Bab 16. Kue cina goreng.

Setelah selesai berkeliling ke rumah-rumah tetangga untuk memberikan selamat tahun baru, Alin beserta kedua anaknya kembali pulang ke rumah dan membereskan segala kekacauan yang telah dibuat oleh Yudi di rumah.

Sedangkan Yudi sendiri memilih pergi ke rumah teman-temannya yang lain dan enggan mengajak istrinya itu karena malu membawa Alin yang tidak memakai baju baru dan tidak berpenampilan menarik seperti istri-istri lain dari teman-temannya kebanyakan.

Mereka begitu mahir mengurus diri dan juga pandai bersolek, serta pandai menyenangkan hati suaminya masing-masing.

Akan tetapi itu lebih baik, karena Alin bisa beristirahat di rumah tanpa adanya Yudi, yang suka sekali menyuruh dan memerintah seenaknya. Selain itu ia juga tidak harus mendengar omongan para istri dari teman-teman Yudi yang menyakitkan hati di rumah orang lain.

Sementara itu Yuan merasa senang sekali karena mendapatkan banyak angpao dari tetua yang ia datangi rumahnya. Seketika didalam kepala kecilnya itu telah berputar-putar tentang rencananya untuk membeli sesuatu dari uang tersebut.

Akan tetapi senyum riang diwajahnya tiba-tiba berubah luntur, setelah melihat ekspresi wajah ibunya yang begitu sedih dalam lamunan yang panjang.

"Mama," panggil Yuan sambil menggoyangkan lengan ibunya agar berhenti melamun.

Alin menoleh dan tersenyum tipis. "Ya Koh, ada apa?" tanyanya lemah.

Yuan menunjukkan uang dalam angpaonya yang bernilai cukup lumayan. "Kokoh dapat duit banyak, kita jajan yuk! Biar Kokoh yang bayarin," tawar anak itu mencoba menghibur ibunya.

"Tidak usah Koh, sayang duitnya. Mending duitnya Kokoh tabung ya," balas Alin menolak.

"Ya Kokoh bakal tabungin duitnya separo, tapi Mama jangan nolak pemberian Kokoh." Yuan membagi uang tersebut menjadi dua bagian berbeda nilai.

Nilai yang rendah ia masukkan ke dalam saku celana dan sisanya yang bernilau cukup lumayan dimasukkan ke dalam celengan berbentuk ayam dari tanah liat.

"Tuh, udah Kokoh masukin ke celengan!" tunjuk Yuan sedikit tidak rela. Karena keinginannya untuk membeli mainan harus terkubur lagi.

Alin tersenyum dan mengusap puncak kepala Yuan. "Bagus, menabung itu sangat berguna. Kokoh bisa pergunakan uang itu untuk keperluan mendadak yang lebih penting daripada memakainya untuk hal senang-senang yang sifatnya sementara," nasihat Alin menjelaskan betapa pentingnya menabung.

Yuan mengangguk patuh, seakan mengerti dengan apa yang diucapkan sang ibu padanya. "Ya Ma, Kokoh mengerti."

Alin tersenyum lalu mengajak Yuan keluar rumah. "Mama mau es potong, kokoh yang beliin ya."

Yuan tersenyum lebar dan mengangguk cepat. "Ya, nanti Kokoh beliin!"

Mereka berdua pun duduk di depan rumah, menunggu tukang es potong datang melewati rumah mereka. Dan disaat tukang es yang telah di tunggu-tunggu telah terlihat diujung sana, Yuan segera memberhentikan gerobak es tersebut, dengan membentangkan kedua tangannya lebar-lebar.

"Abang berhenti, Kokoh mau es nya!" titah Yuan.

Abang es potong itu berhenti sesuai intruksi dan melayani pelanggan kecilnya. "Adek kecil mau beli es rasa apa?"

"Alpukat sama coklat," jawab Yuan berlagak seperti orang dewasa dengan menunjuk-nunjuk apa yang dia lihat di depan gerobak tersebut.

Sedangkan Alin hanya tersenyum melihat tingkah putranya dan menerima saat Yuan memberikannya sepotong es rasa alpukat. "Terima kasih," ucap Alin.

"Sama-sama," jawab Yuan.

Mereka berdua duduk kembali dan menikmati es potong sambil menunggu sore hari tiba, sesekali menyapa tetangga yang melewati rumah mereka.

...----------------...

Beberapa hari kemudian.

Empat belas hari setelah perayaan imlek, semua warga Tionghoa akan merayakan malam Cap Go Meh atau bisa dikatakan juga sebagai malam penutupan tahun baru Cina.

Biasanya dimalam tersebut akan ada acara meriah disejumlah kelenteng atau di berbagai tempat khusus yang menyajikan beberapa pertunjukkan kesenian tari barongsai dan juga seni tari naga / Liong.

Dan pada siang itu Alin menurunkan kue keranjang yang berada di atas meja abu dan kue keranjang dengan bungkus daun pisang itu ia buka untuk kemudian di potong menjadi potongan-potongan kecil.

Lalu setelah kue tersebut menjadi potongan-potongan kecil, Alin membuat adonan tepung seperti adonan untuk bakwan. Dimana ia menghaluskan bumbu seperti bawang merah, bawang putih dan merica / lada. Kemudian disatukan ke dalam adonan tepung terigu dan diaduk rata dengan menambahkan air dan garam secukupnya, untuk selanjutnya digoreng didalam minyak panas.

Kue cina goreng biasa Alin menyebutnya, kue tersebut selalu ada setiap kali perayaan malam Cap Go Meh dan kue ini juga akan disuguhkan untuk meja sembahyang.

Banyak dari mereka mengkreasikan sendiri bentuk dan rasa sesuai dengan selera pada lidah mereka masing-masing, namun bagi Alin resep tersebut lah yang paling ia suka.

Rasa tepung yang gurih beraroma wangi bawang, dipadukan dengan rasa manis dan lembut dari kue keranjang sendiri sangatlah pas. Apalagi jika dinikmati dalam kondisi masih hangat, dan ditemani dengan secangkir kopi hitam atau teh tawar saat menyantapnya.

Selain di goreng, Alin juga mengkukus kue keranjang dan dibaluri parutan kelapa agar tidak lengket untuk Yuan putranya.

"Mama, Kokoh suka sekali kue cina kukus ini." Yuan makan dengan lahap sekali kue kesukaannya.

"Makannya pelan-pelan sayang, itu masih panas. Lagian kokoh bisa ketelak loh kalau makannya kagak dikunyah dulu," tegur Alin.

Yuan terkekeh. "Habisnya enak sih!" balasnya tidak peduli.

Alin cepat-cepat membawakan Yuan air minum agar memudahkan Yuan saat menelan kue tersebut, kegemaran Yuan pada kue cina goreng, mengingatkan Alin kembali pada suaminya. Dimana suaminya itu akan menghabiskan satu piring kue cina goreng dengan secangkir kopi pahit.

"Alin! Kue mana?" tanya Yudi.

"Ada di meja Koh," sahut Alin.

"Ambilin, sekalian bikinin gua kopi!" titah Yudi yang baru saja bangun tengah hari bolong.

"Ya," patuh Alin melaksanakan keinginan suaminya.

Tak butuh waktu lama, Alin membawakan pesanan suaminya itu dan Yudi segera menyantap kue cina goreng sambil menyesap kopi panas.

"Elu udah daftarin si Yuan sekolah dasar belom?" tanya Yudi.

"Belom," jawab Alin.

"Kalau begitu masukin dia di sekolah swasta," ucap Yudi.

Alin seketika melebarkan kelopak matanya. "Sekolah swasta? Yuan mau Alin masukin ke sekolah inpres (negeri) aja Koh," tolaknya.

Yudi menatap tajam Alin. "Jangan sekolah di inpres! Malu gua sama temen-teman gua Alin!"

"Kalau sekolah di swasta itu mahal Koh, mending Yuan sekolah di inpres aja," bersikukuh Alin.

Karena bukan tanpa sebab, untuk hidup sehari-hari saja Alin merasa kekurangan dan sulit mencari uang lebih. Apalagi untuk membiayai sekolah di sekolah Swasta, yang biayanya sangatlah tinggi, Alin belum bisa menyanggupinya.

"Masa bodo! Pokoknya gua mau Yuan sekolah di swasta, kalau elu kagak bisa nyanggupin. Mending anak kita kagak usah sekolah aja. Titik!" bersikukuh Yudi juga.

"Oke Yuan sekolah di Swasta yang mahal itu, tapi Kokoh bantu Alin cari uang lebih buat bayaran sekolahnya," balas Alin.

"Gua setiap hari juga cari duit, tapi elunya aja yang sok suci enggak mau nerima duit dari gua," balas Yudi.

"Bagaimana Alin bisa menerimanya kalau itu uang dari Judi, kagak berkah Koh. Alin kagak mau Yuan dapat pendidikan dari uang haram," ucap Alin memberi alasannya..

"Nah elu sendiri kan yang menolak dan sok suci, makanya elu aja yang cari duit halal kalau merasa seperti itu!" balas Yudi.

.

.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Dewi Payang

Dewi Payang

Boleh ya gue jitak palanya si Yudi lucnut ini😁😁

2024-01-06

0

Dewi Payang

Dewi Payang

Aku pernah juga buat beginian Kak

2024-01-06

0

💞Amie🍂🍃

💞Amie🍂🍃

Aku masih nyicil baca ehh ternyata udh tamat ceritanya

2023-12-28

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Suami tidak berguna.
2 Bab 2. Benang tanpa ujung.
3 Bab 3. Kekerasan yang berulang.
4 Bab 4. Hidup sedang susah.
5 Bab 5. Kelakuan Yudi.
6 Bab 6. Judi Pa-kong.
7 Bab 7. Ketidakberdayaan Alin.
8 Bab 8. Tugas sekolah Yuan.
9 Bab 9. Hari Ibu dan Onde.
10 Bab 10. Puisi untuk Ibu.
11 Bab 11. Duit jin dimakan setan.
12 Bab 12. Baju baru untuk Yuan.
13 Bab 13. Persiapan Imlek.
14 Bab 14. Imlekan.
15 Bab 15. Keributan.
16 Bab 16. Kue cina goreng.
17 Bab 17. Hari pertama sekolah SD
18 Bab 18. Bersikeras.
19 Bab 19. Di cekoki.
20 Bab 20. Wangi tidak dikenal.
21 Bab 21. Mengakuinya.
22 Bab 22. Pertengkaran.
23 Bab 23. Tidak pulang.
24 Bab 24. Menghasut.
25 Bab 25. Mendatangi kontrakan Yudi.
26 Bab 26. Minta cerai.
27 Bab 27. Gunjingan.
28 Bab 28. Nyawer.
29 Bab 29. Kedatangan Ah Chin.
30 Bab 30. Papa kemana?
31 Bab 31. Undangan pernikahan.
32 Bab 32. si Dorna.
33 Bab 33. Sifat jelek Yulan.
34 Bab 34. Dewa judi.
35 Bab 35. Beasiswa.
36 Bab 36. Kalah.
37 Bab 37. Penekanan Tina.
38 Bab 38. Pertemuan.
39 Bab 39. Pindahan.
40 Bab 40. Hasutan Ah Chin.
41 Bab 41. Pecat
42 Bab 42. Rongrongan hidup.
43 Bab 43. Curhatan hati Ah Chin.
44 Bab 44. Mencari Ah Chin.
45 Bab 45. Kedatangan Yudi.
46 Bab 46. Pembalasan Alin.
47 Bab 47. Karma Yudi.
48 Bab 48. Bendera kuning.
49 Bab 49. Melayat.
50 Bab 50. Hajar habis-habisan.
51 Bab 51. Vonis.
52 Bab 52. Memberi tahu Yuan.
53 Bab 53. Membesuk ke penjara.
54 Bab 54. Heru VS Yuan.
55 Bab 55. Surat peringatan.
56 Bab 56. Pertemuan Yudi dan Ah Chin.
57 Bab 57. Tamparan untuk Ah Chin
58 Bab 58. Kuli panggul.
59 bab 59. Sakit pinggang.
60 Bab 60. Minta paksa.
61 Bab 61. Hilangnya semangat hidup.
62 Bab 62. Kematian Yudi.
63 Bab 63. Berkunjung.
64 Bab 64. Pekerjaan Yulan.
65 Bab 65. Daddy nya Mei Chen
66 Bab 66. Mampir ke rumah Yuan.
67 Bab 67. Tester.
68 Bab 68. Merayu Mei.
69 Bab 69. Mencicipi.
70 Bab 70. Meminta Marco.
71 Bab 71. Hasutan Yulan.
72 Bab 72. Tiba di Mansion.
73 Bab 73. Sarapan pagi bersama.
74 Bab 74. Pertemuan Akung Iyan dan Alin.
75 Bab 75. Pembelaan Hendrik.
76 Bab 78. Pesta ulang tahunnya Mei.
77 Bab 77. Terpesona.
78 Bab 78. Menghakimi Yulan.
79 bab 79. Sikap keras kepala Yulan.
80 Bab 80. Mengantar pulang.
81 Bab 81. Emosi Ah Chin.
82 Bab 82. Penyerangan Yulan.
83 Bab 83. Bawa ke rumah sakit.
84 Bab 84. Sadar.
85 Bab 85. Gila.
86 Bab 86. Pulang.
87 Bab 87. Keteguhan hati.
88 Bab 88. Minggat bohongan.
89 Bab 89. Jebakan Betmen.
90 Bab 90. Rela.
91 Bab 91. Makan malam.
92 Bab 92.
93 Bab 93. Menerima lamaran.
94 Bab 94. Resmi menikah.
95 Bab 95. Pergi berbulan madu.
96 Bab 96. Penyatuan yang terjadi.
97 Bab 97.
98 Bab 98. Ujung benang yang mulai terurai.
99 Bab 99. Manisan buah kana.
100 Bab 100. Tamat.
101 Pengumuman Karya Baru.
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Bab 1. Suami tidak berguna.
2
Bab 2. Benang tanpa ujung.
3
Bab 3. Kekerasan yang berulang.
4
Bab 4. Hidup sedang susah.
5
Bab 5. Kelakuan Yudi.
6
Bab 6. Judi Pa-kong.
7
Bab 7. Ketidakberdayaan Alin.
8
Bab 8. Tugas sekolah Yuan.
9
Bab 9. Hari Ibu dan Onde.
10
Bab 10. Puisi untuk Ibu.
11
Bab 11. Duit jin dimakan setan.
12
Bab 12. Baju baru untuk Yuan.
13
Bab 13. Persiapan Imlek.
14
Bab 14. Imlekan.
15
Bab 15. Keributan.
16
Bab 16. Kue cina goreng.
17
Bab 17. Hari pertama sekolah SD
18
Bab 18. Bersikeras.
19
Bab 19. Di cekoki.
20
Bab 20. Wangi tidak dikenal.
21
Bab 21. Mengakuinya.
22
Bab 22. Pertengkaran.
23
Bab 23. Tidak pulang.
24
Bab 24. Menghasut.
25
Bab 25. Mendatangi kontrakan Yudi.
26
Bab 26. Minta cerai.
27
Bab 27. Gunjingan.
28
Bab 28. Nyawer.
29
Bab 29. Kedatangan Ah Chin.
30
Bab 30. Papa kemana?
31
Bab 31. Undangan pernikahan.
32
Bab 32. si Dorna.
33
Bab 33. Sifat jelek Yulan.
34
Bab 34. Dewa judi.
35
Bab 35. Beasiswa.
36
Bab 36. Kalah.
37
Bab 37. Penekanan Tina.
38
Bab 38. Pertemuan.
39
Bab 39. Pindahan.
40
Bab 40. Hasutan Ah Chin.
41
Bab 41. Pecat
42
Bab 42. Rongrongan hidup.
43
Bab 43. Curhatan hati Ah Chin.
44
Bab 44. Mencari Ah Chin.
45
Bab 45. Kedatangan Yudi.
46
Bab 46. Pembalasan Alin.
47
Bab 47. Karma Yudi.
48
Bab 48. Bendera kuning.
49
Bab 49. Melayat.
50
Bab 50. Hajar habis-habisan.
51
Bab 51. Vonis.
52
Bab 52. Memberi tahu Yuan.
53
Bab 53. Membesuk ke penjara.
54
Bab 54. Heru VS Yuan.
55
Bab 55. Surat peringatan.
56
Bab 56. Pertemuan Yudi dan Ah Chin.
57
Bab 57. Tamparan untuk Ah Chin
58
Bab 58. Kuli panggul.
59
bab 59. Sakit pinggang.
60
Bab 60. Minta paksa.
61
Bab 61. Hilangnya semangat hidup.
62
Bab 62. Kematian Yudi.
63
Bab 63. Berkunjung.
64
Bab 64. Pekerjaan Yulan.
65
Bab 65. Daddy nya Mei Chen
66
Bab 66. Mampir ke rumah Yuan.
67
Bab 67. Tester.
68
Bab 68. Merayu Mei.
69
Bab 69. Mencicipi.
70
Bab 70. Meminta Marco.
71
Bab 71. Hasutan Yulan.
72
Bab 72. Tiba di Mansion.
73
Bab 73. Sarapan pagi bersama.
74
Bab 74. Pertemuan Akung Iyan dan Alin.
75
Bab 75. Pembelaan Hendrik.
76
Bab 78. Pesta ulang tahunnya Mei.
77
Bab 77. Terpesona.
78
Bab 78. Menghakimi Yulan.
79
bab 79. Sikap keras kepala Yulan.
80
Bab 80. Mengantar pulang.
81
Bab 81. Emosi Ah Chin.
82
Bab 82. Penyerangan Yulan.
83
Bab 83. Bawa ke rumah sakit.
84
Bab 84. Sadar.
85
Bab 85. Gila.
86
Bab 86. Pulang.
87
Bab 87. Keteguhan hati.
88
Bab 88. Minggat bohongan.
89
Bab 89. Jebakan Betmen.
90
Bab 90. Rela.
91
Bab 91. Makan malam.
92
Bab 92.
93
Bab 93. Menerima lamaran.
94
Bab 94. Resmi menikah.
95
Bab 95. Pergi berbulan madu.
96
Bab 96. Penyatuan yang terjadi.
97
Bab 97.
98
Bab 98. Ujung benang yang mulai terurai.
99
Bab 99. Manisan buah kana.
100
Bab 100. Tamat.
101
Pengumuman Karya Baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!