“Kak Ega cari siapa?” celetuk Aluna begitu mendapati Ega yang tampak celingukan selepas menata rambut Aluna. Merasa terintimidasi, Ega segera membereskan peralatannya untuk mengalihkan perhatian.
“Aku belum melihat Nathan sejak tadi. Beberapa peralatanku tertinggal di studio foto tempo hari dan aku meminta Nathan untuk membawakannya,” tutur Ega sembari menggulung kabel pengering rambut yang baru saja selesai ia gunakan untuk menata rambut Aluna.
“kak Ega belum tahu? Kak Iko dirawat di rumah sakit karena alergi pewarna rambut tempo hari, jadi Kak Nathan libur sampai Kak Iko sembuh. Iritasinya cukup parah dari yang sebelumnya sehingga ia harus menjalani perawatan intensif,” seloroh Aluna yang seketika menghentikan gerakan tangan Ega yang masih sibuk menggulung kabel. Kekhawatiran Ega terhadap reaksi alergi Iko akhirnya terjadi.
“Jadi kamu tampil solo hari ini?” tanya Ega pada Aluna. Gadis cantik itu mengangguk sembari membuka ponselnya, lantas menunjukkan foto dirinya yang tengah menjenguk Iko di rumah sakit. Dalam foto yang telah ia unggah di akun sosial medianya itu, tampak Iko tengah terduduk dengan luka memerah yang cukup luas menjalar di sekitar pelipisnya. Dalam unggahannya itu dengan jelas Aluna menuliskan pesan pendek ‘Lekas sembuh bintangku’ yang pada bagian bawahnya dibanjiri ratusan ribu komentar berisi dukungan positif dan tanda cinta dari para penggemar duo idola itu. Disadari atau tidak, sepertinya bukan foto itu yang sebenarnya ingin ditunjukkan Aluna pada Ega, namun dukungan penggemar atas keromantisan hubungan mereka berdua yang terwakilkan dalam unggahan foto itulah alasan utamanya.
“Ah, iritasinya cukup serius. Jelas tidak mungkin baginya untuk tetap tampil dalam keadaan seperti itu,” pungkas Ega sembari memasukkan semua peralatan ke dalam koper hitamnya.
“Kak Ega tidak menjenguknya?” tanya Aluna polos.
“Aku akan menjenguknya jika kamu mengijinkannya,” Pungkas Ega singkat.
“Jika tidak?” gadis itu berceletuk dengan menyunggingkan sedikit senyum manisnya.
“Maka aku tidak akan kemana- mana. Sederhana, ‘kan?” jawab Ega yang diikuti tawa merdu dari mulut Aluna.
“Tentu saja boleh, Kak. Aku hanya bercanda. Kak Nathan, Kak Bagas, dan semua kru telah datang menjenguknya sejak kemarin. Hanya Kak Ega yang belum terlihat,” pungkas Aluna menjelaskan. Ega mengangguk kecil sembari tersenyum simpul. “Aku akan menjenguknya selepas ini,” tutupnya.
...***...
Ega menghentikan laju mobilnya pada sebuah toko bunga dengan desain interior vintage yang anggun. Bagian depan toko bunga itu dipenuhi dengan bunga bougenville yang bermekaran dan hampir menutupi seluruh sisi kanan dan kiri pintu masuk. Perlahan ia memasuki toko bunga berukuran tak kurang dari dua puluh meter persegi itu, dan seketika kehadirannya disambut hangat oleh seorang perempuan cantik dengan rambut ikal panjang yang diikat tinggi. Perempuan cantik itu mengenakan midi dress berwarna broken white dengan apron cokelat menutupi bagian depan tubuhnya.
“Ega! Ada angin apa kamu datang kemari?” ujar perempuan cantik itu seraya menjabat tangan Ega dengan lembut dan mendaratkan ciuman pipi kanan dan kiri. Perempuan itu adalah Tasya, teman satu kampus Ega dan Evan semasa kuliah dulu. Mereka dulu kenal cukup dekat, namun kesibukan masing- masing membuat keduanya jarang berkomunikasi.
“Buatkan aku rangkaian bunga yang indah. Aku hendak mengunjungi temanku yang sakit,” pinta Ega pada Tasya. Perempuan itu mengangguk penuh semangat sembari mempersilakan Ega untuk duduk.
“Kamu sehat kan, Tas?” tanya Ega sembari berjalan pelan mengamati bunga- bunga yang berjajar indah memenuhi ruangan itu.
“Seperti yang kamu lihat. Aku selalu berbahagia dengan bunga- bungaku,” pungkas Tasya sembari memilihkan beberapa jenis bunga yang sesuai dengan permintaan Ega.
“Kamu sendiri sehat ‘kan?” Tasya berbalik bertanya. Ega mengangguk sembari menarik sekuntum bunga mawar putih dan menghirup aromanya dalam- dalam.
“Siapapun pasti akan sehat jika punya suami tampan yang rajin memberikan rangkaian bunga mawar,” seloroh Tasya pada perempuan itu yang seketika membuat Ega sedikit terkejut.
“Jadi selama ini dia memesan bunga itu di sini?” tanya Ega tak menyangka. Tasya mengangguk puas karena turut bahagia melihat Ega begitu diratukan oleh suaminya yang sering memesankan rangkaian bunga.
“Yang kamu pegang itu pesanan dia, kamu tahu sangat sulit mendapatkan mawar putih akhir- akhir ini, tapi suamimu terus saja memintanya,” tutur Tasya sembari mulai merangkai bunga- bunga dalam genggamannya. Mendengar hal itu seketika membuat Ega terkejut. ‘Mawar putih?’ batin Ega menyadari bahwa selama ini Evan tidak pernah memberikan mawar putih untuknya, melainkan mawar merah seperti yang ia berikan tempo hari. Seketika kerongkongan Ega tercekat, membuatnya kesulitan menelan ludah. Hati dan pikirannya mulai bermunculan pikiran- pikiran yang tidak ia inginkan.
“Seperti ini, apakah sudah sesuai dengan yang kamu inginkan?” Tasya bertanya sembari menunjukkan hasil rangkaian bunga itu. Sementara Ega masih terpaku dengan pikiran- pikiran di kepalanya.
“Ga? Ega?” panggil Tasya membuyarkan lamunan Ega.
“Ah, bagaimana?” tanya Ega begitu tersadar. Tasya kembali menunjukkan rangkaian bunga itu pada Ega, dan perempuan itu mengangguk mengiyakan. Tak berapa lama Ega menerima rangkaian itu, menyelesaikan pembayarannya dan berpamitan.
“Sering- seringlah datang kemari dan tunggu kejutan dari suamimu hari ini,” tutur Tasya begitu Ega berpamitan. Dalam perjalanannya menuju rumah sakit untuk menjenguk Iko, prasangka buruk mengenai suaminya mulai bermunculan. ‘Suamimu tidak seperti yang kamu pikirkan selama ini,’ seketika kata- kata Iko kembali terngiang di telinga Ega. Pikirannya mulai kacau hingga tanpa ia sadari bahwa mobil yang dikendarainya hampir menerobos lampu merah. Dengan cekatan kaki jenjangnya menginjak rem untuk menghentikan laju mobilnya sehingga mengakibatkan beberapa kendaraan yang berada di belakangnya turut menghentikan kendaraan mereka secara mendadak. Suara bising klakson di belakang sebagai bentuk protes atas tindakan ceroboh Ega, membuat pikiran perempuan itu semakin penat.
“Mungkinkah, Evan?”
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
borjun as
iya mungkin aja lho ga..namanya laki2..
2023-09-27
1
borjun as
nahh sepertinya perkataan Iko itu ada benarnya lho ga..
2023-09-27
1