"Ya ampun mas.!" Pekik Lia berlari ke ruang tengah.
"Bund?" Panggil Dimas ketika melihat Lia menatap nya.
"Mas." Lia menganga ketika melihat gelas kopinya habis? dia meminum sisa kopi di gelas nya.
"Wuuueeee." Lia memelet kan Lidah nya.
"Mas, kamu bisa rasakan kan ini asin banget?" Tanya Lia menggebu, Dimas mengangguk.
"Kenapa kamu minum mas? ya ampun, kamu bisa kan bilang nanti aku buat kan lagi, kamu ini bisa bisa nya tetep di minum." Gerutu Lia sambil mengambil makanan untuk Dimas di dapur.
"Bunda mu lucu ya dek mulut nya kaya ikan di darat megap megap." Ucap Dimas terkekeh mencium pipi Tata gemas.
Lia membawa dua piring untuk Dimas juga untuk nya.
"Makan dulu mas." Ujar Lia sambil memberikan makanan juga minuman, mereka makan dengan lesehan di sebelah Tata.
"Makasih bund." Jawab Dimas Lia menunduk malu Ini canggung untuk nya.
Mereka makan dengan tenang hingga beberapa saat kemudian.
"Kamu jadi pergi besok jenguk Afan?" Tanya Dimas Lia mengangguk.
"Kamu keberatan?" Tanya Lia, Dimas terdiam.
"Nggak mungkin dong mas?" Sambung Lia Dimas menatap Lia.
"Kalau aku keberatan apa kamu akan pergi juga." Tanya Dimas, Lia menghentikan makan nya, dia menaruh piring nya di nampan yang ia bawa lalu minum air putih sebelum menjawab pertanyaan Dimas.
"Tergantung." Jawab Lia, Dimas mengerutkan alis nya.
"Maksud nya?" Dimas ikut menaruh piring nya.
"Mas melarang aku sebagai apa? kalau mas melarang aku sebagai istri bisa aku fikir kan, tapi kalau mas melarang aku sebagai adik ipar maaf mas aku akan tetap ke sana, karna artinya aku masih tunangan mas Afan," Jawab Lia santai dia tersenyum ketika melihat mata Dimas membola.
"Lagian aku sudah kadung janji sama mas Afan, nggak enak kalau nggak pergi, kasian dia sedang ngerjain skripsi malah sakit." Ucap Lia.
"Dia sakit apa?" Tanya Dimas
"Kata adik nya dia banyak pikiran, mas Afan semenjak aku menikah dia jadi nggak nafsu makan kadang begadang sekarang juga badan nya kurus." Jawab Lia tersenyum kecut Dimas memaling kan muka nya.
Lia menatap Dimas yang terdiam.
"Berkali kali mas Afan menghubungi ku namun aku tak mengangkat nya, aku takut goyah, aku takut tekad ku yang sudah memilih kalian akan menjadi bimbang, aku hanya butuh waktu untuk memantap kan keputusan ku, Aku tak ingin main main dengan ini Alasan aku mengangkat telfon mas Afan, karna itu permintaan adik nya, agar mas Afan kembali ber semangat, ternyata dia di rawat di rumah sakit sudah tiga hari, lambung nya bermasalah daya tahan tubuh nya melemah, aku memaklumi nya karna aku tau bagaimana mas Afan begitu mengingin kan pernikahan kita, dia sudah menanti masa masa menyelesaikan skripsi ini, namun aku mengacaukan nya aku menghancur kan nya." Ucap Lia menunduk.
"........."
"Pernah aku berfikir untuk memberitahu pernikahan kita setelah skripsi itu usai, mamun aku tak mau memulai suatu hubungan dengan ada dusta apa lagi ini pernikahan, sakral buat ku, aku fikir mas Afan akan lama lama bisa menerima nya namun aku tak menyangka jika itu akan menghancur kan nya seperti ini, aku pun tak berdaya apa aku salah?" Tanya Lia dapat Dimas Lihat matanya berkaca kaca.
".........."
"Aku mohon mas izin kan aku ke sana Menjenguk nya, bukan aku tak ingin mengajak mu hanya saja aku tak ingin bertambah membuat nya terluka aku hanya ingin menjaga hati kita semua, cukup dengan kita terluka karnaku jangan tambah lagi, apa mas mau memberi ku izin, karna jika tidak aku pun tak akan pergi, bagaimana pun kamu suami ku." Ucap Lia menunduk Air mata nya turun tanpa bisa ia cegah.
"Mas Lia tau ini salah, Lia minta izin untuk bertemu lelaki lain, Lia hanya ingin menebus kesalahan Lia setidak nya meringan kan nya walau tak bisa menyembuh kan nya." Lirih Lia, Dimas mengangkat dagu Lia, menatap mata Lia yang memerah air mata nya yang turun dengan deras.
"Aku benci ini." Ucap Dimas dingin, Lia menutup mata nya, hati nya bergetar mendengar ucapan dingin suami nya setelah beberapa menit berlalu dengan hangat.
"Mas aku."
Cup
Lia membola ketika bibir nya di cium Dimas
Matanya berkedip kedip Lucu saat dengan lembut nya Dimas me ngulum serta mel.lu mat menggigit ringan bibir nya karna gemas.
"Pergilah besok mas mengizinkan mu." Ucap Dimas ketika berhasil membuat bibir istri nya bengkak.
Dimas yang ingin men cium bibir Lia kembali mengurung niat nya ketika.
bruuut brruuuutt
Terdengar bunyi ken.tut Tata yang terus berbunyi.
"Iz kamu ini dek ganggu ayah aja mau pup yah? yuk sama ayah lupa ayah kalau masih ada kamu." Gerutu Dimas sambil menggendong anak nya membawa ke kamar Tata, meninggal kan Lia yang sedang berkedip kedip lucu.
Lia memegang dada nya. "Serius tadi mas Dimas." Gumam Lia sambil memegang bibir nya rasa nya masih begitu terasa.
"Aku nggak salah kan mbak?" Lirih Lia menunduk dia melihat sekeliling namun nihil dia tak menemukan foto kakak kandung nya.
"Di mana semua foto mbak." Gumam Lia dia mencari bahkan sampai ke ruang tamu namun tetap tak ada satupun foto yang terpajang di sana.
"Sejak kapan foto nya hilang." Gumam Lia, Dia mengingat ingat kapan foto nya dia ambil sebab dia sama sekali belum pernah mengambil atau bahkan memegang nya.
"Apa mas Dimas yang melakukan nya." Gumam Lia.
"Kalau iya tapi kapan?" Gumam Lia mata Lia membola, dia ingat ketika dia tadi pagi terlelap ke tiduran dan mas Dimas telat kerja dia memang menatap sekeliling seperti ada yang hilang ternyata foto mbak Lita yang hilang.
"Mas Dimas kenapa kamu melakukan ini." Gumam Lia menatap dinding yang kosong.
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Dennoona
nyosor bae si Dimas mah
2023-12-23
0
Riska Fatihica
wah dimas udah membuka pintu hati nya untuk Lia.....
2023-09-25
0
citra marwah
huuuuuhhhhh aku hanya bisa bereforia buat Lia.....knpa kamu gak salto lia😂😂😂😂🤭
2023-09-24
1