Selamat membaca para readers ku 💙
Dengan langkah tergesa gesanya, Key langsung menghampiri meja yang telah di duduki Rena.
"Sorry telat, udah nunggu lama ya?" tanya Keyla merasa tak enak hati.
"Santai saja Key, udah duduk dulu sini!" seru Rena dengan senyum manisnya.
"Aish kau ini, membuatku tambah tak enak." Gerutu Key, namun tetap menuruti perintah temannya.
Dan Rena hanya membalas kata Key dengan kekehan belaka. Jarinya terangkat untuk memanggil pegawai kafe.
"Buatkan bosmu itu minuman!" kata Rena setelah Pegawai kafe itu datang mendekat.
"Baik Nona." Balas Pegawai itu dengan ramah.
"Minuman seperti biasanya ya.." Imbuh Keyla menimpali dan dibalas anggukan.
Pegawai kafe itu pun pergi meninggalkan meja Key dan Rena.
"Kamu tidak memesankan aku minuman?" tanya Rena.
"Buat apa? Bukannya kamu udah ada itu." Tunjuk Keyla.
"Ya siapa tau, kau ingin menggratisiku satu. Kan kalau gratis, rasanya pasti nikmat." Balas Rena.
"Ya ya ya, aku akan menggratiskan minumanku padamu. Tapi, kau harus membawa gandengan saat kesini." Tantang Keyla sembari mengeluarkan senyum smirknya.
"Apa kau gila? Kau sendiri saja belum pernah melihatku dekat dengan pria!" jawab Rena ketus.
"Hahaha, tapi kemungkinan besar kau pasti akan membawa dia kesini." Ucap Keyla dengan serius.
"Dia?" tanya Rena seraya mengernyitkan alisnya.
"Iya dia, dia yang selalu mengikutimu itu." Kata Key dengan diiringi tawa pelan.
Sedangkan Rena masih berusaha dengan keras, berpikir siapakah yang dimaksud oleh dia.
"Aish, kau ini mengada ada saja Key!" tungkas Rena setelah paham dengan apa yang dimaksud dia.
"Aku sungguh sungguh Ren." Balas Keyla yang kembali serius.
"Argh ya ya ya, aku ikut kau sajalah! Oh ya, ada apa kau memintaku kesini?" tanya Rena mengalihkan pembicaraan.
Dan benar, Key langsung terdiam dan nampak ragu untuk menceritakan tentang kisahnya.
"Tenangkan dulu pikiranmu, baru kau berceritalah!" kata Rena setelah sekian menit menunggu Keyla yang belum siap untuk menceritakan kisahnya.
Key menarik napas panjang dan langsung mengeluarkan katanya yang membuat Rena merasa terkejut.
"Ryan menembakku." Kata Key setelah diam setengah abad.
"What!" pekik Rena kaget. "Bukannya kalian baru ketemu minggu minggu ini? Hm, bukan bukan! Lebih tepatnya hanya beberapa kali?" imbuh Rena yang belum percaya dengan kenyataan.
"Hm iya, dan aku bingung harus menjawab apa. Terlebih lagi mamih papihku sangat menyukai Ryan." Jelas Keyla dengan tatapan kosong.
"Apakah kamu sudah tau seluk beluknya Ryan Key?" tanya Rena ragu-ragu.
Keyla yang ditanya seperti itu hanya mampu menggelengkan kepalanya saja. Alhasil Rena pun berdecak kesal.
"Kau ini! Ch, sekarang kamu selidiki dulu tentang Ryan. Baru setelah itu, kamu buatlah keputusan Keylaku sayang!" nasehat Rena yang sudah gemas dengan jalan pikiran temannya.
"Nasehat yang sama dengan Rendy." Celetuk Key.
"Apa? Memangnya dia juga berkata seperti itu?" tanya Rena memastikan.
"Hm." Jawab Keyla singkat.
Suasana hening pun terciptanya, karena Keyla sedang tenggelam dengan pikirannya sendiri.
Sementara Rena, entah apa yang tengah ia pikirkan.
~
Di tempat lain, Ryan sedang melajukan mobilnya menuju panti asuhan. Dengan sang adik tentunya.
"Kak.." Panggil sang adik.
"Hm." Jawab Ryan dengan sakenanya.
"Ish, Kak!" rengeknya.
"Apaan sih Dek?" tanya Ryan jengah.
"Pacar Kakak itu seperti apa sih?" tanya sang Adik dengan nada sangat ingin tahu.
"Ya adalah pokoknya." Jawab Ryan dan tetap fokus mengemudi. "Pacar apanya? Ini aja belum ada kepastian!" batinnya. "Oh iya gimana kuliah kamu?" tanya Ryan sesaat dan berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Hm, ya gitu Kak dan awalnya aku ingin mengenalkan seseorang kepada Kakak. Tapi Kakak udah punya, jadi ya batal deh!" jelas putri bungsu keluarga Abraham itu.
"Ya udah, kamu carikan aja pasangan lain buat tu orang!" seru Ryan.
"Ah iya iya bener juga." Ucap sang Adik dengan semangatnya.
"Aish, dasar anak kecil!" dengus Ryan.
"Hei! Seorang Wardani ini sudah besar tauk!" tungkas sang Adik dengan nada jutek.
"Iya iya Wardaninya Kakak." Kata Ryan yang memilih mengalah.
Tak berselang lama, mobil yang dikemudikan Ryan pun berhenti di pelataran panti asuhan Cemara Hati.
"Wah, bangunannya sangat terawat!" kata Wardani berdecak kagum.
"Jaga sikap, jaga tingkah laku!" hardik Ryan dengan tegas.
"Hm, jaga sikap jaga tingkah laku mimimimi. Kayak sedang membawa anak kecil saja." Gerutu Wardani seraya menirukan gaya bicara sang kakak.
Ryan hanya geleng-geleng melihat tingkah sang adik yang menurutnya kekanak kanakan. Ya meskipun usia Wardani sudah 22 tahun.
Langkah kaki panjang itu membawa Wardani untuk mengikutinya masuk ke dalam panti.
Dan betapa terkejutnya ia, saat terdengar suara anak anak yang sedang bermain dengan cerianya.
Entah mengapa hati Wardani tergerak untuk ikut bergabung dengan mereka.
"Wah, sungguh baru pertama kalinya aku berkunjung kesini. Dan ya, hatiku rasanya sangat senang!" batin Wardani sambil melihat lihat sekitarnya.
Warda terus melangkah mendekati anak anak.
"Hai.." Sapanya dengan ceria.
Sontak seluruh bocah kecil itu pun menoleh ke sumber suara.
"Bolehkah Kakak gabung?" tanya Warda.
"Wah Kakak cantik, tentu boleh dong Kak!" sahut salah satu anak laki-laki dengan semangatnya.
"Ya ya ya." Balas Warda disertai kekehan kecil. "Oh iya, ini ada sedikit snak buat kalian." Imbuhnya seraya memberikan kantung kresek.
Semua anak anak pun segera berdatangan untuk berebut snak itu.
"Aish, selama ini kemana saja sih pergiku? Kenapa aku tak tahu, jika ada tempat yang lebih menarik daripada mall?" gerutu Warda.
Tak berselang lama, pandangan Warda pun beralih menatap seorang anak perempuan yang sedang menyendiri sembari memeluk boneka.
"Hm, anak manis kesini sebentar dong!" pinta Warda kepada anak laki-laki yang tak lain adalah Erik.
"Iya Kakak cantik, ada apa?" tanya Erik senyam senyum dengan gayanya.
"Itu siapa namanya? Kok dia menyendiri gitu?" tanya Warda penasaran.
"Oh itu adik Erik Kak, namanya Luna." Jawab Erik.
"Ohh, ya udah kamu lanjutin aja makannya. Kakak mau kesana sebentar ya!" seru Warda dan langsung mendapat anggukan kecil dari Erik.
Warda bergegas pergi menghampiri anak perempuan itu dengan sejuta pertanyaan.
"Hai cantik.. Kenapa tidak bergabung dengan yang lain?" tanya Warda lembut.
"Aku- -aku rindu pada kak Key hiks hiks.." Jawab sang anak yang tak lain adalah Luna.
Deg... (jantung Warda seakan berhenti berdetak)
"Tunggu, tadi dia bilang kak Key? Aa masa iya, udahlah yang namanya kak Key kan banyak." Ujar Warda di dalam dirinya sendiri.
Seakan tersadar dari lamunannya, Warda langsung mendekap tubuh mungil itu.
"Udah cup cup, jangan nangis lagi ya! Nanti cantiknya hilang loh!" hibur Warda.
"Huaa hiks hiks, Kakak bilang aku jelek ya?" ujar Luna semakin menangis.
"Waduh! Eh eh, enggak kok cantik." Bujuk Warda yang sudah nampak kikuk.
Namun bukannya diam, Luna malah semakin menangis.
"Ih, diam dong Lun! Nanti ada singa yang kebangun, terus memarahiku tauk!" batin Warda yang sudah takut.
Hai hai hai🤗 ceritanya ngebosenin ya? Tunggu ini baru mula, jadi nikmati aja dulu oke oke👌
Selesai membaca jangan lupa untuk selalu dukung aku ya 🙏
Jika kalian suka tinggalkan Like, Vote, Komen and favoritnya 😍
Terimakasih bagi yang sudah mau berbagi dan mampir dikarangan ku❤️ Lovyu:)
Ig @ayundya_18
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
ayyona
disuruh emak bersihiin kaca pake sapu
Thor, up yg banyak utk pembaca setiamu 😘😘
2020-09-27
1
Akira ✨
like 🤩
2020-09-27
1
Thania
lanjut kaka
2020-09-27
1