"Terima kasih," batin Ayu sendu. Dan tak lama derai tangis mengiringinya kala ia menyantap sarapan nasi goreng ikan teri buatan Bayu untuknya.
"Hiks...hiks...hiks..." derai tangis Ayu semakin deras. Namun tangannya tetap setia memasukkan nasi goreng favoritnya itu ke dalam mulutnya hingga masakan Bayu tersebut tandas semua isinya dan berpindah ke perutnya.
Ia merasa terharu. Sebab ini kali pertama ada seorang laki-laki yang memasakkan nasi goreng kesukaannya tersebut untuknya. Bahkan seorang Cakra yang menjadi cinta pertama sekaligus suami pertamanya, tak pernah melakukan hal yang seperti Bayu lakukan padanya saat ini.
Setelah membersihkan bekas piring sarapannya, Ayu yang merasa tubuhnya masih lemas pun akhirnya memilih masuk ke dalam kamarnya.
Dan tangisannya kembali terjadi kala kenangan pahit masa lalunya di pernikahannya dengan Cakra kembali terngiang berpadu rindu pada seseorang. Ia merosot dan terduduk di lantai depan ranjangnya lalu menenggelamkan wajahnya ke dalam kedua lututnya.
"Hiks...hiks...hiks..."
"Nenek, Ayu rindu. Huhu..." cicit Ayu sendu dengan pipi yang sudah basah oleh air mata. Dirinya tiba-tiba merindukan mendiang Nenek Minah, yang telah lama meninggal dunia saat rumah mereka yang ada di Solo dibakar oleh para warga yang akan menghakimi Bening. Para warga berang mengetahui Bening tengah hamil di luar nikah akibat pergaulan bebas dan dianggap mencoreng nama baik desa.
Semua itu karena ulah Onah yang menghasut para warga. Dikarenakan Onah sakit hati sama Ayu. Onah dipecat oleh bos warung, tempat mereka bekerja. Karena Ayu melaporkan bahwa Onah melakukan penggelapan bahan-bahan di gudang. Otomatis warung merugi sedikit demi sedikit tanpa disadari oleh pemiliknya. Akhirnya terjadi aksi main hakim sendiri di kediaman Nenek Minah akibat hasutan Onah.
Padahal faktanya, Bening hamil karena dirudapaksa oleh Arjuna tanpa sengaja yang tengah terkena obat perangsang akibat ulah pihak ketiga yang tak suka pada mereka berdua.
Beruntung saat itu dirinya dan Bening berhasil kabur melalui pintu rumah Nenek Minah di sisi belakang atas perintah sang nenek. Namun naas dari kejadian itu, Nenek Minah harus berkorban nyawa dan hangus terbakar di dalam rumahnya sendiri.
☘️☘️
Kenangan kematian Nenek Minah yang begitu tragis saat dirinya masih lajang ditambah kenangan buruk yang terjadi pada pernikahan pertamanya hingga menyisakan trauma mendalam, bercampur menjadi satu. Ayu merasa, ia seakan memang ditakdirkan menjadi pembawa sial pada semua orang yang ada di dekatnya.
Tekanan batin hebat sedang melandanya saat ini. Membuat wanita ini seketika mengangkat wajahnya, lantas menggosok-gosokkan telapak tangannya secara kasar pada kedua lengannya.
"Aku kotor. Aku benci tubuh ini. Arrghh !!" teriak Ayu.
"Aku harus bersihkan kembali tubuh kotor ini sampai jejak laknat itu hilang. Ya, aku harus bersihkan lagi," cicit Ayu dengan air mata yang masih setia menetes dan kekalutan hebat melanda batinnya.
Akhirnya ia bergegas bangkit dari duduknya lalu masuk ke kamar mandi. Segera ia melucuti seluruh benang yang melekat di tubuhnya. Ia lemparkan pakaiannya secara serampangan di lantai kamar mandi.
Tangannya dengan cekatan menyalakan kran air hingga mentok ke ujung. Alhasil air keluar dengan sangat deras dari kran dan memenuhi bak mandi hingga tumpah ruah.
Byur...
Byur...
Byurr...
Tangannya terus mengambil air dengan gayung yang ada dan menyiramkan secara kasar pada tubuhnya. Dari ujung rambut hingga ujung kakinya. Telapak tangan dan jari-jarinya ia gosokkan secara kasar pada sekujur tubuhnya.
Hingga buku-buku jari tersebut membuat jejak kemerahan pada tubuhnya akibat terlalu keras menggosoknya tanpa henti dan terus menerus.
Selama dirinya sibuk membersihkan tubuhnya di dalam kamar mandi, ia terus meracau dan bergumam sendiri dengan kalimat dan kata-kata yang sama.
"Aku kotor,"
"Aku harus bersihkan tubuh ini,"
"Aku enggak mau jejak laknatnya masih ada di sini,"
"Laki-laki brengsek !!" pekik Ayu dengan wajah yang penuh amarah seraya kedua tangannya masih sibuk menggosok tubuhnya secara terus-menerus.
Dua jam kemudian.
Akhirnya setelah tubuhnya menggigil akibat dua jam di kamar mandi diguyur air tanpa henti oleh dirinya sendiri, Ayu pun keluar dengan sudah mengenakan handuk hingga sebatas lututnya.
Ia pun berjalan perlahan dengan tertatih-tatih sambil mendekap erat tubuhnya yang kedinginan. Tulangnya terasa ngilu usai dua jam diguyur air. Di mana air di wilayah tersebut cukup dingin. Sebab berada di dataran yang cukup tinggi karena langsung berasal dari sumber mata air pegunungan.
Setelah mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil, Ayu merebahkan tubuhnya di atas kasur dalam kondisi masih menggunakan sehelai handuk saja. Matanya terpejam dan bayangan kenangan buruknya itu pun kembali terlintas. Berujung air matanya menetes tanpa diperintah.
Ia menggigit bibirnya dalam-dalam. Berusaha menahan suara tangisannya. Namun air matanya tetap setia berderai keluar karena batinnya yang masih sangat terluka dan tak mudah melupakan trauma masa lalunya.
Lama menangis akhirnya membuat Ayu tertidur pulas sampai-sampai ada seseorang yang masuk ke dalam rumah, namun ia tetap tak terjaga. Seakan jiwa dan fisiknya letih tak terperih. Hanya di alam mimpi dirinya merasa tenang. Bukan di alam nyata saat ia terbangun.
Setelah dua jam tertidur, akhirnya Ayu terbangun. Tiba-tiba telinganya mendengar suara berisik di dalam kediaman dinas Bayu.
"Suara siapa itu?" batin Ayu mendadak cemas tak karuan.
Ia menjadi teringat pengalaman pahitnya saat kejadian di rumah Cakra yang membuatnya menjadi seperti sekarang ini. Bergegas ia bangun dari kasur lalu menuju ke lemarinya untuk berganti baju.
Setelah itu ia mengambil sapu yang ada di ujung kamarnya sebagai senjata. Khawatir ada pencuri atau perampok masuk ke rumah dinas Bayu.
Ceklek...
Derit pintu kamarnya ia buka. Seketika...
Bersambung...
🍁🍁🍁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Fenty Dhani
Bayu kah??
2024-09-26
1
Fahmi Ardiansyah
seketika apaan sih Thor.
2024-08-11
1
Fahmi Ardiansyah
iya rumah neneknya terbakar rm nenek n ayu melindungi bening saat itu.
2024-08-11
2