Bab 20 ~ CLBK

Luna terbaring lemah di atas ranjangnya, bibi menemukan gadis itu tergeletak di depan pintu toilet. Teja duduk di tepi ranjang menyentuh dahi Luna yang terasa hangat. Merasa bersalah karena ulahnya kemarin bahkan menjanjikan akan menjemput gadis itu, nyatanya dia lupa dan mendadak pergi.

Sebenarnya Teja tidak ingin memenuhi permintaan Juli, tapi karena alasan kemanusiaan ia akhirnya datang ke rumah sakit mengurus kamar perawatan. Meskipun Juli menahan Teja agar menemaninya di rumah sakit, tentu saja pria itu menolak.

“Bukan aku yang harus menemanimu, tapi Ayah dari anak dari anakmu dan itu bukan aku. Aku harap ini terakhir kalinya kamu menghubungiku bukan urusan pekerjaan.”

“Maaf Teja, tidak ada kerabatku di Jakarta dan aku tidak bisa mengandalkan Mas Arya.”

“Juli, itu bukan urusanku.”

Teja menghela nafasnya, mengingat kebodohan yang dia lakukan semalam. Sikap apa yang akan ditunjukan oleh Luna setelah dia bangun nanti.

“Ini Pak.”

Teja menerima waslap dan mangkuk untuk mengompres dahi Luna.

“Bawakan teh hangat dan buatkan bubur,” titah Teja pada Bibi.

Pria itu dengan telaten mengurus istrinya yang sakit karena ulah dirinya. Luna sempat meracau karena demam dan Teja memaksa Luna bangun untuk disuapi bubur lalu minum obat. Menjelang siang, demam Luna sudah turun bahkan bibir gadis itu tidak sepucat tadi pagi.

Luna mengeerang dan menggeliatkan tubuhnya, membuat Teja yang duduk di sofa menoleh lalu meletakan ponselnya di atas nakas dan duduk di tepi ranjang. Menyeka keringat yang ada di wajah dan leher istrinya.

Perlahan Luna mengerjapkan matanya.

“Sudah lebih baik atau kita ke dokter saja?”

Luna menghela nafasnya, emosi mengingat kejadian semalam. Alih-alih memandang wajah Suteja, Luna memilih berbaring miring memunggungi suaminya.

“Luna, aku serius. Kita ke rumah sakit atau klinik, demam kamu cukup tinggi.”

“Nggak usah, nanti saya bisa berangkat sendiri. Pak Teja urus aja masalah Bapak, nggak usah ngurusin saya.”

“Kalau kamu marah karena kemarin melupakan janji menjemput kamu, maaf karena ada hal darurat dan ponsel aku tertinggal.”

“Terserah! Bapak keluar deh, saya mau istirahat.”

Teja menghela pelan, ia akhirnya mengalah dan keluar dari kamar itu. hari ini Teja sengaja tidak berangkat, hanya mengurus dan mengawasi usaha lewat telpon. Kondisi Luna membuatnya khawatir dan sekarang gadis itu malah memintanya pergi.

Menjelang malam, Luna keluar dari kamarnya. Teja yang berada di sofa ruang TV menoleh lalu menghampiri. Menanyakan kondisi gadis itu dan kebutuhannya. Lagi-lagi Luna hanya cuek.

...***...

“Tetap di rumah, kondisimu belum pulih,” titah Teja pagi ini. “Nanti siang aku pulang, kalau kondisimu belum membaik kita ke dokter.”

Luna yang baru bangun hanya berdehem mendengar penuturan Teja.

“Kalau sibuk nggak usah maksain Pak, saya bisa ke dokter sama Bibi.”

“Kamu itu istri saya Luna, jadi ….”

“Oh, istri ya. Saya pikir Pak Teja lupa udah punya istri.”

“Luna dewasalah, aku sudah minta maaf.”

Luna melirik sinis pada pria itu, meyakinkan apa yang baru saja ia dengar. Mulut Teja ternyata lebih tajam dari tatapannya. Sebelumnya ia disebut mirip pel4cur dan sekarang dikatakan belum dewasa. Belum sempat Luna mengeluarkan uneg-unegnya, Teja sudah menyela.

“Kamu boleh lanjut benci dan marah, tapi nanti setelah kamu sembuh. Sekarang patuh saja, atau ….”

“Atau apa?” Luna menantang Teja. Pria itu menelan saliva karena wajah mereka sangat dekat, bahkan hawa panas tubuh Luna begitu terasa dan bibir yang kadang mencebik, cemberut atau terbahak itu terlihat begitu menggoda.

Entah karena dia adalah pria dewasa dan normal serta kemarahan Luna malah membuat sesuatu dalam diri Teja bergelora

“Jangan pancing aku.”

“Siapa juga yang mancing. Sana pergi, temui saja perempuan bapak.”

Teja mengernyitkan dahinya mendengar kata perempuan dari mulut Luna.

“Perempuan?”

“Nggak usah pura-pura pintar. Perempuan yang ada di café waktu itu, pacar Pak Teja ‘kan? Kenapa nggak nikah aja sama dia.”

Teja tersenyum membuat Luna semakin emosi.

“Kamu cemburu?”

“Eh. Ngapain juga aku cemburu.”

Luna kembali berbaring membelakangi Teja, ia semakin kesal karena merasa terpojok. Terasa pergerakan di atas ranjang dan tangan mengusap kepalanya. Gadis itu berbalik, ternyata Teja yang ikut berbaring padahal pria itu sudah rapi dengan setelan kerjanya.

“Pak Teja ….”

“Ssttt.”

Teja dan Luna berbaring berhadapan.

“Wanita yang kamu lihat dicafe adalah mantanku, tapi urusan hati dengannya berakhir bertahun-tahun yang lalu. Aku minta maaf karena semalam melupakan janjiku karena wanita itu juga, atas dasar kemanusiaan. Dia minta tolong karena tiba-tiba anaknya koleps.”

“Jadi ceritanya CLBK?”

“CLBK?” tanya Teja heran.

“Cinta Lama Belum Kelar.”

“Astaga, singkatan apa itu? Cintaku dengan Juli sudah kelar. Aku sangat menjunjung tinggi kesetiaan, termasuk sekarang. Kita memang belum ada rasa, tapi jangan sampai ada pengkhianatan. Kalaupun kita menyerah dan harus berpisah, bukan karena saling mengkhianati.”

“Tapi Juli, eh Tante Juli itu kayaknya masih ngarep dengan Pak Teja.”

“Aku akui untuk hal itu, tapi tidak denganku.”

Pasangan itu terdiam dan saling tatap. Luna akhirnya menjerit karena dahinya disentil oleh Teja.

“Pasti kamu membayangkan hal mesum. Istirahat, nanti sore kita ke dokter,” ujar Teja lalu meninggalkan kamar Luna.

“Dasar Suteja, bujang lapuk,” teriak Luna sambil melemparkan bantalnya yang berakhir teronggok di lantai.

Terpopuler

Comments

Alanna Th

Alanna Th

lk" memang lemah; mau aja dmanfaatin! Smp istri nyaris celaka. Aq stuju Luna cuekin teja

2024-11-30

0

Lilis Wn

Lilis Wn

mau mauan aja terlibat lg sama si juli 🙄

2024-02-25

0

Adi Burdadi

Adi Burdadi

👎👎👎

2023-11-27

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ~ Aku Bersedia
2 Bab 2 ~ Pria Tua Bertubuh Gendut
3 Bab 3 ~ Si Bujang Lapuk
4 Bab 4 ~ Kenapa Belum Menikah
5 Bab 5 ~ Membahagiakan Eyang
6 Bab 6 ~ Belum Ada
7 Bab 7 ~ Pernikahan
8 Bab 8 ~ Lurus Atau Belok
9 Bab 9 ~ Kepribadian Ganda
10 Bab 10 ~ Sugar Daddy dan Sugar Baby
11 Bab 11 ~ Cantik Juga
12 Bab 12 ~ Masa Lalu Teja (1)
13 Bab 13 ~ Masa Lalu Teja (2)
14 Bab 14 ~ Reuni Dan Juli
15 Bab 15 ~ Sampai Aku Datang
16 Bab 16 ~ Pertemuan
17 Bab 17 ~ Kenapa Begini?
18 Bab 18 ~ Woi Suteja
19 Bab 19 ~ Pingsan
20 Bab 20 ~ CLBK
21 Bab 21 ~ Doddy Si Player
22 Bab 22 ~ Mulai Meaum
23 Bab 23 ~ Rencana
24 Bab 24 ~ Enak ....
25 Bab 25 ~ Kaluna !!!
26 Bab 26 ~ Sepuluh Menit
27 Bab 27 ~ Jangan Lupa Password
28 Bab 28 ~ Karatan
29 Bab 29 ~ Aku Cinta Kamu
30 Bab 30 ~ Rencana Busuk
31 Bab 31 ~ Kangen Aku
32 Bab 32 ~ Emosi
33 Bab 33 ~ Emosi (2)
34 Bab 34 ~ Selesaikan ....
35 Bab 35 ~ Kamu Masa Depanku
36 Bab 36 ~ Masa Lalu
37 Bab 37 ~ Penjelasan
38 Bab 38 ~ Bertemu di Cafe
39 Bab 39 ~ Istri Teja Dewangga
40 Bab 40 ~ Kamu Kenapa?
41 Bab 41 ~ Ini Tentang Luna
42 Bab 42 ~ Tugas Terakhir
43 Bab 43 ~ Menyelamatkan Luna
44 Bab 44 ~ Siapa Herman?
45 Bab 45 ~ Bicarakan Baik-baik
46 Bab 46 ~ Rencana Amar
47 Bab 47 ~ Kabur
48 Bab 48 ~ Do You Miss Me
49 Bab 49 ~ Tolong Anakku
50 Bab 50 ~ Bujang Lapuk Happy Ending
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Bab 1 ~ Aku Bersedia
2
Bab 2 ~ Pria Tua Bertubuh Gendut
3
Bab 3 ~ Si Bujang Lapuk
4
Bab 4 ~ Kenapa Belum Menikah
5
Bab 5 ~ Membahagiakan Eyang
6
Bab 6 ~ Belum Ada
7
Bab 7 ~ Pernikahan
8
Bab 8 ~ Lurus Atau Belok
9
Bab 9 ~ Kepribadian Ganda
10
Bab 10 ~ Sugar Daddy dan Sugar Baby
11
Bab 11 ~ Cantik Juga
12
Bab 12 ~ Masa Lalu Teja (1)
13
Bab 13 ~ Masa Lalu Teja (2)
14
Bab 14 ~ Reuni Dan Juli
15
Bab 15 ~ Sampai Aku Datang
16
Bab 16 ~ Pertemuan
17
Bab 17 ~ Kenapa Begini?
18
Bab 18 ~ Woi Suteja
19
Bab 19 ~ Pingsan
20
Bab 20 ~ CLBK
21
Bab 21 ~ Doddy Si Player
22
Bab 22 ~ Mulai Meaum
23
Bab 23 ~ Rencana
24
Bab 24 ~ Enak ....
25
Bab 25 ~ Kaluna !!!
26
Bab 26 ~ Sepuluh Menit
27
Bab 27 ~ Jangan Lupa Password
28
Bab 28 ~ Karatan
29
Bab 29 ~ Aku Cinta Kamu
30
Bab 30 ~ Rencana Busuk
31
Bab 31 ~ Kangen Aku
32
Bab 32 ~ Emosi
33
Bab 33 ~ Emosi (2)
34
Bab 34 ~ Selesaikan ....
35
Bab 35 ~ Kamu Masa Depanku
36
Bab 36 ~ Masa Lalu
37
Bab 37 ~ Penjelasan
38
Bab 38 ~ Bertemu di Cafe
39
Bab 39 ~ Istri Teja Dewangga
40
Bab 40 ~ Kamu Kenapa?
41
Bab 41 ~ Ini Tentang Luna
42
Bab 42 ~ Tugas Terakhir
43
Bab 43 ~ Menyelamatkan Luna
44
Bab 44 ~ Siapa Herman?
45
Bab 45 ~ Bicarakan Baik-baik
46
Bab 46 ~ Rencana Amar
47
Bab 47 ~ Kabur
48
Bab 48 ~ Do You Miss Me
49
Bab 49 ~ Tolong Anakku
50
Bab 50 ~ Bujang Lapuk Happy Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!