BAB 6: PEWARNA RAMBUT

Ega masih membenamkan dirinya di balik selimut tebal bersama sang suami yang masih tertidur lelap di sampingnya. Kesibukan sejak kemarin pagi hingga acara konser semalam tampaknya membuat pasangan suami istri itu kelelahan hingga mereka tertidur pulas. Penanda waktu digital yang bertengger di atas kabinet masih menunjukkan pukul lima pagi, dan langit Jakarta masih gelap. Ketenangan tidur Ega tiba- tiba terusik tatkala mendengar dengungan getar ponsel pintar yang ia letakkan di samping jam digital itu.

“Ada apa , Nat? Masih pagi ini,” tutur Ega malas setelah mengetahui bahwa yang mengusik tidurnya adalah Nathan, penata rambut gemulai sekaligus rekan kerjanya.

“Kerja, Say. Pagi ini Aluna- Iko ada photo shoot iklan minuman ringan. Datang sebelum jam tujuh ya, aku share lokasi sebentar lagi. Bye!” suara dari seberang mengakhiri pembicaraan bahkan sebelum Ega sempat menjawabnya. Perempuan itu lantas beranjak malas dari pembaringannya. Evan yang mulai menyadari pergerakan itu, turut terbangun.

“Ada apa, Sayang?” tanya Evan sembari mengerjapkan matanya yang masih sedikit mengantuk.

“Hun aku ada pekerjaan mendadak pagi ini. Nathan baru saja menelepon. Aku siapkan sarapanmu dulu nanti jangan lupa kamu makan, okey?” tawar Ega. Laki- laki itu mengacungkan ibu jarinya pertanda setuju sebelum akhirnya Ega beranjak mempersiapkan semua keperluan sang suami sebelum ia tinggal bekerja.

Selesai dengan semua persiapan itu, Ega bergegas menuju ke lokasi pemotretan yang tadi pagi telah dibagikan oleh Nathan melalui aplikasi peta daring. Meskipun Ega telah berusaha secepat mungkin berangkat sebelum jam sibuk jalanan Jakarta, namun pada akhirnya perempuan itu harus kecewa karena ia tetap terjebak dalam kesibukan lalu- lintas yang melambatkan laju mobil yang dikendarainya. Bisingnya suara klakson dari pengendara yang terburu- buru membuatnya jengah hingga mendenguskan napas beratnya. Diraihnya earphone nirkabel dan disematkan di salah satu daun telinganya sembari mencari- cari nomor seseorang dan menghubunginya.

“Halo, Nat. Sepertinya aku terlambat. Macet total di sini, kamu handle dulu ya!” tutur Ega pada rekan kerja yang terhubung dengannya di saluran telepon. Perempuan itu melajukan mobilnya perlahan merayap keluar dari perangkap kemacetan yang tak kunjung berjalan.

...***...

Empat puluh menit Ega berhasil mencapai lokasi studio pemotretan, empat puluh menit itu pula ia terlambat. Dengan bergegas ia memarkirkan mobilnya pada sebuah gedung studio berlantai delapan dengan dominasi cat bangunan berwarna putih. Derap stiletto nya memecah keheningan dalam lorong bangunan itu. Sepi, hanya ada beberapa petugas kebersihan yang mondar- mandir mengepel lantai. Perempuan itu memasuki lift dan segera menuju lantai empat di mana lokasi pemotretan berada. Ditegoknya arloji hitam yang melingkar di lengan kirinya dan seketika ia tampak semakin tak sabar dengan laju lift yang terasa lambat. Langkahnya bergegas keluar begitu pintu lift terbuka, dan ia segera menuju ruang tata rias yang telah ditunjukkan oleh petugas keamanan di lantai bawah. Di lantai empat itu terdapat sekitar empat ruang tertutup dengan ukuran yang cukup luas. Dua ruangan multifungsi yang bisa digunakan untuk apa saja, satu ruangan yang merupakan studio foto, dan satu ruangan lagi yang sudah pasti adalah ruang tata rias. Ega memasuki ruang tata rias yang pintunya setengah terbuka. Dalam ruangan itu terdapat dua set meja rias yang terletak berjajar dan satu set lagi meja rias serupa yang terletak berdekatan dengan kursi cuci rambut di sisi yang berseberangan dengan dua meja rias sebelumnya. Mata cokelat Ega tampak memindai seluruh isi ruangan, memastikan siapa yang ada di ruangan tersebut. Seketika aliran darahnya berdesir manakala di dalam ruangan itu ia jumpai Aluna yang duduk di salah satu meja rias yang berjajar,  Iko yang  tengah duduk di meja rias di seberangnya, dan seorang perempuan yang tak lain adalah asisten Nathan yang tengah sibuk menangani rambut Iko.

“Kak Ega! Aku sudah menungg dari tadi,” ujar Aluna yang seketika membuat dua orang yang ada di ruangan tersebut mengarahkan pandangan padanya. Sebisa mungkin Ega tak menoleh ke arah Iko dan hanya berpusat pada Aluna.

“Maaf tadi aku terjebak macet. Ayo, duduk. Akan segera kubenahi rambutmu,” pinta Ega pada Aluna sembari memundurkan kursi rias dan mempersilakan Aluna duduk. Dengan cekatan perempuan itu mengeluarkan semua peralatan tata rambut yang ia butuhkan untuk Aluna dan jemari lincahnya mulai membenahi rambut tersebut. Bayangan Iko dan asisten Nathan yang tempat duduknya berada berseberangan tampak jelas tertangkap dalam cermin meja rias Aluna, sehingga Ega mampu melihat punggung keduanya dengan jelas dari kaca itu. Sesekali tanpa sengaja Ega melirik dua orang yang berada di seberang, hingga gerakan tangannya yang tengah membenahi tatanan rambut Aluna terhenti manakala menyadari bahwa asisten Nathan tengah mengoleskan cairan kental berwarna cokelat tua pada rambut Iko yang posisi duduknya setengah bersandar sembari memainkan ponsel pintarnya.

“Ada apa, Kak Ega?” tanya Aluna pada Ega yang tengah menghentikan pekerjaannnya. Perempuan itu tak menghiraukan pertanyaan Aluna karena terkejut dengan apa yang dioleskan oleh asisten Nathan pada rambut Iko. Perempuan itu segera berbalik menghampiri asisten yang tengah membubuhkan pewarna rambut pada Iko.

“Tunggu! Mengapa kamu pakai pewarna rambut merk ini?” tanya Aluna yang terkejut mendapati pewarna rambut yang tengah dioleskan pada rambut Iko bukanlah pewarna rambut yang biasa ia pakai saat masih menjadi penata rambut Iko. Melihat Ega yang secara tiba- tiba menghampiri, Iko terlihat sedikit terkejut.

“Mana Nathan? Apa dia tidak memberitahumu kalau Iko tidak bisa memakai pewarna rambut yang ini? Dia alergi dan itu dapat melukai kulit kepalanya,” jelas Ega pada asisten itu sembari dengan segera memakai sarung tangan berbahan lateks dan mengisyaratkan asisten itu untuk menghentikan pekerjaannya. Dengan patuh asisten itu menepi dari kursi rias sembari meminta maaf karena hanya menjalankan apa yang diperintahkan oleh Nathan. Raut muka Ega seketika tampak panik karena ia paham betul kondisi kulit kepala Iko yang memang alergi terhadap beberapa kandungan bahan pewarna rambut merk tertentu. Sementara Iko yang masih setengah terkejut, turut panik tanpa mengetahui apa yang tengah terjadi.

“Pindah ke sini,” pinta Ega sembari menahan tetesan pewarna rambut yang beberapa tetesnya mulai mengenai tengkuk dan pelipis laki- laki itu. Iko dengan sedikit menengadahkan kepalanya, menuruti saja apa yang dikatakan Ega untuk segera berpindah pada kursi cuci rambut yang ada di sampingnya. Dengan cekatan Ega mencuci bersih rambut Iko yang beberapa bagiannya telah terkena pewarna cokelat.

“Ada apa ini?” tanya laki- laki itu mencoba meminta penjelasan pada Ega yang semalam berselisih paham dengannnya di ruang ganti, tiba- tiba mengambil alih pekerjaan asisten Nathan.

“Apa kamu tidak ingat kalau kamu tidak bisa memakai pewarna rambut merk itu?” sergah Ega dengan nada yang masih panik. Iko yang baru menyadari merk pewarna rambut yang telanjur mengenai kepalanya, seketika turut panik.

“Jangan bergerak atau cairannya akan mengenai wajahmu!” larang Ega.

“Okey …, okey …,” Iko menurut. Kepalanya tak bergeser sedikitpun dari telapak tangan Ega yang tengah berupaya membersihkan pewarna rambut itu, karena laki- laki itu tahu kini nasib kulit kepalanya sepenuhnya berada di tangan Ega.

 

Episodes
1 BAB 1: THE HAIRSTYLIST
2 BAB 2: SYAIR, GITAR, DAN JANJI
3 BAB 3: PANGGILAN TENGAH MALAM
4 BAB 4: PERSELISIHAN
5 BAB 5: KEJUTAN
6 BAB 6: PEWARNA RAMBUT
7 BAB 7: RASA YANG TERLAMBAT
8 BAB 8: THE FLORIST
9 BAB 9: MAWAR PUTIH BERBENTUK HATI
10 BAB 10: BUNGA YANG SAMA
11 BAB 11: LITTLE PRINCESS
12 BAB 12: SATU BUKTI YANG DITUNJUKKAN
13 BAB 13: PETUNJUK
14 BAB 14: THE FIVE HUNTERS
15 BAB 15: SPECIAL INVITATION
16 BAB 16: RASA YANG SAMA
17 BAB 17: TELISIK
18 BAB 18: TEKA TEKI
19 BAB 19: PERSEKONGKOLAN
20 BAB 20: MISTERI ANGKA YANG TERKUAK (REVISI PLOT)
21 BAB 21: DIALAH LITTLE PRINCESS!
22 BAB 22: HANCUR
23 BAB 23: AKU AKAN MELINDUNGIMU
24 BAB 24: AWAL KEHANCURAN EVAN
25 BAB 25: TAMPARAN KERAS
26 BAB 26: SURAT TAK TERDUGA UNTUK EVAN
27 BAB 27: SLEEP CALL
28 BAB 28: KONFERENSI PERS
29 BAB 29: KEHANCURAN ALUNA
30 BAB 30: THE QUEEN CARD
31 BAB 31: AKU YANG LEMAH SAAT DI DEKATMU
32 BAB 32: KETOK PALU
33 BAB 33: WELCOME TO LA LEMONADA, MRS. CEO!
34 BAB 34: KENANGAN MASA LALU
35 BAB 35: SUARA HATI YANG DIDENGAR SEMESTA
36 BAB 36: SATU PERMINTAAN PADA TUHAN
37 BAB 37: FRIENDSHIP MISSION
38 BAB 38: MISI YANG GAGAL
39 BAB 39: MALAM PENGHARGAAN
40 BAB 40: KATA YANG TERULANG
41 BAB 41: MEMBUKA HATI
42 BAB 42: HUBUNGAN RAHASIA
43 BAB 43: GELANG MANIK
44 BAB 44: FIRST DINNER
45 BAB 45: TEROR
46 BAB 46: MENIKAH?!
47 BAB 47: TRAUMA
48 BAB 48: KEKHAWATIRAN DUA LELAKI
49 BAB 49: THE GUARDIAN ANGEL
50 BAB 50: PERMINTAAN PAPA
51 BAB 51: RUMAH PENUH KENANGAN
52 BAB 52: CINTA SEORANG LAKI- LAKI
53 BAB 53: TERHALANG RESTU
54 BAB 54: PELAKU TEROR MISTERIUS
55 BAB 55: HANYA HARI INI
56 BAB 56: IJINKAN SAYA MEMINANG PUTRI ANDA
57 BAB 57: SYARAT
58 BAB 58: AKHIR YANG INDAH (END)
Episodes

Updated 58 Episodes

1
BAB 1: THE HAIRSTYLIST
2
BAB 2: SYAIR, GITAR, DAN JANJI
3
BAB 3: PANGGILAN TENGAH MALAM
4
BAB 4: PERSELISIHAN
5
BAB 5: KEJUTAN
6
BAB 6: PEWARNA RAMBUT
7
BAB 7: RASA YANG TERLAMBAT
8
BAB 8: THE FLORIST
9
BAB 9: MAWAR PUTIH BERBENTUK HATI
10
BAB 10: BUNGA YANG SAMA
11
BAB 11: LITTLE PRINCESS
12
BAB 12: SATU BUKTI YANG DITUNJUKKAN
13
BAB 13: PETUNJUK
14
BAB 14: THE FIVE HUNTERS
15
BAB 15: SPECIAL INVITATION
16
BAB 16: RASA YANG SAMA
17
BAB 17: TELISIK
18
BAB 18: TEKA TEKI
19
BAB 19: PERSEKONGKOLAN
20
BAB 20: MISTERI ANGKA YANG TERKUAK (REVISI PLOT)
21
BAB 21: DIALAH LITTLE PRINCESS!
22
BAB 22: HANCUR
23
BAB 23: AKU AKAN MELINDUNGIMU
24
BAB 24: AWAL KEHANCURAN EVAN
25
BAB 25: TAMPARAN KERAS
26
BAB 26: SURAT TAK TERDUGA UNTUK EVAN
27
BAB 27: SLEEP CALL
28
BAB 28: KONFERENSI PERS
29
BAB 29: KEHANCURAN ALUNA
30
BAB 30: THE QUEEN CARD
31
BAB 31: AKU YANG LEMAH SAAT DI DEKATMU
32
BAB 32: KETOK PALU
33
BAB 33: WELCOME TO LA LEMONADA, MRS. CEO!
34
BAB 34: KENANGAN MASA LALU
35
BAB 35: SUARA HATI YANG DIDENGAR SEMESTA
36
BAB 36: SATU PERMINTAAN PADA TUHAN
37
BAB 37: FRIENDSHIP MISSION
38
BAB 38: MISI YANG GAGAL
39
BAB 39: MALAM PENGHARGAAN
40
BAB 40: KATA YANG TERULANG
41
BAB 41: MEMBUKA HATI
42
BAB 42: HUBUNGAN RAHASIA
43
BAB 43: GELANG MANIK
44
BAB 44: FIRST DINNER
45
BAB 45: TEROR
46
BAB 46: MENIKAH?!
47
BAB 47: TRAUMA
48
BAB 48: KEKHAWATIRAN DUA LELAKI
49
BAB 49: THE GUARDIAN ANGEL
50
BAB 50: PERMINTAAN PAPA
51
BAB 51: RUMAH PENUH KENANGAN
52
BAB 52: CINTA SEORANG LAKI- LAKI
53
BAB 53: TERHALANG RESTU
54
BAB 54: PELAKU TEROR MISTERIUS
55
BAB 55: HANYA HARI INI
56
BAB 56: IJINKAN SAYA MEMINANG PUTRI ANDA
57
BAB 57: SYARAT
58
BAB 58: AKHIR YANG INDAH (END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!