Bab 8

Selamat membaca para readers ku 💙

Keesokan harinya, Keyla dapat merasakan kehidupan yang tenang. Karena hari ini adalah hari Sabtu.

Dimana setiap akhir pekan datang, ia tidak pergi bekerja.

Malah waktu seperti itu, Keyla gunakan untuk bersantai di rumah atau juga mengunjungi tempat-tempat yang seru.

Seperti mall, kafe atau pun panti asuhan Cemara Hati.

Namun waktu seharian ini, Keyla manfaatkan untuk bersih-bersih kamar dan membantu pekerjaan mamih ataupun bi Narti, hingga sore hari pun tiba.

Pukul setengah empat sore, Key menyudahi segala aktivitasnya dan bergegas mandi.

Mengingat nanti malam, ia juga akan keluar dengan teman barunya alias Ryan.

Setelah mandi, Key bersiap untuk melaksanakan kewajibannya sebagai umat muslim dan membaca kitab.

"Ngomong-ngomong, Ryan mau mengajak aku kemana ya?" tanya Keyla pada dirinya sendiri. "Apakah dia akan melakukan hal-hal yang romantis?" guman Key dan berandai-andai. "Haish! Pikiran apa sih ini?" ujarnya saat menyadari pikiran bodohnya.

***

Tanpa terasa, jarum jam menunjukkan pukul setengah enam.

Sambil menunggu adzan Maghrib berkumandang, Keyla menyempatkan diri untuk membuka ponselnya terlebih dahulu.

Ia membelalakkan matanya saat baru menghidupkan layar ponselnya.

Karena disana tertera 7 panggilan video dan 5 panggilan telepon biasa yang tak terjawab semua.

Bahkan juga ada 11 pesan yang masuk di ponsel Keyla, siapa lagi kalau bukan Ryan pelaku semua ini.

"Hm, dari pagi aku sama sekali tidak menyentuh ponsel." Guman Keyla. "Dan ini? Kenapa Ryan banyak sekali menghubungiku?" imbuh Key.

Ia pun langsung membuka 11 pesan yang di kirim oleh Ryan.

Ryan:) : Assalamualaikum, selamat pagi Key.

Ryan:) : Hey! Apa kamu belum bangun?

Ryan:) : Cewek sadis, where are you?

Ryan:) : Selamat beraktivitas Key.

Ryan:) : Nanti malam jadi kan?

Ryan:) : Assalamualaikum, selamat siang nona.

Ryan:) : Astaga, jangan membuat ku khawatir Key!

Ryan:) : Keyla?!

Ryan:) : Kamu dimana sih Key?

Ryan:) : Ingat nanti malam kita keluar!

Ryan:) : Keyla, apa kau baik-baik saja?

Begitulah isi pesan chat dari Ryan.

Keyla Anastasya Pramana : Wa'alaikumsalam, iya aku baik-baik saja. Kita nanti jadi keluar bareng, maaf dari pagi aku tidak membuka ponsel sama sekali.

Balasan Key terkirim ke ponsel milik Ryan.

Selang beberapa menit Ryan pun membalas pesan yang tadi di kirim Keyla.

Ryan:) : Iya, tunggu aku nanti malam!

Keyla Anastasya Pramana : Baiklah.

Tak lama kemudian, adzan pun berkumandang.

Keyla segera mematikan ponselnya dan bergegas mengambil air wudhu.

***

Sesudah shalat, ia langsung merapikan mukenah dan sajadahnya.

Setelah itu baru Key berjalan ke arah meja riasnya.

Ia sedikit memoleskan bedak dan lipstik di bibirnya.

Keyla adalah tipikal orang yang tidak terlalu ribet dan juga tidak terlalu heboh dalam merias diri.

Tepat pukul setengah tujuh, ia keluar dari kamar dengan membawa tas selempang wanita kecil untuk tempat dompet, ponsel serta tisu.

Sambil menunggu kedatangan Ryan, Keyla pergi ke ruang utama untuk sekedar mengobrol dengan keluarga.

"Tumben rapi amat Key." Celetuk papih Jeki.

"Hehehe, Papih kayak nggak pernah muda aja." Balas Keyla menahan malu.

"Mau jalan Nak?" tanya Mamih Susan.

"Haah Mih, cari angin." Jawab Keyla penuh semangat.

"Sama siapa Key, kok semangat banget?" tanya Papih Jeki.

"Hm, sama saya Om." Sahut pria bertubuh tegap.

Siapa lagi kalau bukan Ryan.

"Ryan.." panggil Papih Jeki kaget sekaligus senang.

"Em assalamualaikum Om, Tante." Ucap Ryan sopan.

"Wa'alaikumsalam Nak." Jawab Papih Jeki serta Mamih Susan bersamaan.

"Sini-sini Yan, duduk dulu!" titah Papih Jeki.

"Baik Om." Jawab Ryan patuh dan segera duduk.

Melihat hal itu, wajah Keyla pun langsung berubah masam.

"Katanya jalan, lah ini? Malah duduk!" guman Keyla kesal.

"Apa kamu sudah tidak sabar Key?" tanya Mamih Susan terkekeh akan sikap Keyla

"Apaan sih Mih?" elak Keyla sedikit kesal.

"Hahaha, ngaku aja deh kamu Key." Goda mamih Susan.

Sementara papih Jeki dan Ryan hanya mengamati, sesekali mereka juga terkekeh pelan.

"Oh iya, Nak Ryan mau minum apa?" tanya Mamih Susan antusias.

"Hm, tidak usah Tante. Lagian saya sama Key juga mau keluar." Tolak Ryan halus.

Melihat wajah Key yang nampak suram, papih Jeki pun mengedipkan mata sebelahnya kepada sang istri.

Dengan sangat bersemangat, mamih Susan yang mengerti kode itu pun memulai rencananya.

"Bi.. Bi Narti.." Panggil Mamih Susan.

"Iya Nyonya, ada yang bisa saya bantu?" tanya Bi Narti.

"Tolong buatkan bapak kopi sama teh buat nak Ryan ya!" pinta Mamih Susan.

Mendengar hal itu, Keyla langsung mendengus kesal.

Papih Jeki dan mamih Susan sebisa mungkin untuk menahan tawanya.

Tak lama kemudian, bi Narti datang dengan membawa minuman yang telah dipesan mamih Susan.

"Ayo Yan diminum tehnya!" tutur Papih Jeki santai.

Seakan akan tidak berbuat salah, karena sudah menyela kegiatan Ryan dan Keyla.

Akibatnya jalan-jalan pun tertunda.

"Ayo cepet minum dan habiskan Ryan!" batin Keyla menatap tajam ke arah Ryan.

Namun Ryan tak paham maksud Keyla, ia malah meminum teh itu sedikit demi sedikit.Karena memang airnya masih panas.

"Key keluar dulu." Ujar Keyla tiba-tiba dan langsung beringsut pergi.

Sontak papih Jeki dan mamih Susan pun tertawa, sedangkan Ryan dengan buru-buru segera menghabiskan tehnya.

"Hm, Om Tante. Ryan mau meminta ijin, bawa Keyla jalan jalan ya.." Ijin Ryan sopan.

"Iya iya cepat susul Keyla! Keburu marah ntar." Kata Papih Jeki terkekeh.

"Baik, assalamualaikum Om Tante." Salam Ryan dan langsung mencium punggung tangan orang tua Key.

"Wa'alaikumsalam, hati-hati Nak!" tutur Mamih Susan.

Ryan segera menyusul Keyla keluar. Dan ternyata oh ternyata, Keyla sedang duduk di kursi teras sambil ngedumel.

Dengan jailnya, Ryan tetap diam santai seraya mendengarkan umpatan Keyla.

"Dasar Ryan sinting!" gerutu Keyla. "Apa kagak liat jam sih?" imbuhnya sambil menghembuskan nafas kasarnya. "Ihhh lama amat sih tuh orang! Nggak ngerti aku dandan cantik gini apa?" dengusnya.

"Oh, ternyata dia dandan buat aku." Batin Ryan sedikit senang.

"Ihhh Ryan lemot! Ryan lelet! Orang sinting! Nggak jelas!" maki Keyla kesal.

Ryan pun tak ingin acara jalan-jalannya gagal.

"Sudah selesai memakiku Nona?" tanya Ryan yang tiba-tiba muncul.

"Sejak kapan kau ada disini?" tanya Keyla berusaha mengelak.

"Sejak tadi." Jawab Ryan santai.

"Ya udah lah, ayo pergi!" ajak Keyla kesal dan langsung meninggalkan Ryan.

"Sungguh menggemaskan, dasar cewek sadis!" guman Ryan terkekeh pelan.

Dengan segera, Ryan menyusul Key yang terlebih dulu masuk ke dalam mobilnya.

***

Di sepanjang perjalanan, tidak ada obrolan kecil seperti yang di lakukan oleh para pasangan lainnya.

"Apa kau marah Key?" tanya Ryan memecah keheningan.

"Kenapa tidak?" jawab Keyla sinis.

Ryan menghembuskan nafas beratnya, kemudian menepikan mobilnya dan melepas seat beltnya.

"Ke- -Kenapa berhenti?" tanya Keyla sedikit takut.

Ryan pun menoleh ke arah Keyla dan mendekatkan wajahnya.

Keyla membulatkan matanya dan terus memundurkan kepalanya, menjauhi wajah Ryan yang semakin mendekat.

Dugh... (tangan Ryan menatap kaca jendela, tatkala berusaha melindungi kepala Keyla)

Namun hal itu tidak membuat Ryan terganggu, ia semakin mendekatkan wajahnya.

Bahkan hembusan nafas Ryan menerpa pipi Keyla. Dengan refleks, Key memejamkan matanya.

"Buang pikiran negatifmu!" kata Ryan tiba-tiba seraya menyentil jidat Keyla.

"Awh!" pekik Key. "Lagian siapa jugak sih yang berpikiran negatif?" elak Keyla dengan kesal.

"Sudahlah kau tak perlu berbohong. Aku cuman mau meluruskan masalah tadi." Ujar Ryan.

"Owh, yang kamu minum teh sangat lemot itu?" tanya Keyla yang masih kesal.

"Aku bukan lemot, tapi memang tehnya masih panas." Jelas Ryan.

"Ha! Panas?" kata Keyla terkejut.

"Hm iya." Jawab Ryan biasa.

"Apa setelah aku keluar, kau meminum teh itu sampai habis?" tanya Keyla melotot.

"Hm iya. Kenapa kau malah memelototiku?" tanya Ryan bingung.

Mendengar jawaban Ryan, Keyla langsung mendekat ke arahnya.

"Apa kau baik-baik saja? Mulutmu? Apa mulutmu tetap baik?" tanya Keyla dengan nada bicara yang khawatir.

Ryan mengembangkan senyum di bibirnya.

"Sudah dua kali, kau mengkhawatirkanku Nona." Batin Ryan.

"Hey! Apa kau baik-baik saja Ryan?" tanya Keyla lagi.

"Hm, tentu. Kau tak perlu cemas Key." Tutur Ryan sembari memakai sabuk pengamannya kembali.

Ia menghidupkan mesin mobilnya dan kembali mengemudi.

Ryan berencana mengajak Keyla pergi ke taman yang ada di pusat kota.

Karena setiap malam minggu, taman itu selalu ramai akan pengunjung.

Ryan fokus menyetir, sesekali melirik ke arah Keyla yang dari tadi diam seperti ingin menanyakan sesuatu.

"Apa ada yang ingin kamu tanyakan Key?" tanya Ryan.

"Em iya, apa pekerjaanmu?" tanya Keyla langsung ke poinnya.

"Aku?" tanya Ryan balik.

"Iya kamu." Balas Keyla.

"Aku..........." ???

Selesai membaca jangan lupa untuk selalu dukung aku ya 🙏

Jika kalian suka tinggalkan Like, Vote, Komen and favoritnya 😍

Satu jejak dari kalian adalah semangat ku ✨

Terimakasih bagi yang sudah mau berbagi dan mampir di karangan ku♥️ Lovyu:)

Jangan lupa mampir di karya kesatu ku "Akhir Yang Bahagia" dan karya kedua ku "Cinta Remaja SMA"

😘

Terpopuler

Comments

ayyona

ayyona

jejak lg

2020-08-12

2

Nienol

Nienol

mampir lagi KK


salam takdir cahaya cinta

2020-08-02

2

Ananda Andin Angraini

Ananda Andin Angraini

Lanjut Up kakak.. semangat.. semangat.. semangat

2020-08-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!