Mobil yang dikendarai Ega berbelok pada sebuah kafe rooftop yang cukup terkenal di ibukota. Pikirannya kembali tak tenang selepas Iko menunjukkan foto suaminya dengan rangkaian mawar putih berbentuk hati di tangan. Mata perempuan itu kembali terpaku pada layar ponsel pintarnya dan membuka akun media sosial milik Iko untuk kembali mengamati foto yang beberapa waktu lalu ditunjukkan padanya. Nihil. Iko tak mengunggah foto tersebut di laman media sosialnya. Jemari indah itu lantas kembali mencari, kali ini ia membuka akun Aluna, dan benar saja. Aluna yang mengunggah foto liburan itu di akun media sosialnya. Dengan cekatan Ega mengamati unggahan foto itu, dan ia mendapati foto itu diunggah sekitar tiga bulan yang lalu, tepatnya saat Evan dan seluruh jajaran pemegang saham La Lemonada mengadakan perjalanan bisnis di Labuan Bajo. Jemari Ega dengan lincah berganti membuka akun media sosial milik suaminya, dan kecurigaannya semakin nyata. Tepat pada tanggal yang sama, sang suami mengunggah foto kebersamaanya dengan The Five Hunters, para founder La Lemonada yang tak lain adalah teman seperjuangan saat membangun bisnis itu. Foto itu hanya berempat karena Ega mempercayakan sepenuhnya pada sang suami dan ia memilih fokus dengan dunia hairstylist nya. Dalam foto itu mereka duduk melingkari sebuah meja yang di belakangnya banyak meja- meja yang disusun serupa dan dipenuhi oleh para jajaran pemegang saham yang turut terlibat dalam acara itu. Evan duduk dengan setelan jas hitam yang sama persis seperti dalam foto yang ditunjukkan oleh Iko. Berurutan setelahnya ada Lukas, laki- laki berdarah Ambon dengan senyumnya yang manis yang tak lain adalah kepala bagian pemasaran. Di samping Lukas, Amora. Perempuan cantik dengan tinggi tak kurang dari seratus lima puluh delapan senti. Dialah yang paling kecil di antara kelima anggota Five Hunters yang kini memegang bagian kepala keuangan. Dan yang duduk di paling tepi adalah Nindy, si perfeksionis berambut lurus yang saat ini menjabat sebagai wakil direktur utama di La Lemonada. Ega kembali mengamati keempat sosok dalam foto itu secara bergantian. ‘Mungkinkah Amora, ataukah Nindy?’
“Ega? Kamu di sini?” Panggil seorang laki- laki yang sangat ia kenal suaranya. Perempuan itu mendongakkan kepala ke sumber suara yang ada di hadapannya, dan seketika matanya terbelalak mendapati laki- laki dengan topi dan jaket berwarna hitam yang mulutnya tertutup rapat dengan masker, namun Ega dapat mengenalinya dengan baik hanya dari suaranya.
“Iko? Kamu sengaja mengikutiku kemari?” tanya perempuan itu sedikit terkejut mendapati Iko yang berdiri di hadapannya.
“Tidak- tidak. Aku benar- benar tidak tahu kalau kamu juga datang ke tempat ini,” pungkas Iko meluruskan.
“Pilih tempat duduk yang lain sebelum banyak orang melihatmu. Pergi. Dari. Sini,” tegas Ega berusaha menyelamatkan Iko dari pandangan curiga pengunjung kafe yang duduk di sekitarnya.
“Aku akan pergi,” tutur Iko sembari memilih tempat duduk yang berjarak cukup jauh dari Ega, namun ia masih dapat melihat perempuan itu dari kejauhan.
...***...
Dari tempat duduknya, Iko dapat melihat dengan jelas sosok Ega yang tengah fokus dengan ponsel pintarnya. Wajahnya yang cantik dan cara duduknya yang indah membuat Iko kembali mengenang kebersamaan mereka di masa lalu, yang seketika membuat Iko semakin merasa bahwa ia harus selalu melindungi perempuan yang dilihatnya dari kejauhan itu. Rasa itu kembali mendorongnya untuk menemukan siapa sosok di balik akun bernama Little Princess. Ibu jarinya tampak lincah menggeser tampilan layar ponselnya, berusaha menemukan apapun yang berkaitan dengan nama itu. Satu demi satu ia membuka laman dengan nama yang sama, dan ia hanya mendapati sebagian besar laman dengan nama tersebut berisi kumpulan dongeng untuk anak- anak. Iko tak berputus asa, hingga akhirnya ia menemukan satu laman dengan nama dan foto yang sama seperti akun Little Princess yang ditandai dalam postingan bunga mawar itu. Dengan segera Iko membukanya, dan ia mendapati kumpulan syair indah semacam puisi diunggah di sana. Sekilas tak ada yang mencurigakan dari kumpulan syair tersebut, hingga akhirnya Iko baru menyadari ada beberapa angka ditulis secara acak di setiap akhir barisan sajak indah tersebut. Iko membuka kembali satu demi satu syair dengan judul yang berbeda dan benar saja. Penulis syair tersebut selalu membubuhkan beberapa angka secara acak pada setiap bagian akhir dari tulisan indah itu.
Binatang- binatang buas itu
Seperti aku dan kamu
Berseteru, lantas menyatu
Bukankah cinta memang seperti itu?
Bahkan dalam keheningan telaga yang membiru
Tenangnya menjadi saksi, bahwa kamu milikku.
19-5-18-18-1-20-20-1 306
Iko masih tak mengerti dengan makna sajak dan barisan angka tersebut. Antara yakin dan tidak, namun kesamaan nama dan foto profil pada laman tersebut dengan akun Little Princess membuatnya yakin bahwa kedua akun tersebut saling berhubungan. Laki- laki itu mencoba meneliti bagian kolom komentar dari postingan itu, namun ia tak menemukan satu komentar pun yang ia harapkan mampu menjadi petunjuk baginya untuk meyakinkan bahwa pemilik akun itu adalah orang yang sama dengan Little Princess. Kepala laki- laki itu mulai penat, namun rasa ingin tahunya melebihi segalanya. Dibukanya kembali sajak lain yang terunggah satu bulan sebelumnya dan ia kembali menemukan angka- angka acak itu pada bagian akhirnya.
Bola mata indah itu menatap tajam
Seperti anak panah yang menghujam
Sesekali ia berpaling, namun tarian indahnya membuatmu tak bergeming
Bukankah aku juga seperti penari itu?
Tatap mataku, tuan.
Karena selamanya aku milikmu.
1-16-21-18-22-1 408
Iko menghela napas panjang sembari meneguk es kopi Vietnam yang hampir hilang rasa manisnya. Semua pikirannya tertuju pada sajak- sajak dan angka misterius itu. ‘Apa maksudnya semua angka angka ini?’
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
borjun as
hmm pusing ya ko..😁
2023-09-28
1