Selamat membaca para readers ku 💙
Key mengangkat ujung bibirnya, terlukis sedikit senyuman yang muncul.
"Omong kosong apalagi yang ia lontarkan saat ini?" batin Keyla terlihat jengah.
Mobil hitam itu terus melaju, memasuki jalanan yang sedikit berbeda dari yang biasa Keyla lihat.
Di jalan ini banyak pohon pohon dan rumput tumbuh subur. Namun, tak banyak ada bangunan rumah.
Suara kicauan burung terdengar nyaring sore hari itu, ditambah dengan udara yang sejuk membuat Key merasa sedikit fresh.
"Ayo turun!" ajak Ryan saat mobil yang dikendarainya sudah berhenti disebuah danau.
Tanpa menjawab ajakan Ryan, putri sang Jeki Pramana itu langsung membuka seat beltnya dan bergegas mendorong pintu.
Ryan melangkah menuju ke tepian danau, di sana ada sebuah bangku yang masih terawat.
"Kemarilah!" perintah Ryan sambil melambai lambaikan tangannya ke arah Key yang masih berdiri di samping mobil.
Dengan ragu, Keyla melangkah mendekati Ryan yang sudah duduk manis di bangku itu.
"Ada apa kau membawaku kemari?" tanya Key dingin.
Ryan pun menatap lekat wajah Key dengan tatapan yang tidak bisa ditebak.
"Duduklah!" kata Ryan seraya menarik tangan Key agar duduk di sampingnya.
"Jawab pertanyaanku!" tegas Keyla dengan tatapan yang sangat tajam.
"Oke oke baiklah. Aku mengajakmu kesini, supaya kamu lebih tenang dan tidak terbawa emosi." Jelas Ryan apa adanya.
Keyla mengangkat sebelah alisnya, ia tak paham dengan apa yang dipikirkan Ryan.
Huft... (hembusan napas kasar yang dikeluarkan oleh Ryan)
"Hm.. Aku tau kamu marah, kecewa sama aku." Ujar Ryan membuka percakapan masalah yang akan dibahasnya.
"Lantas?" tanya Keyla dengan acuh.
"Aku minta maaf sudah membohongimu." Lanjut Ryan.
"Membohongi apa?" tanya Keyla pura-pura tidak tahu.
"Aku tau, kamu hanya pura-pura tak mengerti kemana arah pembicaraan kita." Tungkas Ryan dengan serius.
Key memalingkan pandangan, sebenarnya ia sangat malas jika harus membahas masalah ini lagi.
"Apa maumu?" tanya Keyla sesaat.
"Aku hanya ingin meluruskan apa yang terjadi diantara kita." Jawab Ryan.
"Diantara kita tidak terjadi apa apa." Bantah Keyla.
"Lalu, mengapa kau mengabaikanku?" tanya Ryan menyudutkan Keyla.
"Suasana hatiku sedang buruk saja, begitu aku kehilangan Luna." Kata Keyla.
"Apa aku juga penyebab suasana buruk mu?" tanya Ryan dan ya Keyla tak mampu menjawabnya. "Aku akui, aku pernah berbohong padamu. Dulu aku pernah bilang, bahwa pekerjaanku hanya sebatas karyawan biasa. Tapi nyatanya, hm aku seorang tentara." Ungkap Ryan sambil tersenyum miris.
"Lalu, kenapa kau berbohong padaku?" tanya Keyla yang sudah tersulut emosi.
"Aku punya alasan tersendiri." Balas Ryan dengan cepat.
"Cih, bahkan aku saja tidak tahu apa alasanmu!" guman Keyla namun masih bisa didengar oleh Ryan. "Terlalu banyak yang disembunyikan." Cibir Keyla sambil tersenyum sinis.
Ryan hanya menatap Keyla dengan tenang, mendengarkan semua cibiran yang terlontar dari mulut wanita itu.
"Aku melakukan itu semua, karena aku takut kamu tidak akan mau dengan profesiku yang seperti ini." Kata Ryan memecah cibiran Keyla.
Sedetik kemudian, Keyla menatap ke arah Ryan.
"Kamu pikir aku wanita yang pemilih?" tanya Key geram dengan apa yang menjadi alasan Ryan.
"Aku hanya takut, aku takut masa laluku terulang lagi Key." Sahut Ryan dan menundukkan wajahnya.
Keyla yang melihat hal itu, menjadi sedikit tak enak.
"Tapi apapun itu, jika didasari dengan suatu kebohongan pasti tidak akan berjalan lancar Yan." Ucap Keyla dengan nada yang sudah tidak seperti tadi.
"Aku tau. Intinya aku minta maaf sudah membohongimu. Tolong jangan menjauhiku!" sahut Ryan.
"Ya Allah aku harus bagaimana?" batin Keyla bingung.
Beberapa detik kemudian.
"Akan ku usahakan." Balas Keyla.
Ryan tersenyum mendengar jawaban Keyla, setidaknya ia sudah mengakui kesalahannya dan sudah meminta maaf pula.
"Antarkan aku pulang!" sahut Keyla dan berlalu meninggalkan Ryan.
Sementara Ryan yang ditinggal, hanya bisa menghembuskan napas kasarnya melihat kelakuan Keyla yang sangat berbeda dengan sebelumnya.
~
Di lain tempat, tepatnya di panti asuhan Cemara Hati.
Nampak mamih Susan tengah mengobrol dengan bu Nunung.
"Seingat saya, baru kemarin nak Key bersikap acuh kepada nak Ryan Bu." Kata Bu Nunung dengan mantap.
"Oh begitu ya? Apa Ibu tau apa penyebabnya?" tanya Mamih Susan.
"Saya kurang tahu Bu. Saya tahunya cuman nak Ryan lagi deket aja sama nak Keyla." Jawab Bu panti.
"Ow, iya iya." Sahut Mamih Susan sambil manggut-manggut. "Ya udah saya pamit pulang dulu ya Bu." Imbuh sang Mamih Keyla setelah melihat arloji yang melingkar di pergelangan tangannya.
"Kok buru-buru Bu?" tanya Bu Nunung.
"Iya Bu ini juga udah sore. Saya pamit, mari Bu assalamualaikum." Ucap sang Mamih dan kemudian bersalaman dengan Bu pengurus panti itu.
Setelah berpamitan, mamih Susan bergegas masuk ke dalam mobil.
"Semoga Ryan memang benar jodohmu nak!" batin Mamih Susan sembari menatap ramainya jalanan.
15 menit kemudian, mobil yang dikemudikan pak Munir pun memasuki pekarangan Pramana.
"Selamat sore Bi." Sapa Istri Jeki Pramana itu begitu turun dari mobil kepada Bi Narti yang kebetulan berada di dekat teras yang banyak tanaman hijau hijauan.
"Eh selamat sore juga Nya." Balas Bi Narti.
"Hm, Keyla udah pulang Bi?" tanya Mamih Susan sembari melihat lihat tanaman yang habis disirami oleh Bi Narti.
"Hm belum Nyonya, tadi masih den Rendy sama tuan aja yang pulang." Sahut Bi Narti menjawab pertanyaan Mamih Susan.
"Owh, ya udah silakan dilanjutin aja Bi! Saya mau ke dalam dulu ya.." Ujar Mamih Susan ramah.
Ya mamih Susan terkenal sangat ramah kepada semua orang. Ia bahkan tak memandang seseorang dari segi manapun.
Memiliki suami yang lumayan bergelimang harta, tidak menjadikannya hidup di jalan yang salah.
Begitupun dengan suaminya, Jeki Pramana. Jeki malah tidak suka jika ada orang yang memandang orang lain dari segi harta, materi ataupun lainnya.
Menurutnya semua itu hanya titipan. Dan sewaktu waktu pasti bakal diambil oleh sang pencipta.
Mamih Susan dan papih Jeki sedari dulu sudah mendidik kedua anaknya untuk tidak membeda-bedakan siapapun.
"Assalamualaikum." Ucap Mamih Susan begitu memasuki rumah.
"Wa'alaikumsalam, baru pulang Mih?" tanya Papih Jeki yang tengah duduk manis di sofa ruang tamu.
"Hm iya Pih." Jawab Mamih Susan sambil mendudukkan dirinya di sebelah sang suami.
"Tadi keluar sama Key?" tanya Papih Jeki.
"Haah Pih, ke panti asuhan Cemara Hati." Balas sang Mamih.
"Terus ini dimana Keylanya?" sahut Papih Jeki tengak tengok kanan kiri.
Cukup segini dulu ya🤗
Selesai membaca jangan lupa dukung aku ya 🙏
Jika kalian suka tinggalkan Like, Vote, Komen and favoritnya 😍
Terimakasih bagi yang sudah mau berbagi dan mampir dikarangan ku❤️ Lovyu:)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Nur Khalifah
lanjut kak
2020-10-10
1
Akira ✨
hadir thor
2020-10-10
1