Sebelum pergi ke sekolahnya Yuan, Alin menitipkan Marlina kepada Melan tetangganya agar ia bisa leluasa mengikuti perayaan hari ibu bersama dengan Yuan tanpa gangguan.
Setelah sebelumnya Yudi menolak menjaga Marlina, karena suaminya itu ingin pergi memancing bersama dengan teman-temannya ketimbang mengurus anak dan juga rumah.
"Maaf ya Cik, Alin ngerepotin Encik kali ini." Alin menyerahkan Marlina kepada Cik Melan bersama dengan satu tas berisi botol susu dan juga beberapa keperluan bayi lainnya.
Melan menggendong Marlin. "Tidak apa Alin, Encik kan sudah bilang. Kalau Alin repot, titipin saja Marlina sama Encik," ucapnya tidak mengapa.
"Terima kasih ya Cik, setelah acara sekolah Yuan selesai, Alin akan segera kesini lagi untuk ambil Marlina," ucap Alin.
"Ya, sama-sama," balas Melan lalu menatap Yuan. "Semoga acaranya lancar ya," ucapnya kepada Yuan.
"Terima kasih Ih (Tante)," balas Yuan.
Alin mengecup pipi Marlina, begitu pula dengan Yuan. Ia mencium serta mengusap wajah mungil adiknya itu sebelum pergi. "Kokoh pinjam Mama sebentar ya, De. Dede jangan cerewet dan jangan repotin Iih Melan ya," bisiknya sambil melirik Melan.
Alin dan Melan tersenyum. "Ya Kokoh, ayo kita berangkat," ajak Alin kemudian.
"Ya Ma," balas Yuan lalu melambaikan tangannya kepada Melan dan juga adiknya itu.
...----------------...
Sekolah.
Suasana ramai di halaman sekolah Yuan begitu terasa, terlebih para murid sekolah taman kanak-kanak itu membawa serta merta ibu dan juga kerabat penting mereka.
Lalu diujung sana nampak sebuah panggung telah dihias sedemikian rupa hingga cantik, dan kursi-kursi berjejer rapi untuk para ibu duduk, agar bisa menyaksikan penampilan putra dan putri mereka.
Yuan begitu antusias, ia bergegas menarik tangan ibunya agar mendekat ke arah panggung supaya ia bisa melihat lebih jelas bagaimana tempat untuk dirinya tampil.
"Wah bagus sekali!" seru Yuan kegirangan, sambil berlompat dan bertepuk tangan menunjuk-nunjuk kearah panggung.
Alin tersenyum dan mengangguk cepat. "Iya bagus Koh."
"Mama nanti duduk di depan ya, biar bisa lihat kokoh tampil!" seru Yuan sambil menepuk-nepuk kursi bagian depan.
"Iya sayang," balas Alin menurut.
Yuan berseru senang, lalu berkumpul bersama dengan teman-teman sekelasnya karena Bu Hera telah memanggil semua anak muridnya untuk berkumpul didalam kelas dan melakukan persiapan untuk pentas diatas panggung.
Sedangkan Alin duduk di kursi yang telah disediakan oleh pihak sekolah dan Alin berbincang dengan ibu-ibu dari teman sekelasnya Yuan, yang duduk di dekatnya itu.
"Jadi Encik ini Mamanya Yuan?" tanya Lusi, Mamanya Deri.
"Iya," balas Alin santun.
"Kalau saya Mamanya Deri, Lusi."
Alin tersenyum. "Kalau saya Alin Cik," balasnya.
"Kalau saya An Nio, Mamanya Ani."
Mereka saling berkenalan di lingkungan sekolah dan bertukar pengalaman dalam mengurus anak, serta membicarakan kehidupan pribadi masing-masing.
Tak berselang lama kemudian, acara tersebut pun dimulai. Beberapa orang terpilih memberi kata-kata sambutan terbaik mereka untuk mengisi acara hari ibu di sekolah. Dan setelah kata-kata sambutan selesai disampaikan, acara itu pun diisi dengan hiburan yang diikuti oleh semua murid taman kanak-kanak.
Alin bertepuk tangan paling kencang saat melihat Yuan naik ke atas panggung bersama dengan teman-teman sekelasnya.
"Yuan!" seru Alin melambaikan tangannya.
Sedangkan Yuan tersenyum senang melihat hal itu, ia membusungkan dada kecilnya dengan wajah mendongak.
"Lagu ini kami persembahkan untuk Mama yang telah melahirkan dan juga membesarkan kami dengan penuh kasih sayang!" ucap anak-anak diatas panggung sebelum menyanyikan lagu, sesuai dengan panduan Bu Hera dan juga latihan mereka selama ini.
Lalu tak lama setelah mereka memberi hormat, musik pun dinyalakan dan mereka mulai bernyanyi bersama dalam kelompok paduan suara yang harmonis dan kompak.
🎶🎶🎶
Kasih ibu ... Kepada beta ... Tak terhingga sepanjang masa ... Hanya memberi ... Tak harap kembali ... Bagai sang surya menyinari dunia ...
Kasih ibu ... Kepada beta ... Tak terhingga sepanjang masa ... Hanya memberi ... Tak harap kembali ... Bagai sang surya menyinari dunia ...
Bagai sang surya menyinari dunia ...
...***...
Tepuk tangan mengisi seluruh halaman sekolah setelah lagu tersebut dibawakan. Alin melambaikan tangannya kepada Yuan dan memberikan dua jempolnya karena merasa bangga pada keberanian putranya itu.
Lalu acara sekolah tersebut dilanjutkan dengan pembacaan puisi dan Bu Hera menunjuk Yuan sebagai anak beruntung yang akan membacakan puisi khusus di hari ibu ini.
Alin begitu terkejut dan tidak menyangka saat Yuan ditunjuk untuk membacakan puisi, karena selama ini yang ia tahu Yuan hanya mengisi lagu dalam paduan suara kelasnya.
Jantungnya terasa berdebar dan ia merasa khawatir akan hasil puisi yang akan dibacakan oleh putranya itu. Karena selama latihan di rumah ia tidak membimbing Yuan atau belum pernah mendengarkan isi dari puisi tersebut.
Yuan menatap ibunya dan tersenyum, lalu menatap puisi yang telah ia tulis bersama dengan Bu Hera dan mengambil puisi dari lagu Mama Hao (Mama Baik).
Dengan bantuan Bu Hera dan bimbingan serta latihan dari gurunya selama di sekolah itu, Yuan akhirnya berani dan ingin membawakan puisi tersebut dihari penting ini.
Sedangkan Alin berkaca-kaca ketika melihat Yuan berdiri diatas panggung, ia merasa Yuan terlihat begitu tampan dan juga bersinar.
Seketika harapan demi harapan Alin muncul kembali untuk putranya itu dan salah satunya adalah ia ingin agar Yuan menjadi seorang pria sejati, yang dapat membanggakan keluarganya jika sudah dewasa nanti.
"Puisi ini saya persembahkan untuk semua ibu yang ada disini," ucap Yuan setelah ia memberi salam dan hormat.
Lalu setelah suasana kembali hening, Yuan pun mulai membacakan puisinya.
...IBUKU BAIK....
Didunia ini hanyalah ibu yang terbaik
Anak yang mempunyai ibu seperti mustika
Berada dalam pelukan ibu
Menikmati kebahagiaan tiada akhir
Tak memiliki ibu paling merisaukan
Anak tanpa ibu seakan rumput belaka
Berpisah dari pelukan ibu
Kemanakah mencari kebahagiaan
Didunia ini hanyalah ibu yang terbaik
Anak yang memiliki ibu tak menyadarinya
Apabila dia mengetahuinya
Dalam mimpi pun dia akan tersenyum.
...***...
"Terima kasih untuk Mama, jasamu sungguh tidak terbalaskan. Sejak dari kecil Mama selalu merawat dan juga mengurusku, sungguh ku sayang Mama. Selamat hari ibu Mama ... "
Semua ibu masing-masing memeluk anaknya, mereka merasa bersedih saat anak-anaknya itu memberikan penghormatan kepada ibu mereka sebagai bentuk rasa terima kasih. Dengan mencuci kedua kaki ibu mereka, lalu bersujud dibawah kedua kakinya dan memberikan setangkai bunga setelah semua itu selesai dilakukan.
Dan bagi teman-teman Yuan yang sudah tidak memiliki ibu, mereka membawa nenek, bibi atau siapapun yang pernah berjasa merawat mereka dari kecil.
Tak terkecuali dengan Yuan, setelah selesai membacakan puisi, ia turun dari panggung dan berjalan dengan hati-hati menuju tempat duduk ibunya sambil membawa baskom berisi air bersih, lalu berjongkok agar bisa membasuh kedua kaki ibunya.
Yuan melakukannya dengan telaten dan setelah itu ia bersujud dengan penuh penghormatan. Lalu memberikan setangkai bunga dan tidak lupa mengecup pipi untuk ibunya.
.
.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
💞Amie🍂🍃
Jadi terharu dahhh, uhhhhh gemess
2023-12-26
0
neng ade
aku terharu sekaligus bahagia dan bangga .. Bu Hera sebagai guru harus di teladani karena hal baik dan luhur yang telah beliau ajarkan
2023-11-25
0
Dewi Payang
secangkir kopi buat kak Novi, semangat menulis🙏
2023-11-16
1