Siang hari Lia sedang menimang Tata pasal nya Tata hari ini agak rewel nggak mau di taruh di kasur mau nya di gendong itupun hanya dengan Lia.
"Kamu lagi kenapa sih nak? ada yang sakit hemm." Bisik Lia lembut pada Tata.
"Ndo." panggil ibu.
"Iya bu." Jawab Lia.
"Tata kenapa?" Tanya ibu.
"Nggak tau bu, dari semalam nggak mau turun minta nya di gendong terus, tadi pagi di ajak ayah nya nggak mau kenapa ya bu?" Jawab Lia khawatir, wajar saja dia belum ada pengalaman mengasuh bayi.
"Mungkin perut nya sakit udah di kasih minyak telon?" Ucap Ibu Lia menggeleng.
"Belum di kasih lagi bu." Jawab Lia.
"Ada apa bu?" Tanya Dimas yang kebetulan akan keluar rumah.
"Ini anak mu nggak mau lepas dari bunda nya, Ibu suruh di kasih minyak telon lagi takut nya perut nya sakit." Jawab ibu, Dimas mengangguk dia segera mengambil minyak telon di kamar Tata.
Lia duduk di sofa sambil memangku Tata ketika Dimas datang membawa minyak telon,
Dimas melumuri perut Tata dengan telon.
"Kaki nya sekalian mas." Ucap Lia, Dimas mengangguk.
"Dim kamu mau pergi?" Tanya ibu.
"Iya bu, mau mengambil kue buat tahlilan tujuh hari nanti malam." Jawab Dimas
"Bisa ibu bicara sebentar dengan kalian." Ucap Ibu, Dimas mengangguk dia duduk di sofa depan Lia.
"Ibu mau membicarakan masalah permintaan Lita, Ibu juga rasa permintaan Lita juga ada benar nya apa lagi kamu sendirian, nggak mungkin bisa merawat Tata jika kamu kerja, kalau Lia tinggal di sini pun rasa nya tak pantas apa kata tetangga jika di antara kalian tidak ada ikatan." Ucap ibu.
".........."
"Sekalipun ada ibu di antara kalian, tetap saja nak tetangga pasti akan mencari celah nya, Ibu juga memiliki kekhawatiran seperti Lita jika nanti kamu menikah lagi apakah istrimu kelak bisa menyayangi Tata dengan tulus, namun yah balik lagi keputusan ada di tangan kalian." Ucap ibu tak memaksa apa lagi melihat keadaan Lia yang berstatus tunangan Afan.
"Dimas manut apa kata ibu." Jawab Dimas, Ibu mengangguk dia tau Dimas akan menuruti nya apa lagi Dimas sudah menganggap nya seperti ibu nya, karna Dimas hanya sebatang kara.
"Lalu bagaimana dengan mu ndo?" Tanya Ibu. Lia menatap ibu.
"Lia bersedia bu, namun beri Lia waktu untuk berbicara dengan mas Afan, agar ketika Lia menikah status Lia sudah sendiri, agar mas Afan pun tak merasa Lia hianati bu." Jawab Lia Ibu mengangguk.
"Apa kamu akan bilang pada keluarga Afan?" Tanya ibu, Dimas menatap mata Lia yang berkaca kaca.
"Lia akan bicarakan bu, agar semua jelas dan tak ada salah faham." Jawab Lia.
"Baik lah kapan kamu akan bicarakan dengan Afan ndo, biar pernikahan kalian bisa di selenggarakan." Tanya ibu.
"Besok bu, Lia nitip Tata sebentar sekalian Lia juga mau ajukan cuti kuliah dulu." Jawab Lia, Dimas menatap wajah Lia heran Cuti?
"Baik Lah Ibu mau ke warung dulu yah, ada yang belum ibu beli." Pamit ibu.
"iIa bu." Jawab Lia juga Dimas.
"Kamu mau mengajukan cuti kuliah?" Tanya Dimas begitu ibu mertua nya pergi.
"Iya mas." Jawab Lia.
"Kenapa?"
"Lia mau fokus ke Tata dulu, tahun depan Lia bisa melanjutkan nya Lagi." Jawab Lia tersenyum.
"Kamu bisa tetap lanjut kuliah kita bisa minta orang buat jaga Tata," Tanya Dimas.
"Maaf mas, bukan nya Lia menolak saran mas, hanya saja Lia tidak bisa percaya jika Tata di titipin sama orang lain, kalau titip ibu rasa nya Lia juga sungkan sebab kan ibu juga jualan mas." Jawab Lia hati hati takut kakak ipar dan calon suami nya ini marah.
"Bukan karna ketemu Afan terus di kampus takut susah move on." Tuduh Dimas, Lia menatap Dimas heran.
"Nggak ada hubungan nya sama mas Afan, kalau aku tidak bisa sama mas Afan itu sudah menjadi kehendak Tuhan mas, semua sudah di atur, sudah ada jalan nya masing masing, aku hanya ingin betul betul fokus pada Tata." Jawab Lia.
"Ya sudah terserah kamu saja, mas mau pergi dulu." Pamit Dimas, Lia menatap kepergian Dimas.
"Kpa aku sanggup mbak, kenapa kamu memberikan aku amanat yang begitu berat, kalau aku memilih mas Dimas, keluarga mas Afan yang terluka, namun jika aku memilih bersama dengan mas Afan, Tata yang akan menjadi beban hati terberat ku terlebih mas Dimas sebatang kara, aku lebih memilih Tata mbak, dia segala nya untuk ku mbak Dia juga anak ku kan mbak? setidak nya amanat ayah untuk menjaga mu kini berpindah pada Tata mbak." Gumam Lia serak dada nya sesak
Berusaha kuat dengan pilihan nya berusaha mampu berdiri di saat dia akan meruntuhkan kebahagiaan nya, merelakan kekasih yang sudah menemani nya selama tujuh tahun mencoba ikhlas menerima semua nya.
Besok aku harus bicara dengan mas Afan baik baik, aku harap kamu mengerti keadaan ku mas aku harap kamu pun akan baik baik saja setelah ini, batin Lia berharap.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Yuliana Purnomo
iiih aku kog sedih banget yaa,jika aku diposisi Lia,,, bisakah?? antara manjalankn amanah atau memilih cinta nya pd afan??
2024-08-28
0
Ummi Yatusholiha
bagai makan buah simalakama ya lia
2023-12-22
0
Riska Fatihica
apakah afan akan menerima keputusan yang lia ambil....
2023-09-23
0