Siang itu para warga menceritakan kehidupan Molly selama lima belas tahun ini. Mafia itu langsung menahan emosi dan mengepal kepalan tangannya. Hatinya terasa perih setelah mengetahui siksaan yang di alami anak kecil itu. Tentu saja rasa penyesalan yang dalam bagi Nicholas karena janjinya yang tak dilaksanakan.
"Tuan, tolong bawa gadis itu pergi dari sini, Dia ketakutan karena Lucas akan menjualnya ke para pria hidung belang. Dia membesarkan Molly hanya demi ingin menjual tubuhnya saja. Kalau sampai terjadi gadis itu akan hancur."
"Bibi, Paman, kalian tenang saja, Aku akan mencarinya sampai dapat," ujar Nicholas.
Anggota Nicholas kemudian menahan Lucas yang sedang terluka.
"Lepaskan aku! Lepaskan aku!" teriak Lucas.
"Kalau tidak mau diam, Aku akan menghancurkan kepalamu," kecam Rico yang menodong senjatanya ke kepala pria itu.
"Jangan bunuh aku!"
"Tolong serahkan dia kepada polisi, Agar tidak menyakiti Molly lagi. Wanita itu yang adalah simpanannya juga ikut menyiksa anak malang itu."
"Aku akan menyerahkan mereka kepada polisi setelah menemui Molly," kata Nicholas.
"Bibi, tolong tunjukan jalan ke tempat tinggal Molly!" pinta Nicholas.
"Baiklah, silakan ikut denganku," jawab wanita itu.
Beberapa saat kemudian Nicholas mendatangi rumah papan yang adalah tempat tinggal Molly. Natalie yang terluka masih tergeletak tidak berdaya. darahnya mengenai lantai akibat tusukan kayu yang cukup dalam.
"Bawa dia pergi! Jangan sampai dia mati. Karena urusanku dan mereka belum selesai!"perintah Nicholas.
"Baik, Bos."
Nicholas kemudian masuk ke dalam gudang tempat Molly dikurung di sana. Ruangan yang gelap dan banyak debu serta masih terlihat tali yang mengikat leher Molly masih ada di kaki meja.
"Apakah Molly dari kecil tinggal di sini?" tanya Rico.
"Iya, Anak itu sangat kasihan sekali, ruangan ini sangat kotor dan gelap. Setiap malam Molly diikat seperti hewan dan hanya diberi makan sekali dalam sehari. dan ini telah berlangsung selama lima belas tahun."
"Dia bukan manusia, Melainkan adalah binatang," ketus Rico yang kesal.
"Molly bukan putri kandungnya, Mungkin karena itu dia menjadikan Molly sebagai mesin pencari uang. Saat masih kecil disiksa setelah dewasa dijual."
"Tuan, kalau menemukan Molly, Tolong bawa dia pergi dari desa ini, selama ini dia merindukan ibunya yang bernama Jessica. Mungkin saja ibunya ada di kota. Kalau Molly kembali ke desa kami takut preman itu akan kembali balas dendam."
"Apakah memiliki foto ibunya?" tanya Nicholas.
"Tidak ada! Setelah Jessica pergi, semua barang miliknya dibuang oleh Lucas, Brengsek itu tergila-gila dengan selingkuhannya sehingga hilang akal. Dia mengutamakan wanita itu dan Jacob. sehingga mengorbankan Molly."
Tidak lama kemudian Nicholas meninggalkan rumah desa itu dan melanjutkan pencarian Molly. Mereka berpencar hingga ke hutan dan keseluruhan perdesaan itu.
Molly yang baru keluar dari sungai ia dalam kondisi basah kunyup. Karena kewalahan ia pun berhenti sejenak di samping rumah orang. Ia telah keluar dari hutan dan tidak jauh lagi dengan jalan besar untuk menuju ke kota.
Gadis itu yang lapar ia membuka kain pembungkus makanan dan mengambil kue pemberian bibi tetangga yang telah basah akibat terendam air sungai. Karena sudah lapar Molly pun langsung menelan kue basah itu yang sudah tidak berbentuk. Ia menelan semua lima biji kue yang tidak layak dimakan lagi. Bagi Molly bukan pertama kali memakan makanan yang rusak dan basi. Selama ini hidupnya jarang mendapatkan makanan yang bagus.
"Koin ini aku simpan saja, Kalau aku naik bus untuk ke kota pasti tidak cukup juga. Aku bisa gunakan untuk beli makanan. Aku harus mencari kerja agar dapat uang," gumam Molly.
Setelah selesai makan, Molly melanjutkan perjalanan sambil waspada dengan lokasi sana. Gadis itu yang sudah trauma dan tidak pernah keluar selama ini sangat ketakutan saat melihat orang yang tidak dia kenal.
Ia mempercepatkan langkahnya agar bisa segera meninggalkan kawasan itu yang jaraknya tidak jauh dari desa.
Beberapa jam kemudian.
Cuaca mulai gelap, Matahari mulai terbenam. Nicholas bersama anggotanya masih sedang mencari gadis itu.
"Molly! Molly!" teriak Anggota Nicholas.
Nicholas sendiri juga berjalan sambil mencari hingga ke hutan. Saat dekat di sungai ia menghentikan langkahnya. Ia memperhatikan jejak kaki yang ada di atas tanah tersebut.
"Jejak kaki yang kecil, Apakah Molly menuju ke sungai itu? Kalau begitu dia telah keluar dari tempat ini," gumam Nicholas yang melihat jejak kaki yang ada di atas tanah.
"Tuan, apakah ada petunjuknya? Sepertinya Molly tidak ada hutan ini," ujar Rico.
"Kalau tujuannya ke kota, lewat sungai adalah paling cepat dan aman dari mata mereka. Saat ini mungkin saja dia sudah menuju ke jalan besar. Cepat kita ke sana!" perintah Nicholas yang segera meninggalkan hutan.
Walau telah mulai gelap tidak membuat ketua mafia itu berhenti mencari keberadaan gadis itu.
Molly yang berjalan cukup jauh ia berhenti di suatu tempat yang gelap tanpa siapa pun di sana. Jalan yang sepi tanpa cahaya lampu membuat gadis itu ketakutan dan bersembunyi di gang kecil yang adalah belakang rumah orang yang ditumpuk dengan sampah.
"Mungkin di sini paling aman, Tidak ada yang bisa melihat aku di sini. Apakah preman itu masih mencariku," gumam Molly. Gadis itu menahan sakit pada tubuhnya sepanjang pelarian.
"Lapar, uangnya hanya sedikit, Aku tidak bisa beli makanan juga. Aku harus simpan sehingga aku menemukan pekerjaan," batin Molly.
Molly berjongkok di ujung gang kecil itu sambil memeluk kedua lututnya. Ia harus menahan lapar karena hanya mengisi perutnya dengan kue yang sudah basah. Karena kewalahan akhirnya gadis itu pun ketiduran.
Dua jam kemudian.
Molly yang kelaparan ia terbangun dan menyentuh perutnya.
"Lapar sekali," gumamnya.
Molly mencoba berdiri dan berjalan keluar dari gang itu. Ia tidak melihat siapa pun di sana. Jalan yang gelap membuatnya terpaksa harus tinggal di tumpukan sampah tersebut.
"Mudah-mudahan mereka tidak tahu aku di sini," ucap Molly yang berjalan dengan tertatih-tatih karena kakinya yang kesakitan.
"Saat lompat ke sungai sandalku hilang, Kakiku pasti terluka," rintihan Molly.
Saat Molly sedang duduk kembali ke tempatnya tadi, tiba-tiba sebuah kantong kresek yang berisi sampah jatuh mengenai kepalanya. Sampah tersebut adalah buangan dari lantai atas perumahan itu.
"Aarrgh...," rintihan Molly sambil mengusap kepalanya.
"Ada yang membuang sampah, Apakah ada sisa makanan di dalamnya," batin Molly
"Perutku sakit sekali, pasti karena lapar."
Karena kelaparan Molly membuka sampah itu dan mencari sisa makanan di dalamnya. Ia tidak bisa melihat sama sekali karena suasana yang gelap gulita. Gadis memegang semua isi di kantong yang penuh dengan sampah. Kemudian ia mendapat sesuatu yang lunak dan diciumnya.
"Ini adalah daging yang sudah basi," ucap Molly yang makan daging yang sudah tidak layak dimakan untuk mengisi perutnya.
Di malam itu Molly membuka bungkusan sampah lainnya untuk mencari sesuatu untuk bisa dimakan. Bukan pertama kali lagi ia memakan makanan yang basi. Sejak dulu Lucas sering memberinya lauk yang basi dan roti yang berjamur.
Sementara Nicholas bersama anggotanya menuju ke jalan yang tidak jauh dengan posisi Molly.
Sambil menunggu up silakan mampir ke karya berjudul " Bisu Tawanan Hartawan"
Terima kasih🤗🤗🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Anita noer
knp ceritax selalu menyedihkn ya thor...aq dah baca about aaron kok...
2024-01-11
1
Astuti Setiorini
semga nicholas menemukan molly...kasihn dia haruas mkn makanan basi...
2023-10-02
1