Selamat membaca para readers ku💙
Keyla mengendarai mobilnya sendiri keluar dari bengkel, diikuti oleh Ryan di belakangnya.
Sesampainya di pertigaan jalan, keduanya pun berpisah.
Keyla melaju lurus, sedangkan Ryan berbelok ke arah kiri.
***
Tak butuh waktu lama, kini mobil abu-abu milik Key sudah memasuki kediaman Pramana.
Tokkk... Tokkk... Tokkk.. (pintu diketuk oleh Keyla)
"Assalamualaikum, Mih!" ucap Keyla sedikit berteriak.
"Wa'alaikumsalam, tumben udah pulang Kak?" celetuk Rendy.
"Emang Kakak kayak kamu apa? Pakek kelayapan nggak jelas." Dengus Keyla.
"Biasa aja kali, nggak usah ngegas Mbak!" celoteh Rendy.
"Mamih mana?" tanya Key sambil berjalan ke arah dapur.
"Mamih ke cafe." Jawab Rendy santai.
"Ow, kamu sendiri nggak pergi?" sahut Keyla setelah mengambil air putih.
"Kakak ngusir aku?" tanya Rendy ngegas.
"Kalau kamu nganggapnya gitu, ya nggakpapa sih!" balas Keyla cuek.
"Kakak biadab!" cibir Rendy.
"Gini gini juga Kakakmu kan?" tanya Keyla membanggakan diri.
"Hish!" dengus Rendy.
Di tengah tengah argumen, ponsel milik Key berbunyi.
"Kakak ke atas dulu bye.." ujar Key sambil memegang ponselnya.
"Oits! Bilang aja mau chattingan sama kak Ryan." Goda Rendy.
"Apaan sih? Anak kecil ga usah sotoy!" kesal Keyla.
"Aku udah dewasa tau Kak!" balas Rendy setengah berteriak, karena Keyla sudah berjalan menaiki tangga.
Sesampainya di depan pintu kamar, ia segera membuka ponsel dan juga pintu kamar.
Setelah itu, Key masuk dan mengunci pintunya rapat-rapat.
Senyum Keyla mengembang tatkala membaca pesan yang ada di ponselnya.
Ryan:) : Apakah kamu sudah sampai?
Keyla Anastasya Pramana : Hm, kamu sendiri?
Ryan:) : Iya sudah. Gih istirahat terus shalat!
Keyla Anastasya Pramana : Hm, iya.
Keyla pun membaringkan tubuhnya di kasur king miliknya.
Di tatap langit-langit kamar, membuatnya merasa tenang.
Drtttt... Drtttt... Drtttt... (ponsel Keyla berdering)
Dengan segera ia bangun dari tidurannya dan mengangkat telepon itu.
"Halo, assalamualaikum." Ucap seorang laki-laki.
"Wa'alaikumsalam, ada apa?" jawab Keyla.
"Nggakpapa, cuman kepengen aja." Balas pemanggil di seberang sana.
"Kepengen apa cobak?" tanya Keyla sambil menahan senyumnya.
"Kalau mau senyum, senyum aja nggak usah di tahan-tahan." Kekeh orang di seberang itu.
"Ryan!" ujar Keyla kesal.
"Hahaha, apa? Manggil-manggil rindu ya?" goda Ryan lewat panggilan telepon itu.
Blush... (pipi Keyla sudah merah seperti tomat karena malu)
"Tunggu!" ucap Ryan tiba-tiba.
"Apa?" tanya Key serius.
"Pipi kamu merah ya? Karena ketahuan rindu." Celetuk Ryan.
"Tauk ah!" kesal Keyla karena terus digoda.
"Marah ya, hm?" tanya Ryan sedikit mengejek.
"Lupakan! Oh iya, berapa total yang harus aku ganti?" tanya Keyla mengalihkan pembicaraan.
"Ganti? Ganti apa Key?" tanya Ryan di seberang sana.
"Ya ganti biaya mobil aku lah!" jawab Keyla.
"Oh itu." Balas Ryan.
"Kok malah itu doang sih!" protes Keyla.
"Terus maunya gimana? Oh itu sayang. Gitu?" goda Ryan lagi.
"Ryan, hentikan!" kesal Keyla.
Namun Ryan yang berada di seberang sana hanya terkekeh.
"Oke oke baiklah." Pasrah Ryan sedikit menahan tawanya.
"Jadi berapa yang harus aku bayar, untuk ganti biaya mobil?" tanya Keyla serius.
Flashback on
Saat Keyla akan pulang dan hendak membayar semua biaya mobilnya,
"Kamu tidak usah membayar lagi Key." Kata Bang Sandi.
"Kenapa Bang?" tanya Keyla bingung.
"Ya tidak usah." Jawab Bang Sandi disertai cengiran.
"Tunggu! Tadi katanya lagi? Hm, berarti ada yang membayarkan tagihan ini." Batin Keyla.
Dengan cepat ia menoleh ke arah Ryan dan menatapnya dengan tajam.
"Apa?" tanya Ryan pura-pura tidak mengerti.
"Apakah orang ini Bang yang sudah membayar tagihannya?" tanya Keyla namun tetap menatap Ryan dengan tajam.
"Ya seperti itulah." Balas Bang Sandi sambil berlalu pergi dari hadapan Keyla dan Ryan.
Selepas kepergian Bang Sandi, suasana pun kembali hening.
Mereka merasa canggung untuk mengobrol satu sama lain.
"Ekhem. Lebih baik segera pulang!" kata Ryan membuka percakapan.
"Hm." Jawab Keyla.
Setelah berpamitan dengan Bang Sandi, Keyla pun menjalankan mobilnya di ikuti mobil Ryan di belakangnya.
Flashback off
"Oh itu, kamu tidak usah menggantinya." Balas Ryan santai.
"Ya jangan gitu dong! Kan jadinya nggak enak." Sahut Keyla protes.
"Ya terus gimana, hm?" tanya Ryan balik.
"Kamu katakan saja berapa totalnya?" balas Keyla tidak mau berbelit-belit.
"Aku sudah bilang, aku tidak mau. Aku juga tidak butuh uang lagi." Jelas Ryan dengan telaten.
Huft... (Keyla menghela nafas dengan kasar)
"La terus kamu maunya apa sih?" tanya Keyla kesekian kalinya.
"Hm.." Deheman dari Ryan yang tengah memikirkan sesuatu.
"Jangan kelamaan mikir!" sahut Key jengah.
"Em bagaimana kalau jalan bareng?" tanya Ryan.
"Jalan bareng?" ulang Keyla tak paham.
"Iya, ganti ruginya dengan jalan bareng." Jelas Ryan.
"Oh, kapan?" tanya Keyla tanpa pikir panjang.
"Malam minggu." Jawab Ryan cepat.
"Baiklah." Respon Keyla.
"Oke, lusa aku akan menjemputmu." Kata Ryan.
"Iya." Balas Key sedikit senyum terukir di bibirnya.
"Ya udah, assalamualaikum." Sahut Ryan mengakhiri panggilannya.
"Wa'alaikumsalam." Balas Keyla.
Tuttt... (panggilan terputus)
Keyla meletakkan ponselnya dan bergegas mandi.
***
Seperti biasa, setelah shalat ashar, ia menyempatkan diri untuk membaca kitab dulu, sambil menunggu adzan Maghrib tiba.
Waktu berjalan begitu cepat, dan kini tibalah dimana Keyla sedang melaksanakan ibadah shalat dengan khusyuk.
Seusai shalat, Keyla segera turun ke lantai satu.
"Pih, dimana mamih?" tanya Keyla saat berada di dapur dan tidak mendapati keberadaan mamihnya.
"Mamih kamu masih shalat Nak." Balas Papih Jeki.
"Rendy?" tanya Keyla lagi.
"Dia, ya berangkat tugas lah sayang." Sahut Mamih Susan yang baru saja datang.
Keyla hanya menyahuti dengan beroh ria. Ia berjalan mendekati bi Narti.
"Bi.." panggil Key pelan.
"Eh, iya Non!" jawab Bi Narti spontan.
"Mana yang perlu Key bantu Bi?" tanya Keyla.
"Oh tidak ada Non, biar saya aja." Jawab Bi Narti disertai senyuman.
"Bi Narti jangan serakah dong! Keyla juga mau bantu." Kata Keyla sambil memelas.
"Hm, nah! Mending Non Key bawa makanan ini ke meja saja." Tutur bi Narti.
"Oke baiklah." Balas Keyla dan memulai membawa makanan ke meja makan.
Tanpa terasa waktu makan malam pun tiba, Keyla beserta keluarganya menikmati sajian yang ada.
"Key, bagaimana hubunganmu dengan Ryan?" tanya Papih Jeki saat mereka selesai makan malam.
"Keyla nggak punya hubungan apa-apa Pih." Jelas Keyla sambil membereskan piring-piring kotor dan membawanya ke bagian cucian.
"Yang bener kamu?" tanya Papih Jeki mencoba meruntuhkan kebohongan Keyla, namun tidak bisa.
Karena Key memang tidak berbohong sama sekali.
"Ya elah Pih! Kapan sih, Key yang cantik ini berbohong?" sahut Keyla.
"Siapa tau aja." Balas papih Jeki.
"Lagian, kenapa kamu nggak ada hubungan sih Nak?" kini giliran Mamih Susan yang bertanya.
"Ya karena, kita baru kenal Mih." Jawab Keyla jengah.
Tiba tiba,
Tululit... Tululit... (telepon rumah berbunyi)
"Biar Papih aja yang angkat." Kata Papih Jeki dan di anggukin oleh Keyla dan sang istri.
Papih Jeki berjalan mendekati telepon rumah itu.
"Halo, assalamualaikum. Dengan saya Jeki di kediaman Pramana ada yang bisa dibantu?" tanya papih Jeki sopan.
"Eh, wa'alaikumsalam Om." Sahut perempuan di seberang.
"Ini siapa ya? Ada keperluan apa?" tanya Papih Jeki lagi.
"Itu Om, saya Rena temennya Keyla." Jelas penelpon yang tak lain adalah Rena.
"Oh kamu Ren, ada apa Nak?" tanya papih Jeki.
"Keylanya ada Om? Saya mau bicara dengannya." Tanya Rena balik.
"Ow sebentar ya, Om panggilkan dulu." Sahut papih Jeki. "Key, Keyla! Temen kamu mau bicara nih!" panggil Papih Jeki.
"Siapa Pih?" tanya Key yang baru datang dari arah dapur.
"Inih." Kata Papih Jeki seraya memberikan telepon rumahnya kepada Key.
Keyla menerima telepon itu dan menempelkannya di telinga.
"Halo, assalamualaikum." Kata Key sedikit ragu.
"Wa'alaikumsalam, kamu darimana aja sih Key?" terdengar suara bariton di seberang sana.
"Maaf, aku tadi habis di dapur Ren." Jelas Keyla.
"Pantesan ponsel kamu nggak aktif!" sambung Rena sedikit kesal.
"Hehehe, masih aku matiin soalnya lagi dicharger." Balas Keyla santai. "Oh iya, ada apa? Tumben telpon." Imbuh Key.
"Kan, jadi lupa aku!" dengus Rena.
"Ah elah kamu udah nyicil pikun aja." Ledek Keyla.
"Kagak lah Key." Jawab Rena. "Jadi gini, aku nelpon kamu itu cuman mau bilang kalau besok kita ada jadwal, ngisi acara di kampus Gebriel." Jelas Rena.
"Besok?" ulang Keyla.
"Iya." Jawab sang teman.
"Ngisi acara?" ulang Keyla lagi.
"Iya Keylaku yang cantik.." Balas Rena jengah. "Oh, apa kamu mulai nyicil tuli?" ledek Rena balik.
"Enak aja kamu, kagak lah!" jawab Keyla.
"Hahahaha, iya iya bercanda." Sahut Rena terkekeh. "Udah dulu ya.. Gih siapin bahan-bahan, buat motivasi mahasiswa mahasiswi besok!" titah Rena meledek.
Setelah membaca jangan lupa untuk selalu dukung aku ya🙏
Jika kalian suka, tinggalkan Like, Vote, Komen and favoritnya 😍
Satu jejak dari kalian adalah semangat ku ✨
Terimakasih bagi yang sudah mau berbagi dan mampir di karangan ku♥️ Lovyu:)
Jangan lupa baca cerita kesatu ku "Akhir Yang Bahagia" dan juga cerita ketiga ku "Cinta Remaja SMA"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Nataya Devo
seru
2021-02-21
1
ayyona
lagi disini
2020-08-03
1
Soesan
next kk
2020-07-29
1