Selamat membaca para readers ku 💙
"Baiklah, akan aku ambil sendiri." Sahut Ryan dan mulai mendekati Keyla.
"Ryan sialan!" umpat Key di dalam hatinya.
Dengan kesal, Key pun memberikan kunci mobilnya. Namun Ryan tetap berjalan mendekati Keyla.
Tangannya bergerak mencekal tangan Key dan langsung menariknya.
Grepp... (Ryan langsung memeluk Keyla)
"Yang dimaksud Erik tadi adalah adikku." Bisik Ryan.
"Argh, ah apa ini? Mengapa nyaman sekali? Hembusan nafasnya pun terasa. Astaga! Sadar Key, sadar!" rutuk Keyla dalam hati.
Ryan melepas pelukannya dan beralih menatap Keyla.
"Eh, iy- -iya." Jawab Keyla terbata-bata karena malu, alhasil ia pun salah tingkah.
"Hm cepatlah masuk!" kata Ryan disertai senyuman di bibirnya.
~
Di lain tempat, tepatnya di suatu daerah yang sangat terpencil berkumpullah sekelompok orang.
"Menurut anak buah, kita memiliki mainan baru bos!" seru salah satu anggotanya.
"Apakah sudah dipastikan?" balas orang itu yang diduga adalah pemimpinnya.
"Tentu sudah bos!" tegas anggotanya.
"Baiklah, terus awasi saja pergerakan mereka!" kata pria bertubuh tinggi itu.
"Siap bos." Jawab anggotanya dengan patuh.
"Hm, tunggu saja tanggal mainnya." Batin sang bos seraya meneguk winenya.
~
Mobil yang dikendarai Ryan mulai memasuki pekarangan rumah Pramana.
"Kau mengantarkanku sampai rumah, lalu bagaimana dengan pulangmu?" tanya Keyla.
"Nanti biar dijemput Warda." Jawab Ryan sambil melepas seatbaltnya.
Alis Keyla nampak mengkerut, menatap tajam ke arah Ryan.
"Hahaha, kau ini menggemaskan sekali Key." Ujar Ryan terkekeh pelan.
Tangannya terulur untuk mencubit pipi wanita di depannya itu.
"Ishh sakit Ryan!" kata Keyla dengan sebalnya.
"Hei, lihat aku! Warda itu nama adikku yang tadi ikut ke panti." Jelas Ryan.
"Owh." Sahut Keyla.
"Kenapa tadi? Kamu cemburu?" goda Ryan.
"Cemburu apaan? Yee, kamu mah mengada-ada." Tungkas Keyla cepat.
"Bagaimana jawaban yang kemarin?" tanya Ryan tiba-tiba.
Mendengar pertanyaan itu, sontak tubuh Key langsung diam mematung.
"Aduh, pakek nanya lagi! Kan aku belum bisa jawab." Batin Keyla gelisah. "Ah itu, ayo kita masuk dulu aja!" ajak Key untuk mengalihkan pembicaraan.
"Jangan mengalihkan topik bicara Key!" tegas Ryan.
"Ha?" hanya kata itu yang keluar dari mulut Keyla.
"Ayo gimana jawabannya?" tanya Ryan menunggu jawaban dari Keyla.
Bukannya menjawab pertanyaan yang dilontarkan Ryan, Key malah menunduk.
"Key, ada apa? Apa kamu ragu denganku?" tanya Ryan lembut.
"Ak- -aku hanya belum yakin. Mengingat kita bertemu juga baru-baru ini." Jawab Keyla.
"Baiklah aku mengerti. Lebih baik kita jalani saja seperti ini, sambil mengenal satu sama lain." Tutur Ryan mencoba mengerti.
"Hm iya, terimakasih Yan." Balas Keyla sambil bernapas lega.
Mereka memutuskan untuk keluar mobil. Keyla mengajak Ryan untuk duduk di kursi teras, sambil menunggu Warda datang.
Selang beberapa menit, mobil Ryan sudah terparkir di depan gerbang rumah Pramana.
"Aku pulang dulu Key." Pamit Ryan.
"Iya hati-hati!" balas Keyla.
Ryan pun mengucapkan salam, lalu pergi menuju gerbang.
"Aku harap, kamu mengerti Yan." Guman key dan berlalu masuk ke dalam rumah. "Sungguh, hari yang melelahkan!" imbuhnya.
Sesampainya di dalam rumah, Keyla berpas-pasan dengan bi Narti.
"Baru pulang Non?" tanya Bi Narti basa-basi.
"Eh iya Bi, Key ke kamar dulu ya.." Pamitnya.
"Ah iya Non." Jawab Bi Narti.
Dengan senyumnya, Keyla bergegas pergi menaiki tangga menuju kamarnya.
"Rumah sepi amat. Kemana semuanya? Bukannya ini hari Minggu?" guman Key seraya membuka pintu kamarnya.
Tanpa menunda waktu, gadis itu langsung merebahkan dirinya di kasur miliknya dan terlelap.
-
Sinar mentari pagi membangunkan gadis yang masih memakai mukena.
Dengan malas, Key pun bangun dan melihat jam.
"Aish, udah jam enam. Huh, oke semangat pagi." Gumannya sambil melepas mukenanya dan beringsut mandi.
30 menit kemudian, Key keluar dari kamarnya. Menuruni tangga dengan menenteng tas, serta beberapa lembar kertas yang berada di dalam map.
"Selamat pagi Bi." Sapa Keyla.
"Eh pagi juga Non." Balas Bi Narti.
"Hm, mamih papih mana Bi?" tanya Keyla.
"Tuan dan nyonya pasti sedang siap-siap Non." Jawab Bi Narti sambil menyiapkan sarapan.
Sedangkan Keyla hanya mengangguk angguk.
Pukul tujuh, sarapan pagi dimulai. Kali ini pencernaan Keyla tidak terganggu, karena biang rusuhnya masih di rumah sakit.
***
Tring... (sebuah chat masuk di ponsel Keyla)
Keyla yang sudah menghabiskan sarapannya, langsung membuka ponsel.
Rena : Ayo keluar, aku sudah di depan rumahmu!
Keyla Anastasya Pramana : Hm baiklah, tunggu sebentar!
Ya tadi sehabis mandi Keyla memang meminta Rena untuk menjemputnya.
Entah mengapa, hari ini ia begitu malas membawa mobil sendiri.
"Mih Pih, Key berangkat dulu ya.." Pamitnya.
"Hm iya." Jawab Papih Jeki.
"Hati hati Key!" seru Mamih Susan.
"Baiklah, assalamualaikum." Ujar Keyla sambil mencium punggung tangan Mamih dan Papihnya.
"Wa'alaikumsalam." Jawab orang tua Keyla dengan serempak.
~
Di mansion Ryan, nampak anggotanya tengah berkumpul disana.
Ada Raka, Hengky, dan Arga yang sudah lengkap dengan seragam mereka.
"Mari kita ke markas!" ajak Ryan.
"Baik Kapten." Jawab mereka serempak.
Ke empat pemuda itu langsung keluar dari mansion, mengendarai mobil dinas.
Raka duduk di belakang kemudi, di sampingnya ada Ryan. Sedangkan Hengky dan Arga duduk di belakang.
Mobil itu melaju dengan kecepatan tinggi, menyalip sebuah mobil merah di depannya.
~
Saat Rena tengah asik menyetir dan Keyla juga tengah asik memandangi jalan, tiba-tiba mereka dikagetkan dengan sebuah mobil yang menyalip mereka dengan kecepatan tinggi.
"Mobil tentara itu yang nyalip?" tanya Key, karena ia tidak terlalu memperhatikan.
"Iya, mentang-mentang tentara aja sampek segitunya. Awas aja tuh sopirnya, semoga bakal dapet istri atau suami yang kurang ajar!" gerutu Rena.
"Udahlah jangan gitu! Ntar kalau jodoh kamu gimana?" goda Keyla.
"Idih, amit-amit ya!" elak Rena.
Selang beberapa menit Keyla dan Rena sampai di gedung pengadilan.
"Hari ini berapa orang?" tanya Key saat berjalan memasuki gedung.
"Ada sekitar 4 orang Key." Jawab Rena.
"Pulang sore lagi?" tanya Keyla.
"Hm, mungkin." Sahut Rena.
***
Pukul sembilan sampai satu siang, Key baru menyelesaikan perkara 3 orang.
"Key, apa sudah siap untuk perkara yang terakhir?" tanya Rena.
"Huh ayo kita ke sana!" ajak Keyla.
"Ini perkaranya lebih mudah dari yang tadi, jadi kita tidak terlalu pusing." Kata Rena.
"Alhamdulillah kalau begitu." Ujar Keyla sembari tersenyum.
Sesampainya di ruang sidang, Keyla langsung menyelesaikan tugasnya dengan baik. Sehingga kurang lebih satu jam sudah selesai.
"Aduh, capeknya!" keluh Rena.
"Hm iya." Imbuh Keyla yang ikut menimpali.
Mereka berdua pun memutuskan untuk kembali ke ruangan pribadinya.
Brak... (pintu dibuka secara keras oleh Keyla)
"Waduh, santai bro." Kekeh Rena.
"Bodoamat, aku haus." Balas Keyla dan berjalan menuju mejanya.
Saat mengambil minuman, Keyla teringat dengan ponselnya.
Dan saat itu juga, ia langsung menekan tombol power. Begitu ponselnya menyala, mata bulatnya itu terbelalak kaget.
Bagaimana tidak, layar ponselnya dipenuhi dengan panggilan telepon yang tak terjawab dari bu Nunung dan Ryan sekitar jam sebelas siang tadi.
Sedangkan sekarang, sudah jam dua lebih. Tanpa pikir panjang Key langsung menelepon bu Nunung balik, tapi nihil tidak diangkat.
Dengan ragu-ragu, ia beralih menelepon Ryan. Lama tak kunjung diterima dan akhirnya panggilan pun terputus.
Keyla berusaha mencobanya lagi, namun tak jauh berbeda dengan bu Nunung.
"Aduh, perasaanku kok jadi nggak enak gini ya.." Gumannya.
Hayo kenapa ya? 🤔
Selesai membaca jangan lupa untuk selalu dukung aku ya🙏
Jika kalian suka tinggalkan Like, Vote, Komen and favoritnya 😍
Terimakasih bagi yang sudah mau berbagi dan mampir dikarangan ku❤️ Lovyu:)
Ig @ayundya_18
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
afrida nainggolan
Permisi, silahkan mampir di karya aku yang sudah tamat dengan judul: "Menikahi paman CEO-ku". Dijamin bakal suka!!
2020-10-21
1
Yunita Eka putri
up thor
2020-10-01
1
Elis Suhartini
thor up dong ...💪😍
2020-09-29
1