Selamat membaca para readers ku 💙
Sinar mentari berhasil menembus tirai di jendela, membangunkan sang empu yang tengah terlelap.
Ya dia adalah Keyla. Gadis yang terbangun ketika subuh, namun setelah melaksanakan ibadahnya ia kembali terlelap dengan terus memikirkan kejadian semalam.
Kejadian dimana ada seseorang yang menyatakan perasaannya, padahal ia belum lama bertemu dan saling mengenal.
"Key! Keyla bangun, udah siang nih!" teriak sang Mamih sembari menggedor pintu, membuat Keyla mau tak mau segera beranjak dari kasur dan menghentikan tidurnya.
"Iya Mih, bentar!" balas Keyla.
***
Selang beberapa menit, Key pun turun mengenakan baju santainya. Ya karena hari ini hari Minggu, begitu pikir Keyla.
"Pagi Mih." Sapa Key saat berada di samping Mamih Susan.
"Pagi juga Key." Balas sang Mamih.
"Hm papih mana Mih?" tanya Keyla sembari membantu Mamih Susan menyiapkan sarapan.
"Biasa, papih kamu pergi jongging." Jawab sang Mamih.
"Sendiri?" tanya Key lagi.
"Enggak, tadi sama Rendy kok perginya." Ujarnya.
Sementara Keyla hanya ber oh ria saja.
Tak butuh waktu lama, terdengar suara ketukan dari pintu utama.
"Biar saya aja Nyonya." Kata Bi Narti yang baru muncul dari belakang.
"Owh, baiklah Bi." Sahut Mamih Susan.
Bi Narti pun segera pergi membukakan pintu untuk majikannya.
"Assalamualaikum, eh Bi Narti." Ucap Rendy dengan senyumannya.
"Wa'alaikumsalam, silakan Tuan sama Den Rendy!" balas Bi Narti sopan.
"Dimana istri saya Bi?" tanya Papih Jeki kepada wanita paruh baya tersebut.
"Nyonya lagi di dapur Tuan." Balas Bi Narti dengan senyuman di wajahnya yang sudah mulai keriput.
"Mamih di dapur Bi? Asek, cuss sarapan ah!" seru Rendy dengan semangatnya.
"Astagfirullah, mbok yo bersih bersih dulu to Den biar seger." Sahut Bi Narti.
"Tuh, dengerin Ren! Dokter, tapi pola hidupnya gitu banget!" celetuk papih Jeki yang ikut menambahi.
"Aish, iya iya Pih. Ya udah Rendy ke kamar dulu ya.." Pamitnya.
"Iya sana buruan mandi, biar ganteng." Ujar Papih Jeki yang dibalas rengekan oleh Rendy.
Rendy pun segera berlalu menuju kamarnya diikuti oleh papih Jeki yang juga pergi ke kamarnya.
Sedangkan bi Narti kembali ke dapur untuk membantu menyiapkan sarapan.
~
Dilain tempat, di kediaman Abraham tengah melakukan kegiatan sarapan mereka.
"Kamu dari tadi main ponsel mulu Dek!" ucap Ryan sesudah menyelesaikan sarapannya.
"Biarin napa Kak!" sahut sang Adik.
"Haish, terserah kau sajalah! Yang penting kalau cowok inget batasan." Balas Ryan dengan bijaknya.
"Iya iya, lagian ini tuh cewek. Dia tuh cantik banget tau Kak, emang Kakak nggak mau?" goda sang Adik sambil menaik turunkan alisnya.
"Apaan sih Dek? Paling juga cantikkan gebetan Kakak." Celetuk Ryan.
"Wah, kamu udah punya calon Yan?" tanya sang Mamah dengan senyum yang mengembang.
"Doain aja Mah." Sahut Ryan yang tak mau ambil pusing. "Boro boro punya calon Mah, ini aja anakmu masih digantungin." Batin Ryan menangisi nasibnya.
"Cepet bawa ke rumah Nak!" kata Papah Deni dengan nada perintah.
"InsyaAllah Pah, kalau nggak sibuk." Kekeh Ryan yang langsung mendapat geplakan dari sang mamah.
"Jangan lama lama, kasian nanti kalau kamu jadi perjaka tua." Ujar Mamah Rosa.
"Astaga telingaku ternodai!" sahut sang bungsu yang langsung menutup kedua telinganya.
"Gaya kamu Dek." Ejek Ryan.
"Kakak!" teriak sang adik.
"Buset dah! Itu suara apa toa masjid sih Dek?" tanya Ryan yang terdengar seperti mengejek.
"Auk ah! Aku marah sama kamu!" ujar sang Bungsu dan malah ditertawakan oleh kedua orang tuanya.
"Marah aja sono! Ntar uang tambahan bulan ini nggak Kakak kasih!" ancam Ryan disertai kekehan.
"Ulu ulu tayang! Kakakku yang baik hati, Adikmu ini tidak marah kok." Sahut sang Adik mencoba untuk berdamai.
"Masa bodo lah!" jawab sang Kakak sambil bangkit dan pergi dari ruang makan.
Ryan berjalan menuju kamarnya, untuk bersiap siap dan segera pulang ke mansion pribadinya.
Ya perlu kalian ketahui, semalam Ryan tidak pulang ke rumahnya sendiri melainkan ke rumah orang tuanya.
***
Selang beberapa waktu, Ryan muncul kembali dengan mengenakan celana jeans hitam serta jaket levis yang dipadukan dengan kaos putih.
"Mah Pah, Ryan pulang dulu ya.." Pamitnya.
"Buru buru banget Yan?" sahut sang Papah.
"Iya Pah, soalnya aku mau ke panti juga." Balas Ryan dengan sopan.
"Mau ke panti Kak?" tanya sang Adik yang juga ikut nimbrung.
"Iya." Balas Ryan dengan cueknya.
"Ish, jangan cuek cuek dong Kak! Hm, aku ikut ke panti ya?" ujar sang Bungsu.
"Yaudah ayok, tapi jangan bikin onar!" jawab Ryan, sehingga membuat sang Adik mengerucutkan bibirnya.
~
Di rumah Pramana, nampak Keyla tengah asik dengan ponsel yang menempel di telinganya.
"Iya iya, kita langsung ketemu di kafe KeAnPra 1 aja ya.." Ujar Key dengan seriusnya.
.....
"Oke oke, aku berangkat sekarang." Imbuhnya kemudian sambil mematikan sambungan telponnya setelah mengucapkan salam.
Lantas Keyla segera menaiki tangga menuju kamarnya.
Di pertengahan tangga, ia berjumpa dengan sang adik siapa lagi kalau bukan Rendy biang ribut.
"Mau kemana kamu Ren?" tanya Key seraya memicingkan sebelah matanya.
"Kencan dongs! Kenapa, mau ikut Kak?" tawar Rendy.
"Ogah, kayak aku nggak ada kerjaan aja!" sahut Keyla sewot.
"Idih gaya lu! Emang Kakak kan nggak punya kerjaan." Ledek sang adik.
"Songong banget sih lu Ren! Mentang mentang punya gandengan aja." Geram Key.
"Makanya buruan jadian sama kakak ipar dong! Et, atau jangan jangan kakak ipar cuman mainin perasaan Kakak ya?" goda Rendy.
"Maksudnya?" tanya Keyla tak paham.
"Maksudnya ya Kakak cuman buat pelampiasan aja. Atau, hm cuman dibuat nyaman doang setelah itu ditinggalin deh!" jelas Rendy.
Deg... ( jantung Keyla merasakan getaran akibat keterkejutannya )
"Apakah iya Ryan seperti itu?" batin Key bertanya tanya.
"Kak, Kakak! Kak Key!" panggil Rendy dan berhasil membuat Keyla sadar dari lamunannya.
"Eh, iya iya ada apa Ren?" tanya Keyla spontan.
"Saran aku sih Kak, coba cari tahu lebih lanjut aja mengenai kakak ipar. Termasuk pekerjaannya, karena aku lihat pekerjaan kakak ipar itu bahaya." Ungkap Rendy.
"Bahaya apanya? Orang dia aja cuman karyawan biasa kok." Jelas Keyla dengan yakinnya.
"What's?" ujar Rendy terkejut. "Karyawan apaan seperti itu?" batin Rendy tidak mengerti. "Di badan kakak ipar ada banyak bekas sayatan Kak." Kata Rendy namun sayang hanya di dalam hatinya.
"Memangnya ada apa sih Ren?" tanya Key yang tidak mengerti apa apa.
"Ha, apa Kak? Aduh aku terlambat, pergi dulu ya Kak." Pamit Rendy setelah melihat arloji di tangan kirinya.
"Ch, hati hati!" teriak Keyla, pasalnya sang Adik sudah berlari menuruni tangga.
Sepeninggalan Rendy, Key kembali melanjutkan langkah kakinya sambil terus memikirkan perkataan sang adik.
"Kok aku jadi ragu ya.." Guman Keyla seraya membuka pintu kamarnya. "Apa ada yang disembunyiin Ryan dari aku ya?" ucapnya penuh dengan pertanyaan yang terus terlintas di otaknya. "Argh, masa bodo lah! Lebih baik cepat bersiap dan pergi ke kafe. Kan kasihan kalau dia udah nungguin aku yang lamanya minta ampun." Kata Keyla yang memang sadar diri.
Hai hai hai🤗 aku hadir lagi nih:) Jangan lupa untuk fllw my Ig @ayundya_18
Selesai membaca jangan lupa untuk selalu dukung aku ya 🙏
Jika kalian suka tinggalkan Like, Vote, Komen and favoritnya 😍
Satu jejak dari kalian adalah semangat ku ✨
Terimakasih bagi yang sudah mau berbagi dan mampir di karanganku❤️ Lovyu:)
Jangan lupa baca cerita ke satuku "Akhir Yang Bahagia" dan cerita ke tigaku yang berjudul "Cinta Remaja SMA"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
ayyona
mau malam minggu ke salon dulu
jangan jemu terima jempol ku 😍😘
2020-09-26
1
Thania
next ka
2020-09-21
1
Akira ✨
next up thor 😁
2020-09-21
1