Pesta pernikahan meriah di desa telah usai. Kini sepasang pengantin baru itu telah sampai di rumah dinas yang lokasinya cukup jauh dari desa tempat Ayu pernah dipasung.
Bayu sudah merencanakan membawa Ayu yang kini sudah berstatus sebagai istrinya itu pergi jauh dari wilayah tersebut. Sesuai anjuran dokter. Namun tidak bisa secepat itu.
Paling cepat satu minggu ke depan ia baru bisa pindah tugas ke Malang. Beruntung ada rekan yang mau membantunya sehingga pengganti dirinya di wilayah terpencil itu sudah ada. Alhasil dirinya bisa segera bersiap pindah memboyong Ayu ke Kota Malang, Jawa Timur.
Status pernikahan keduanya saat ini telah sah secara agama. Untuk peresmian secara negara dan kedinasan masih dalam proses. Sebab pernikahan yang mereka lakukan sangatlah mendadak. Bagi Bayu yang terpenting sah secara agama dan bisa membawa Ayu pergi jauh guna menyembuhkannya. Dirinya rindu dengan Ayu yang ia juluki si tidak peka.
Ceklek...
Derit pintu utama rumah dinas dibuka dan didorong oleh Bayu secara perlahan.
"Masuklah," titah Bayu menyuruh Ayu masuk.
Ayu pun masuk dan melangkah ke dalam rumah dinas Bayu dalam kondisi diam dan hanya menunduk sejak tadi. Bayu masih mengenakan setelan dinasnya secara lengkap dan Ayu memakai kebaya putih dengan jarik berwarna cokelat.
Bayu sangat memaklumi Ayu yang masih enggan berbicara dengannya. Dan ia tak mempermasalahkan hal tersebut.
Usai menutup pintu utama, Bayu mengajak Ayu berjalan ke arah sebuah kamar yang ada di lantai satu. Ada dua pintu kamar berdampingan di lantai tersebut.
Rumah dinas Bayu ada dua lantai. Di mana lantai satu terdapat ruang tamu, dua kamar tidur yang berdampingan dengan kamar mandi dalam di kamar masing-masing, sebuah dapur minimalis dan gudang kecil. Sedangkan di lantai dua, hanya ada satu kamar tamu dan tempat olah raga atau gym sederhana.
Salah satu pintu kamar tidur di lantai satu dibuka oleh Bayu. Lalu ia menyuruh Ayu untuk masuk. Tanpa banyak membantah, Ayu pun masuk.
"Baju dan keperluanmu sudah ada di kamar ini. Jika ada hal lain yang kamu inginkan atau butuhkan, ketuk saja pintu kamar sebelah. Aku tidur di sana. Hari sudah larut, lebih baik kamu segera istirahat. Jangan pikirkan apa pun. Cukup pikirkan kesehatan dan kesembuhanmu dulu," ucap Bayu.
Tiba-tiba Bayu melihat reaksi gelisah yang terjadi pada Ayu. Namun ia juga bingung harus berbuat apa.
"Kamu kenapa, Yu? Apa ada yang kurang atau kamu ingin mengatakan sesuatu padaku?" tanya Bayu yang juga ikut khawatir.
Jari-jemari Ayu sejak tadi bergerak gelisah tak jelas. Kedua matanya bergerak ke sana kemari seakan mencari sesuatu. Namun mulutnya terkunci dan tak bersuara apapun.
Akan tetapi Bayu yang seorang Kasat Reskrim di mana memiliki jam terbang cukup tinggi, akhirnya menebak sesuatu yang diinginkan oleh Ayu.
"Kamu mau nulis sesuatu?" tanya Bayu.
Ayu otomatis mendongak dan menatap wajah Bayu yang berdiri di depannya. Ia pun mengangguk tanda mengiyakan.
"Aku ambil dulu alat tulis dan papannya. Tunggu ya," ucap Bayu seraya tersenyum dan begitu telaten menghadapi Ayu yang dalam kondisi seperti ini.
Bayu sangat paham karena sebelumnya dokter sudah menjelaskan padanya. Bahwa menyembuhkan trauma pada Ayu tak akan mudah. Terlebih pasien tidak mengeluarkan suara maupun uneg-uneg di hatinya. Butuh ekstra kesabaran dalam merawatnya.
Walaupun Bayu telah mengetahui sebagian fakta yang terjadi sehingga menyebabkan Ayu seperti ini. Tetapi ia tidak akan membahas masa lalu tersebut selama bukan Ayu sendiri yang mulai bersuara.
Bahkan ia tak peduli dengan masa lalu Ayu yang dianggap sebagai wanita pembawa sial, wanita kotor hingga tidak waras. Baginya Ayu tetaplah Ayu. Wanita yang ia cintai tanpa syarat apapun.
☘️☘️
Bayu pun kembali ke kamar Ayu dengan membawa spidol, penghapus dan papan tulis khusus yang biasa disebut whiteboard.
"Ini," ucap Bayu seraya menyerahkan benda-benda tersebut yang dibutuhkan Ayu untuk berkomunikasi dengannya. Bayu letakkan di atas ranjang, di samping posisi tempat duduk Ayu.
Ayu pun lantas mengambil alat-alat tersebut dan menuliskan sesuatu.
"Maaf..."
"Terima kasih..."
"Tolong jangan beritahu apa pun mengenai diriku pada Bening, Arjuna dan Bude Lina. Aku tak mau membuat mereka semua khawatir." Bayu pun paham setelah membaca itu semua.
"Aku akan tutup mulut selama kamu memintanya. Apa ada lagi yang ingin kamu katakan?" tanya Bayu yang dijawab dengan gelengan kepala oleh Ayu.
Bibir Ayu masih terkunci rapat. Ia seakan menjadi wanita bisu walaupun secara medis tidak bisu.
"Ya sudah, aku pamit tidur dulu. Besok pagi aku masih ada dinas pagi. Satu minggu lagi baru kita bisa pindah dari sini. Enggak apa-apa kan nunggu satu minggu lagi?" tanya Bayu dengan sabar yang dijawab anggukan oleh Ayu.
Bayu merasa perlu untuk memberitahukan hal tersebut pada Ayu karena wanita ini telah menjadi istrinya. Semua keputusan rumah tangga dan informasi apa pun, dia juga harus meminta saran dan mengatakan pada Ayu. Sebab kini dirinya hidup berdua bukan sendiri alias membujang.
Kemudian Bayu pun pamit untuk istirahat di kamar sebelah. Ayu yang melihat Bayu keluar dari kamarnya, ada terselip rasa iba namun ia tak bisa berbuat apa-apa. Lelaki yang menjadi suaminya sekarang ini harusnya bahagia dengan malam pengantin, namun justru harus pisah kamar.
Trauma dalam dirinya membuatnya tak bisa bersentuhan dengan lelaki mana pun termasuk Bayu yang saat ini telah menjadi suaminya. Akhirnya malam ini keduanya pun tidur dalam kondisi pisah kamar. Dan sama-sama tidak bisa tidur dengan nyenyak.
"Maafkan aku," batin Ayu sendu.
Sedangkan di kamar sebelah, Bayu juga tengah bersedih kala mendengar untaian panjang kalimat dokter siang tadi setelah memeriksa kondisi Ayu. Sebelum dirinya resmi menikahinya.
"Ya Tuhan semoga istri hamba cepat sembuh seperti sediakala. Aku sungguh rindu dengan kepolosan si tidak peka," batin Bayu seraya memanjatkan doa pada Sang Pencipta.
Satu jam berselang mencoba tidur namun tak bisa tidur. Jam saat ini menunjukkan pukul dua dini hari. Akhirnya Bayu pun iseng membuka ponsel pribadinya yang ia letakkan di atas nakas dekat ranjangnya.
Ia hanya ingin mengecek cctv di kamar Ayu yang sengaja ia pasang sebelumnya secara dadakan dengan menyuruh Zaky guna berjaga-jaga dari hal-hal yang tak diinginkan.
Saat jarinya bergulir menyalakan cctv di ponsel pribadinya. Seketika...
Bersambung...
🍁🍁🍁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
ria sufi
ya Allah kenapa nasib Ayuk tragis bgt, bukannya ayu di pulau Jawa ya
2024-12-20
0
Nurhayati Nia
semoga bayu bisa menyembuhkan trauma nya ayu yaa
2024-11-08
0
werdi kaboel
Bayu si bujang lapuk akhirnya berjodoh jg dgn Ayu. kl mmng jodoh ya jadi juga.
Bayu benar2 laki2 yg hebat. masih setia menunggu. senengnya punya suami begitu mencintai pasangannya walau Ayu krg peka. cinta ya tetap cinta.
2024-12-16
1