Mereka berempat yakni Bayu, Ayu, Zaky dan Bik Sum tengah berada di dalam pesawat yang mengudara menuju kota Malang. Bayu berusaha menjauhkan Ayu dari tempat yang membuatnya trauma dan teringat terus akan masa lalunya yang kelam.
"Sekarang sudah enggak takut lagi naik pesawat?" tanya Bayu sengaja memecah keheningan yang terjadi.
Ayu hanya menggelengkan kepalanya perlahan. Tanda bahwa dirinya sudah tak takut untuk naik pesawat. Ayu sempat melirik ke tempat duduk Bik Sum yang tak jauh darinya. Wanita paruh baya itu tertidur pulas. Sedangkan Zaky yang berada di samping Bik Sum tengah asyik membaca majalah.
"Kalau kamu ngantuk, tidur saja. Karena perjalanan kita ini cukup panjang. Nanti masih harus transit satu kali. Lalu kita naik pesawat lagi baru sampai di Malang," tutur Bayu.
Seketika hening kembali menyergap keduanya. Bayu berusaha untuk bersabar menghadapi Ayu. Ia berpikiran positif bahwa Ayu butuh proses untuk mengembalikan rasa percaya dirinya dan juga jati dirinya yang asli seperti dahulu kala. Dan untuk hal itu sebagai suami, ia sudah tahu bahwa tak mudah.
Dokter Ira yang pernah memeriksa Ayu sebelum dirinya menikahinya, sudah mengatakan semua kemungkinan terburuknya. Alhasil dirinya pun sudah siap.
Bahkan sang dokter juga menyarankan agar pasien segera melakukan terapi ke Dokter spesialis kejiwaan yang mumpuni di kota besar. Semakin cepat tertangani, maka pasien akan semakin cepat sembuh.
Sehingga Dokter Ira menyarankan padanya untuk membawa Ayu pada seniornya yakni Dokter Heni yang tengah bertugas di Kota Malang. Dokter Ira berteman baik dengan Dokter Heni.
Oleh karena itu Bayu pun menyetujui langsung tanpa banyak membantah. Karena Dokter Heni yang dimaksud oleh Dokter Ira ternyata orang yang juga ia kenal.
Dokter Heni pernah membantu proses penyembuhan mental Bening. Dan ia berharap hal baik juga terjadi pada istrinya nanti saat ditangani oleh Dokter Heni.
☘️☘️
"Maaf," cicit Ayu lirih dan menunduk.
"Untuk apa?" tanya Bayu penuh kelembutan.
"Untuk semuanya," jawab Ayu.
"Tak ada yang perlu meminta maaf dan memaafkan. Jalani saja apa yang sedang terjadi. Hadapi semuanya dan tegakkan kepalamu. Kamu sekarang istri dari Kompol Bayu Laksono. Untuk selamanya," ucap Bayu secara lugas.
Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang, akhirnya mereka kembali ke Pulau Jawa dan sudah menginjakkan kakinya di kota Malang.
Dari dalam mobil, Ayu melihat terus suasana jalanan kota yang akan menjadi tempat tinggalnya bersama Bayu. Boleh dibilang mereka kemungkinan akan menetap di kota ini cukup lama.
Tak lama berselang, akhirnya mereka berempat telah tiba di komplek rumah dinas.
Rumah minimalis dengan dua lantai, bertema warna ungu favorit Ayu. Di lantai satu terdapat ruang tamu, ruang makan, 1 kamar tidur utama yang sudah dilengkapi dengan kamar mandi dalam, dapur, gudang, kamar Bik Sum dan kamar mandi luar.
Sedangkan di lantai 2, terdapat dua kamar tamu. Zaky menetap di salah satu rumah dinas lainnya yang tak jauh dari kediaman Bayu.
"Den, Bik Sum mau istirahat dulu ya. Kepala Bibik agak pusing. Maklum sudah tua, terlalu lama naik pesawat yang kursinya empuk bikin pules tapi badan makin pegel-pegel. Hehe..." cicit Bik Sum seraya berpamitan pada Bayu.
"Iya, Bik. Istirahat saja," ucap Bayu yang sangat memaklumi kondisi Bik Sum.
"Makasih, Den. Itu Neng cantik jangan diajak begadang main bola. Kayaknya kelihatan capek banget habis naik pesawat. Kalau mau nyerang, besok pagi saja atuh. Selamat tidur, Den." Bik Sum berbisik dan langsung bergegas pergi usai melihat wajah Bayu berubah menjadi merah padam akibat ledekannya.
Ayu tengah berjalan-jalan melihat rumah dinas Bayu di kota Malang. Rumah minimalis yang tampak asri baginya. Kini ia tengah menatap sebuah foto berukuran besar yang tak terduga sudah terpampang secara nyata di tembok ruang tamu.
Deg...
Foto pernikahannya dengan Bayu. Di mana ia terlihat cantik bersanding dengan Bayu yang tampak gagah di foto tersebut. Bayu yang tersenyum sumringah namun dirinya hanya tersenyum tipis seakan menutupi sesuatu.
Semacam terjadi pernikahan paksa antara dirinya dan Bayu. Namun anehnya ia tak marah mengalami pernikahan paksa dengan si bujang lapuk tersebut. Lebih anehnya lagi, luka-luka di wajah dan tangannya tak tampak dalam foto tersebut.
"Yu, ayo tidur. Sudah jam sembilan malam. Apa kamu enggak jet lag?" tanya Bayu mendekati istrinya yang tengah dalam posisi berdiri dan terdiam menatap foto pernikahan mereka.
"Mas, kamu yang pajang foto kita di sini?" tanya Ayu dengan pandangannya yang tetap fokus menatap foto pernikahan mereka.
"Bukan aku yang pajang. Tapi anak-anak di sini yang aku minta bantuan buat bersihkan rumah sekalian pajang foto pernikahan kita. Kenapa?" tanya Bayu.
"Ehm, kok di foto itu lukaku enggak kelihatan ya Mas? Padahal walaupun sudah di make up tetap saja harusnya ada luka-luka itu," cicit Ayu lirih.
"Aku yang sudah mempercantik foto kamu. Dibantu seorang teman yang ahli digital. Jadi luka itu enggak tampak di foto pernikahan kita. Apa aku salah?" tanya Bayu kembali sembari terus menatap istrinya yang sibuk melihat foto pernikahan mereka dengan seksama.
"Cantik ya jadinya," cicit Ayu tanpa sadar senyuman tipis terbit di wajahnya yang terlihat jelas oleh Bayu di sampingnya.
"Pasti cantik dong. Siapa dulu suaminya." Bayu memuji Ayu sekaligus membanggakan dirinya sendiri di depan sang istri.
Ayu hanya bisa mengulum senyum melihat tingkah suaminya yang mulai tengil dan over pede.
"Aku ganteng gak?" tanya Bayu sengaja memancing reaksi istrinya.
Keheningan pun terjadi beberapa detik dan Bayu sadar bahwa membuat hati Ayu hanya ada namanya mungkin cukup sulit tapi ia tak akan menyerah begitu saja. Dan Ayu masih belum juga merespon pertanyaannya tersebut.
"Ya sudah, ayo tidur. Besok aku masih libur dinas. Kita perlu benahi beberapa barang agar rumah kita lebih rapi. Supaya kalau ada tamu yang datang bisa nyaman," ajak Bayu.
Saat Bayu hendak pergi, tiba-tiba Ayu memanggilnya. Sontak Bayu membalikkan punggungnya dan menoleh karena Ayu masih berada di belakang tubuhnya.
"Mas ganteng kok," cicit Ayu lirih seraya tersenyum.
"Hah," respon Bayu terkejut.
"Mas sangat ganteng jiwa raga," ucap Ayu seraya tersenyum di hadapan Bayu.
Keduanya saling memandang dalam satu pandangan garis lurus dengan senyum yang terbit pada wajah keduanya. Seketika Ayu yang memecahkan keheningan di antara mereka.
"Ayo tidur sudah malam katanya," cicit Ayu seraya melewati tubuh suaminya dan berjalan menuju kamar tidur.
"Aku tidur di mana?" tanya Bayu dengan nada merajuk.
Deg...
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Fenty Dhani
perkembangan yang bagus...semoga kalian selalu bahagia☺️
2024-09-26
1
Hulatus Sundusiyah
kata othor bayu suruh diluar tidurnya 😃
2024-08-29
1
Fahmi Ardiansyah
yaaah tidur di luar bayyy
2024-08-13
1