"Kamu lapar? makanlah dan jangan sampai tersisa," ujar Jacob.
"Molly, habiskan dan kemudian bersihkan lantainya. kalau tidak, jangan berharap kamu bisa dapat makanan," ucap Natalie.
Molly yang sudah tidak tahan lapar Ia hanya bisa mengutip bubur dengan kedua tangannya dan masukkan ke dalam mulutnya itu.
Walau sebenarnya perasaan gadis kecil sangat hancur, Akan tetapi demi mengisi perutnya ia hanya bisa menghabiskan makanan yang berserakan di lantai itu.
"Jilat dengan lidahmu, bodoh! kalau tidak, mana mungkin bisa bersih," kata Jacob.
"Anak ini sangat bodoh sekali," ketus Natalie yang menjongkok dan menekan kepala Molly ke lantai. wajah gadis kecil itu mengenai bubur yang berserakan di sana.
"Jilat pakai lidahmu, dasar anak sampah!" ketus Natalie sambil menekan kepala Molly.
"Ingat namamu bukan Molly lagi, tapi Anak sampah!" kata Natalie yang masih belum melepaskan tangannya.
"Bibi...," teriak Molly yang kesakitan dan tidak bisa melawan.
Natalie kemudian melepaskan tangannya dan berkata," jilat sampai bersih, Anak sampah!"
Molly hanya bisa menangis akibat perlakuan wanita itu yang telah menakuti dirinya.
"Tidak usah cengeng! apa kau tahu di keluarga ini tidak ada yang mengakui sampah sepertimu. dasar menyusahkan saja. kenapa saat itu kau tidak mati dimakan ular," bentak Natalie yang menepuk kepala gadis itu dengan keras.
Plak...
Molly yang dalam posisi telungkup sambil menahan sakit dan menangis tanpa berani mengeluarkan suara. ketakutan yang dia alami tidak bisa dibayangkan lagi tanpa ada yang bisa menyelamatkan dirinya. selama ini dia selalu saja disiksa dan tidak ada yang bisa membelanya. gadis itu hanya bisa pasrah dengan nasib sendiri.
"Dengar kata mamaku, jilat sampai bersih! lihatlah dirimu bukan hanya mirip anak sampah saja. tapi juga mirip dengan seekor anak anjing," ujar Jacob dengan menghina dan sengaja menginjak telapak tangan mungil gadis itu.
"Aargghh...," jeritan Molly yang kesakitan.
"Kakak, sakit!" tangisan Molly.
"Tidak berguna!" ketus Jacob yang melangkah pergi.
"Aku heran dengan paman, kenapa masih biarkan anak sampah ini di sini, sungguh menjijikan sekali," ketus Jacob.
"Biarkan saja! lagi pula dia bisa membantu kita setelah dia dewasa," ujar Natalie yang ikuti langkah putranya.
"Apa yang bisa dia lakukan?"
"Dia bisa membantu kita cari uang setelah dewasa, lagi pula tidak mungkin biarkan dia makan gratis," jawab Natalie.
Telapak tangan Molly yang kesakitan terlihat memar akibat dipijak oleh putra Natalie. gadis kecil itu bangkit dan berdiri melihat piring-piring di atas meja telah kosong dan tidak ada sisa makanannya. karena tidak ada makanan lainnya Molly hanya bisa mengutip bubur yang berserakan di depannya itu.
"Kakak, kapan kakak datang? kenapa Molly sudah menunggu begitu lama kakak tetap tidak datang juga?" ucap Molly mengeluarkan air mata.
"Apakah kakak hanya berbohong pada Molly? kakak sebenarnya tidak berminat ingin membawa Molly pergi dari tempat ini," tangisan Molly yang sambil menelan bubur itu dengan paksa.
5 Tahun kemudian.
Usia Molly telah memasuki 10 tahun. diusianya yang masih bawah umur, ia harus bekerja di rumahnya. mencuci pakaian, mengepel. walau semua perintah Lucas dan Natalie telah dia patuhi. akan tetapi ia tetap menerima perlakuan yang tidak adil. sering dipukul dan diberi makanan hanya sekali dalam sehari. gadis kecil itu tidak pernah dibelikan pakaian walau dia sangat butuh karena tubuhnya yang semakin tumbuh besar.
Para tetangga yang merasa iba pada gadis itu, mereka pun memberikan beberapa helai pakaian anak mereka kepada Molly.
Setelah menyelesaikan tugas yang diberikan oleh orang tuanya, ia kembali dikurung di gudang yang gelap tanpa cahaya lampu. beginilah kehidupan Molly selama lima tahun.
"Mama, kenapa kamu tidak pernah kembali lagi? apakah sudah melupakan Molly? Molly ketakutan setiap hari. apa yang harus Molly lakukan? Molly juga tidak bisa tinggalkan tempat ini karena Molly tidak tahu harus ke mana," batin Molly.
Di sisi lain Lucas dan Natalie sedang duduk di ruang tamu dan sedang berbicara.
"Lucas, kenapa kamu masih membiarkan anak sampah itu di sini?" tanya Natalie.
"Tenang saja! aku punya rencana, Kalau tidak, mana mungkin aku membiarkan dia tinggal di sini," jawab Lucas.
Molly yang berada di gudang terdengar suara pembicaraan ayahnya dengan wanita itu. ia lalu merangkak menghampiri pintu.
"Rencana apa maksudmu?" tanya Natalie.
"Setelah anak itu beranjak remaja kita bisa jual kepada pria hidung belang. apakah kau tahu? teman-temanku paling suka daun muda. kita bisa jual gadis itu setelah usianya 20 tahun. dan aku yakin kita bisa jual mahal karena usianya dan malam pertamanya," jawab Lucas.
"Baguslah kalau begitu! sekarang kita masih bisa menyuruhnya bekerja, biar tidak makan dan tidur saja kerjanya. aku tidak sabar menunggu 10 tahun lagi," kata Natalie.
"Dia tidak akan bisa ke mana-mana juga, anak sampah ini tidak akan bisa lolos. saat itu aku tidak membuangnya karena aku pikir ada untungnya aku pelihara dia hingga dewasa. usiaku semakin tua dan 10 tahun yang akan datang aku tidak akan bisa bekerja lagi. oleh sebab itu aku harus mengunakan dia untuk mencari uang," kata Lucas.
"Selain itu Jacob juga butuh biaya sekolah, kita bisa menggunakan uang itu untuk membayar uang sekolahnya," ujar Natalie.
"Benar! kita hanya perlu makan dan nikmati hidup kita di masa tua, Jacob akan sekolah hingga masuk universitas tinggi. sementara anak itu yang akan bekerja mencari uang untuk kita," ucap Lucas.
"Aku tidak sabar menunggu di saat itu, aku ingin putra kita menjadi dokter yang sukses," ujar Natalie.
"Dia pasti akan menjadi orang sukses dan membanggakan kita," kata Lucas dengan yakin.
Molly yang telah mendengar pembicaraan Lucas dan Natalie, hatinya semakin sakit dan mengeluarkan air mata.
"Kenapa semua orang membenciku, apa salahku sebenarnya? mama tidak pulang-pulang, kakak juga tidak datang lagi. papa malah ingin menjualku. kenapa mereka semua bersikap kejam padaku," batin Molly.
Keesokan harinya.
Molly yang baru usia 10 tahun dipaksakan harus menanam sayur-sayuran di bawah terik cahaya matahari. tidak peduli gadis kecil itu bisa bertahan atau tidak. Lucas tetap mengawasinya sambil memegang sebatang rotan di tangannya.
"Lakukan dengan cepat, jangan malas!" perintah Lucas dengan nada tegas.
Bukan hanya harus ke sawah, Molly juga harus mencuci pakaian kotor yang menumpuk. gadis itu harus mengerjakan semua pekerjaan rumah tanpa diberi waktu untuk istirahat. setiap hari dirinya harus bangun pukul 05.00 untuk melakukan tugas yang diberikan oleh ayahnya itu. dan setiap kali ayahnya hanya memberikan sebiji roti untuknya.
Lucas lagi-lagi melempar keluar roti itu untuk putrinya, sudah biasa bagi Molly dirinya harus mengutip makanan dari lantai untuk dimakan. tidak peduli makanan itu bersih atau tidak Molly tetap menelannya tanpa menghiraukan kondisi makanan tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Citra Merdeka
belum ada polisi kah di desa itu.... ya ampun..... orang desa gak keroyok aja tuh Lukas wkwkkkk
2024-02-26
1
🤩😘wiexelsvan😘🤩
kasian molly,,, berat banget cobaan dan ujian hidup yg harus d lewati molly,,,harusnya seumur molly adalah masa" terindah utk sekolah,bermain bersama teman" tp nyata nya author buat hidup molly jauh dari kata bahagia malah menderita disetiap harinya 😢😢😢
2023-09-27
1