Rutinitas yang Lia lalui sama, hanya di rumah mengurus anak juga rumah, tak peduli pada berita di luar sana, tak peduli akan viral nya dunia maya gosip gosip dan lain sebagai nya.
Lia membenahi rumah seperti biasa dia menghela nafas nya, suami nya belum juga keluar dari kamar nya Lia memilih membangun kan suami nya dari luar pintu.
Tok tok tok.
"Mas, sudah bangun belum? nanti terlambat." Teriak Lia, terdengar suara gaduh dari dalam kamar, namun Lia enggan membuka pintu sejak terjadi nya insiden pengusiran di malam pertama Lia seolah trauma memasuki kamar alm kakak juga suami nya.
Lia berbalik arah lebih baik menyediakan bekal makanan saja lah, mungkin sang suami sudah telat dan tidak akan sarapan di rumah.
Lia menaruh makanan nya di tepak makanan potongan buah juga minum untuk Dimas.
Lia menjemur Tata sebentar sekitar lima belas menitan.
Ceklek.
"Mas mau sarapan atau langusung berangkat?" Tanya Lia cepat sambil menggendong Tata.
"Aku langsung berangkat." Jawab Dimas, Lia mengambil tas makan untuk Dimas.
"Bekal nya mas." Ujar Lia tersenyum, Dimas menghela nafas nya Lia sangat kerepotan.
"Kamu bisa fokus urus Tata saja." Ucap Dimas dingin, Lia menghela nafas nya.
"Bisa kok mas, urus mas juga Tata secara bersamaan." Dimas mendengus.
"Kalau kamu bisa kamu tidak akan kerepotan seperti sekarang sudah lah aku berangkat." Lia menatap kepergian Dimas dengan dada sesak, dia sudah berusaha semampu nya menikah dengan langsung di beri anak amanah yang sungguh berat bagi Lia.
"Jangan hiraukan ok sayang yuk kita mandi.." Ucap Lia berusaha tegar.
🎹
Ada saatnya ku lelah berjuang
Namun hati tetap tak mau kamu
Tolong kamu sadar ada ku di sini
Yang tak bisa menghilangkan bayanganmu
Jika harus sakit biarkan ku sakit
Jika harus nangis biarkan ku menangis
Jika harus jatuh untuk bisa bersamamu
Biarkan ku jatuh sampai lebam
Jika harus memohon aku siap memohon
Namun ternyata hati kuat ada rapuhnya
Sampai di titik ini aku angkat tangan
Aku menyerah..
Entah kenapa lirik lagu yang tersiar di putaran musik nya membuat hati Lia sakit.
"Semudah itu bunda menyerah sayang, rasa nya tak mungkin jika mengingat ada kamu di sisi bunda nak." Gumam Lia, sambil menidurkan Tata.
Lia keluar kamar menatap potret wajah ayu sang kakak.
"Kenapa kak? kenapa bisa sesakit ini kenapa bisa seberat ini, aku sudah melepas mas Afan agar rumah tangga ku bisa di jalani tanpa sebuah dusta, agar tidak ada kecurangan di rumah tangga ku dengan suami mu kak, tetapi kenapa mas Dimas begitu sulit menerima ku, seburuk itu kah aku di mata nya Kenapa harus luka ini menjadi awal rumah tangga ku!! apa aku bisa bertahan hanya untuk Tata sampai kapan? hiks hiks." jerit tertahan Lia.
Sedang di kampus Dimas menatap bekal makanan yang Lia siap kan.
"Keras kepala." Decak nya sambil memakan bekal yang Lia siap kan untuk nya.
.
.
.
.
.
.
Saat Dimas sampai di rumah nya terlihat Lia dan Tata sudah menyambut nya dengan senyum merekah nya.
"Selamat sore ayah." Lia menirukan suara anak anak dengan senyum merekah nya.
"Apa tidak dingin di luar." Lia menunduk.
"Kami baru di luar kok mas, yuk masuk mas sudah Lia siap kan teh manis hangat buat mas." Lia berusaha menutupi rasa kecewa nya, mereka memasuki rumah Dimas bisa melihat teh sudah tersedia di meja ruang tengah.
Setelah minum Dimas berlalu memasuki kamar nya tanpa berbicara sepatah katapun dengan Lia membuat air mata yang sebisa Lia tahan kini luruh.
Malam hari Dimas yang lapar tertegun melihat banyak nya makanan di meja makan Lia datang dengan senyum nya.
"Makan mas Lia siap kan yah?" Dimas diam melihat apa yang Lia lakukan.
"Kemana Tata?" Lia tersenyum menaruh piring yang sudah terisi makanan untuk Dimas
"Sudah tidur mas." Dimas menghela nafas nya.
"Kamu masak sebanyak ini." Lia mengangguk.
"Jika kamu masak sebanyak ini lalu bagaimana dengan Tata." Pertanyaan dengan nada dingin itu membuat Lia sulit menelan makanan nya.
"Mas makan dulu kita bisa bahas nanti hemm." Dimas makan dengan tenang seperti biasa makanan Lia selalu mampu menggoyang lidah nya namun tidak dengan Lia, nafsu makan nya seolah sirna.
"Kamu bisa jawab pertanyaan ku kan sekarang." Lia mendongak, mengangguk dengan tersenyum kecut.
"Tata selalu tidur mas saat siang hari, dia akan begadang sebagai ganti nya aku sama sekali tak pernah menelentarkan Tata mas, Mas tenang saja." Jawaban Lia membuat Dimas mengerutkan alis nya.
"Jadi setiap malam kau begadang? siang nya kau membereskan rumah juga mengurus Tata." Lia mengangguk.
"Pernikahan kita ada hanya karna Tata, bisa kan kau hanya fokus pada Tata saja? jangan pedulikan yang lain, kau tidak perlu repot repot mengurus ku, tugas mu hanya menjaga Tata mengurus nya merawat nya."
"Lia bisa mengurus Tata rumah serta suami mas, Lia bisa membagi waktu nya." Dimas memalingkan muka nya saat melihat mata Lia berkaca kaca.
"Bukan kah sampai sekarang kau adik ipar ku, itu yang kita rasakan bukan." Setelah mengucap kan kata menyakitkan itu Dimas berlalu menuju kamar nya, meninggal kan Lia yang menunduk dengan isak nya.
"Sakit mbak Ini sungguh sesak." Lia memegang dada nya dengan kuat.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Jika harus sakit biarkan ku sakit
Jika harus nangis biarkan ku menangis
Jika harus jatuh untuk bisa bersamamu
Biarkan Ku jatuh sampai lebam.
😭😭😭kasian macil di sini beras naik jadi 15 per kg dalem banget yah. Membuat sesak di dada..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Dennoona
😭😭😭
2023-12-23
0
Riska Fatihica
sakit banget hati ini macil 😭😭😭 kasihan banget Lia... bagi mana kalau dimas dikasih pelajaran sama macil biar dia bisa berubah dan bisa membuka pintu hati nya untuk Lia.... kasihan Lia macil 😭😭😭😭
2023-09-24
0
Yuni
terlalu baik itu tdk baik😏😏😏
2023-09-23
1