Bab 13. Persiapan Imlek.

Beberapa hari kemudian.

Hari demi hari silih berganti dan besok orang-orang Tionghoa akan merayakan perayaan tahun baru China atau yang sering disebut juga dengan hari raya Imlek (Festival musim semi).

Alin begitu sibuk memasak daging untuk persembahyangan leluhurnya pada jam sepuluh nanti, dan ia sudah menyicil membuat bumbunya dari jauh-jauh hari sebelumnya, karena ada sekitar 10 menu berbeda yang akan ia sajikan dihari besar tersebut agar tidak kewalahan saat waktunya sudah dekat.

Dan menu tersebut terdiri dari makanan yang mengandung unsur darat, udara dan juga air.

Selain membuat masakan rumit, Alin juga menggulung kertas agar berbentuk uang China pada jaman dahulu dan ia terus menggulung uang kertas itu hingga penuh satu kantong plastik besar, yang akan dibakar setelah sembahyang tahun baru imlek selesai dilakukan.

Bersamaan dengan hal tersebut, Melan mendatangi rumah Alin sambil membawa pesanan Alin, yaitu beberapa kue keranjang bulat dan juga dodol China berbentuk panjang.

"Lin," panggil Melan si tukang kue.

"Iya Cik, masuk saja!" sahut Alin dari dalam rumah.

Melan masuk ke dalam dan menghampiri Alin yang tengah sibuk di dapur. "Ini kue pesananmu Lin, kue cina sekilo sama dodol lapis sekilo ya. Kalau kue basah-nya (Kue mangkok, kue ku ketan, kue pisang dan kue bugis) nanti Encik anterin pas mau naik sembahyang ya," ucapnya sambil memberikan.

"Oh iya Cik! Makasih," balas Alin mengambil.

"Sama-sama," balas Melan. "Masak makanan buat sembahyang buat entar udah selesai?" tanyanya kemudian.

"Masih ngerebus daging, bentar lagi juga beres. Habis ini tinggal masak yang cepetnya Cik," balas Alin, sesekali mengusap peluh yang bercucuran di dahi dengan lengan bajunya.

"Oh syukur deh, kalau repot jangan sungkan panggil Encik ya," ucap Melan menawarkan dirinya memberikan bantuan.

"Ya Cik, terima kasih!" balas Alin mengangguk.

"Ya sudah kalau begitu Encik mau pergi antar kue pesanan orang lagi nih," ucap Melan.

"Ya Cik, hati-hati."

Beberapa saat kemudian, menu daging telah matang. Lalu Alin lanjut memasak menu yang mudah dan cepat dikerjakan. Selain untuk persembahan nanti sore, Alin juga memisahkannya untuk menu makan siang dan makan malam.

Yuan yang kala itu baru bangun dari tidur, segera menuju dapur setelah mencium ada aroma lezat dari dalam sana.

"Mama masak apa? Wangi banget," ucap Yuan sambil mengucek kedua matanya.

"Mama masak Ba Chin, pindang bandeng, bakso pare, sayur ba kut, ikan goreng, sambel godog, ada ayam goreng, mie goreng, sayur sop baso lohua, sama udang," jawab Alin membeberkan hasil masakannya.

"Banyak amat, Kokoh jadi bingung mau makan yang mana dulu. Kalau dimakan semua boleh?" tanya Yuan tidak bisa memilih karena terlalu banyak makanan dan ia ingin semua makanan itu.

"Makan yang kokoh mau lebih dulu ya, jangan semuanya. Nanti mubazir kalau enggak kemakan," balas Alin.

Yuan mengangguk patuh dan memiloh menu yang ingin ia makan. "Yuan mau makan ba chin aja kalau begitu," ucapnya kemudian.

"Ya," balas Alin lalu mengambil nasi dan menyendok lauk untuk Yuan.

"Nanti habis makan, Kokoh langsung mandi ya."

"Ya Ma, habis mandi pake baju baru ya?" tanya Yuan.

"Ya, pakai baju baru. Tapi sore ya," balas Alin.

"Hore!" seru Yuan semangat dan ia makan dengan cepat dan membantu ibunya sambil menunggu waktu sore, agar bisa pakai baju baru dan menunjukkannya kepada teman-teman sekitar rumah.

Merasa bosan Yuan akhirnya memutuskan untuk bermain bersama dengan teman-temannya ke tanah lapang.

"Mama, Kokoh main sama teman-teman dulu ya!" ucap Yuan meminta ijin.

"Ya Koh, tapi hati-hati. Jangan main jauh-jauh dan sebelum bedug Mahgrib Kokoh sudah harus pulang ya," balas Alin mengingatkan.

"Ya Ma," sahut Yuan sambil berlari.

Alin tersenyum dan kembali ke dalam dapur, untuk melanjutkan pekerjaannya yang belum selesai. Lalu bersamaan dengan hal tersebut, Yudi yang baru saja selesai dari kamar mandi, datang menghampiri Alin sambil menyombongkan dirinya.

"Lihat nih Lin, keren kan gua pakai baju baru."

Alin memutar bola matanya malas. "Ya keren," balasnya tanpa menoleh.

"Makanya jadi orang jangan sok suci, coba elu terima duit dari gua. Pasti sekarang ini elu pakai baju baru juga," sindir Yudi kepada Alin yang tidak punya baju baru.

"Tidak apa Alin tidak pakai baju baru juga, yang penting Alin enggak pakai baju dari uang hasil judi," balas Alin.

Yudi mencebik dan melempar Alin dengan gelas plastik hingga mengenai punggungnya. "Punya bacot jangan nyahut aja," geramnya.

Alin meringis sakit, sambil mengusap punggungnya yang terkena lemparan gelas. Lalu terdiam karena malas berdebat dengan suaminya yang tidak pernah mau mengalah itu.

"Entar gua mau pulang pagi, gua mau begadang sama si Ah Chin di rumah si Herman. Disono banyak makanan dan minuman enak kalau mau tahun baru, jadi elu jagain pintu ya. Awas lu kalau ketiduran!" ucap Yudi memberitahu.

"Sebelum pergi tolong bersihin meja abu Koh," pinta Alin baik-baik.

"Elu enggak lihat gua udah mandi, udah bersih dan udah wangi begini disuruh bebersih meja abu. Atuh kotor Alin!" balas Yudi tidak mau.

"Ya sudah," balas Alin lesu.

Lalu tak lama setelah itu Yudi meninggalkan rumah, sambil membawa beberapa botol minuman keras. Karena ingin berpesta malam tahun baru bersama dengan teman-temannya di rumah bandar judi.

Sedangkan Alin masih berkutat di dalam dapur, bertarung dengan banyaknya pekerjaan rumah, serta menjaga anak dalam waktu yang bersamaan. Dan Alin harus bergegas mengerjakan semua itu, agar semuanya selesai tepat waktu.

...***...

Beberapa saat kemudian, pekerjaan Alin akhirnya selesai juga. Ia segera membersihkan diri dan memakai baju daster seperti biasanya, banyak tetangga yang bertanya kenapa dirinya tidak memakai baju baru dimalam tahun baru.

"Kata orang tua dulu, pamali kalau tahun baru kita tidak pakai baju baru," ucap Yulan sedikit menyindir.

"Tidak apa kok Cik, yang penting kita berdoa minta keberkahannya saja sama Tuhan Yang Maha Esa dan memahami makna baik dari tahun baru imlek sendiri," balas Alin bijak.

"Tapi malam tahun baru tidak pakai baju baru itu bisa bawa sial, bisa makin sulit ekonominya," balas Yulan tidak mau mengalah.

"Cik Yulan, itu cuma mitos. Sial atau enggaknya seseorang itu tergantung dari karmanya sendiri, sulit atau lancarnya ekonomi juga itu tergantung dari usaha keras kita sendiri. Bukan dari kita pakai baju baru atau tidaknya saat malam tahun baru," balas Alin menjelaskan.

Yulan tentu mendengus. "Susah ngomong sama orang kayak elu Lin! Kalau dibilangin sama yang tua-an suka ngeyel!" cebiknya.

"Bukannya begitu Cik, Alin mah jujur memang enggak punya duit buat beli baju baru. Yang penting mah anak-anak aja yang make, biar pada seneng. Lagian Alin sudah puas ngerasaan pake baju baru tiap tahun waktu kecil, sekarang giliran anak Alin yang ngerasaain. Apalagi kita udah berumah tangga, udah enggak pantes bergaya. Yang penting mah enggak maksain diri sendiri, nanti malu sama tetangga, bisa bergaya tapi hidup kelilit hutang," balas Alin.

Yulan seakan tersindir dengan perkataan Alin, ia pun yang semula ingin menghina Alin, malah terhina dengan kenyataan tersebut. Dimana ia bisa bergaya elit, tapi bayar hutang sangatlah sulit.

.

.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

💞Amie🍂🍃

💞Amie🍂🍃

Alin udah dewasa ya, salut bgt sama pemikirannya

2023-12-27

0

Dewi Payang

Dewi Payang

Cara pandang Alin tentang kehidupan.udah dewasa banget👍

2023-12-14

1

Dewi Payang

Dewi Payang

untung gelas.plastik😆

2023-12-14

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Suami tidak berguna.
2 Bab 2. Benang tanpa ujung.
3 Bab 3. Kekerasan yang berulang.
4 Bab 4. Hidup sedang susah.
5 Bab 5. Kelakuan Yudi.
6 Bab 6. Judi Pa-kong.
7 Bab 7. Ketidakberdayaan Alin.
8 Bab 8. Tugas sekolah Yuan.
9 Bab 9. Hari Ibu dan Onde.
10 Bab 10. Puisi untuk Ibu.
11 Bab 11. Duit jin dimakan setan.
12 Bab 12. Baju baru untuk Yuan.
13 Bab 13. Persiapan Imlek.
14 Bab 14. Imlekan.
15 Bab 15. Keributan.
16 Bab 16. Kue cina goreng.
17 Bab 17. Hari pertama sekolah SD
18 Bab 18. Bersikeras.
19 Bab 19. Di cekoki.
20 Bab 20. Wangi tidak dikenal.
21 Bab 21. Mengakuinya.
22 Bab 22. Pertengkaran.
23 Bab 23. Tidak pulang.
24 Bab 24. Menghasut.
25 Bab 25. Mendatangi kontrakan Yudi.
26 Bab 26. Minta cerai.
27 Bab 27. Gunjingan.
28 Bab 28. Nyawer.
29 Bab 29. Kedatangan Ah Chin.
30 Bab 30. Papa kemana?
31 Bab 31. Undangan pernikahan.
32 Bab 32. si Dorna.
33 Bab 33. Sifat jelek Yulan.
34 Bab 34. Dewa judi.
35 Bab 35. Beasiswa.
36 Bab 36. Kalah.
37 Bab 37. Penekanan Tina.
38 Bab 38. Pertemuan.
39 Bab 39. Pindahan.
40 Bab 40. Hasutan Ah Chin.
41 Bab 41. Pecat
42 Bab 42. Rongrongan hidup.
43 Bab 43. Curhatan hati Ah Chin.
44 Bab 44. Mencari Ah Chin.
45 Bab 45. Kedatangan Yudi.
46 Bab 46. Pembalasan Alin.
47 Bab 47. Karma Yudi.
48 Bab 48. Bendera kuning.
49 Bab 49. Melayat.
50 Bab 50. Hajar habis-habisan.
51 Bab 51. Vonis.
52 Bab 52. Memberi tahu Yuan.
53 Bab 53. Membesuk ke penjara.
54 Bab 54. Heru VS Yuan.
55 Bab 55. Surat peringatan.
56 Bab 56. Pertemuan Yudi dan Ah Chin.
57 Bab 57. Tamparan untuk Ah Chin
58 Bab 58. Kuli panggul.
59 bab 59. Sakit pinggang.
60 Bab 60. Minta paksa.
61 Bab 61. Hilangnya semangat hidup.
62 Bab 62. Kematian Yudi.
63 Bab 63. Berkunjung.
64 Bab 64. Pekerjaan Yulan.
65 Bab 65. Daddy nya Mei Chen
66 Bab 66. Mampir ke rumah Yuan.
67 Bab 67. Tester.
68 Bab 68. Merayu Mei.
69 Bab 69. Mencicipi.
70 Bab 70. Meminta Marco.
71 Bab 71. Hasutan Yulan.
72 Bab 72. Tiba di Mansion.
73 Bab 73. Sarapan pagi bersama.
74 Bab 74. Pertemuan Akung Iyan dan Alin.
75 Bab 75. Pembelaan Hendrik.
76 Bab 78. Pesta ulang tahunnya Mei.
77 Bab 77. Terpesona.
78 Bab 78. Menghakimi Yulan.
79 bab 79. Sikap keras kepala Yulan.
80 Bab 80. Mengantar pulang.
81 Bab 81. Emosi Ah Chin.
82 Bab 82. Penyerangan Yulan.
83 Bab 83. Bawa ke rumah sakit.
84 Bab 84. Sadar.
85 Bab 85. Gila.
86 Bab 86. Pulang.
87 Bab 87. Keteguhan hati.
88 Bab 88. Minggat bohongan.
89 Bab 89. Jebakan Betmen.
90 Bab 90. Rela.
91 Bab 91. Makan malam.
92 Bab 92.
93 Bab 93. Menerima lamaran.
94 Bab 94. Resmi menikah.
95 Bab 95. Pergi berbulan madu.
96 Bab 96. Penyatuan yang terjadi.
97 Bab 97.
98 Bab 98. Ujung benang yang mulai terurai.
99 Bab 99. Manisan buah kana.
100 Bab 100. Tamat.
101 Pengumuman Karya Baru.
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Bab 1. Suami tidak berguna.
2
Bab 2. Benang tanpa ujung.
3
Bab 3. Kekerasan yang berulang.
4
Bab 4. Hidup sedang susah.
5
Bab 5. Kelakuan Yudi.
6
Bab 6. Judi Pa-kong.
7
Bab 7. Ketidakberdayaan Alin.
8
Bab 8. Tugas sekolah Yuan.
9
Bab 9. Hari Ibu dan Onde.
10
Bab 10. Puisi untuk Ibu.
11
Bab 11. Duit jin dimakan setan.
12
Bab 12. Baju baru untuk Yuan.
13
Bab 13. Persiapan Imlek.
14
Bab 14. Imlekan.
15
Bab 15. Keributan.
16
Bab 16. Kue cina goreng.
17
Bab 17. Hari pertama sekolah SD
18
Bab 18. Bersikeras.
19
Bab 19. Di cekoki.
20
Bab 20. Wangi tidak dikenal.
21
Bab 21. Mengakuinya.
22
Bab 22. Pertengkaran.
23
Bab 23. Tidak pulang.
24
Bab 24. Menghasut.
25
Bab 25. Mendatangi kontrakan Yudi.
26
Bab 26. Minta cerai.
27
Bab 27. Gunjingan.
28
Bab 28. Nyawer.
29
Bab 29. Kedatangan Ah Chin.
30
Bab 30. Papa kemana?
31
Bab 31. Undangan pernikahan.
32
Bab 32. si Dorna.
33
Bab 33. Sifat jelek Yulan.
34
Bab 34. Dewa judi.
35
Bab 35. Beasiswa.
36
Bab 36. Kalah.
37
Bab 37. Penekanan Tina.
38
Bab 38. Pertemuan.
39
Bab 39. Pindahan.
40
Bab 40. Hasutan Ah Chin.
41
Bab 41. Pecat
42
Bab 42. Rongrongan hidup.
43
Bab 43. Curhatan hati Ah Chin.
44
Bab 44. Mencari Ah Chin.
45
Bab 45. Kedatangan Yudi.
46
Bab 46. Pembalasan Alin.
47
Bab 47. Karma Yudi.
48
Bab 48. Bendera kuning.
49
Bab 49. Melayat.
50
Bab 50. Hajar habis-habisan.
51
Bab 51. Vonis.
52
Bab 52. Memberi tahu Yuan.
53
Bab 53. Membesuk ke penjara.
54
Bab 54. Heru VS Yuan.
55
Bab 55. Surat peringatan.
56
Bab 56. Pertemuan Yudi dan Ah Chin.
57
Bab 57. Tamparan untuk Ah Chin
58
Bab 58. Kuli panggul.
59
bab 59. Sakit pinggang.
60
Bab 60. Minta paksa.
61
Bab 61. Hilangnya semangat hidup.
62
Bab 62. Kematian Yudi.
63
Bab 63. Berkunjung.
64
Bab 64. Pekerjaan Yulan.
65
Bab 65. Daddy nya Mei Chen
66
Bab 66. Mampir ke rumah Yuan.
67
Bab 67. Tester.
68
Bab 68. Merayu Mei.
69
Bab 69. Mencicipi.
70
Bab 70. Meminta Marco.
71
Bab 71. Hasutan Yulan.
72
Bab 72. Tiba di Mansion.
73
Bab 73. Sarapan pagi bersama.
74
Bab 74. Pertemuan Akung Iyan dan Alin.
75
Bab 75. Pembelaan Hendrik.
76
Bab 78. Pesta ulang tahunnya Mei.
77
Bab 77. Terpesona.
78
Bab 78. Menghakimi Yulan.
79
bab 79. Sikap keras kepala Yulan.
80
Bab 80. Mengantar pulang.
81
Bab 81. Emosi Ah Chin.
82
Bab 82. Penyerangan Yulan.
83
Bab 83. Bawa ke rumah sakit.
84
Bab 84. Sadar.
85
Bab 85. Gila.
86
Bab 86. Pulang.
87
Bab 87. Keteguhan hati.
88
Bab 88. Minggat bohongan.
89
Bab 89. Jebakan Betmen.
90
Bab 90. Rela.
91
Bab 91. Makan malam.
92
Bab 92.
93
Bab 93. Menerima lamaran.
94
Bab 94. Resmi menikah.
95
Bab 95. Pergi berbulan madu.
96
Bab 96. Penyatuan yang terjadi.
97
Bab 97.
98
Bab 98. Ujung benang yang mulai terurai.
99
Bab 99. Manisan buah kana.
100
Bab 100. Tamat.
101
Pengumuman Karya Baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!