“Dari mana kamu?”
Pertanyaan yang terlontar dari mulut Teja ketika Luna memasuki ruang tamu. Luna tahu Teja sudah pulang, karena mobil pria itu sudah terparkir rapi di carport. Kedatangannya ke rumah Ayah mertua pun ia minta dirahasiakan dari Teja.
“Dari luar,” sahut Luna santai tanpa rasa bersalah apalagi berdosa.
“Ya aku tahu kamu dari luar, kalau di dalam nggak mungkin aku tanya. Maksud aku dari mana, kamu pergi tidak izin.”
“Lupa Pak, berasa masih single aja. padahal udah double.” Luna menuju dapur, tujuannya lemari es dan mengambil air dingin.
Ternyata Teja masih berdiri menunggu Luna dengan gaya bossy, di mana tangannya berada di kantong celana.
“Wajahnya kondisikan Pak, jangan jutek gitu. Kelihatan makin tua,” ujar Luna lalu berlari ke kamarnya sambil tertawa.
“Luna,” teriak Teja.
Sampai di kamar, Luna menghempas tubuhnya ke atas ranjang menatap langit-langit kamar. Secara garis besar dia sudah tahu masa lalu Teja, tapi apakah hal itu akan berpengaruh pada pernikahan mereka ini belum bisa diprediksi. Apalagi sikap Teja yang acuh seakan tidak tergoda dengan Luna yang sudah mendalami peran sebagai seorang istri.
Sedangkan di kamar berbeda, Teja membaca undangan reuni kampus terbatas hanya angkatannya saja. Sebagai pebisnis hal ini bisa dijadikan peluang untuk menambah rekanan dan marketing terselubung di sela obrolan. Hanya saja Teja malas kalau sampai bertemu dengan pasangan lakn4t mantan kekasih dan sahabatnya. Reuni sekaligus makan siang itu diadakan di salah satu hotel di Jakarta.
...***...
Setelah sarapan bersama, Teja dan Luna sudah siap menuju kendaraan masing-masing. Luna baru akan menaiki motornya, tapi urung dan bergegas menghampiri Teja.
“Salim,” ujarnya, Teja lalu mengulurkan tangan karena sebelumnya Luna melakukan hal yang sama. “Pak Teja kerjanya jangan marah-marah ya, biar awet muda,” seru Luna yang sudah berada di atas motor dan memakai helm dan menarik resleting sweater.
Teja hanya memandang istrinya perlahan meninggalkan rumah. Pria itu yakin bukan karena Luna tidak mampu membeli mobil sampai harus menggunakan motor. Gadis itu pasti punya alasan yang aneh ketika ditanya.
Semalaman berpikir Teja memutuskan akan menghadiri undangan reuni. Tidak peduli walaupun dia harus bertemu dengan orang dari masa lalunya, saat ini dia sedang menapaki masa depan dengan kesuksesan.
Menjelang makan siang, pria itu memasuki lobby hotel. Pandangan Teja mengarah pada sosok yang dia kenal … Luna. Untuk apa istrinya berada di hotel apalagi gadis itu berjalan bersama seorang pria. Gegas Teja mengejar Luna yang berbelok ke executive lounge, mau tidak mau Teja menyurutkan niatnya mengejar sang istri. Karena kedatangan Luna ke sana pasti ada hubungannya dengan pekerjaan.
“Tapi siapa pria itu? sepertinya tidak asing,” gumam Teja yang melihat rekan Luna dari belakang dan dari samping ketika mereka berbelok memasuki area lounge.
“Bro, udah di sini aja.”
Teja menoleh, ternyata salah satu teman yang akan menghadiri reuni. Keduanya lalu menuju ruangan tempat acara, karena sesuai rundown yang sempat disampaikan sebentar lagi acara akan dimulai.
Acara tidak terlalu formal, bahkan saat ini sedang ramah tamah. Teja berada di antara para pria yang sama-sama pebisnis sambil menikmati makan siang.
“Gue denger lo udah nikah?”
Teja akhirnya menjadi pusat perhatian, akhirnya ia pun menjelaskan tentang pernikahannya.
“Resepsi dong, biar kita semua tahu kalau lo udah laku dan penasaran juga siapa perempuan itu.”
“Nantilah, istri gue juga sama nggak mau ada resepsi. Kalaupun ada kalian nanti gue undang,” tutur Teja menjelaskan situasi, setelah itu ia pamit ke toilet karena ada panggilan alam yang tidak bisa ditahan.
Pria itu lega karena tidak bertemu dengan dua orang yang sangat ia hindari. Bukan karena takut, tapi enggan mengingat dan merasakan betapa kecewa dan sakit saat dikhianati. Namun, semesta tidak mendukung harapannya. Keluar dari toilet Teja menyenggol seseorang ….
“Sorry,” ucap Teja.
“Justru saya yang minta maaf,” seru wanita yang tidak sengaja disenggol bahkan ponsel wanita itu sampai jatuh ke lantai.
“Apa ponselnya rusak?”
“Oh nggak, ini … Teja, Mas Teja ‘kan?”
Teja menghela nafasnya karena yang dihindari malah ada di hadapannya. Juli, wanita itu Juli. Mantan kekasih dan istri dari sahabatnya.
“Iya, aku Teja.”
“Wah, pangling loh. Beda sekarang, makin ganteng sih,” ujar Juli sambil tertawa. “Masih kenal aku ‘kan?”
Teja mengangguk. “Apa kabarmu Juli?” tanya Teja dengan tangan berada di kantong celananya, khawatir kalau Juli mengajaknya bersalaman.
“Baik, aku baik Mas. Dari penampilan kamu, kayaknya makin sukses aja nih. Ajak-ajak dong kalau ada bisnis.”
Teja melirik arlojinya lalu pamit kembali ke ruangan dan ke meja di mana tadi dia berkumpul. Lagi-lagi dia harus gigit jari, karena salah seorang memanggil Juli agar bergabung.
“Teja, lo lagi usaha apartemen dan café ‘kan? Juli kerja di perusahaan advertising loh, bisa dong lo pake perusahaannya untuk iklan. Sekali mendayung satu dua pulau terlampaui.” Kemudian mereka terbahak kecuali Teja, Juli pun ikut tersenyum.
“Usaha jalan, reuni pacaran juga jalan,” ujar yang lainnya kembali mengejek Teja dan Juli.
“Udah beres perceraian lo?” tanya seseorang pada Juli.
“Sudah lama kali, udah tiga tahun lalu.”
Teja mengernyitkan dahinya, meskipun dia paham artinya Juli dan suaminya sudah bercerai tapi dia tidak peduli.
“Harusnya lo gercep waktu itu, langsung cari Teja karena dia baru menikah loh.”
“Masa sih?” tanya Juli heran sambil menatap Teja.
“Nggak percaya tanya aja langsung.”
Teja hanya tersenyum terpaksa, menunggu sebentar dan berbasa basi kemudian pamit undur diri dengan alasan ada pertemuan lain. Sudah berada di lobby saat seseorang memanggilnya, ternyata Juli.
“Mas Teja, maaf kalau aku to the point. Kalau benar ada project atau peluang untuk kita kerja sama, aku tunggu banget Mas. Jadi single parent ternyata tidak mudah,” ungkap wanita itu lalu menyerahkan kartu namanya.
“Oke, aku kabari kalau ada peluang.”
“Terima kasih, Mas.”
Teja sudah berada di mobilnya dan mencengkram erat stir, pertemuan dengan Juli membuat moodnya buruk. Kartu nama yang diberikan sudah dia simpan di laci dashboard. Ponsel yang ada di saku jasnya bergetar, ternyata pesan dari Luna.
[Siang Pak Teja, saya Kaluna dari Seloka Design. Apa bapak ada waktu besok, untuk penandatanganan kontrak kerjasama]
Teja mengusap wajahnya membaca pesan formal dari Luna.
[Iya] balas Teja.
Teja pun menghidupkan mesin mobil dan bersiap meninggalkan hotel, tapi ponselnya kembali bergetar. Pesan dari Luna ... lagi.
[Sekarang aku Luna, istrinya Pak Teja. Sekedar info, nanti malam aku pulang agak telat karena ada perayaan karyawan baru di kantor]
“Perayaan? Maksudnya pesta atau gimana sih?” gumam Teja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Lilis Wn
awas aja jgn sampe kepincut lg nih si Tejo sama si cancer 😂😂😂 gw jagain dah si tejoo biar ga dipepet cancer lg ,karna tejoo udh ada pawangnya yg Mash tingting 🤩🤩😂😂
2024-02-24
0
kafa ainshod
Luna profesional banget ya
2024-01-25
1
Jumadin Adin
apa doddy mantannya juli
2023-12-14
0