Luna bersyukur sempat membawa ponsel saat keluar dari kamar, foto Teja bersama wanita bernama Juli dan isi surat ia foto. Bukan karena lancang, tapi Luna berharap dengan informasi itu bisa lebih mengerti dan memahami Teja juga merencanakan bagaimana membuat pria itu bisa menerima pernikahan dengan masa lalunya.
Setelah memastikan foto dan surat tadi sudah rapi ke dalam kotaknya, tangan Luna mengangkat kotak lainnya. isinya lebih banyak dibandingkan kotak sebelumnya. Banyak lembaran foto, amplop dan guntingan koran.
“Ini apa?”
Lembaran foto Teja dan seorang wanita. Cantik, bahkan Luna pun insecure melihat foto itu.
“Sebelas dua belas lah sama aku.”
Lalu beralih ke potongan koran. Berita yang berisi wanita bunuh diri dan pelecehan. Luna masih belum bisa menggabungkan foto dan berita-berita itu. ada pula buku harian berwarna merah muda yang sudah usang.
“Ini kayak kitab dari barat, tebel amat. Bacanya harus bawa cemilan, keburu Suteja datang.” Gadis itu membuka lembaran terakhir, ada goresan pena yang ternyata ditujukan untuk Teja Dewangga. Membaca pelan, baris demi baris membuat wajah Luna berubah.
“Pak Teja, kisah cintanya tragis banget sih. Juli selingkuh, yang ini ditinggal mati. Antara genre romance dan horror.” Lagi-lagi Luna mengambil gambar foto, isi surat dan salah satu guntingan koran. Pandangan Luna tertuju pada amplop coklat, dengan cepat ia buka dan isinya lembaran foto juga. Namun, bukan foto Teja, melainkan seorang pasangan yang terlihat begitu mesra.
“Ini siapa ya?”
Tidak ada keterangan apapun di lembar foto itu, hanya saja foto tersebut terlihat usang dan bisa dipastikan tokoh dalam foto mungkin kalau masih ada sudah cukup tua.
Terdengar suara pagar. Luna bergegas merapikan kotak tadi, lalu menyimpan kembali di atas lemari dan berlari menuju pintu, dengan pelan dia keluar dan memastikan pintu tertutup rapat. Luna menuju kamarnya, membuka pintu balkon yang menuju kolam renang. Otaknya masih belum menangkap jelas isi kotak rahasia milik Teja.
“Hah, ngebul otak aku.” ponsel Luna lempar ke atas ranjang dan berjalan menuju kolam renang. Gadis itu melakukan peregangan otot ringan kemudian menceburkan diri ke kolam. Dua kali putaran, Luna pun keluar dari kolam dan mengibaskan rambutnya yang basah.
Sudah ada Teja di sana, awalnya ingin bicara dengan Luna tapi melihat gadis itu dengan pakaiannya yang basah sangat membentuk tubuhnya membuat pikiran Teja mendadak traveling.
“Pak Teja mau berenang?”
“Hm.”
“Tau gitu bareng aja, kalau perlu pake bikin!,” ujar Luna tanpa beban dan bersenandung meninggalkan Teja yang mengusap kasar wajahnya mendengar bik!ni. Membayangkan saja sudah membuat gerah apalagi melihat langsung. Teja segera menceburkan diri untuk mendinginkan tubuh dan kepalanya.
Pria itu sempat terdiam sambil mengatur nafasnya, kebetulan pandangannya mengarah pada kamar Luna dengan pintu terbuka dan gadis itu melepaskan kaos dan legging nya yang basah hanya menyisakan pakaian dalam. Sepertinya Luna tidak menyadari kalau kegiatannya dilihat oleh Teja.
“Sshittt.” Teja kembali menyelam lalu berenang lebih lama dari Luna.
...***...
“Pak Teja kemana Bi?” tanya Luna karena tidak melihat mobil pria itu. Setelah berenang dan mandi, Luna malah kembali terlelap dan terjaga hampir pukul satu siang.
“Ke café mbak, katanya ada masalah apa gitu.”
Walaupun tidak tahu café yang dimaksud, tapi Luna menduga itu adalah usaha sampingan Teja mengingat pria itu meminta Seloka Design untuk mendesain café miliknya.
“Aku harus tanya siapa ya?”
Luna masih penasaran dengan kisah di balik isi kotak yang ia temukan di kamar Teja. Ia butuh jawaban dan semua pasti ada hubungan kenapa Teja belum menikah padahal umurnya cukup … tua. Mungkin saja ada hubungannya juga dengan sikap Teja yang terlihat tidak tertarik dengan dirinya, padahal kalau dilihat dari sudut manapun Luna cukup menarik dan tentu saja cantik.
“Pak Adam, sepertinya aku harus bertemu Pak Adam.”
Gadis itu bergegas berganti baju dengan yang lebih sopan dan formal. Berangkat menggunakan taksi online, tidak mungkin menggunakan motor yang akan membuat penampilannya tidak sesegar saat berangkat.
Luna hanya berpesan kalau dia akan keluar, tanpa mengatakan mengunjungi Ayah mertuanya. Hubungan Adam dan Teja seperti apa, ia pun tidak mengerti.
“Kayaknya ini deh.” Luna sudah turun dari taksi dan berdiri di depan gerbang sebuah rumah mewah. Security menanyakan keperluannya dan membenarkan kalau Pak Adam adalah pemilik rumah.
“Sudah ada janji?”
“Belum, katakan saja Luna yang datang. Kaluna Zena istri Teja Dewangga.”
“Oh Mbak istrinya Mas Teja. Silahkan masuk Mbak, maaf saya belum hafal wajah Mbak,” ujar security lalu membuka pintu gerbang untuk Luna.
Ternyata kediaman Adam, cukup luas. Bahkan dari gerbang ke beranda rumah lumayan jauh. Beruntung Luna mengenakan flat shoes. Sudah ada asisten rumah tangga yang menyambut dan mempersilahkan masuk. Sepertinya security sudah menghubungi dan menyampaikan kedatangan menantu Adam.
“Wah, Bapak dikunjungi menantu cantik. Kenapa tidak kasih kabar,” ujar Adam menemui Kaluna.
Luna tersenyum lalu meraih tangan Adam, mencium dengan takzim membuat Adam tersenyum bahkan membelai kepala menantunya.
“Duduklah! Loh, kemana Teja?” tanya Adam tidak melihat putranya.
“Saya ke sini sendiri.”
Adam manggut-manggut sekaligus heran, kenapa Luna datang sendiri. Menantunya itu ternyata langsung ke inti dengan menyampaikan maksud kedatangannya termasuk juga menanyakan masalah lalu Teja dengan menyinggung nama Juli dan Andin, tanpa mengatakan kalau dia menemukan informasi tersebut langsung dari kamar Teja.
“Nak Luna, semua orang punya masa lalu. Dua nama tadi merupakan masa lalu Teja yang sempat membuatnya terpuruk, tapi Ayah yakin Teja sudah mengubur dalam-dalam cerita mereka. Sekarang kamu masa depan Teja. Sebenarnya Teja mudah dipahami, jangan khianati dia dan jangan bersikap berlebihan. Ayah pernah terlalu perhatian ketika dia terpuruk, yang ada Teja malah pergi dan mengobati lukanya sendiri.”
“Dia dikecewakan dan dikhianati oleh wanita yang dianggap dunianya dan kamu berusahalah menjadi dunianya Teja. Untuk kisah rinci bagaiman masa lalu Teja, hanya dia sendiri yang berhak bercerita."
Luna menghela pelan lalu tersenyum. Bagaimana bisa dia menjadi dunia bagi Teja, kalau pria itu asyik dengan dunianya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Lilis Wn
susah nih naklukin tejooooo,,kudu sabar 🤔
2024-02-24
0
Agustina Kusuma Dewi
kyk lagune dewa.
cinta kan membawamu kembali disini
2023-12-28
1
Jumadin Adin
karena gk bokeh berlebihan menghadapi pak teja,,solusinya luba harus bersikap cuek biar teja merasa kelimpungan
2023-12-14
2