Bab 14

Selamat membaca para readers ku 💙

"Ada apa ini?" tanya seseorang yang baru datang menghampiri Warda.

"Aish, tuhkan bener! Singa jantan pasti ngomel." Cicit Warda.

"Hei, aku tanya! Ada apa ini?" ulang Ryan.

"Anu Kak anu.. Itu.." Jelas Warda yang nampak. "Ch, sial nih mulut! Kenapa sulit diajak berucap sih!" gerutunya dalam hati.

Ryan mengernyitkan sebelah matanya. Dan dengan sigap, ia langsung menggendong Luna menjauh dari Warda.

"Huf, akhirnya selamat juga." Guman Warda seraya mengelus dadanya lega.

Sementara Ryan tetap menggendong Luna menuju taman yang berada di samping panti.

Tangan kekar itu pun mendudukkan Luna yang masih terisak.

"Luna, kenapa nangis?" tanya Ryan dengan begitu lembutnya.

"Lu- -Luna.. Luna rindu kak Key hiks hiks.." Jawab Luna dan kembali menangis.

"Luna rindu kak Key ya?" tanya Ryan memastikan dan langsung dibalas anggukan oleh Luna.

"Oke bentar ya, tapi Luna harus janji dulu. Luna nggak boleh nangis lagi, oke?" bujuk Ryan.

"Oke." Jawab Luna dan seketika menghapus air matanya.

Ryan pun terkekeh melihat tingkah Luna. Dengan segera, ia langsung merogoh sakunya dan mengambil ponsel.

Tangan itu berlanjut mengetik sesuatu, lalu menempelkan ponsel di telinganya.

"Bukan hanya kamu Lun yang rindu, tapi aku juga." Guman Ryan.

Tak lama kemudian panggilan telepon Ryan pun terjawab.

"Halo assalamualaikum Key." Ucap Ryan.

"Wa'alaikumsalam, ada apa? Kok tumben telpon." Sahut Keyla di seberang.

"Oh itu, hm bisakah kau ke panti sekarang? Luna sedang menangis merindukanmu." Jelas Ryan.

"Menangis? Hm, bu Nunung kemana?" tanya Keyla.

"Bu Nunung masih keluar." Jawab Ryan.

"Owh baiklah, aku kesana sekarang." Ujar Keyla.

"Hm iya, berhati-hatilah!" kata Ryan sebelum menutup panggilan telepon dan mengucapkan salam.

Ryan kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku.

Selang beberapa menit kemudian, Warda datang menghampiri Ryan.

"Kak.." Panggil Warda.

"Hm ada apa?" tanya Ryan.

"Ish, aku pinjam mobil sebentar ya?" ijin Warda dengan ragu-ragu.

"Mau kemana?" tanya Ryan ketus.

"Ya elah Kak, jangan marah napa!" bujuk Warda.

"Udah bikin nangis, mau kabur?" tanya Ryan kesal.

"Hmpt, tadi Warda nggak sengaja tau Kak! Niatnya sih pengen ngehibur, tapi Luna malah salah nangkap arti." Jelas Warda.

"Terus, sekarang kamu mau kemana?" tanya Ryan.

"Anu itu, temenku minta ketemuan sebentar." Jawabnya.

"Owh, padahal pujaan hati Kakak sedang perjalanan kesini." Sahut Ryan.

"Benarkah? Yah gagal ketemu calon kakak ipar dong!" keluh sang adik.

Sedangkan Ryan hanya mengangkat bahunya dengan acuh.

"Nih." Ujar Ryan sembari memberikan kunci mobilnya.

"Terimakasih Kakakku yang paling tampan." Balas Warda dengan nada dibuat buat.

"Cih!" dengus Ryan.

~

Di lain tempat tepatnya di mobil, saat ini Keyla sedang menggerutu dengan kesal.

"Tuh orang awas aja kalo bohongin aku!" geramnya, karena sudah mengganggu waktunya dengan Rena.

Tak selang lama kemudian ponsel miliknya pun berdering.

Dengan sangat terpaksa, tangannya langsung memutar setir untuk menepikan kendaraan roda empatnya itu.

"Iya halo wa'alaikumsalam, ada apaan?" tanya Key tanpa ada manis-manisnya.

"Udah sampek mana?" tanya orang di seberang yang tak lain dan tak bukan adalah Ryan.

"Di jalan!" jawabnya dengan penuh penekanan.

Setelah cukup, Keyla langsung mematikan sambungan teleponnya.

"Aduh, aku kok jadi panik gini ya.." Guman Keyla. "Ntar kalo dia minta jawaban yang kemarin gimana dong? Mana aku belum tau segalanya tentang dia lagi!" keluh Keyla. "Berangkat nggak ya?" bingung Key.

Tak selang lama ponsel Keyla berbunyi. Ada sebuah pesan chat dari seseorang.

Ryan:) : Cepatlah kemari!

Keyla Anastasya Pramana : Hm, iya.

"Niatnya ingin menghindar, tapi Luna secara tidak langsung malah mempertemukanku dengannya." Dengus Keyla benar benar frustasi.

Ya hari ini mood Keyla sedang tidak baik, karena sudah terkontaminasi oleh perkataan Rendy.

Awalnya ia sangat bahagia ketika mendengar pernyataan keramat itu, namun entah mengapa tiba-tiba hati Keyla malah menjadi ragu.

Apalagi ia baru beberapa kali bertemu dengan Ryan. Selain itu juga karena faktor tanggal tua, yang kemungkinan bakal ada tamu tak diundang.

***

Baru saja mobil Key berhenti, Luna langsung berlari menghampirinya.

"Hai Luna.." Sapa Key setelah keluar dari mobil dan mengabaikan Ryan yang juga masih disana.

Bukan tanpa alasan, Key mengabaikan Ryan karena ia masih belum memiliki jawaban.

"Kak Key!" tangis Luna pun pecah sambil memeluk Keyla dengan erat.

"Iya iya, Kakak udah disini. Jadi Luna harus berhenti menangis, oke?" ujar Key seraya melepas pelukannya dan mengusap air mata milik bocah kecil itu.

***

Setelah sekian jam berada di panti, membuat Keyla lelah dan ingin segera pulang. Namun Luna malah kembali menangis dengan kencang.

Keyla berusaha untuk menenangkannya lagi dengan bantuan Ryan.

Setelah membutuhkan waktu yang cukup lama, akhirnya usaha mereka berdua pun berhasil.

Dan saat ini Key bersiap untuk pulang ke rumahnya, mengingat Bu Nunung juga sudah kembali ke panti.

Baru beberapa langkah keluar dari pintu, Keyla mengernyitkan keningnya lalu menatap ke arah Ryan.

"Kamu tadi kesini naik apa?" tanya Keyla setelah tadi mendiamkan Ryan begitu saja.

"Oh, aku tadi kesini deng.." ucapan Ryan terpotong dengan adanya Erik yang tiba-tiba ikut nimbrung.

"Tadi Kakak tampan itu, kesini dengan kakak cantik." jelas Erik.

Secara spontan Keyla langsung membelalakkan matanya.

"Kakak cantik?" ulang Keyla.

"Iya." Balas Erik.

"Apa maksudnya ini?" tanya Keyla kepada Ryan.

"Jangan dipercaya omongannya, karena dia masih kecil." Jelas Ryan dengan lembut.

"Karena dia kecil, justru tidak akan berbohong!" teriak Key spontan bercampur dengan emosi.

Melihat gelagat Keyla yang mulai berubah, membuat Ryan tersenyum jahil.

"Baiklah, dia memang cantik. Ya kan Rik?" tanya Ryan.

"Benar sekali Kakak tampan." Jawab Erik mantab.

"Oh." Sahut Key dan bergegas pergi meninggalkan Ryan serta Erik.

Dengan langkah kesalnya Keyla berjalan menuju mobil.

"Ryan sialan! Satu belum ada jawaban udah berani nyari lagi, dasar sinting!" gumannya sambil memaki Ryan dengan penuh emosi.

Dan tanpa sadar, di belakang Keyla sudah ada seseorang yang tingginya melebihi Key tengah tersenyum geli mendengar makiannya.

"Kenapa marah marah Key?" tanya Ryan tiba-tiba.

Keyla pun berbalik menatap tajam ke arah Ryan.

"Dari tadi kamu mengikutiku ya?" hardik Keyla karena kesal.

"Sini kunci mobilmu!" pinta Ryan seraya menadahkan tangannya.

"Buat apa?" tanya Keyla.

"Tidak baik mengemudi dengan perasaan yang sedang emosi." Nasehat Ryan.

"Tau apa kau?" balas Key sambil mendelik ke arah Ryan.

"Cepat berikan kuncinya Keyla Anastasya Pramana." Pinta Ryan sekali lagi dengan nada yang masih santai.

"Kalau aku tidak mau?" jawab Keyla menantang.

"Baiklah, akan aku ambil sendiri." Sahut Ryan dan mulai mendekatinya.

Terus nikmati alurnya oke oke. Jangan sampai ketinggalan ceritanya 😋

Selesai membaca jangan lupa untuk selalu dukung aku ya 🙏

Jika kalian suka tinggalkan Like, Vote, Komen and favoritnya 😍

Terimakasih bagi yang sudah mau berbagi dan mampir dikarangan ku❤️ Lovyu:)

fllw Ig @ayundya_18

😘

Terpopuler

Comments

ayyona

ayyona

like like duyu 😎😍

2020-09-29

1

Nur Khalifah

Nur Khalifah

semangat kak

2020-09-29

1

Thania

Thania

cemungut ka

2020-09-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!