Bab 16

Selamat membaca para readers ku 💙

Perasaan gelisah datang menghampiri Key.

"Kamu kenapa Key? Kok muka kamu pucat gitu." Tanya Rena yang kebetulan datang hendak mengajak Keyla pulang.

"Ren, anterin aku ke panti dulu ya.." Pinta Keyla dan mulai berkemas.

"Panti? Tumben, ada apaan sih Key?" tanya Rena yang kebingungan.

"Aish, kelamaan deh!" sahut Keyla dan langsung menarik tangan Rena.

Mereka berdua segera berlari menuju parkiran dan langsung meninggalkan parkiran gedung dengan menaiki mobil.

Di dalam mobil, Keyla terus melakukan panggilan telepon ke bu Nunung tapi tetap sama.

Dan pada akhirnya, Key pun menyerah dengan semua.

"Ya Allah, apapun yang terjadi tolong lindungilah orang orang yang hamba sayangi!" batin Keyla sambil menyenderkan badannya di kursi penumpang.

Melihat rekannya yang tidak tenang, membuat Rena segera mempercepat laju kendaraannya.

Hanya butuh sekitar kurang lebih 10 menit, mobil merah itu sudah sampai di jalan depan panti.

"Ren, kita salah jalankan?" tanya Keyla dengan bibir bergetar.

"Tidak Key, bener ini jalan panti." Balas Rena dan paham akan maksud tanda itu.

"Hahaha, kamu salah Ren." Ujar Keyla dan berusaha membuang pikiran buruknya.

Mobil merah yang dikemudikan Rena terus berjalan perlahan dan berhenti tepat di depan rumah yang ada kibaran bendera kuning.

Keyla langsung bergegas turun dan lari menuju halaman panti disusul oleh Rena.

Rena mengamati sekelilingnya dan kemudian menyipitkan matanya saat melihat mobil dinas milik tentara.

Selang beberapa detik, menyadari Keyla sudah tidak lagi di depannya membuat Rena bergegas masuk menyusul ke dalam rumah.

"Key.." panggil Rena perlahan saat melihat Keyla berdiri mematung di ambang pintu.

Sontak seluruh penghuni yang berada di dalam panti pun menoleh ke arah pintu.

"Nak Key.." panggil Bu Nunung lemah karena kondisinya yang sedari tadi menangis tanpa henti.

"Aa- -ada apa ini Bu?" tanya Keyla dengan suara bergetar sembari berjalan pelan ke arah Bu Nunung.

"Lu- -Luna.. Luna pergi selamanya Nak!" ucap Bu Nunung dan kembali terisak.

"Lu- -Luna?" ulang Keyla dan langsung menangis seraya memeluk Bu Nunung.

Ryan yang berada di sana bersama Raka, menatap iba ke arah Keyla dan bu Nunung.

Sementara Rena, ia berusaha sekuat tenaga untuk menahan air matanya.

"Bu, lebih baik duduklah dan beristirahat!" ucap Ryan dengan lembut.

"Ya Nak." balas Bu Nunung dan segera duduk.

Keyla juga melakukan hal yang sama dan masih terisak pelan.

"Raka Rena, ajaklah anak anak bermain!" perintah Ryan dan langsung mendapat anggukan dari dua orang itu.

Raka dan Rena segera beranjak menghampiri anak anak panti yang lain.

"Ibu mau ke kamar dulu ya.." Pamit Bu Nunung.

"Perlu aku antar Bu?" tanya Ryan yang khawatir dengan kondisi Ibu panti itu.

"Hm tidak usah Nak, kamu temani saja Keyla." Jawab Bu panti.

"Hati hati Bu!" seru Ryan saat melihat Bu Nunung mulai melangkah.

Ryan langsung menghadap ke arah Keyla, setelah memastikan bu Nunung benar-benar masuk ke kamarnya.

Keadaan Keyla sudah mulai membaik, hanya saja masih terdengar sesenggukan.

Seorang pria bertubuh kekar dengan balutan seragam loreng, mulai mendekati Keyla dan mengulurkan tisu.

"Jangan biarkan air matamu tumpah lagi!" kata pria itu sembari menyodorkan tisu.

Keyla mengangkat wajahnya guna melihat pria berbaju loreng itu.

Deg... (jantung Keyla seakan terpaku)

"Apa ini benar Ryan?" tanyanya dalam hati. "Bukankah dia bilang hanya pegawai kantor biasa? Lantas, ini apa? Mengapa dia membohongiku?" imbuhnya terus berkecamuk dalam hati.

"Terimakasih." Ujar Keyla saat menerima tisu.

Setelah menerima tisu itu, Key segera membuang mukanya.

5 menit kemudian, suasana tetap hening tanpa ada percakapan. Bahkan napas mereka pun tidak terdengar.

Keyla dengan perasaan yang entah bagaimana, sedangkan Ryan hanya bisa duduk di samping Keyla.

Tak lama kemudian, Key menghela napas kasarnya dan pergi meninggalkan Ryan tanpa sepatah kata pun.

"Aku tau aku salah karena telah membohongimu Key." Guman Ryan sembari menatap punggung Keyla.

Dan Keyla sendiri saat ini tengah berjalan menghampiri Erik.

"Erik, bisa bicara sebentar sayang?" tanya Keyla lembut.

Mendengar suara Key, sontak semua anak dan pengasuhnya yaitu Raka dan Rena menoleh ke arah Keyla.

"Bisa Kak." jawab Erik yang berusaha tegar.

Key menggenggam tangan Erik, melewati Ryan yang berada di hadapannya.

Ia membawa Erik menuju taman di sebelah panti, dan mengajak Erik duduk pada sebuah kursi.

"Erik, apa kamu baik baik saja?" tanya Keyla.

"Hm, iya Kak." Balas Erik sedikit tersenyum.

"Apa kamu tau, bagaimana kejadiannya?" tanya Keyla sangat berharap.

"Aku tidak tau pasti Kak, tapi aku bisa menceritakan kejadiannya." Jelas Erik.

"Apa kamu tidak apa apa menceritakannya?" tanya Key seraya membelai lembut kepala Erik.

"Aku sudah baik baik saja Kak." Ujar Erik.

"Hm, baiklah." Sahut Keyla.

"Tadi siang itu.. Luna hendak pulang dari sekolah. Tapi saat ia akan menghampiri bu Nunung, tiba-tiba ada sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi dan menabrak tubuhnya." Kata Erik dan sekali lagi ia berusaha tegar.

Mendengar penuturan Erik, membuat Keyla kembali bersedih. Ia langsung memeluk tubuh bocah laki-laki itu.

"Hm jadi kemarin saat kamu menangis karena merindukanku, itulah waktu terakhir kita bertemu ya Lun? Aku bahkan tidak menyangka akan secepat ini. Setidaknya ucapkan salam perpisahan dulu kepadaku." Batin Keyla dan kembali menitihkan air matanya.

Badannya pun juga sedikit bergetar, membuat Erik langsung melepaskan pelukannya.

"Kak Key, jangan nangis!" kata bocah itu seraya mengusap buliran bening dengan tangannya.

Sementara Keyla hanya menyahuti dengan senyumannya.

"Kau harus tetap kuat ya sayang!" ujar Keyla menatap Erik dengan penuh kasih sayang.

Tanpa mereka sadari, sedari tadi ada seseorang tengah menyaksikan harunya mereka berdua.

"Erik, aku sangat berhutang kepadamu." Guman Ryan.

~

Di dalam panti, nampak dua sejoli. Siapa lagi kalau bukan Rena dan Raka yang tengah berdebat.

"Kau ini bagaimana sih?" geram Rena.

"Ya abis mau gimana? Kan aku sendiri juga tidak sengaja." Ucap Raka membela dirinya.

"Tau gitu mending kamu bilang aja nggak bisa! Kan gampang!" timpal Rena dengan kesalnya. "Jadi baju boneka barbienya tidak sampai rusak!" imbuhnya.

"Aku udah bilang tadi, kalau aku tidak sengaja!" tegas Raka.

"Tidak sengaja tidak sengaja, liat nih! Baju barbienya jadi robekkan!" gerutu Rena.

"Aku kan hanya berusaha melepaskan saja tadi." Ucap Raka sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Kau bilang melepaskan? Melepaskan apanya? Itu tadi namanya kamu menarik apalagi dengan kuat ditambah paksaan!" dengus Rena.

"Ish, kan masih bisa dipakai." Lirih Raka.

"Bagaimana bisa? Lihat nih, baju barbienya udah robek setengah badan juga!" omel Rena sembari menunjukkan bagian yang robek.

"Ya ya ya, berhentilah mengomel! Aku akan menggantinya nanti." Sahut Raka.

"Bagaimana bisa dia menariknya dengan keras? Emang dasar tentara, tenaganya seperti samson!" guman Rena dan acuh terhadap Raka.

"Wanita mah, emang ribet!" dengus Raka pelan.

Tak selang lama kemudian, Keyla masuk menghampiri Rena dan Raka.

Lanjut besok ya🤗

Selesai membaca jangan lupa untuk selalu dukung aku ya🙏

Jika kalian suka tinggalkan Like, Vote, Komen and favoritnya 😍

Terimakasih bagi yang sudah mau berbagi dan mampir dikarangan ku❤️ Lovyu:)

Jangan lupa mampir di lapak baruku "Istri Hasil Penyamaran"

😘

Terpopuler

Comments

kholidina imanda harahap

kholidina imanda harahap

Raka dan Rena...lucu abiiss...dialognya ngena banget, sampe bisa dibayangkan seandainya nyata...😆

2021-05-23

1

Nur Khalifah

Nur Khalifah

lanjut kak

2020-10-04

1

ayyona

ayyona

up lg yg byk akak 😍😎😘

2020-10-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!