“Kamu sudah buat janji untuk tanda tangan kontrak design apart dan café?” tanya Doddy, saat ini dia dan Luna sudah berada di dalam mobil untuk kembali ke kantor setelah pertemuan dengan seseorang di hotel.
“Oh iya, sebentar aku hubungi dulu.” Luna senyam senyum mengirim pesan untuk Teja dan menunggu balasan dengan menatap keluar jendela sedangkan ponsel masih dia pegang.
“Nanti malam jadi ya, kita makan-makan setelah itu bolehlah kita karaoke.”
“Hah, nanti malam ya kak?”
“Iya, tadi pagi aku sudah bilang. Anggap aja syukuran aku gabung di Seloka Design.”
Teja sudah membalas pesannya dan Luna kembali mengetik pesan untuk Teja yang isinya mengatakan kalau malam ini Luna akan pulang terlambat. Meskipun agak ragu untuk ikut, karena sudah bisa diprediksi pulang akan lambat dan dia tidak biasa tidur terlalu larut.
“Luna, kamu sudah ada yang punya belum?” tanya Doddy tanpa menatap lawan bicaranya karena fokus pada jalan di depan dan kemudi.
Luna terdiam, dia bingung menjawab pertanyaan seniornya.
“Ada yang punya gimana maksudnya Kak?”
“Pacar, tunangan atau suami.”
“Oh, itu namanya pasangan. Menurut Kak Doddy aku sudah punya pasangan belum?”
“Entahlah, tapi wajah kamu imut-imut mirip anak kuliahan. Kalau kita jalan pasti dianggap adik kakak,” ujar Doddy dan Luna malah membayangkan dia dan Teja yang mungkin akan dikira Ayah dan anak.
“Tapi Pak Teja nggak kelihatan tua, dia baby face,” ujar Luna dalam hati.
“Hey, malah melamun.” Doddy menyadarkan Luna sambil mengusap kepala gadis itu.
Sentuhan tangan Doddy membuat Luna terkejut, bagaimana tidak. Selama ini tidak ada yang berani menyentuhnya kecuali Eyang Surya, bahkan Teja yang sudah resmi dan halal pun belum pernah ada sentuhan fisik.
“Sebelum ini Kak Doddy kerja di mana?” Luna sengaja mengalihkan pertanyaan dan fokus pria di sampingnya.
“Masih jasa desain, tapi di luar kota.”
...***...
“Astri, aku sebenarnya nggak mau ikut,” bisik Luna, mereka sudah berada di lobby menunggu rekan lainnya. Salah satu café sudah di booking untuk perayaan bergabungnya Doddy dengan Seloka Design.
“Lah gimana sih, Pak Doddy ‘kan senior kamu. Malah kamu nggak ikut.”
“Kalau Cuma makan aja aku mau, tapi beres itu kita langsung pulang ya. Jangan mau kalau diajak ke tempat lain, apalagi sampai ada alkohol,” bisik Luna.
“Aku sih ngikut aja, tapi yang lain kayaknya nggak akan melewatkan minum gratisan. Kamu nggak bisa minum atau gimana?”
Luna menggelengkan kepalanya.
“Minum soda aja merem melek, apalagi minum alkohol bisa semaput deh.”
“Kita lihat situasi, kalau bisa maju mundur cantik beres dari café.”
Luna larut dalam perkumpulan dengan rekan-rekan kerjanya, biasa berkumpul urusan tugas dan saat ini mereka berkumpul untuk makan dan tertawa bersama. Doddy kebetulan duduk di samping Luna, tanpa gadis itu sadari kalau Doddy menaruh perhatian. Perhatian kecil Doddy memudahkan Luna menikmati makan malamnya, seperti mengambilkan tisu dan botol sambal seakan tahu yang diinginkan oleh gadis itu.
“Mau pesan minum lagi? gelas kamu sudah kosong,” bisik Doddy.
“Tidak usah Kak, nanti aku kekenyangan malah gak bisa tidur,” sahut Luna mulai ketar ketir karena sudah hampir jam delapan malam. Perjalanan dari café ke rumah Teja hampir satu jam, sepertinya dia butuh pintu doraemon untuk segera tiba di rumah.
“Dod, lanjut ke mana nih?”
“Gue ngikut aja, enaknya kita kemana.”
“Karaoke cuss.”
“Yang agak berat lah minumnya, biar bisa melek.”
“Terserah, pilih aja tempatnya,” ujar Doddy lagi membuat Luna dan Astri saling tatap.
Akhirnya mereka sepakat menuju tempat karaoke di mana menyediakan minuman keras juga. Langganan kantor ketika ada perayaan atau mengundang rekanan untuk sekedar hiburan. Astri sudah ikut mobil seniornya, tinggal Luna masih menunggu Doddy di kasir.
“Ayo,” ajak Doddy karena Luna masih berdiri di samping mobilnya.
“Kak, aku nggak ikut ya.”
“Kenapa? Oh masalah pulang, biar aku antar.” Luna sulit untuk berkelit, apalagi pria itu sudah membuka pintu mobil untuk Luna masuk.
Sampai di lokasi berikutnya, Luna mengekor langkah Doddy meskipun ragu-ragu. Ponsel dalam saku celananya bergetar, ternyata pesan dari Teja.
[Di mana kamu? Perayaan apa sampai jam segini belum pulang juga]
Ternyata sudah hampir jam sembilan, wajar saja Teja menanyakan keberadaannya. Bagaimanapun mereka sudah menikah dan Luna memang tanggung jawab Teja. Bahkan gadis itu mulai merasakan lelah dan kantuk.
[Aku masih dengan anak-anak kantor, pindah ke tempat karaoke]
Di tempat berbeda, Teja yang berbaring di ranjang menatap ponselnya membaca pesan balasan dari Luna pun langsung beranjak duduk.
“Karaoke?”
Merasa perlu penjelasan, Teja menghubungi Luna. Tiga kali nada tunggu, akhirnya dijawab oleh gadis itu.
“Dimana kamu?”
“Tempat karaoke, Pak Teja baca chat aku nggak sih?”
“Iya aku tahu tempat karaoke, tapi di mana daerah mana?”
Luna terdiam terdengar suara bising di ujung sana.
“Luna!”
“Aku nggak tahu ini daerah mana, aku share loc aja. Udah ngantuk, pengen pulang. Pak Teja jangan tidur dulu ya, bayarin taksi aku nggak ada receh.”
“Diam di sana sampai aku datang!”
Teja mengakhiri panggilan telepon dan langsung beranjak mengambil dompet serta kunci mobil. hanya mengenakan celana pendek dan kaos bahkan sandal rumahan, pria itu menuju tempat di mana Luna berada.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Lilis Wn
takutnya Dody ini mantan suami juli ga sih 🙄
2024-02-25
0
Jumadin Adin
jgn sampai luna kenapa napa ya thooor
2023-12-14
2
Herlina Rambung
akhirnya cemas jg
2023-11-15
0