“Hunny? Sedang apa kamu di sini?” tanya perempuan itu sembari bergegas menghampiri seorang laki- laki yang tengah berdiri di ujung lorong yang tak lain adalah Evan, suaminya. Mendengar pertanyaan itu, tangan laki- laki yang sedari tadi tersembunyi di balik punggungnya ia tunjukkan dengan serangkai bunga mawar merah yang besar dalam genggamannya. Mendapati hal mengejutkan itu, dua bola mata Ega seketika berkaca- kaca.
“Aku hanya ingin memberi kejutan untuk istriku,” pungkasnya sembari menyerahkan rangkaian mawar merah yang merekah indah. Ega menerima rangkaian bunga itu dengan bahagia.
“Terima kasih, Hun. Tapi kamu tidak perlu berlebihan seperti ini,” gumam Ega sembari memberikan pelukan hangat pada suaminya, namun ia kembali terkejut manakala Iko yang baru saja keluar dari ruang ganti tengah berdiri di kejauhan menyaksikan sepasang suami istri itu tengah berpelukan erat. Seolah ingin menegaskan pada Iko bahwa ia sangat mencintai suaminya, perempuan itu dengan sengaja menahan pelukan itu lebih lama.
“Tak biasanya kamu pulang sesore ini, Hun,” tutur Ega pada suaminya.
“Kamu tahu sendiri ‘kan kalau semalam aku lembur sampai larut. Jadi hari ini aku sengaja pulang lebih awal. Aku ingin menyaksikan konser ini,” tuturnya yang seketika membuat Ega menatap suaminya keheranan.
“Apa aku tidak salah dengar? Biasanya kamu tak pernah mau tiap kali aku tawarkan tiketnya,” ucap Ega.
“Hm, entahlah. Mungkin karena semalam ada laki- laki yang berusaha mendekati istriku sehingga hari ini dan seterusnya aku merasa bahwa aku harus menjagamu lebih baik lagi,” ujarnya sembari tersenyum tipis dan mengecup kening Ega begitu saja. Iko yang masih berdiri mematung di sana, tampaknya mulai tak tahan dengan apa yang ia lihat sehingga ia memutuskan untuk segera bergegas menuju area belakang panggung mempersiapkan dirinya.
“Ayo kita segera cari tempat duduk yang nyaman. Aku sudah membeli dua tiket VVIP untuk kita,” pungkas Evan sembari mengeluarkan dua buah tiket konser berupa gelang tangan bertuliskan VVIP. Perlahan laki- laki itu memakaikannya pada pergelangan tangan Ega, begitu sebaliknya. Ega lantas melingkarkan lengannya pada lengan Evan, berjalan beriringan menuju pintu masuk penonton pada jalur VVIP. Gedung itu sudah mulai penuh sesak oleh penonton yang hendak menyaksikan penampilan terbaik para idolanya. Evan dan Ega mendapatkan kursi tepat di baris paling depan, sehingga terlihat dengan sangat jelas penampilan semua bintang tanpa terhalang apapun. Beberapa kali mereka berdua menyapa penonton kelas satu yang mereka kenal, sedikit mengobrol lantas kembali fokus pada konser yang telah mulai. Satu per satu idola yang masuk finalis terbaik dari agensi itu memberikan penampilan yang memukau, hingga pada akhirnya tiba saat duo juara yang telah ditunggu semua penonton dipanggil oleh sang pembawa acara untuk naik ke panggung.
“Baiklah sebelum kalian memberikan penampilan terbaik untuk penggemar, saya ingin menanyakan sesuatu khususnya pada Iko yang menciptakan lagu ini,” tutur pembawa acara itu. Suara nyaring yang ramah dari pembawa acara ternama itu selalu mampu menghidupkan suasana acara sehingga tidak membosankan.
“Kalau penonton boleh tahu, ceritakan sedikit tentang syair lagu yang sangat bermakna dan mampu menghipnotis para penggemar yang ada di sini,” pinta sang pembawa acara pada Iko yang telah menggenggam pengeras suara pertanda ia siap menjawab pertanyaan tersebut.
“Lagu ini saya ciptakan bersama seseorang yang selalu mendukung saya dalam bermusik. Dia juga menghadiahkan gitar ini pada saat lagu ini tercipta,” jelas Iko kepada sang pembawa acara. Entah sejak kapan, laki- laki itu menyadari keberadaan Ega dan suaminya yang tengah duduk di barisan paling depan.
“Apakah dia mengetahui kalau sekarang anda menjadi idola yang digilai seluruh penggemar di tanah air?” pembawa acara itu kembali bertanya. Seketika Iko mengarahkan pandangan matanya pada Ega, dan Ega menyadari hal itu. Jantung perempuan itu berdegup kencang, khawatir Iko akan mengatakan hal yang membuat suasana sang suami menjadi tak nyaman.
“Mungkin dia tahu, mungkin juga tidak,” jawab Iko yang seketika dihujani riuh tepuk tangan dan sorakan para penggemar.
“Seandainya hari ini seseorang itu ada di hadapan anda, dan anda diminta untuk memilih antara orang itu atau Aluna, siapa yang akan anda pilih?”pertanyaan tak terduga yang muncul seketika membuat Iko sedikit terkejut, begitu pula dengan Ega yang masih tampak tegang. Suasana gedung hening sejenak karena semua penggemar memasang telinga bersiap mendengar jawaban yang akan keluar dari mulut sang musisi idola tersebut. Evan yang tampaknya juga turut menunggu jawaban itu, seketika melingkarkan lengannya merangkul Ega, meletakkan kepala sang istri pada pundaknya seolah mengisyaratkan bahwa dialah pemenang hati sang hairstylist itu. Menyaksikan hal itu, Iko lantas memalingkan wajahnya menatap Aluna yang sedari tadi berdiri di sampingnya dan menunggu kontak mata dengannya.
“Saya akan memilih seseorang yang selalu membersamai saya,” pungkas Iko sembari mengulurkan tangannya pada Aluna. Gadis cantik itu lantas menyambut uluran tangan itu dan menggenggamnya erat. Seketika momen romantis itu kembali disambut riuh tepuk tangan dan sorak sorai penggemar yang puas akan jawaban manis Iko. Laki-laki itu kembali menatap Ega dari atas panggung, namun Ega memalingkan pandangannya.
“Baiklah, tanpa menunggu lebih lama lagi, kita saksikan penampilan terbaik dari pasangan paling serasi tahun ini! Berikan tepuk tangan yang meriah untuk Aluna dan Iko!” tutup sang pembawa acara yang kembali mengundang kegemuruhan penonton yang memenuhi seluruh isi gedung. Duo idola itu mulai mempersiapkan diri. Jemari lincah Iko mulai memetikkan melodi- melodi indah pembuka lagu tersebut. Tak berapa lama, suara merdu Aluna yang memabukkan mampu menghipnotis seluruh penggemar hingga semua pandangan berpusat padanya. Ega menatap gadis cantik itu dari kejauhan. Tatanan rambutnya, kostum yang ia pilih, hingga bahasa tubuhnya, membuat Ega seperti melihat dirinya sendiri di masa lalu, saat usianya masih dua puluh tahun. “Gadis itu benar- benar berusaha terlihat sepertiku di hadapan Iko,” batin Ega. Sang suami yang sedari tadi tampak tenang menyaksikan duo idola itu tampil di atas panggung, seketika memalingkan pandangannya pada Ega.
“Apa aku harus berpenampilan seperti dia agar kamu tak berpaling dariku?” bisik Evan setengah bercanda di telinga sang istri, yang sontak membuat perempuan itu terkejut dan berbalik menatapnya.
“Hun, sudahlah jangan dibahas lagi,” jawab Ega sembari menyikut lengan suaminya perlahan. Evan terkekeh kecil sembari kembali memusatkan perhatiannya pada penampilan dua idola tersebut.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
anggita
Evan... Ega... Iko 🥱
2023-09-28
0