimbangan.
"Aaaaaa!" teriak mereka berdua.
Untungnya Jayden dan yang lainnya sampai di waktu yang tepat.
Jayden langsung menangkap Jesslyn sedangkan Tuan Abara dan Bapak-bapak yang lainnya menangkap Jass.
Lalu tangga yang mereka gunakan ingin jatuh mengenai Jayden dan Jesslyn.
"Jayden, awasss!" ucap Tuan Abara.
Dengan cepat Jayden berlari ke samping sambil menggendong Jesslyn.
Tangga itu jatuh dan patah tapi ada ular yang kena.
"Astaga, kamu tidak apa?" tanya Jay.
Lyn langsung menurunkan badannya dari gendong Jay.
"Tidak apa, terima kasih."
"Sama-sama lain kali hati-hati."
Tuan Abara langsung menggendong Jass yang dari tadi memeluknya dengan erat.
"Cucu Kakek kenapa heyy, banyak sekali keringatnya."
"Kenapa Pa?" tanya Nyonya Melati.
"Gak tau ini kenapa di Jass begini," sahut Tuan Abara.
Lyn langsung menghampiri anaknya dan mencoba menenangkan Jass yang kena panik attack.
"Heyy ini Bunda, gak papa kok tenang yahhh ..."
'Ahj sialan aku jatuh dengan tidak baik,' batin Jass merutuki kebodohannya sendiri. 'Niatnya mau main sama Bunda malah begini.'
Jayden menyuruh Bapak-bapak tadi untuk kembali ke rumahnya masing-masing.
"Kalian bisa kembali ke rumah sekarang."
"Ehh iya Pak."
Lyn membersihkan tubuh Jass dengan tisu basah.
"Lagian kenapa Jass ada di pohon mangga, Lyn?" tanya Nyonya Melati.
"Masa aktif-aktifnya," sahut Lyn dengan datar.
"Untung ada Papa sama Mama tadi coba kalau gak ada gimana nasib kalian jatuh dari ketinggian itu," ucap Tuan Abara.
"Biar aman, kalian berdua tinggal dirumah Mama sama Papa ada pengawalnya juga. Mama gak mau terjadi apa-apa sama kalian berdua terutama Jass, seperti kejadian tadi."
"Ini hanya musibah, gak perlu pindah ke rumah kalian."
"Kamu ini ngiyel banget sihh Lyn, Mama hanya ingin terbaik aja."
Lyn hanya diam tapi tangannya terus membersihkan tubuh Jass.
Serasa sudah bersih, Lyn mengambil bedak bayi dan mengoleskannya pada kulit Jass yang lembut.
Lyn hanya memakai lution bayi untuk Jass karena memang kulit anaknya ini sangat rentan sekali.
Jass hanya diam dari tadi karena bingung apakah dia harus jujur, rasanya lelah juga terus berpura-pura tidak berdaya apalagi didepan Bundanya ini.
Lyn paham akan kekhawatiran Jass jadi dia langsung mengelus dada anaknya ini dengan lembut dan pelan.
"Sudah tidak papa, Jass tadi hanya main-main aja kok."
Lyn benar-benar merasakan detak jantung Jass yang sangat kencang.
'Detak jantungnya masih saja berdetak kencang, aku harus menenangkannya.'
Padahal detak jantung Jass berdetak kencang karena gugup melihat wajah Kakek dan Neneknya serta pria jahat itu apalagi merasa bersalah dengan Bundanya sendiri.
[][][]
NEXT
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Liswati Angelina
jass nakal bakal ....
2023-10-10
1