Selamat membaca para readers ku💙
Setelah mempunyai nomer ponsel Keyla, Ryan pun pamit kepada mamih Susan.
"Kalau begitu, Ryan permisi dulu ya Tan." Pamit Ryan.
"Kenapa buru-buru sekali?" tanya Mamih Susan.
"Mih, siapa yang dateng?" teriak Rendy yang baru saja berada di dapur.
"Eh Rendy! Ini loh ada Nak Ryan, tapi mau pulang." Jawab Mamih Susan.
"Hm yaudah mari Tan, assalamualaikum." Kata Ryan sembari mencium tangan Mamih Susan.
"Wa'alaikumsalam, hati-hati ya Nak." Ujar Mamih Susan.
"Iya Tan." Sahut Ryan sebelum masuk ke mobil.
Mobil hitam itu pun melaju meninggalkan pekarangan rumah Pramana.
"Mih, mana katanya ada kak Ryan?" tanya Rendy saat menghampiri Mamihnya di depan pintu.
"Ya udah pulang lah!" jawab Mamih Susan.
"Kok pulang sih? Orang Rendy mau ngobrol-ngobrol juga!" kesal Rendy.
"Salah siapa pakek molor mulu!" sahut Mamih Susan.
"Kan Rendy capek Mih." Jawab Rendy memelas.
~
Di lain tempat, Key sedang disibukkan dengan perdebatan perdebatan yang sangat melelahkan.
Meskipun hari ini Keyla hanya memiliki 2 agenda sidang, namun rata-rata permasalahannya sangatlah sulit.
***
Dengan dibantu oleh Rena, wakil sekaligus temannya, sidang pun selesai tepat pukul 01.45 siang.
"Udahlah Key, kamu pulang aja. Lagian kan juga udah kosong jadwal kita." Bujuk Rena saat keluar dari ruang persidangan dan mendapati kondisi Keyla yang lemas.
"Iya, ntaran aja. Aku mau istirahat dulu ya.." Kata Keyla.
"Huft, terserah kamu aja deh!" pasrah Rena.
Keyla dan Rena pun berlalu menuju ruang pribadinya.
Sesampainya di ruangan, Keyla segera membaringkan tubuhnya di sofa.
Tak lama kemudian, ponselnya pun berbunyi.
"Ch, siapa sih? Nggak tau orang lagi istirahat apa?" kesal Keyla dan segera bangun mengambil ponsel yang selalu ia tinggal saat persidangan mulai. "Nomer siapa ini?" tanya Key pada dirinya sendiri.
Tanpa pikir panjang Keyla segera membuka pesan itu.
+62 894 xxx xxx : Assalamualaikum, apa sidangmu sudah selesai?
Keyla Anastasya Pramana : Wa'alaikumsalam, maaf ini siapa ya?
+62 894 xxx xxx : Oh iya, aku Ryan. Apakah kamu masih ingat?
Keyla Anastasya Pramana : Masih, ada apaan?
+62 894 xxx xxx : Apa kau sudah selesai kerja?
Keyla Anastasya Pramana : Hm, sudah. Ada apa?
+62 894 xxx xxx : Baiklah, aku ke situ sekarang.
Keyla Anastasya Pramana : Ngapain?
"Ha, centang satu? Nih orang ngapain sih pakek ke sini segala?" dengus Keyla lalu kembali merebahkan dirinya di sofa.
30 menit kemudian, saat mata Keyla mulai terpejam, ponselnya pun berdering.
"Aish, aku bunuh juga tuh penelpon!" kesal Key lalu bergegas mengangkat telfonnya.
"Apaan?" tanya Keyla ketus.
"Astagfirullah, assalamualaikum." Ucap seseorang di seberang.
"Wa'alaikumsalam ada apa?" tanya Keyla dalam keadaan belum sadar sepenuhnya.
"Cepat keluar!" kata seseorang lewat telfonnya itu.
Keyla pun menatap layar ponselnya dan seketika kesadarannya pun kembali seutuhnya.
"Ryan.." Guman Keyla pelan.
"Cepat ga usah lama! Keburu sore." Ujar seseorang yang tak lain adalah Ryan.
"Bawel banget sih!" dengus Keyla, kemudian mematikan panggilannya sepihak.
Ia segera mengambil tasnya dan bersiap keluar.
"Mau pulang Key?" tanya Rena yang juga ikut keluar.
"Iya, kamu sendiri?" tanya Keyla balik.
"Sama, ya udah ayuk!" ajak Rena.
Mereka berdua berjalan menuju pintu keluar.
***
"Key! Kita nggak di negeri dongeng kan?" tanya Rena tanpa berkedip memandang lurus ke depan.
"Eh, ngayal banget sih bawaannya!" dengus Keyla tak memperhatikan apa yang di lihat oleh Rena.
"Itu coba kamu lihat! Ada pangeran di sini!" kata Rena heboh.
"Pangeran? Pangeran apaan sih Ren?" tanya Keyla jengah.
"Itu coba deh kamu lihat!" kata Rena sambil mengkode Keyla menggunakan matanya.
Dan di waktu itu juga Keyla diam terpaku. Pandangan Key bertemu dengan pandangan Ryan yang tengah bersandar di pintu mobilnya.
"Subhanallah.." Guman Keyla pelan.
Ryan pun berjalan menghampiri Keyla yang nampak di buat terpesona olehnya.
Deg... Deg... Deg... (Jantung Keyla berdetak lebih kencang)
"Nih jantung kenapa sih? Konslet apa yak?" batin Keyla mulai salah tingkah.
"Assalamualaikum." Kata Ryan.
"Wa'alaikumsalam." Jawab Rena bersemangat.
Sedangkan Keyla hanya menjawab dengan lirih dan berusaha memalingkan wajahnya karena malu.
"Hm maaf, apa saya boleh mengajak Keyla pergi?" tanya Ryan sopan.
"Ow boleh, silakan! Ajak ke KUA juga boleh kok!" ceplos Rena.
"Hahaha, doa kan saja." Sahut Ryan. "Key, ayo kita pergi dulu!" ajak Ryan dan secara tidak sengaja membuat Keyla menoleh padanya.
"Mau kemana?" tanya Keyla tak mengerti.
"Ambil mobil." Jawab Ryan.
"Benarkah? Apa mobilku sudah jadi?" tanya Keyla senang.
"Hm, iya." Balas Ryan.
"Ya udah ayok!" ajak Keyla bersemangat 45.
"Iya iya. Kami pergi dulu, mari!" pamit Ryan.
"Iya hati-hati! Jaga Key baik-baik!" teriak Rena.
Keyla masuk mobil di ikuti oleh Ryan.
***
Mobil hitam itu melaju meninggalkan tempat pertempuran Keyla.
"Loh, kita mau kemana?" tanya Keyla.
"Makan dulu. Kamu kan belum makan." Jelas Ryan.
"Aku? Aku sudah makan tadi." Elak Keyla.
Kruck... Kruck... Kruck... (Perut Keyla berbunyi)
"Hm, seperti itu sudah makan?" tanya Ryan yang masih fokus mengemudi.
"Hehehe.." Kata Keyla.
"Sudah, menurut lah saja!" sahut Ryan tegas.
"Baiklah." Pasrah Key.
Keyla terdiam sambil memandangi jalanan yang di lewatinya.
"Kenapa rasanya nyaman sekali berada di dekatnya?" tanya Keyla dalam hatinya. "Dan kenapa jantungku berdegup kencang saat melihatnya?" pikiran Keyla penuh dengan pertanyaan itu.
Sampai-sampai ia tak sadar, jika mobil sudah berhenti di depan cafe KeAnPra 1.
"Apa kamu tidak ingin turun, hm?" tanya Ryan membuyarkan lamunannya.
"Astaga! Hm? Sejak kapan kita sampai?" tanya Keyla balik.
"Sejak 10 menit yang lalu." Jawab Ryan santai dan segera keluar dari mobil.
"Hei! Kenapa kau malah meninggalkanku?" teriak Keyla dan langsung membuntuti Ryan.
Akhirnya, mereka berdua pun memutuskan untuk makan di cafe KeAnPra terlebih dulu.
"Mau pesan apa tuan dan.." ucap Pegawai cafe terputus. "Nyonya bos!" pekik Pegawai itu.
"Nyonya bos?" ulang Ryan tak mengerti.
"Iya tuan, ini Nyonya bos kami." Ujar Pegawai itu sambil menunjuk Keyla.
Seketika raut wajah Ryan pun berganti.
"Sial! Kenapa kau malah membuka privasi?" batin Keyla kesal. "Hehehe, layani kami seperti pelanggan saja." Balas Keyla sedikit tertawa canggung.
***
Setelah memesan hidangan, kedua orang itu diam dengan pikiran masing-masing.Dan tanpa terasa, pesanan pun datang.
Mereka menikmati makanan tanpa ada percakapan, hanya keheningan saja yang menyelimuti.
"Apa kau sudah selesai?" tanya Ryan membuka suara setelah menghabiskan makanannya.
"Hm sudah." Jawab Keyla canggung.
"Pergilah ke mobil dulu, aku akan membayar ini." Titah Ryan.
"Tidak usah! Ayo kita langsung ke mobil saja." Jawab Keyla cepat dan langsung menarik tangan Ryan keluar dari cafenya.
"Kenapa kau malah membawaku keluar? Aku belum membayar semuanya." Kata Ryan.
"Sudahlah, lupakan saja! Ayo kita jalan!" ajak Keyla
"Kan ada mobil, ngapain harus jalan?" tanya Ryan bercanda.
"Terserah kamu lah, cepat ayo!" teriak Keyla kesal sambil membuka pintu mobil.
Ryan hanya terkekeh melihat ekspresi kesal Keyla.
"Apakah aku mulai menyukainya?" guman Ryan sambil tersenyum manis.
"Oy! Buruan dong, keburu malem ntar!" teriak Keyla dari dalam mobil.
"Iya iya. Dasar cewek sadis!" jawab Ryan ngedumel.
Ryan naik ke mobil dan menghidupkan mesinnya.Ia kembali berkendara menuju bengkel.
Hening? Ya itulah suasana yang kini, selalu menyelimuti keberadaan Keyla dan Ryan.
***
Sesampainya di bengkel, Ryan turun terlebih dahulu meninggalkan Keyla.
"Tuh orang kebiasaan deh! Selalu ninggalin aku mulu!" gerutu Keyla.
Dengan perasaan kesalnya, Key langsung turun dan menyusul Ryan menemui temannya.
"Assalamualaikum Bang." Sapa Ryan kepada Bang Sandi.
"Wa'alaikumsalam Mas bro." Jawabnya.
"Ni orang sehat nggak sih? Lagian mana yang tua, mana yang muda? Satu manggil bang, satunya manggil mas. Nggak jelas banget dah!" batin Keyla mencibir.
"Gimana Bang, mobilnya sudah jadi?" tanya Ryan.
"Oh itu, udah terparkir di sono noh!" jawab Bang Sandi. "Ayo kalau mau lihat!" imbuhnya.
Ryan, Keyla dan Bang Sandi pun pergi menuju mobil Key yang sudah terparkir rapi.
"Hm berapa total semuanya Tuan?" tanya Keyla sopan.
"Ah elah pacarmu Mas bro, pakek manggil aku tuan segala." Ujar Bang Sandi terkekeh. "Aduh Neng, panggil aku Bang aja ya! Biar sama kayak Mas bro." Lanjut Bang Sandi.
"Maaf Bang, tapi dia bukan pacarku." Jelas Ryan hati-hati.
"Iya betul Bang." Imbuh Keyla tersenyum kecut. "Kenapa aku kecewa ya? Ada apa dengan dadaku yang sesak ini?" batin Keyla bertanya-tanya.
Huft... (Keyla menghembuskan nafas kasarnya)
"Kamu kenapa?" tanya Ryan.
"Gapapa!" jawab Keyla.
Selesai membaca jangan lupa untuk selalu dukung aku ya 🙏
Jika kalian suka, tinggalkan Like, Vote, Komen and favoritnya 😍
Satu jejak dari kalian adalah semangat ku ✨
Terimakasih bagi yang sudah mau berbagi dan mampir di karangan ku♥️ Lovyu:)
Jangan lupa baca cerita ke satu "Akhir Yang Bahagia" dan juga "Cinta Remaja SMA" ditunggu🤗
Maaf jika ceritanya ngebosenin:(
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
ayyona
jejak
2020-08-03
2
Nienol
plus + like
2020-07-30
1
Soesan
aku mampir kk
semangat
salam manis dari karyaku
1. Mutiara Hati
2. Stigma Status Janda
3. The Pain of Friendship Love
2020-07-29
1