"Haissh !!"
"Celana ini. Huft," keluh Bayu saat sudah berdiri di dekat istrinya.
"Mas mau jualan celana da*lam segini banyak? Mana harganya mahal-mahal pula," cecar Ayu seraya memicingkan tatapannya pada Bayu.
"Berikan padaku celana itu. Mau aku buang saja," jawab Bayu dengan nada merajuk bercampur kesal.
"Kenapa dibuang? Sudah beli mahal-mahal sebiji dua ratus ribu, mau dibuang begitu saja. Mubadzir tahu !!" keluh Ayu tanpa sadar bibit cerewetnya mendadak muncul begitu saja.
"Habisnya sekarang kamu jadi salah paham kan sama aku. Kemarin beli pembalut kebanyakan, salah. Dikira aku mau jualan pembalut. Sekarang gara-gara sepupu somplak kamu satu itu yang kasih kado ulang tahunku satu bulan lalu, celana da*lam gambar pisang letoy seperti ini, jadinya kamu nuduh aku jualan beginian juga. Huft !!" ucap Bayu dengan mode merajuk seketika merampas kain pembungkus krusial tersebut dari tangan istrinya.
Bibirnya mengerucut ke depan bak itik kebelet kawin tapi kagak jadi karena korban php othor tidak solehot.
"Si Junet kasih kado Mas celana da*lam model begini dengan jumlah yang banyak buat apa? Kayak Mas enggak bisa beli saja. Dasar Junet somplak !!" geram Ayu.
"Astaga, bini satu ini otaknya kapan bisa cepat mengarah ke sana. Sepertinya aku perlu beli paket turbo unlimited ke othor tidak solehot biar kecepatan otaknya segera sampai dengan yang aku mau. Sabar... sabar... biar makin subur," batin Bayu.
"Ya Juna ngasih aku begituan buat ngeledek aku lah," jawab Bayu yang tengah merapikan kembali kain pembungkus si pembuat heboh malam perdana mereka tidur satu kamar.
Bayu akhirnya menyimpan benda keramat tersebut di tempat yang agak tersembunyi. Supaya tidak mengganggu dirinya serta pandangan istrinya lagi. Kado dari Arjuna masih belum ia pakai sama sekali. Sehingga masih bau toko dan rapi serta label harganya pun masih ada.
"Para lelaki aneh-aneh saja. Kasih kado ulang tahun eh celana da*lam. Apalagi gambar buah pisang segala. Kayak enggak ada kado lainnya saja yang lebih keren. Setahuku Junet juga enggak seberapa doyan pisang, Mas. Kok justru ngasih kado buat Mas, celana da*lam gambar buah pisang." Ayu pun masih berkubang dalam kebingungan dan kepolosannya.
"Ya Juna enggak doyan pisang lah. Kan dia sudah punya mainan baru, buah melon. Bening yang jadi doyan makan pisang," celetuk Bayu tanpa tedheng aling-aling sambil mengulum senyum.
"Kok Mas tahu kalau Bening suka pisang? Buat apa Mas mantau kesukaan Bening segala?" cecar Ayu mendadak mode galaknya muncul tanpa sadar. Posesif.
Satu dari sekian juta wanita, terlebih bagi yang sudah menikah walaupun tanpa cinta sekali pun, akan ada satu waktu merasakan keposesifan baik secara sadar maupun tidak pada suaminya.
Seperti halnya yang terjadi pada Ayu kali ini. Padahal Bening adalah sahabat dekatnya yang menjadi bagian keluarganya karena telah menikah dengan Arjuna, sepupunya.
Namun sifat posesifnya muncul tanpa sadar. Dan mengira Bayu mengagumi Bening hingga tahu kesukaan Bening yakni buah pisang. Padahal di otak Bayu bukan seperti yang ada di otak Ayu.
"Sudah yuk tidur. Aku ngantuk banget. Bahas pisang terus sampai besok pagi juga enggak akan kelar-kelar. Apalagi pisang meriamku masih puasa. Entah kapan bukanya," ucap Bayu terdengar pasrah lalu ia mengambil kaos dan boxernya. Kemudian masuk ke kamar mandi kembali.
"Pisang meriamku," cicit Ayu lirih yang sejenak bingung.
"Sejak kapan buah pisang berubah jadi meriam? Dasar bujang lapuk aneh," gumam Ayu.
☘️☘️
Keduanya pun tidur sesuai kesepakatan awal. Bayu tidur di sofa dan Ayu di atas ranjang.
Jam menunjukkan pukul 02.00 WIB. Tiba-tiba Bayu dikejutkan dengan suara istrinya yang berteriak histeris. Beruntung kamar utama sudah ia pasang peredam suara.
Alhasil suara teriakan Ayu pun tidak terdengar hingga keluar. Hanya dirinya yang mendengar. Sebab berada di dalam kamar yang sama dengan Ayu.
"Aku enggak salah !!" jerit Ayu.
"Bukan aku, Mas. Bukan aku, Bu. Maaf..."
"Hiks...hiks...hiks..."
Seketika Bayu langsung tersadar dan melompat dari sofa. Ia melihat istrinya tengah memejamkan mata dalam kondisi kedua tangannya memeluk tubuhnya sendiri. Air matanya menetes membanjiri pipinya.
Bayu langsung naik ke atas ranjang guna membangunkan istrinya yang ia yakini tengah bermimpi buruk.
"Yu, bangun."
"Ayu, bangun." Bayu memeluk Ayu tanpa sadar dan menepuk pipi istrinya yang ia yakini masih bermimpi buruk.
"Jangan pukul aku, Mas Cakra. Aku enggak bersalah. Ahh...sakit Mas !!" teriak Ayu yang masih dalam kondisi mata terpejam.
Akhirnya Bayu terpaksa menggigit leher Ayu dengan bibirnya. Seketika...
Bersambung...
🍁🍁🍁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Novano Asih
hahaha ternyata kado dari Juna
2024-10-21
1
Fenty Dhani
dasar ayu...polos atau oon yu🤦
gigitanmu bisa membuat bi sum salah faham bay 🤣🤣🤣
2024-09-26
1
Fahmi Ardiansyah
entar bisa2 kena pukul tu pak kombesnya.
2024-08-13
2