Perpisahan

Esok hari nya setelah acara tujuh hari semalam sudah di gelar, Dimas sudah mulai bekerja kembali.

"Bu, Lia nitip Tata sebentar ya bu." Ucap Lia sebelum pergi ke kampus.

"Iya ndo, hati hati yah salam juga buat Afan, sampaikan padanya Ibu minta maaf." Pinta ibu Lia mengangguk.

"Bunda pergi dulu ya nak." Pamit Lia mencium pipi Tata Lia berlalu pergi ke kampus mengunakan ojek.

Begitu tiba di kampus pertama ia akan mengurus masa cuti nya selama setahun.

Setelah selesai dengan urusan cuti nya Lia mencari taman yang sepi agar bisa leluasa berbicara dengan Afan.

"Dek." Panggil Afan duduk di samping Lia.

"mMas, masih ada kelas lagi nggak?" Tanya Lia memastikan, Afan menggeleng mengelus kepala Lia.

"Nggak ada, kenapa hem? mau jalan jalan?" Tawar Afan, Lia menggeleng lemah mata nya berkaca kaca dada nya sesak, mulut nya seolah ke kunci.

"Hei, ada apa kok nangis?" Tanya Afan khawatir ketika air mata Lia berjatuhan.

"Mas maaf kan Lia." Ucap Lia bergetar, Afan menegang.

Deg deg deg.

"Dek kamu ada salah apa sama mas?" Lirih Afan.

"Lia mau menikah."

"Bukan nya kita sepakat menikah setelah mas lulus? beberapa bulan lagi dek sabar yah." Ucap Afan bergetar.

"Maaf kan Lia, tapi Lia mau menikah dengan orang lain maaf kan Lia kalau Lia mengingkari janji kita, mematah kan impian kita mas." Ucap Lia serak Afan bersimpuh di depan Lia.

"Dek kamu ngeprank mas kan? oni nggak lucu Ini bukan ulang tahun mas." Mata Afan memerah.

"Lia serius mas."

"Kenapa beri mas alasan nya?" Ucap Afan bergetar dada nya bergemuruh.

Lia menceritakan kejadian di mana kak Lita sedang melamun pada malam hari waktu menginap di rumah nya, kejadian di rumah sakit hingga semalam.

"Ibu nitip salam buat kamu mas, juga permintaan maaf sungguh kami tak berdaya." Ucap Lia menangis dia harus melepas lelaki yang ia cintai tujuh tahun bukan waktu sebentar untuk menjalin kasih, apa lagi mereka tak pernah ada konflik besar.

"Dek, kamu mau menikah kan? ayo sekarang kita ke penghulu, kita menikah sekarang mas nggak mau kehilangan kamu dek, mas nggak mau." Ucap Afan menggebu, Lia bertambah menangis melihat kekasih nya begitu terpukul.

"Mas mungkin kita memang tidak berjodoh, tapi setidak nya Lia senang pernah bersama dengan mas, mas lelaki yang baik, Lia percaya mas akan mendapat sosok yang sama baik nya untuk menjadi pendamping hidup mas." Ucap Lia, Afan menggeleng.

"Kamu yang baik dek, kamu yang paling baik buat mas, mas butuh kamu hanya kamu dek kita bisa merawat Tata sama sama kan? mas akan menyayangi Tata seperti anak mas, tapi mas mohon jangan tinggalin mas." Pinta Afan memelas Lia menggeleng.

"Maaf kan Lia, tolong sampaikan maaf Lia juga pada keluarga mas, Lia pamit pergi mas, jaga diri mas baik baik." Ucap Lia berlalu pergi keluar kampus dada nya sesak, amat sesak, dia takut keputusan nya akan goyah.

"Kamu jahat dek sama mas." Lirih Afan menghapus air mata nya.

"Afan maaf kan aku." Afan mendongak dia kaget ketika Dimas sudah berada di belakang nya.

"Dari tadi mas di sini." Tanya Afan ketus. Dimas mengangguk.

"Aku dengar semua nya, aku sudah menolak nya namun istri ku kekeh dengan keinginan nya sebelum pergi kami pun tak berdaya." Jawab Dimas duduk di samping Afan.

"Menikahlah dengan Lia, penuhi janjimu pada istri mu, tapi jika kau tidak bisa membahagiakan Lia, kau membuat Lia ku menangis maka aku akan datang merebut Lia dari mu." Ucap Afan serius sebelum akhir nya ia memilih pergi, kekasih nya akan menikah dengan lelaki yang duduk di samping nya Membayangkan nya saja rasa nya Afan ingin berteriak kencang, kenapa takdir begitu kejam pada nya, kenapa harus ada kejadian seperti ini di kehidupan nya.

Sedang Lia dia berlari masuk ke rumah Dimas.

"Ndo kenapa?" Tanya ibu ketika melihat mata putri nya sembab.

"Lia jahat ya bu sama mas Afan, dia begitu terpukul bu, Lia nggak sanggup melihat nya." Tutur Lia menangis Ibu mengelus punggung anak nya Ia iba sangat iba.

"Istirahat lah setelah Dimas pulang kalian pergilah ke catatan sipil tidak apa apa ndo pernikahan mu tidak ada pesta." Ucap Ibu, Lia mengangguk.

"Nggak papa kok bu Lia ke kamar dulu bu." Pamit Lia. Ke kamar memilih tidur.

Hingga waktu yang telah di tentukan Dimas dan Lia pergi untuk melakukan pernikahan singkat cepat dan amat sederhana hanya untuk mendapatkan kata sah baik segara agama ataupun hukum, air mata nya luruh, entah apa yang di rasakan Lia kali ini campur aduk untuk di artikan dengan kata kata.

Setelah pulang Ibu mencegat Lia yang hendak ke dapur.

"Ndo kamu ganti baju dulu gih nanti kamu pindah kamar yah, biar Tata tidur sama ibu dulu besok ibu pamit pulang ke rumah." Ucap Ibu, Lia mengangguk.

"Iya bu." Lia segera mengganti baju nya dengan piyama nya dia masuk ke kamar kakak nya terdapat foto sang kakak dengan suami nya sedang tersenyum bahagia.

"Apa kau bahagia di sana kak." Lirih Lia.

"Kenapa kau berada di sini!" Lia tersentak kaget ketika mendengar suara tegas dari suami nya.

"Mas." Lirih Lia saat berbalik menatap wajah dingin suami nya.

"Aku tanya kenapa kamu di kamar aku dan Lita mu." Sentak Dimas dingin.

"Mas ini malam pernikan kita bukan? kamu nggak lupa soal itu kan." Ucap Lia, mata nya berkaca kaca.

"Pernikahan ini hanya ada karna Tata, bukan kah keterpaksaan yang saat ini di rasakan dan lagi aku tak ingin kamar ini kamu tempati." Tegas Dimas.

Deg deg deg.

Terpopuler

Comments

Yuliana Purnomo

Yuliana Purnomo

iiih,,tau Gitu mending nikah nya sma afan biar tata tetap dirawat nya

2024-08-28

0

Yuen

Yuen

Kakaknya nyusahin, suaminya gak tau diri

2023-12-25

0

Ummi Yatusholiha

Ummi Yatusholiha

tega banget sih mas dimas,lia kan juga terpaksa nikah sama kamu

2023-12-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!