Dimas sedang mencuci baju juga sprei hasil percintaan nya dengan cinta pertama nya, jangan tanya di mana keberadaan Lia, dia sedang saling berpelukan dengan putri kecil nya saling mengarungi mimpi siang hingga menjelang sore.
Dimas selalu tersenyum saat bayangan tadi siang selalu terlintas.
"Ck kenapa sih selalu lewat aja di pikiran jadi pengin kan, nggak bisa ini mah nanti malam harus minta lagi sama Lia." Gumam Dimas semangat mencuci baju juga beberes rumah nya biar dapet jatah doble.
Sore hari saat Lia dan Queen kompak terbangun mereka memutuskan untuk mandi.
"Loh ayah lagi ngapain?" Tanya Lia saat melihat suami nya sedang membuat kasur busa di kelilingi busa lagi agar aman untuk anak nya yang sudah mulai aktif.
"Oh ini Bund lagi di kasih pembatas biar aman soal nya anak mu itu kalau tidur muter." Penjelasan suami nya membuat Lia tertawa tetapi memang benar putri nya ini beberapa hari ini kalau tidur suka sekali menjelajah kasur nya.
"Tata sama ayah dulu yah, bunda mau masak dulu." Lia bergegas masak di karenakan perut nya sudah keroncongan akibat gelut siang nya tadi.
"Masak apa yah?" Gumam Lia bingung.
Dreeet dreeet
Ponsel Lia berbunyi tanda ada pesan masuk terpaksa Lia menghentikan acara memasak nya terlebih dahulu takut takut penting.
📥 Nindi
Nyel lo udah jenguk Afan.
📤 Lia.
Udah, kenapa? Lo mau jenguk?
📤
Gue baru aja dari sana dan katanya besok dia sudah boleh pulang tapi gue ngerasa ada yang aneh deh sama dia.
📤 Lia
Aneh kenapa? Gue jenguk aja normal normal aja.
Lia menghela nafas nya ketika chat nya tak di balas oleh Nindi.
Lia memilih melanjutkan acara memasak nya dari pada harus memikirkan ucapan sahabat nya yang suka ngegantung kalau ngomong bikin orang penasaran aja batin Lia gedek.
Setelah semua nya siap Lia Dimas juga Tata makan bersama dengan Lia yang sesekali menyuapi Tata.
"Aaaa" Lia tertegun saat ada satu sendok di hadapan nya.
"Ayo makan bund, mas udah pegel nih Aaa" Lia menerima suapan dari dimas.
"Jangan canggung lagi, bukan kah kita sepakat untuk memulai semua nya dari awal hem?" Lia mengangguk setuju.
"Iya mas."
"Kamu suapi Tata mas suapi kamu juga mas makan adil bukan?" Lia memaling kan muka nya malu ketika melihat senyum aneh dari suami nya ini.
"Mas gimana kalau besok kita jalan jalan ke mall kasian Tata di rumah terus yah." Ajak Lia sambil menyuapi Tata yang sedang makan dengan Lahab nya.
"Boleh, besok jalan jalan yah kita mandi bola ya sayang." Ucap Dimas pada Tata yang sedang mengangguk angguk seolah paham.
"Ibu apa kabar bund?" Lia menoleh kepada suami nya.
"Ibu baik baik saja mas," Dimas mengangguk.
"Mas nawarin ibu buat tinggal di sini malah ibu nggak mau." Adu Dimas membuat Lia terkekeh.
"Lia juga nawarin ibu buat tinggal di sini tapi tetep nggak mau mas katanya sudah terlalu nyaman di sana, terlebih di sana banyak kenangan dengan bapak juga mbak." Dimas
memeluk Lia guna menenangkan hati Lia.
"Sudah ikhlaskan saja ok, Aaa lagi." Dimas terus menyuapi Lia hingga sesi makan sore selesai.
"Belanja bulanan yuk yang sekalian kita isi penuh kulkas udah hampir kosong soal nya." Ajak Dimas, Lia mengangguk setuju.
"Iya udah yuk yah bunda ambil gendongan dulu yah, kita pakai apa yah?" Dimas mengambil Tata dari Lia.
"Mobil aja ya bund biar kita belanja banyak nggak ribet bawa nya." Lia mengangguk mereka pergi menuju swalayan terdekat.
"Ih yah kok Tata taruh troli sih." Protes Lia namun mulut nya berkedut lucu melihat putri nya yang justru nampak senang.
"Malah seneng tau Bund tuh lihat anak nya girang banget." Ucap Dimas terkekeh.
"Jagain ya yah, jangan sampai lengah loh?" Pesan Lia.
"Siap bunda kita belanja apa dulu nih susu kali ya bund" Lia mengangguk setuju memang susu Tata yang paling penting menjadi urutan pertama.
"Susu, minyak telon, bedak, minyak rambut sabun shampo emmm apa lagi ya yah?" Dimas nampak melihat lihat.
"Minyak wangi bund kayak nya stok di rumah tinggal satu botol deh." Lia mengangguk suami nya ini ternyata cukup jeli.
Lia mengambil dua botol minyak wangi untuk Tata.
"Sudah ya yah kayak nya,?" Dimas mengangguk.
"Minyak zaitun bund." Lia mengerutkan alis nya,
"Kayak nya di rumah masih ada deh yah." Ucap Lia Dimas mengangguk.
"Iya masih tinggal setengah, ambil bund satu" Lia mengangguk.
"Buat apa yah?" Dimas maju mendekat pada Lia.
"Nanti malam ayah pijit yah bund," Lia menatap suami nya, kenapa harus berbisik?
"Badan ayah pegal pegal kah?" Dimas mengangguk namun.
"Pijit plus plus yah bund." Bisik Dimas.
bluss
Wajah Lia memanas mendengar bisikan dari suami nya tidak kah cukup tadi siang dia merasa terkoyak.
"Ayah ih." Dimas terkekeh melihat wajah istri nya yang memerah,
"Bunda mu nggemesin ya kak." Ucap Dimas pada Tata yang sedang memakan roti cemilan nya.
"Apa lagi bund?"
"Sabun sabun ya yah setelah itu baru sayuran Ayah cape nggak, kalau cape ayah duduk aja di sana biar bunda yang belanja yah," Dimas menggeleng.
"Nggak bund, ayah nggak cape, bukan nya yang cape bunda yah habis teriak teriak." Ledek Dimas membuat Lia berjalan cepat.
"hahahahhaha." Dimas tak tahan untuk tidak tertawa saat melihat wajah istri nya semakin memerah.
"Bund tungguin," Panggil Dimas, Lia mengambil barang barang yang di butuh kan dengan cepat.
Saat Lia ingin mengangil Roti bulanan bersamaan dengan seseorang yang mengambil nya juga.
"Gonyel?" Gumam Nindi.
"Cindil? Ya ampun ternyata lo, sama siapa lo." Bisik Lia.
"Biasa sama cem ceman, Lo sama siapa nyel?"
"Suami sama anak, biasa belanja bulanan." Jawab Lia sambil mengambil stok roti bulanan nya.
"Gila cakep suami lo kemana mana lah dari pada Afan." Bisik Nindi saat melihat Dimas mendorong trolinya.
"Loh ada Nindi juga?" Ucap Dimas.
"Sore mas Dimas, hai gembul." Sapa Nindi.
"Sama siapa Nin?" Tanya Dimas.
"Sama doi mas, lagi belanja di bagian sana." Tunjuk Nindi ke arah di mana tunangan nya berada.
"Gue duluan ya ndil soal nya masih banyak yang belum di beli nih." Pamit Lia dia takut Nindi bahas soal Afan sebab hubungan nya baru saja membaik dari beberapa bulan sebelum nya.
"Iya nyel." Lia pergi dengan Dimas yang masih setia dengan trolinya, sebenar nya Lia ingin menanyakan soal dimas namun karna ada Dimas dia memilih menahan diri.
"Bund ambil daging sama sayuran yang banyak." Titah Dimas.
"Ayah mau makan sayuran yang banyak?" Tanya Lia. Dimas menggeleng.
"Bukan ayah tapi bunda," Lia mengerutkan alis nya.
"Kenapa bunda?" Dimas tersenyum.
"Ayah makan daging, bunda makan sayur." Lia mengangkat alis nya.
"Bunda nggak di kasih daging?" Dimas tertawa.
"Maksud nya ayah perbanyak makan daging lah bunda sayur nya kata dr boy biar dapet anak laki laki bund." Bisikan Dimas membuat Lia menganga.
"Hah."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Ini kalau lama revienya Macil hapus sekalian nih novel, gedek lama lama orang gak ada konten ful.gar nya juga.😡😡😡
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Riska Fatihica
sabar ya macil.... jangan ngabek dong.... tetap semangat 💪 ya macil jangan sampai novel ini di hapus dong kan baru juga mulai masa langsung udahan....
2023-09-25
1