Bab 8 ~ Lurus Atau Belok

Setelah drama malam pertama semalam, di mana Teja tidur di sofa sedangkan Luna tetap di ranjang. Pagi ini Luna membereskan pakaian dan perlengkapan yang akan dibawa. Sesuai hasil kesepakatan bersama Kang Mas Teja, setelah menikah Luna akan ikut tinggal di kediaman suaminya.

“Sudah tahu kamu akan pindah, kenapa baru packing,” sindir Teja yang baru saja keluar dari toilet dan melihat sebentar aktivitas istrinya.

“Nggak usah ribut kalau nggak mau bantuin,” sahut Luna, Teja menjauh dan berada di balkon kamar Luna.

Tidak lama Luna keluar dari ruang ganti menyeret koper dan satu buah tas besar, lalu membuka pintu kamar dan berteriak memanggil asisten rumah tangga.

“Pak Teja, ayo turun sarapan. Nanti keduluan Om Amar,” seru Luna.

“Memang kenapa dengan Amar?”

“Nanti juga tahu.”

Luna dan Teja pun bergabung di meja makan, sedangkan Tas dan Koper Luna sudah dibawa turun oleh asisten rumah tangga. Surya menyambut cucu dan cucu menantunya, terlihat raut wajah bahagianya. Indah mengarahkan asisten rumah tangga untuk menyiapkan minum untuk Teja dan Luna karena makanan sudah terhidang di meja.

“Eh, udah di sini,” seru Amar yang baru datang lalu duduk di sisi kanan Surya sambil tersenyum menatap Luna dan Teja bergantian.

“Ehm, mulai deh,” ujar Luna.

“Kok rambut kalian kering sih, emang semalam nggak bocor,” seru Amar mengejek pasangan di hadapannya.

“Mas,” tegur Indah karena suaminya selalu menggoda Luna dan sekarang pria itu memiliki banyak alasan untuk kembali mengejek Luna.

“Om Amar, aku kasih tahu ya. Ada teknologi namanya hair dryer,” sahut Luna lalu menggigit roti yang sudah dioles selain. Teja hanya mendengarkan dan memperhatikan istrinya dan Amar yang saling ejek dan berdebat.

“Gimana Teja, galak nggak si Luna pas di unboxing?”

“Astaga, Om Amar,” pekik Luna sedangkan Teja sempat terbatuk karena tersedak makanan yang sedang ia kunyah.

“Amar,” tegur Surya, sedangkan yang ditegur hanya terkekeh melihat sikap malu-malu Teja dan Luna.

“Kalian pergi sekarang?” tanya Surya yang sudah tahu kalau Luna akan ikut Teja dan sudah seharusnya seorang istri akan ikut suaminya.

“Iya, tapi Eyang tidak usah khawatir aku akan sering ke sini jenguk Eyang.” Surya tersenyum dan menganggukan kepalanya.

... ***...

Luna berdiri memandang bangunan di hadapannya. Rumah yang akan ditempati bersama Teja.  Koper dan tas miliknya sudah diturunkan dan supir Amar sudah pergi atas perintah Teja.

“Masuklah!”

“Ini siapa yang bawa?” tanya Luna menunjuk bawaannya.

“Kamu, tinggal seret doang. Jangan manja, aku tidak punya banyak pekerja di rumah ini,” ujar Teja lalu meninggalkan Luna yang keheranan bahkan terdengar umpatan dari mulut gadis itu.

“Yang sopan, aku ini suami kamu,” teriak Teja yang sudah berada di beranda rumah.

Wanita paruh baya membuka pintu dan menyambut kedatangan Teja dan menatap ke arah Luna yang kesulitan membawa barang-barangnya.

“Buatkan saya kopi Bik, biarkan saja dia bawa sendiri. Katanya sudah biasa, tadi saya sudah tawarkan bantu malah ditolak,” tutur Teja dan sukses membuat Luna terbelalak, apalagi si Bibi langsung masuk lagi ke dalam.

“Cari ribut nih lakik,” gumam Luna sambil menyeret koper dan tasnya.

“Hahhh,” teriak Luna yang sudah berada di dalam rumah dan membiarkan koper serta tasnya. Teja sudah duduk nyaman di sofa menyilangkan kakinya dan fokus pada tablet di tangannya.

“Silahkan Mbak,” ujar Bibi yang baru saja meletakan secangkir kopi untuk Teja dan segelas air dingin untuk Luna.

Luna menghempaskan tubuhnya di sofa tunggal lalu meraih gelas dan menghabiskan isinya. Gadis itu menatap sekitar, desain interior yang cukup sederhana juga tidak banyak barang di sana. Sepertinya karakter dari pemilik rumah cukup mendominasi, terasa begitu dingin.

Tempat tinggal tersebut hanya satu lantai, tapi terlihat luas. Luna beranjak untuk melihat sekitar rumah, ia membuka pintu samping yang ada di ruang santai di mana ada Tv dan peralatan hiburan lainnya. Ada  jalan dengan konsep bebatuan menuju ke belakang, di mana terdapat gazebo dan kolam renang.

“Luna,” panggil Teja, mengurungkan niat Luna untuk melanjutkan berkeliling. “Kamarku yang di sana,” tunjuk Teja. “Kamu bisa pakai kamar lain.”

“Tunggu,” ucap Luna membuat Teja berbalik karena tadi sudah siap pergi. “Kamar kita terpisah? Bukannya pasangan menikah harus berada dalam satu kamar?”

Teja melihat ke arah dapur, sepertinya dia akan bicara serius tapi tidak ingin didengar oleh orang lain selain mereka berdua.

“Duduklah!’ titah Teja setelah ia menempati salah satu sofa. Pria itu melipat kedua tangan di dada sambil menatap istrinya yang masih berdiri.  

“Pak Teja, bukannya aku sudah bilang jangan sampai ada drama pernikahan di antara kita. Aku tidak mau kita harus menyampaikan banyak persyaratan apalagi perjanjian pernikahan.”

“Aku bilang duduk, kamu pikir kita bisa berdiskusi dengan posisi begini.”

Luna akhirnya duduk di sofa terpisah dengan suaminya, ikut melipat kedua tangan di dada.

“Aku ingatkan kalau kita menikah karena perjodohan bukan karena ada perasaan.”

“Gimana mau ada perasaan kalau hidup kayak tetangga kos-kosan,” sahut Luna dan mulutnya sudah siap merepet.

“Kita jalani pernikahan ini, tapi jangan saling memaksa. Kalau sudah waktunya tertanya cinta itu memang tidak ada, kamu harus rela kalau kita akhirnya … cerai.”

“dan waktu itu adalah ….”

Teja mengedikkan bahunya.

“Bisa lebih cepat bisa lebih lambat, aku tidak bisa prediksi waktu tersebut. Kalau ternyata pernikahan ini berhasil membuatku menerima dan mencintai, kita akan jalani selamanya. Sampai saat itu tiba, tetap seperti ini. Tidak perlu berpura-pura atau memaksakan diri, keluargaku sudah mengerti bagaimana karakterku.”

“Pak Teja pria normal ‘kan?”

Teja mengernyitkan dahinya, pertanyaan Luna tentu saja bisa menimbulkan huru hara bahkan juga perang di rumah itu.

“Menurut kamu?” tanya Teja balik.

Luna hanya mengedikkan bahunya dan melayangkan pandangan ke arah lain.

“Aku rasa kamu paham dengan ucapanku tadi.”

“Pak Teja belok ya?” tanya Luna dengan suara lirih.

“Astaga,” ujar pria itu sambil mengusap wajahnya.

 

 

 

Terpopuler

Comments

Sri Widjiastuti

Sri Widjiastuti

😂😂🤣

2025-01-14

0

Sabaku No Gaara

Sabaku No Gaara

sabar ya luna...

2024-03-31

0

Lilis Wn

Lilis Wn

klau gw jd luna udh ngamok ini, apaan kamar pisah .bener kata Luna kaya kost2 an 🤣

2024-02-24

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ~ Aku Bersedia
2 Bab 2 ~ Pria Tua Bertubuh Gendut
3 Bab 3 ~ Si Bujang Lapuk
4 Bab 4 ~ Kenapa Belum Menikah
5 Bab 5 ~ Membahagiakan Eyang
6 Bab 6 ~ Belum Ada
7 Bab 7 ~ Pernikahan
8 Bab 8 ~ Lurus Atau Belok
9 Bab 9 ~ Kepribadian Ganda
10 Bab 10 ~ Sugar Daddy dan Sugar Baby
11 Bab 11 ~ Cantik Juga
12 Bab 12 ~ Masa Lalu Teja (1)
13 Bab 13 ~ Masa Lalu Teja (2)
14 Bab 14 ~ Reuni Dan Juli
15 Bab 15 ~ Sampai Aku Datang
16 Bab 16 ~ Pertemuan
17 Bab 17 ~ Kenapa Begini?
18 Bab 18 ~ Woi Suteja
19 Bab 19 ~ Pingsan
20 Bab 20 ~ CLBK
21 Bab 21 ~ Doddy Si Player
22 Bab 22 ~ Mulai Meaum
23 Bab 23 ~ Rencana
24 Bab 24 ~ Enak ....
25 Bab 25 ~ Kaluna !!!
26 Bab 26 ~ Sepuluh Menit
27 Bab 27 ~ Jangan Lupa Password
28 Bab 28 ~ Karatan
29 Bab 29 ~ Aku Cinta Kamu
30 Bab 30 ~ Rencana Busuk
31 Bab 31 ~ Kangen Aku
32 Bab 32 ~ Emosi
33 Bab 33 ~ Emosi (2)
34 Bab 34 ~ Selesaikan ....
35 Bab 35 ~ Kamu Masa Depanku
36 Bab 36 ~ Masa Lalu
37 Bab 37 ~ Penjelasan
38 Bab 38 ~ Bertemu di Cafe
39 Bab 39 ~ Istri Teja Dewangga
40 Bab 40 ~ Kamu Kenapa?
41 Bab 41 ~ Ini Tentang Luna
42 Bab 42 ~ Tugas Terakhir
43 Bab 43 ~ Menyelamatkan Luna
44 Bab 44 ~ Siapa Herman?
45 Bab 45 ~ Bicarakan Baik-baik
46 Bab 46 ~ Rencana Amar
47 Bab 47 ~ Kabur
48 Bab 48 ~ Do You Miss Me
49 Bab 49 ~ Tolong Anakku
50 Bab 50 ~ Bujang Lapuk Happy Ending
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Bab 1 ~ Aku Bersedia
2
Bab 2 ~ Pria Tua Bertubuh Gendut
3
Bab 3 ~ Si Bujang Lapuk
4
Bab 4 ~ Kenapa Belum Menikah
5
Bab 5 ~ Membahagiakan Eyang
6
Bab 6 ~ Belum Ada
7
Bab 7 ~ Pernikahan
8
Bab 8 ~ Lurus Atau Belok
9
Bab 9 ~ Kepribadian Ganda
10
Bab 10 ~ Sugar Daddy dan Sugar Baby
11
Bab 11 ~ Cantik Juga
12
Bab 12 ~ Masa Lalu Teja (1)
13
Bab 13 ~ Masa Lalu Teja (2)
14
Bab 14 ~ Reuni Dan Juli
15
Bab 15 ~ Sampai Aku Datang
16
Bab 16 ~ Pertemuan
17
Bab 17 ~ Kenapa Begini?
18
Bab 18 ~ Woi Suteja
19
Bab 19 ~ Pingsan
20
Bab 20 ~ CLBK
21
Bab 21 ~ Doddy Si Player
22
Bab 22 ~ Mulai Meaum
23
Bab 23 ~ Rencana
24
Bab 24 ~ Enak ....
25
Bab 25 ~ Kaluna !!!
26
Bab 26 ~ Sepuluh Menit
27
Bab 27 ~ Jangan Lupa Password
28
Bab 28 ~ Karatan
29
Bab 29 ~ Aku Cinta Kamu
30
Bab 30 ~ Rencana Busuk
31
Bab 31 ~ Kangen Aku
32
Bab 32 ~ Emosi
33
Bab 33 ~ Emosi (2)
34
Bab 34 ~ Selesaikan ....
35
Bab 35 ~ Kamu Masa Depanku
36
Bab 36 ~ Masa Lalu
37
Bab 37 ~ Penjelasan
38
Bab 38 ~ Bertemu di Cafe
39
Bab 39 ~ Istri Teja Dewangga
40
Bab 40 ~ Kamu Kenapa?
41
Bab 41 ~ Ini Tentang Luna
42
Bab 42 ~ Tugas Terakhir
43
Bab 43 ~ Menyelamatkan Luna
44
Bab 44 ~ Siapa Herman?
45
Bab 45 ~ Bicarakan Baik-baik
46
Bab 46 ~ Rencana Amar
47
Bab 47 ~ Kabur
48
Bab 48 ~ Do You Miss Me
49
Bab 49 ~ Tolong Anakku
50
Bab 50 ~ Bujang Lapuk Happy Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!