enak

Dimas dan Lia duduk bersebelahan canggung rasa nya kepergok sama ibu sedang berciuman terlebih untuk Dimas dia merasa teramat malu begitu ganas mencium putri nya.

"Eeemm ibu kapan sampai." Tanya Dimas, Lia mengulum senyum nya ingin rasa nya ia tertawa melihat suami nya mati gaya.

"Dari tadi nak, tadi enak?" Tanya ibu.

"Hah." Dimas mengangar mendengar pertanyaan ibu mertua nya.

"Enak tidur nya?" Tanya ibu Lagi, dia menahan diri untuk tak tersenyum.

"Oh itu? iya bu, tadinya nemenin Tata eh malah ikut ketiduran." Jawab Dimas lega Ia kira enak ciuman nya kalau itu maka jawaban nya ya sangat enak ck ck ck.

"Kerjaan kamu lancar nak?" Tanya ibu, Dimas mengangguk mantap, akhir nya lepas dari rasa canggung.

" Lancar bu." Jawab Dimas cepat.

"Syukur lah eemm ibu pamit yah mau pulang, rombongan sudah ada di depan." Ucap ibu, menaruh ponsel nya ke tas.

"Dimas antar aja ya bu?" Tawar Dimas Ibu menggeleng.

"Ibu sudah bareng sama rombongan Kata nya udah di depan nih udah chat ibu, Ibu pergi yah nggak enak kalau kelamaan." pamit ibu.

"iya bu hati hati." Jawab Dimas dan Lia mereka mengantar ibu ke depan rumah benar rombongan sudah ada di depan.

Lia masuk terlebih dahulu menutup jendela karna hari sudah mendekati malam.

Dimas menutup pintu "Bund." Panggil Dimas manja memeluk Lia dari belakang.

"Iya." jawab Lia sambil menaruh gelas ke dapur.

"Ibu dari tadi bund? mas malu." Keluh Dimas membuat Lia tertawa baru kali ini ia melihat suami nya malu.

"Duduk sini mas, ada yang ingin Lia tanyakan." Dimas lantas ikut duduk di samping Lia.

"Ada apa bund?." Tanya Dimas.

"Maaf mas kemana semua foto mbak?" Tanya Lia, Dimas menatap Lia tersenyum.

"Sudah mas simpan kenapa?" Jawab Dimas.

"Kenapa di taruh mas?" Tanya Lia, Dimas menatap mata istri nya.

"Apa mas salah jika menjaga perasaan kamu sebagai istri mas?" Jawab Dimas menatap Lia intens.

Deg deg.

'Tatapan mu mas buat aku meleleh batin Lia.

"Bukan nya aku adik ipar mu?" Ledek Lia Dimas mendengus mendengar nya.

"Maaf kan mas, kemaren mas kelepasan mas terbawa emosi." Jawab Dimas Lia menatap Dimas.

"Maksud mas?" Tanya Lia, Dimas terdiam Lia menghadap pada suami nya.

"Bisa mas jujur sama Lia mas kenapa? Maksud Lia kenapa mas begitu sinis sama Lia, kalau memang pernikahan ini membuat mas beban kita bisa ber emmmm." Ucapan Lia terhenti ketika bibir nya di bungkam dengan bibir Dimas.

"Jangan katakan itu, mas tak pernah menyesal dengan pernikahan ini, mas senang ada nya kamu di sisi mas, hanya saja mas takut kamu yang keberatan mas takut kamu yang kecewa dengan takdir ini mas, melihat kamu mendengar kabar Afan dan kamu menangis seperti itu mas rasa nya sudah menjadi duri di antara kalian." Ucap Dimas, Lia menganga jadi.

"Lalu malam pertama kamu sentak aku loh mas? marah sama aku karna lancang masuk ke kamar mu kan?" Tanya Lia Dimas menggaruk kepala nya.

"Waktu itu mas bukan nya marah sama kamu mas hanya kaget, tiba tiba kamu di kamar mas, sedang semua barang barang mbak mu belum mas kemasi, mas takut kamu berfikir mas menjadikan mu pelampiasan pengganti sesaat." Jawab Dimas membuat Lia terdiam suami nya ini sulit di tebak isi hati dengan sikap nya sehari hari.

".........."

"Mas melarang kamu menempati kamar itu karna bagaimana pun juga kamar itu pernah mas dan mbak mu tempati, mas takut ketika kita bersama kamu akan membayang kan yang tidak tidak, mas takut hati mu terluka, walaupun ucapan mas juga membuat mu terluka mas minta maaf, mas hanya tidak bisa berbicara atau bersikap romantis layak nya anak muda lain nya." Jelas Dimas.

"Malam itu kamu juga tiba tiba marah mas kenapa? aku salah apa." Tanya Lia Dimas menatap Lia.

"Kamu asik chat chat an, senyum senyum sendiri bahkan sampai tertawa dan saat kamu ke dapur dia menghubungi mu kan." Ketus Dimas membuat Lia mengerut kan alis nya.

"Dia siapa?" Tanya Lia balik.

"Siapa lagi kalau bukan Afan." Jawab Dimas malas.

"Apa.! kamu salah faham mas? Itu aku chat chatan sama nind! bukan sama mas Afan." Jelas Lia terkekeh sedang Dimas menganga.

"Tapi dia telfon kamu Loh?" Dimas masih belum menyerah.

"Iya memang benar tapi aku nggak angkat telfon mas Afan." Jelas Lia tersenyum.

"Maaf kan mas yang salah faham mas marah hingga pagi pada saat mas liat kamu kesusahan merawat tata, terpaksa mas berbicara ketus, mas takut kamu kerepotan jika mengurus mas juga Tata di waktu yang bersamaan maaf kan mas, kata kata mas yang dingin membuat hati kamu terluka.." Pinta Dimas memelas Lia mengangguk.

"Mas, aku terkadang masih canggung karna mas terlalu dingin sama aku, kadang aku bingung aku salah apa, aku sudah berusaha sebaik mungkin untuk menjadi ibu dan istri yang baik, namun kamu masih bersikap dingin mas." ucap Lia membuat Dimas terkekeh.

"Maaf kan mas yah, jika sikap mas keterlaluan sama kamu." Ucap Dimas memeluk Lia, dia Lega bisa berbicara dari hati ke hati dengan istri nya, tanpa ada yang di tutup tutupi Lagi perihal soal sikap nya selama ini.

"Sudah magrib lihat Tata dulu yuk mas." Ajak Lia. mereka masuk ke kamar Tata melihat keadaan Tata

Dimas mendekat pada putri nya dia terkekeh melihat putri nya tidur dengan sangat pulas.

"Malam ini jangan begadang ya kak, kita kerja sama kakak minta temen kan, biar bisa di panggil kakak." Ucap Dimas pada putri nya.

"Apa!!"

 

ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Gampang banget ya lelaki,Udah nyakitin dan melukai terus minta maaf, Apapun alesannya gak seharusnya Dimas bersikap seperti itu..🙄🙄

2023-12-12

1

Riska Fatihica

Riska Fatihica

wah dimas mau belah duren nih 🤭

2023-09-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!