Bab 19. Di cekoki.

Yudi memakai kembali pakaiannya setelah puas menyiksa Alin, ia duduk ditepi ranjang lalu mendekap tubuh istrinya itu dan membisikkan sesuatu dibelakang telinganya.

"Denger ini baik-baik Alin. Jangan berani lagi elu macem-macem sama gua, atau gua bisa lakukan hal yang lebih kejam daripada ini. Ngerti!" kecamnya.

Alin menangis sesunggukan, sambil mencengkram dasternya yang telah koyak karena dicabik kasar oleh Yudi. Ia mengangguk cepat dan berharap suaminya itu segera pergi menjauh darinya.

"Iya Koh," lirih Alin tidak berdaya.

Sekuat tenaga Alin menyimpan isak tangis serta rintihan dari rasa sakitnya itu, agar Yuan yang masih asyik makan diluar tidak sampai mendengar kekerasan yang sedang terjadi didalam kamar.

Sementara itu Yudi segera memakai kembali ikat pinggangnya, lalu pergi setelah mendapat telepon dari seseorang.

"Oh iya Yong, gua bentar lagi kesono. Elu tunggu aja gua, kita pergi bareng!" jawab Yudi yang ternyata itu panggilan pekerjaan.

Lalu Yudi menutup panggilan teleponnya dan menatap Alin yang tengah susah payah bertukar pakaian. "Jagain pintu, gua mau pulang malam! Awas elu jangan sampe ketiduran lagi!" kecamnya.

Alin mengangguk dan segera membersihkan sisa-sisa kekejaman Yudi, termasuk noda darah pada sudut bibirnya agar Yuan tidak banyak bertanya mengenai dirinya.

"Papa mau kemana?" tanya Yuan.

"Nyari duit buat makan enak lagi," balas Yudi.

"Ya sudah cari duit lagi ya," balas Yuan senang.

Yudi menatap remeh Alin, seakan ingin memberitahu jika uang hasil judi darinya itu sangatlah berguna untuk kebutuhan dan mampu membuat anaknya senang.

"Ya, tenang aja. Papa pasti pulang bawa duit yang banyak," balas Yudi. Lalu keluar dari rumah untuk bertemu Ayong dan pergi bersama menuju rumah bos judi to-gel.

Karena Yudi sekarang ini bekerja menjadi agen seperti Ayong, dimana ia berkeliling sambil berjualan nomor to-gel. Dan menawarkan nomor haram itu kepada orang-orang baru serta lama agar tertarik, dengan upah tiap hari yang nilainya luar biasa dari jumlah setoran yang ia dapatkan apabila berhasil menagih.

Dan Yudi menyukai pekerjaan barunya itu.

Beberapa saat kemudian, Alin keluar dari kamarnya dan Yuan segera menghampiri ibunya itu. "Mama," panggilnya.

Alin berusaha tersenyum dan menutupi rasa sakit yang baru saja ia alami serta rasa kesedihannya itu. "Ya ada apa sayang?" tanyanya.

"Mama perut Yuan kenyang banget," ucap Yuan sambil mengusap-usap perut kecilnya.

Alin tersenyum getir. "Syukurlah kalau perut kokoh kenyang, nanti setelah ini Kokoh masuk kamar ya. Kita bobok, sudah malam."

Yuan mengangguk patuh dan menuruti semua perintah ibunya.

...***...

Hari semakin larut, namun Alin masih terus terjaga menunggu suaminya pulang ke rumah. Ia terus menatap pintu depan dan berharap agar suaminya itu segera pulang. Karena kedua matanya sudah sangat lelah dan hampir tidak sanggup menahan kantuk.

Alin terus menguap dan menguap, akan tetapi saat ia ingin memejamkan kedua mata, hati dan pikirannya segera membangunkan.

"Aduh, hampir aja aku ketiduran," gumam Alin.

Ia memutuskan untuk bolak balik ke dalam kamar, sesekali mengecek keadaan anak-anaknya yang tengah tertidur pulas.

Dan tak lama setelah itu, orang yang ditunggu-tunggu akhirnya pulang juga.

"Alin!" panggil Yudi setengah berteriak.

"Ya Koh!" sahut Alin bergegas membukakan pintu.

Yudi pun masuk dengan membawa beberapa jinjingan di tangannya. "Nih ambil," ucapnya menyerahkan.

"Apa ini Koh?" tanya Alin.

"Itu baju baru buat elu," balas Yudi.

"Baju baru?" ucap Alin membuka kantong tersebut dan kedua matanya terbelalak. "I-ini? Baju apa ini, Koh?" tanyanya merasa aneh dengan baju serba minim dan terlihat se-ksi pemberian dari suaminya itu.

"Ya, baju lagi nge-trend itu. Elu harus pake biar gaya kayak bini orang-orang," balas Yudi lalu merebahkan raganya diatas sofa, sambil menghisap rokok.

Alin tentu menolak. "Enggak mau ah! Alin kagak mau pake baju kayak begini," tolaknya.

Yudi mematahkan rokoknya dan menatap tajam Alin. "Siallan bener lu jadi bini! Gua beli baju itu pake duit dan harganya mahal, elu tinggal pake aja apa susahnya sih!" sergahnya kesal.

Alin menatap pasrah baju tersebut, walau bagus namun Alin risih sekali saat memakai baju yang begitu minim dan terbuka.

Dengan langkah ragu-ragu Alin keluar setelah selesai memakai pakaian tersebut dan Yudi langsung menatapnya liar, sambil tersenyum miring.

"Bagus juga bajunya dipake sama elu," ucap Yudi mengitari tubuh Alin sambil menatapnya tanpa berkedip. Sedangkan Alin hanya menutupi bagian dadanya yang sedikit terbuka.

Lalu, Yudi meminta Alin duduk diatas pangkuannya. "Sini, temenin gua minum!" titahnya.

Alin tentu menolak keinginan tersebut, karena selama hidup ia tidak pernah menyentuh minuman haram, apalagi meminumnya.

"Enggak mau Koh!" tolak Alin sembari menggeleng.

Yudi menjambak rambut Alin hingga mengaduh kesakitan. "Jangan menolak, elu kagak mau kalau kita ribut terus kan? Apa elu mau gua gebukin lagi baru nurut?" ancamnya.

"Jangan Koh ... " lirih Alin dengan linangan air mata. Lalu tanpa bisa berkutik, Yudi mulai mencekokinya minuman keras, hingga Alin terhuyung karena mabuk akibat pengaruh alkohol.

Yudi tertawa ketika melihat Alin yang mabuk dan tidak berdaya di dalam pelukannya, dengan menggebu pria itu pun membopong raga istrinya seperti karung beras.

Lalu membawanya ke dalam kamar kosong dan menjatuhkannya diatas kasur dengan kasar, layaknya sedang membeli seorang pelacur.

Setelah itu Yudi menenggak habis satu botol minuman keras beralkohol tinggi, sambil menatapi Alin yang terlihat mempesona karena memakai baju se-ksi pemberiannya itu.

Gairahnya semakin memuncak ketika pengaruh minuman tersebut mulai menguasai dirinya, terlebih saat melihat bentuk serta lekuk tubuh Alin yang mulus dan juga gerakan erotis karena mabukknya membuat Yudi tidak sabar ingin mengauli Alin.

Pria itu merasa senang karena telah berhasil mengikuti saran Ah Chin, dimana temannya itu menyarankan untuk mencekoki Alin yang sulit dijinakkan dengan minuman keras, agar lemah tidak berdaya serta sensasi lain saat berhubungan intim dalam keadaan sama-sama mabuk.

"Bener juga kata si Ah Chin, gua kagak nyangka bisa seenak ini rasanya," racau Yudi sambil berpacu diatas raga Alin yang sudah mabuk dan bergerak tidak karuan.

Hingga pada akhirnya, Alin tidak sadarkan diri dan tersadar dipagi harinya dengan mendapati sekujur tubuhnya yang telah membiru akibat keganasan Yudi saat bermain.

Wanita itu merintih kesakitan dan merasa sakit dibagian kepala, entah apa yang telah diperbuat oleh pria disebelahnya itu kemarin malam. Namun satu hal yang pasti, ia tidak dapat bangun dari ranjang dengan mudah.

"Aku harus bangun ... Karena kalau aku tidak bangun dengan segera, Yuan bisa tidak sekolah nanti," rintih Alin berusaha mengangkat tubuhnya.

Setelah beberapa saat perjuangan, akhirnya Alin berhasil bangun dan turun dari ranjang. Ia melihat banyaknya botol minuman keras berserakan di atas lantai dan juga bau alkohol masih menyelimuti seisi kamar berikut dirinya yang begitu bau alkohol.

"Apa yang terjadi?" batin Alin mengingat-ingat dan sadar telah dicekoki minuman keras oleh suaminya sendiri.

Alin memdesaah kasar, sambil meraup wajahnya dengan kedua tangan. Ia menghitung jumlah botol dikamar itu dan bertanya-tanya. "Berapa banyak yang sudah aku minum?" tanyanya dalam hati.

Bersamaan dengan hal tersebut, Yudi menggangkat kepalanya dan menatap Alin yang tengah memijat kepala. Lalu Yudi duduk dan menarik sudut bibirnya.

"Gua enggak nyangka, kemarin malam elu bisa seganas itu. Gua demen jadinya," ucap Yudi mengingat percintaannya dengan Alin semalan.

Sedangkan Alin masih berusaha mencerna perkataan suaminya itu. "Apa maksud Kokoh?" tanyanya merasa takut.

"Ya, elu mabuk terus begitu lah." Yudi tersenyum senang ketika merasakan sisi liar istrinya diranjang.

Alin menelan salivanya kasar dan segera ke kamar mandi untuk membersihkan diri serta terus meminta maaf kepada sang pencipta karena telah melanggar agama dengan meminum minuman haram.

.

.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

💞Amie🍂🍃

💞Amie🍂🍃

Kapan karmanya sihhh, gedek bgt sama si yudi

2023-12-28

0

pentin

pentin

rumah tangga yg semakin tk sehat😌

2023-10-15

1

Defi

Defi

getok aja Lin pakek botol biar waras lakimu

2023-10-14

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Suami tidak berguna.
2 Bab 2. Benang tanpa ujung.
3 Bab 3. Kekerasan yang berulang.
4 Bab 4. Hidup sedang susah.
5 Bab 5. Kelakuan Yudi.
6 Bab 6. Judi Pa-kong.
7 Bab 7. Ketidakberdayaan Alin.
8 Bab 8. Tugas sekolah Yuan.
9 Bab 9. Hari Ibu dan Onde.
10 Bab 10. Puisi untuk Ibu.
11 Bab 11. Duit jin dimakan setan.
12 Bab 12. Baju baru untuk Yuan.
13 Bab 13. Persiapan Imlek.
14 Bab 14. Imlekan.
15 Bab 15. Keributan.
16 Bab 16. Kue cina goreng.
17 Bab 17. Hari pertama sekolah SD
18 Bab 18. Bersikeras.
19 Bab 19. Di cekoki.
20 Bab 20. Wangi tidak dikenal.
21 Bab 21. Mengakuinya.
22 Bab 22. Pertengkaran.
23 Bab 23. Tidak pulang.
24 Bab 24. Menghasut.
25 Bab 25. Mendatangi kontrakan Yudi.
26 Bab 26. Minta cerai.
27 Bab 27. Gunjingan.
28 Bab 28. Nyawer.
29 Bab 29. Kedatangan Ah Chin.
30 Bab 30. Papa kemana?
31 Bab 31. Undangan pernikahan.
32 Bab 32. si Dorna.
33 Bab 33. Sifat jelek Yulan.
34 Bab 34. Dewa judi.
35 Bab 35. Beasiswa.
36 Bab 36. Kalah.
37 Bab 37. Penekanan Tina.
38 Bab 38. Pertemuan.
39 Bab 39. Pindahan.
40 Bab 40. Hasutan Ah Chin.
41 Bab 41. Pecat
42 Bab 42. Rongrongan hidup.
43 Bab 43. Curhatan hati Ah Chin.
44 Bab 44. Mencari Ah Chin.
45 Bab 45. Kedatangan Yudi.
46 Bab 46. Pembalasan Alin.
47 Bab 47. Karma Yudi.
48 Bab 48. Bendera kuning.
49 Bab 49. Melayat.
50 Bab 50. Hajar habis-habisan.
51 Bab 51. Vonis.
52 Bab 52. Memberi tahu Yuan.
53 Bab 53. Membesuk ke penjara.
54 Bab 54. Heru VS Yuan.
55 Bab 55. Surat peringatan.
56 Bab 56. Pertemuan Yudi dan Ah Chin.
57 Bab 57. Tamparan untuk Ah Chin
58 Bab 58. Kuli panggul.
59 bab 59. Sakit pinggang.
60 Bab 60. Minta paksa.
61 Bab 61. Hilangnya semangat hidup.
62 Bab 62. Kematian Yudi.
63 Bab 63. Berkunjung.
64 Bab 64. Pekerjaan Yulan.
65 Bab 65. Daddy nya Mei Chen
66 Bab 66. Mampir ke rumah Yuan.
67 Bab 67. Tester.
68 Bab 68. Merayu Mei.
69 Bab 69. Mencicipi.
70 Bab 70. Meminta Marco.
71 Bab 71. Hasutan Yulan.
72 Bab 72. Tiba di Mansion.
73 Bab 73. Sarapan pagi bersama.
74 Bab 74. Pertemuan Akung Iyan dan Alin.
75 Bab 75. Pembelaan Hendrik.
76 Bab 78. Pesta ulang tahunnya Mei.
77 Bab 77. Terpesona.
78 Bab 78. Menghakimi Yulan.
79 bab 79. Sikap keras kepala Yulan.
80 Bab 80. Mengantar pulang.
81 Bab 81. Emosi Ah Chin.
82 Bab 82. Penyerangan Yulan.
83 Bab 83. Bawa ke rumah sakit.
84 Bab 84. Sadar.
85 Bab 85. Gila.
86 Bab 86. Pulang.
87 Bab 87. Keteguhan hati.
88 Bab 88. Minggat bohongan.
89 Bab 89. Jebakan Betmen.
90 Bab 90. Rela.
91 Bab 91. Makan malam.
92 Bab 92.
93 Bab 93. Menerima lamaran.
94 Bab 94. Resmi menikah.
95 Bab 95. Pergi berbulan madu.
96 Bab 96. Penyatuan yang terjadi.
97 Bab 97.
98 Bab 98. Ujung benang yang mulai terurai.
99 Bab 99. Manisan buah kana.
100 Bab 100. Tamat.
101 Pengumuman Karya Baru.
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Bab 1. Suami tidak berguna.
2
Bab 2. Benang tanpa ujung.
3
Bab 3. Kekerasan yang berulang.
4
Bab 4. Hidup sedang susah.
5
Bab 5. Kelakuan Yudi.
6
Bab 6. Judi Pa-kong.
7
Bab 7. Ketidakberdayaan Alin.
8
Bab 8. Tugas sekolah Yuan.
9
Bab 9. Hari Ibu dan Onde.
10
Bab 10. Puisi untuk Ibu.
11
Bab 11. Duit jin dimakan setan.
12
Bab 12. Baju baru untuk Yuan.
13
Bab 13. Persiapan Imlek.
14
Bab 14. Imlekan.
15
Bab 15. Keributan.
16
Bab 16. Kue cina goreng.
17
Bab 17. Hari pertama sekolah SD
18
Bab 18. Bersikeras.
19
Bab 19. Di cekoki.
20
Bab 20. Wangi tidak dikenal.
21
Bab 21. Mengakuinya.
22
Bab 22. Pertengkaran.
23
Bab 23. Tidak pulang.
24
Bab 24. Menghasut.
25
Bab 25. Mendatangi kontrakan Yudi.
26
Bab 26. Minta cerai.
27
Bab 27. Gunjingan.
28
Bab 28. Nyawer.
29
Bab 29. Kedatangan Ah Chin.
30
Bab 30. Papa kemana?
31
Bab 31. Undangan pernikahan.
32
Bab 32. si Dorna.
33
Bab 33. Sifat jelek Yulan.
34
Bab 34. Dewa judi.
35
Bab 35. Beasiswa.
36
Bab 36. Kalah.
37
Bab 37. Penekanan Tina.
38
Bab 38. Pertemuan.
39
Bab 39. Pindahan.
40
Bab 40. Hasutan Ah Chin.
41
Bab 41. Pecat
42
Bab 42. Rongrongan hidup.
43
Bab 43. Curhatan hati Ah Chin.
44
Bab 44. Mencari Ah Chin.
45
Bab 45. Kedatangan Yudi.
46
Bab 46. Pembalasan Alin.
47
Bab 47. Karma Yudi.
48
Bab 48. Bendera kuning.
49
Bab 49. Melayat.
50
Bab 50. Hajar habis-habisan.
51
Bab 51. Vonis.
52
Bab 52. Memberi tahu Yuan.
53
Bab 53. Membesuk ke penjara.
54
Bab 54. Heru VS Yuan.
55
Bab 55. Surat peringatan.
56
Bab 56. Pertemuan Yudi dan Ah Chin.
57
Bab 57. Tamparan untuk Ah Chin
58
Bab 58. Kuli panggul.
59
bab 59. Sakit pinggang.
60
Bab 60. Minta paksa.
61
Bab 61. Hilangnya semangat hidup.
62
Bab 62. Kematian Yudi.
63
Bab 63. Berkunjung.
64
Bab 64. Pekerjaan Yulan.
65
Bab 65. Daddy nya Mei Chen
66
Bab 66. Mampir ke rumah Yuan.
67
Bab 67. Tester.
68
Bab 68. Merayu Mei.
69
Bab 69. Mencicipi.
70
Bab 70. Meminta Marco.
71
Bab 71. Hasutan Yulan.
72
Bab 72. Tiba di Mansion.
73
Bab 73. Sarapan pagi bersama.
74
Bab 74. Pertemuan Akung Iyan dan Alin.
75
Bab 75. Pembelaan Hendrik.
76
Bab 78. Pesta ulang tahunnya Mei.
77
Bab 77. Terpesona.
78
Bab 78. Menghakimi Yulan.
79
bab 79. Sikap keras kepala Yulan.
80
Bab 80. Mengantar pulang.
81
Bab 81. Emosi Ah Chin.
82
Bab 82. Penyerangan Yulan.
83
Bab 83. Bawa ke rumah sakit.
84
Bab 84. Sadar.
85
Bab 85. Gila.
86
Bab 86. Pulang.
87
Bab 87. Keteguhan hati.
88
Bab 88. Minggat bohongan.
89
Bab 89. Jebakan Betmen.
90
Bab 90. Rela.
91
Bab 91. Makan malam.
92
Bab 92.
93
Bab 93. Menerima lamaran.
94
Bab 94. Resmi menikah.
95
Bab 95. Pergi berbulan madu.
96
Bab 96. Penyatuan yang terjadi.
97
Bab 97.
98
Bab 98. Ujung benang yang mulai terurai.
99
Bab 99. Manisan buah kana.
100
Bab 100. Tamat.
101
Pengumuman Karya Baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!