TERSESAT DI KAMPUNG JIN

TERSESAT DI KAMPUNG JIN

BERBURU DI HUTAN

Awal Mula*

Suara gonggongan anj*ng semakin ramai diiringi oleh teriakan tim pelacak. Pertanda mereka telah menemukan bin4tang yang mereka cari.

Tim pelacak adalah anggota pemburu yang telah memiliki jam terbang sangat tinggi dalam hal merancah semak belukar. Keahlian mereka sudah tidak diragukan lagi.

Mereka yang bertanggung jawab untuk mencari dan menentukan di mana buruan berada. Mereka juga yang bertugas masuk ke dalam semak di tengah hutan, untuk mencari jejak bin4tang buruan.

Dengan bersenjatakan tombak dan sebilah golok, mereka merangsek masuk menembus belukar yang belum terjamah manusia.

Mereka dibantu oleh beberapa ekor anj*ng yang terlatih. Penciuman anj*ng yang peka sangat membantu mengarahkan pemburu ke sasaran.

Mereka dianggap berhasil, bila telah menemukan bin4tang buruan, dan menggiringnya ke arah tim penjaga.

Tim penjaga berposisi di area terbuka yang tidak begitu banyak ditumbuhi belukar. Area seperti ini dipilih, agar mereka lebih mudah menaklukan bin4tang buruannya.

"Dia datang ...!" teriak Tarjo ke arah Aril, ketika ketua kelompok itu melihat semak belukar bergerak di depan mereka.

Mendengar teriakan Tarjo, Aril segera melompat, berdiri dengan tombak di tangan. Matanya tajam mengawasi semak di depan.

Tarjo dan Aril, saat ini bertugas sebagai tim penjaga, tim ini terdiri dari dua orang. Salah satunya yaitu ketua kelompok dan satunya lagi adalah anggota yang dianggap masih junior. Tim ini bekerja di area yang agak terang, area yang dianggap paling baik untuk menjatuhkan buruan.

Karena dikelompok ini Aril yang paling muda, maka dialah yang dianggap paling junior. Bagi Aril tidak masalah, yang penting hobi berburunya bisa tersalurkan.

"Sasaran masuukkk ...!" terdengar lagi teriakan Tarjo.

Teriakan ini jauh lebih keras, agar terdengar oleh semua anggota kelompok, sekaligus mengagetkan buruan, agar bin4tang buruan mereka semakin bingung.

Benar saja, sekelompok b*bi berlari ke arah tim penjaga. Karena kaget mereka berbelok arah, berlari kalang kabut menghindari Tarjo dan Aril. Sementara suara gonggongan anj*ng dan teriakan pemburu semakin riuh.

Tanpa dikomando lagi, Aril melompat, berlari mengejar bin4tang buruan yang terlihat panik.

"Ke Timuurrrr ...!" teriak Tarjo memberi arah.

Semua anggota tim menyasar ke arah Timur.

Namun, Aril malah berlari ke arah Barat, karena matanya dengan jelas menangkap, ke arah mana hewan yang menjadi musuh petani itu lari. Barat, bukan Timur!

Posisi Tarjo yang mendahului Aril, membuat dia tidak mengetahui kalau anak buahnya itu, mengejar ke arah yang berlawanan dengannya.

Konsentrasi Tarjo, dan anggota lain yang baru keluar dari semak belukar, hanya tertuju pada buruan yang telah terkepung. Mereka sibuk mengeluarkan seluruh kemampuan, untuk menaklukan buruan mereka tersebut.

Sementara itu, dengan tombak di tangan, Aril terlihat begitu bernafsu mengejar buruannya. Celah sempit belukar diterobos dengan berlari ... sungguh nekat!

Berapa kali tangan kanannya mengayunkan golok, membabat ranting dan onak yang menghalang. Dia seperti tidak peduli dengan berapa baretan merah di lengan tangannya. Merah, karena goresan onak dan duri di saat dia menerobos celah sempit belukar.

Aril semakin bernafsu, ketika melihat jarak buruan semakin dekat, larinya semakin cepat dengan teriakan semakin lantang, berharap b*bi yang dia kejar semakin panik.

Kini, hanya tombak yang berada di tangan, sementara golok telah kembali ke sarung, menggantung di pinggang Aril.

Mungkin karena panik, b*bi itu lari ke sembarang arah. Sekarang dia menuju ke arah jurang, jelas ini sangat menguntungkan Aril. Posisi buruannya terjepit, ruang geraknya semakin sempit. Aril pun semakin bersemangat, tekat untuk menaklukan hewan buruannya semakin membara.

Benar saja, tiba-tiba hewan itu berhenti. Dia terlihat bingung menentukan arah. Karena di depan dan samping kanan adalah tebing dengan jurang yang cukup dalam.

Kesempatan ini dimanfaatkan dengan baik oleh Aril, dengan cepat dia bergerak melemparkan tombak. Tombak itu melayang di udara menyasar ke arah b*bi.

Berapa inci lagi tombak akan menyentuh tubuh b*bi tersebut. Tiba-tiba hewan musuh petani itu melompat menghindar.

Berbelok ke arah kiri dan hilang di antara rumpun bambu liar. Serangan Aril luput, mata tombak hanya menyentuh ruang hampa dan jatuh ke dalam jurang. Kekecewaan jelas terlihat di wajahnya.

Ketika dia menoleh ke belakang, umpatan kecil keluar dari mulut remaja tanggung itu, disaat menyadari anj*ng kesayangannya tak ada bersamanya.

Rupanya dia tidak tahu, jika anj*ng nya berlari ke arah Timur mengikuti anj*ng milik Tarjo. Karena nafsu menangkap buruan telah memuncak, membuat hal itu luput dari perhatian Aril.

Tak ada pilihan lain bagi Aril, dia harus kembali ke Timur untuk bergabung dengan kelompoknya. Tapi sebelum itu, dia harus mengambil tombaknya terlebih dulu.

Kepala Aril mendongak, mengarahkan pandangan, sibuk mencari keberadaan tombaknya. Matanya menyipit, ketika melihat tombak yang tergeletak di sisi jurang.

Cukup curam!

Aril melangkahkan kaki ke sisi jurang, di mana tombaknya berada. Dia bersyukur, karena ada tumbuhan semak yang menahan tombak kesayangannya.

Andai rumput itu tidak tumbuh menempel di dinding tebing, tentu tombaknya telah meluncur ke dasar jurang. Butuh waktu lama untuk mengambilnya kembali.

Dengan hati-hati, Aril turun menapaki dinding tebing. Kakinya diangkat pelan mencari pijakan di antara cekungan batu. Tangannya sibuk bergerak menjaga keseimbangan badan. Sementara tubuhnya merapat ke dinding tebing.

Bagi orang biasa, melihat Aril merayap di tebing seperti ini, tentu akan membuat bulu kuduk bergidik. Tapi bagi Aril, ini hanyalah salah satu rintangan dari banyaknya tantangan dalam berburu.

Tubuh Aril semakin merapat ke dinding tebing, jaraknya dengan tombak sekitar satu meter. Namun, Aril sudah tidak mungkin lagi merayap ke arah tombak, karena sudah tidak ada lagi cekungan atau tonjolan batu tempat dia berpijak.

Jarak yang sangat tanggung, hanya butuh berapa inci lagi, agar tangan Aril menyentuh gagang tombak. Matanya liar mencari cara.

Di bawah ada pohon kecil, tapi mustahil rasanya jika kaki Aril bertumpu pada pohon tersebut. Pegangan tidak ada, jelas seluruh berat tubuhnya akan menumpu ke sana. Akibatnya bisa fatal, bila pohon itu patah, dia akan jatuh bebas ke dasar jurang.

Harapan satu-satunya sekarang tertuju pada pohon yang ada di atasnya. Pohon beringin.

Beringin ini tidak terlalu besar, tapi memiliki akar yang banyak, akar itu terlihat masuk ke dalam celah batu. Jelas itu pertahanan yang kuat, dengan keadaan akar sedemikian rupa, pasti mampu menahan bobot Aril. Andai dia bergelantungan di sana.

Posisi beringin yang berada antara Aril dan tombak, tentu akan memperpendek jarak, inilah cara yang harus ditempuh untuk meraih tombak tersebut.

Tangan Aril menggapai berapa akar yang menjuntai di atas kepalanya, tangannya berhasil meraih akar beringin tersebut. Mata lelaki itu mengawasi rumpun beringin, tempat asal akar yang berada dalam genggamannya.

Dia semakin merapatkan tubuh ke dinding, menumpangkan sebagian berat tubuh ke sana. Setelah itu tanganya membetot akar beringin, untuk menguji kekuatan akar tersebut. Aman, tak ada tanda-tanda akar itu akan putus.

Sekali lagi Aril menyapu rumpun beringin dengan matanya, ingin memastikan, bahwa akar tersebut benar-benar mampu menahan bobot tubuhnya.

Setelah yakin, dengan perlahan Aril bergelantungan di akar, menguji kekuatan akar untuk menahan bobot tubuh.

Sesaat kemudian, dia kembali merapatkan tubuh ke dinding tebing, dengan ujung kaki bertumpu pada cekungan tempat dia berpijak tadi.

Sekali lagi matanya menatap ke atas memperhatikan rumpun beringin. Tak ada yang mencurigakan. Aril yakin, akar ini mampu menahan tubuhnya ketika dia berayun nanti.

Mungkin saja ketika dia berayun, akan menimbulkan tarikan lebih kuat. Semakin kuat ayunan tubuh, tentu semakin besar pula tekanan yang terjadi. Hal ini, akan menambah beban akar beringin, pikir Aril.

Berpikir demikian, akhirnya dia kembali menguji kekuatan akar beringin dengan berayun perlahan.

Tubuhnya kembali bergelantungan di udara, tapi kali ini dengan sedikit ayunan. Pelan-pelan ....

Berapa kali dia berayun dengan menjaga keseimbangan, setelah itu dia merapat lagi ke dinding tebing. Kakinya kembali ke posisi semula.

Aril semakin yakin dengan kekuatan akar tersebut, dia segera mempersiapkan diri, untuk mengayunkan tubuh dengan kuat, ke arah tombak.

Untuk meyakinkan hati, bahwa akar beringin tersebut benar-benar mampu menahan berat tubuhnya, sekali lagi Aril melihat ke atas, tapi baru saja kepalanya terangkat .... Tiba-tiba ....

"Wuaaaaaaa ...!"

Aril berteriak kaget, ketika tatapannya beradu dengan sorotan mata sesosok makhluk yang berada persis di atas kepalanya.

Bersamaan dengan itu, makhluk tersebut langsung menyeringai yang membuat jantung Aril seperti mau putus.

Entah dari mana datangnya makhluk itu?

Tiba-tiba saja, dia ada di atas pohon beringin, bergelantungan dengan kepala kebawah. Wajah Aril dan makhluk itu hampir saja bersentuhan, ketika Aril mengangkat kepalanya tadi.

Bentuk makhluk itu mirip manusia, dengan tinggi sekitar lima puluh centi meter. Sangat kerdil.

Wajahnya keriput, dengan kepala hanya ditumbuhi oleh beberapa helai rambut, membuat batok kepalanya yang mengkilap terlihat begitu jelas.

Di kedua sisi keningnya, tumbuh sepasang tanduk, persis seperti tanduk sapi. Namun, ukurannya saja yang berbeda. Tanduk makhluk ini lebih kecil dan agak runcing.

Bola matanya besar dengan warna gelap dan ada titik putih di tengahnya, dari balik bibirnya yang tebal dan hitam, mencuat sepasang taring.

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

Pricil

Pricil

kenapa novel ini ga ada audio nya

2023-10-25

0

⒋ⷨ͢⚤💕ιᷜмͧαͪѕͭ💕ⒾⓇⁱᵐ Ꮶ͢ᮉ᳟ 🍜❦

⒋ⷨ͢⚤💕ιᷜмͧαͪѕͭ💕ⒾⓇⁱᵐ Ꮶ͢ᮉ᳟ 🍜❦

hanya demi ngambil barang nya dia rela mempertaruhkan nyawanya sendiri🤦‍♀️🤦‍♀️

2023-10-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!