"Paman, Kakak, tolong bawa Molly pergi dari sini, Molly berjanji akan patuh dan tidak nakal. Molly boleh tinggal di gudang asal jangan meninggalkan Molly di tempat yang ada binatang buas," pinta Molly yang menangis dengan histeris.
"Pa, kenapa tidak membawanya bersama kita? lihatlah lehernya ada bekas ikatan tali," kata Nicholas.
"Apakah Molly diikat oleh ayahnya sendiri?" tanya Justin.
"Tuan, ayahnya selalu mengikatnya seperti ini, matanya dibutakan oleh cinta sehingga tega memperlakukan putri sendiri seperti seekor binatang," jawab warga desa sana.
"Tuan, kami mohon padamu, bawalah Molly pergi dari sini demi keselamatannya, siang ini beruntung karena bantuan Anda. kalau tidak, kami benar-benar tidak berani membayangkan apa yang akan terjadi," pinta warga desa.
"Adik, apakah ini adalah makananmu? Ini sudah tidak bisa dimakan," tanya Nicholas yang mencium aroma roti yang dipegang oleh Molly.
"Iya, ini adalah makanan yang diberi papa tadi," jawab Molly.
"Pa, ini sangat keterlaluan, bagaimana biarkan Molly ikut dengan kita? Kita memiliki banyak anggota pasti bisa melindunginya," pinta Nicholas.
"Nicholas, kita harus berangkat langsung ke San Fransisco. oleh sebab itu tidak bisa membawanya bersama kita," jawab Justin.
"Pa, tapi, dia sangat kasihan. lihatlah kondisinya yang tidak diurus sama sekali. ayahnya mengikat dia di bawah terik sinar matahari. bukan itu saja, Molly hampir menjadi korban ular itu. dan makanannya yang diberikan juga adalah makanan yang sudah rusak. sangat tidak pantas sekali seorang ayah yang menyiksa putri sendiri," ujar Nicholas.
"Molly, buang rotinya, ya, jangan dimakan lagi!" ucap Justin.
"Tapi, Molly lapar, Paman. Molly tidak ada makanan lain lagi. papa hanya memberi Molly makan sekali dalam sehari. Kalau dibuang malam Molly tidak ada makanan lagi," jawab Molly.
"Hanya makan sekali dalam sehari? apakah papamu adalah seorang manusia?" tanya Justin dengan sedikit kesal.
"William, ambilkan makanan di mobil dan berikan kepada Molly!"perintah Justin.
"Baik, Bos," jawab William dengan patuh.
"Tuan, apakah tidak bisa tolong selamatkan Molly?" tanya salah satu warga desa.
"Maaf, bukan saya ingin menolak.tapi, saat ini Molly tidak bisa ikut dengan kami. kami masih ada urusan mendadak," ucap Justin.
"Paman, Kakak, Molly akan menunggu kalian datang!" kata Molly dengan penuh berharap.
"Molly, mulai hari ini jangan makan makanan ini lagi!" ujar Nicholas yang mengambil roti dari tangan Molly dan membuangnya ke atas tanah.
"Bos, ini makanannya," ucap William yang menyerahkan plastik asoy kepada.Justin.
"Molly, di sini ada roti. makanlah yang ini. jangan makan makanan yang rusak lagi," kata Justin yang memberikan kepada Molly.
"Paman, terima kasih!" ucap Molly.
"Bos, kita harus pergi!" ujar William.
"Nicholas, ayo kita berangkat!" ajak Justin.
"Baik, Pa!" jawab Nicholas.
"Molly, jaga dirimu baik-baik!" ucap Justin yang kemudian melangkah pergi.
"Sampai jumpa, Paman!" balas ucapan Molly.
"Kakak, apakah kakak akan datang menjemput Molly setelah urusan selesai?" tanya Molly.
"Kakak berjanji padamu, setelah urusan kami selesai. kakak akan datang menjemputmu!" kata Nicholas yang menurunkan gadis kecil itu.
"Kakak, jangan bohong ya! Molly akan menunggu kakak datang!" kata Molly.
"Iya, ambil liontin ini dan anggap saja kakak sedang berada di sisimu," ujar Nicholas yang meletakan ke telapak tangan Molly.
"Apakah ini adalah janji kakak?"
"Iya, ini adalah janji kakak padamu, Molly harus bisa jaga diri dan selalu hati-hati!" jawab Nicholas.
"Terima kasih, Kakak!" ucap Molly.
"Paman, Bibi, tolong bantu aku jaga Molly dulu, setelah kami pulang kami akan singgah ke sini," pinta Nicholas pada warga desa yang ada di sana.
"Baiklah, kami akan berusaha. tapi, ayahnya benar-benar tidak bisa diajak bicara!"
"Pergilah anak muda! dan cepat kembali!"
"Baik, sampai jumpa paman dan bibi!" ucap Nicholas.
Nicholas yang telah memberi janji kepada Molly, tentu saja memberi harapan kepada gadis kecil itu. Molly melihat kepergian Nicholas yang melangkah sudah semakin jauh.
"Kakak, Molly akan tetap bertahan walau disiksa, Molly percaya suatu saat kakak pasti datang," batin Molly.
"Molly, kamu pasti sangat menderita. lihatlah dirimu sekarang sangat kurus," ujar wanita itu yang adalah salah satu tetangga Molly.
"Bibi, Molly hanya bisa bertahan untuk hidup, agar bisa bertemu dengan mama lagi. Molly sangat merindukan mama," ucap Molly.
"Anak yang baik, kamu harus tetap kuat, makanlah roti ini dulu sebelum mereka datang," kata bibi itu.
"Bagaimana kalau kita bawa ke rumah kita dulu, di sini sangat panas. kulitnya sudah merah," ujar salah satu warga pria paruh baya.
Warga desa sana mengendong Molly dan pergi meninggalkan tempat itu.
Malam hari.
Lucas menarik putrinya pulang ke rumah, pria yang tidak memiliki hati nurani itu mencari Molly ke seluruh rumah desa dan kemudian berhasil menemukannya.
"Hebat sekali! kau terlalu berani pergi dari sana," bentak Lucas yang mendorong putrinya dengan kasar hingga tersungkur.
Bruk...
"Aahh...," jeritan Molly yang kesakitan.
"Papa, tadi ada ular. untung ada yang menyelamatkan Molly," jelas Molly yang menahan sakit pada kakinya.
"Tidak berguna! lain kali kalau kau masih berani pergi ke rumah tetangga aku akan patahkan kakimu," ketus Lucas yang menyeret putrinya menuju ke gudang
Molly yang tubuhnya kesakitan ia berteriak memohon pada ayahnya, akan tetapi pria itu sama sekali tidak peduli.
"Papa, sakit!" tangisan Molly diseret hingga ke gudang.
Setelah masuk ke dalam gudang, gadis kecil itu kembali diikat oleh ayahnya. Lucas melilit tali Nylon itu ke leher dan kemudian ujung tali tersebut diikat di kaki meja.
"Sebagai hukuman malam ini kau tidak usah makan. kenapa kau tidak menjadi santapan ular saja. Memang anak sampah," bentak Lucas yang meninggalkan gudang itu.
Molly hanya bisa pasrah dan sedih karena pria yang dia panggil sebagai papa hanya mengharapkan kematiannya.
"Kakak, Molly percaya kakak pasti datang," batin Molly.
1 Bulan Kemudian
Natalie yang sedang makan siang bersama dengan putranya tidak menghiraukan Molly yang duduk di pojokan ruang tamu. gadis kecil itu harus menahan lapar setiap hari dan juga ketakutan. ia hanya bisa melihat ibu tirinya yang sedang menyantap makanan dengan begitu lahap bersama Jacob.
"Bibi, Molly lapar!" seru Molly yang duduk di pojokan dengan pakaian yang robek dan bisa dikatakan tidak layak dipakai sama sekali.
"Apakah kamu mau makan?" tanya Jacob yang memegang sepotong ayam bakar dengan bermaksud mengejek.
"Iya, Kakak, berikan sedikit makanan untuk Molly!" pinta Molly yang mengulurkan kedua tangan mungilnya.
"Bisa saja! tapi kamu harus merangkak ke sini, dan ayam ini akan menjadi milikmu," jawab Jacob.
Molly yang kelaparan ia langsung merangkak menghampiri meja makan itu. saat sampai di sana Jacob menuangkan bubur di depan Molly sehingga berserakan di lantai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Alexandra Juliana
Kak Seto, Pak Arist Merdeka tolong Molly, selamatkan Molly dr org2 biadab itu..
2024-02-02
0
Alistalita
kasihan bangeetttt molyyy🥲🥲🥲
2023-11-12
1
🤩😘wiexelsvan😘🤩
lucas nathali jacob bener" manusia laknat biadab,,,gak punya hati dan perasaan,molly ank sekecil itu setiap hari kalian siksa lebih baik biarkan molly pergi😡😡😡
2023-09-26
2