Bab 6 ~ Belum Ada

Kang Mas Teja berkali-kali mengajak bertemu, tapi Luna tidak penuhi. Dengan alasan pingitan sebelum menikah. Luna sengaja melakukan hal itu agar tidak merubah keputusannya. Bisa saja Luna akan merubah keputusan tentang pernikahan bersama Teja, ingin lebih cepat misalnya.

Luna sedang fokus di depan layar komputer dan sengaja mensilent ponselnya. Tentu saja menghindari Teja Dewangga yang mengajaknya bertemu.

“Luna, kita diminta kumpul di ruang meeting,” ajak Astri. Luna mengangguk kemudian meninggalkan kubikel termasuk ponselnya.

Ternyata mereka berkumpul untuk dikenalkan dengan karyawan baru, Luna menduga orang itu ada hubungan dengan Pak Arta karena begitu dispesialkan. Kebetulan Luna dan Astri berada di baris meja paling depan. Bukan hanya mereka yang terkesima saat Pak Arta melangkah masuk bersama pria yang terlihat asing, para karyawan lain pun sama khususnya perempuan.

Bahkan Luna menopang dagunya memperhatikan pria yang sudah duduk di depan bersisian bersama Pak Arta.

“Ini adalah Doddy Arnold, mulai hari ini dia akan bergabung dengan tim desain. Pengalamannya di luar sana tidak diragukan lagi, jadi saya angkat sebagai senior. Project pertamanya akan didampingi oleh Luna.”

Astri menyenggol lengan Luna dan berbisik, “Biasa aja kali, kayak yang lihat dompet aja.”

“Emangnya aku copet,” gumam Luna dan Astri terkekeh pelan.

Sepertinya Doddy akan menjadi primadona baru di Seloka Design, bukan hanya tampan dengan perawakan tinggi dan gagah. Pria itu juga terlihat ramah dan santun, bahkan tatapan matanya terasa teduh.

“Salam kenal rekan-rekan, mohon kerja samanya,” ujar Doddy sambil tersenyum bahkan menganggukkan kepalanya.

Sungguh paket komplit untuk seorang laki-laki. Diibaratkan melihat makanan yang menggugah selera, mungkin Luna sampai meneteskan air liur karena penampilan Doddy begitu sempurna dan … menggoda.

“Ya ampun, nyebut Luna,” gumam Luna sambil mengusap wajahnya. mengingat dia akan segera menikah, rasanya tidak elok sampai memuja pria selain suaminya.

Setelah pertemuan bubar, Doddy masih bersama Pak Arta. Luna kembali ke kubikelnya dan terkejut saat membuka ponsel. Banyak panggilan tidak terjawab dan beberapa pesan dari Teja, salah satunya mengatakan kalau pria itu menunggu di café nanti sore.

“Halah, bujang lapuk udah ngebet kawin kayaknya. Nggak sabar amat sih pengen ketemu Neng Luna yang cantik jelita,” batin Luna.

Doddy mengajak Luna berdiskusi terkait project yang akan mereka lakukan bersama. Gadis itu tidak bisa fokus ketika berdekatan dengan Doddy, auranya begitu dominan membuat para perempuan hanya bisa manggut-manggut tidak jelas termasuk Luna.

Doddy bahkan sempat terkekeh karena Luna tertangkap basah sedang menatapnya.

“Kamu dengar apa yang saya katakan?”

“Dengar dong Pak, suara hati Bapak aja saya dengar,” seru Luna. Lagi-lagi Doddy terkekeh.

“Jangan panggil Bapak, kesannya saya sudah tua dan kamu anak saya.”

“Terus panggil apa dong?”

“Hm, Mas, Abang, Kakak, atau ….”

“Panggil sayang aja ya Pak, lebih enak didengar.”

Doddy tergelak mendengar candaan Luna.

“Kalau perempuan lain yang bilang begitu saya anggap perempuan agresif, tapi kamu yang bilang terdengar seperti lelucon. Kamu lucu banget sih,” ujar Doddy.

“Memang saya bercanda Pak, iya kali beneran. Emang saya cewek apakah,” tutur Luna membuat Doddy tersenyum sambil menggelengkan kepala. Kalau dilihat-lihat, Teja dan Doddy sama-sama ganteng. Bedaya Teja terlihat misterius sedang Doddy lebih ramah.

Luna menguap sambil meregangkan otot tubuhnya. Terlalu fokus di depan komputer membuat tubuhnya terasa kaku dan pegal.

“Jam berapa ini?” gumam Luna sambil melirik jam dinding. “Eh busyet, hampir lupa. Ada janji sama Kang Mas,” seru Luna bergegas membereskan mejanya

...***...

Luna terjebak macet dan terlambat tiba di café, Teja tentu saja sudah duduk ganteng di meja agak pojok yang sebelumnya mereka tempati. Sungguh pria yang konsisten.

“Sorry telat,” ujar Luna santai, berbeda dengan Teja yang sempat mendengus kesal.

“Aku pesan dulu ya.”

“Tidak usah, nanti kemalaman.”

“Lah, emang mau ke mana?” tanya Luna heran.

Teja menghela nafasnya, greget dengan ulah Luna. Sulit berkomunikasi dengan gadis itu sedangkan pernikahan mereka hanya hitungan hari. Tanpa menjelaskan, Teja beranjak dari kursinya menuju kasir. Luna pun mengekor meski dengan penuh tanda tanya.

“Pak Teja, kita mau ke mana?” tanya Luna sudah berada di parkiran.

“Toko perhiasan, aku siapkan mahar dan melengkapi seserahan. Aku tidak tahu ukuran jarimu, jadi kamu harus ikut.”

“Astaga, tadi aja langsung ketemuan di toko. Kenapa Juga harus di sini.”

Teja berusaha tetap sabar menghadapi gadis itu, jelas-jelas dia berusaha menyampaikan lewat telpon tapi Luna sendiri yang mengabaikan dirinya.

“Seharusnya tadi kita duduk bareng untuk bicarakan banyak hal, meskipun hanya akad nikah ada yang harus dipersiapkan dan kamu mengabaikan teleponku.”

“Bilang dong kalau kita mau bahas persiapan, kirain Pak Teja mau batalkan pernikahan,” ujar Luna lirih.

Teja menatap Luna, apa iya gadis itu begitu menginginkan pernikahan ini. Gadis lain belum tentu mau, banyak gap di antara mereka berdua termasuk komunikasi.

“Apa kamu sangat menginginkan pernikahan ini?”

Luna mengangguk pelan.

“Demi Eyang, aku rasa Pak Teja pun dengan alasan yang sama,” sahut Luna. “Pak Teja, aku harap tidak ada pembicaraan tentang kontrak pernikahan atau semacamnya seperti novel tetangga atau drama korea. Aku ingin kita sama-sama jalani pernikahan ini, bukan hanya pura-pura di depan orang tua,” tutur Luna. Ia belum tahu pasti alasan Teja belum menikah, yang mungkin saja akan menyulitkan hubungan mereka ke depannya.

Karena bagi Teja Dewangga, belum ada perempuan yang bisa membuat hatinya terusik apalagi jatuh cinta.

 

Terpopuler

Comments

Lilis Wn

Lilis Wn

ayok dong teja terbuka sebelum ijab ..

2024-02-24

0

Aiur Skies

Aiur Skies

kesannya vulgar dan ngebet banget yak🤧🤧🤧

2023-12-20

2

Aiur Skies

Aiur Skies

giliran ntar di ultimatum dan diacuhin baru deh kelabakan luna

2023-12-20

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ~ Aku Bersedia
2 Bab 2 ~ Pria Tua Bertubuh Gendut
3 Bab 3 ~ Si Bujang Lapuk
4 Bab 4 ~ Kenapa Belum Menikah
5 Bab 5 ~ Membahagiakan Eyang
6 Bab 6 ~ Belum Ada
7 Bab 7 ~ Pernikahan
8 Bab 8 ~ Lurus Atau Belok
9 Bab 9 ~ Kepribadian Ganda
10 Bab 10 ~ Sugar Daddy dan Sugar Baby
11 Bab 11 ~ Cantik Juga
12 Bab 12 ~ Masa Lalu Teja (1)
13 Bab 13 ~ Masa Lalu Teja (2)
14 Bab 14 ~ Reuni Dan Juli
15 Bab 15 ~ Sampai Aku Datang
16 Bab 16 ~ Pertemuan
17 Bab 17 ~ Kenapa Begini?
18 Bab 18 ~ Woi Suteja
19 Bab 19 ~ Pingsan
20 Bab 20 ~ CLBK
21 Bab 21 ~ Doddy Si Player
22 Bab 22 ~ Mulai Meaum
23 Bab 23 ~ Rencana
24 Bab 24 ~ Enak ....
25 Bab 25 ~ Kaluna !!!
26 Bab 26 ~ Sepuluh Menit
27 Bab 27 ~ Jangan Lupa Password
28 Bab 28 ~ Karatan
29 Bab 29 ~ Aku Cinta Kamu
30 Bab 30 ~ Rencana Busuk
31 Bab 31 ~ Kangen Aku
32 Bab 32 ~ Emosi
33 Bab 33 ~ Emosi (2)
34 Bab 34 ~ Selesaikan ....
35 Bab 35 ~ Kamu Masa Depanku
36 Bab 36 ~ Masa Lalu
37 Bab 37 ~ Penjelasan
38 Bab 38 ~ Bertemu di Cafe
39 Bab 39 ~ Istri Teja Dewangga
40 Bab 40 ~ Kamu Kenapa?
41 Bab 41 ~ Ini Tentang Luna
42 Bab 42 ~ Tugas Terakhir
43 Bab 43 ~ Menyelamatkan Luna
44 Bab 44 ~ Siapa Herman?
45 Bab 45 ~ Bicarakan Baik-baik
46 Bab 46 ~ Rencana Amar
47 Bab 47 ~ Kabur
48 Bab 48 ~ Do You Miss Me
49 Bab 49 ~ Tolong Anakku
50 Bab 50 ~ Bujang Lapuk Happy Ending
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Bab 1 ~ Aku Bersedia
2
Bab 2 ~ Pria Tua Bertubuh Gendut
3
Bab 3 ~ Si Bujang Lapuk
4
Bab 4 ~ Kenapa Belum Menikah
5
Bab 5 ~ Membahagiakan Eyang
6
Bab 6 ~ Belum Ada
7
Bab 7 ~ Pernikahan
8
Bab 8 ~ Lurus Atau Belok
9
Bab 9 ~ Kepribadian Ganda
10
Bab 10 ~ Sugar Daddy dan Sugar Baby
11
Bab 11 ~ Cantik Juga
12
Bab 12 ~ Masa Lalu Teja (1)
13
Bab 13 ~ Masa Lalu Teja (2)
14
Bab 14 ~ Reuni Dan Juli
15
Bab 15 ~ Sampai Aku Datang
16
Bab 16 ~ Pertemuan
17
Bab 17 ~ Kenapa Begini?
18
Bab 18 ~ Woi Suteja
19
Bab 19 ~ Pingsan
20
Bab 20 ~ CLBK
21
Bab 21 ~ Doddy Si Player
22
Bab 22 ~ Mulai Meaum
23
Bab 23 ~ Rencana
24
Bab 24 ~ Enak ....
25
Bab 25 ~ Kaluna !!!
26
Bab 26 ~ Sepuluh Menit
27
Bab 27 ~ Jangan Lupa Password
28
Bab 28 ~ Karatan
29
Bab 29 ~ Aku Cinta Kamu
30
Bab 30 ~ Rencana Busuk
31
Bab 31 ~ Kangen Aku
32
Bab 32 ~ Emosi
33
Bab 33 ~ Emosi (2)
34
Bab 34 ~ Selesaikan ....
35
Bab 35 ~ Kamu Masa Depanku
36
Bab 36 ~ Masa Lalu
37
Bab 37 ~ Penjelasan
38
Bab 38 ~ Bertemu di Cafe
39
Bab 39 ~ Istri Teja Dewangga
40
Bab 40 ~ Kamu Kenapa?
41
Bab 41 ~ Ini Tentang Luna
42
Bab 42 ~ Tugas Terakhir
43
Bab 43 ~ Menyelamatkan Luna
44
Bab 44 ~ Siapa Herman?
45
Bab 45 ~ Bicarakan Baik-baik
46
Bab 46 ~ Rencana Amar
47
Bab 47 ~ Kabur
48
Bab 48 ~ Do You Miss Me
49
Bab 49 ~ Tolong Anakku
50
Bab 50 ~ Bujang Lapuk Happy Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!