Sarapan romantis

Tata membawa Afika mendarat di lantai 3 di sebuah balkon istana megah tersebut, Afika tidak pernah melihat istana seindah itu sebelumnya meski dalam lorong waktu sekalipun, dia terkesima saat jendela dari balkon itu terbuka nampak para robot yang tengah bersih bersih langsung berhenti dan menundukkan diri memberi salam.

"Selamat datang Nyonya di istana Afta." Sambut seluruh robot tersebut dan Afika yang melihat kepatuhan robot tersebut merasa sangat terkesima.

"Afta itu apa?" Tanya Afika pada Tata yang kini menatap Afika, terlihat gurat bangga dalam mata itu.

"Afika Atta, itu dari dua nama sayang, keren kan?" Tata tersenyum bangga, Afika mengangguk membenarkan bila nama itu cukup keren.

"Kalian tidak perlu menyiapkan sarapan, biar aku sendiri yang memasak." Tata langsung berlari ke sebuah ruangan besar dan dengan cepat mengambil handuk.

"Aku mau mandi, aku harus di mana melakukannya?" Tanya Afika pada salah satu robot, robot itu menunjuk ke sebuah kamar yang semula di masuki oleh Tata.

"Maksudnya kita sekamar?" Tanya Afika merasa heran.

"Benar Nyonya, di istana ini hanya terdapat dua kamar dimana yang ini adalah kamar Tuan dan Nyonya sedangkan yang satunya adalah kamar untuk bayi Nyonya dan Tuan." Afika tertegun mendengar penuturan robot tersebut.

"Hei siapa yang mengajari kamu bicara seperti itu?" Tanya Afika merasa geli sendiri dengan sistem yang di buat pada robot tersebut.

"Kami semua melakukan tugas berdasarkan perintah inti dari IT, anggap saja anda sedang berbicara dengan Tuan." Afika saat itu juga langsung tertawa mendengar penuturan robot super canggih tersebut.

"Oke, makasih kalo gitu." Afika masuk ke kamar yang semula di masuki oleh Tata, Afika melihat bagaimana kemewahan langsung terasa saat memasuki kamar itu, meski begitu tempat itu juga terasa amat nyaman untuk di tinggali.

"Tata?" Afika memanggil Tata dan tidak ada yang menyahuti dirinya sama sekali hingga sebuah pintu terbuka dan tampaklah Tata yang hanya menggunakan handuk yang menutupi bagian bawah perutnya.

"Ih, sana buruan ganti baju!" Teriak Afika menutup wajahnya dengan tangan.

Tata memiliki ide jahil saat itu, dia mendekati Afika dan memeluk wanita itu dengan rasa sayang.

"Diih.. pakai baju dulu sana, aku belum mandi nanti bau lagi loh." Afika mendorong tubuh Tata hingga tawa renyah terdengar dari bibir Tata.

"Iya sayang, sana mandi." Tata memasuki sebuah ruangan dan di ruangan itu terdapat begitu banyak pakaian dirinya dari yang santai hingga yang formal, termasuk di sana juga banyak pakaian wanita yang memang di siapkan oleh Tata untuk Afika.

Afika bergegas ke kamar mandi dan membersihkan dirinya, saat memasuki ruangan itu hawa kemewahan lagi lagi terasa bahkan nampak begitu banyak barang yang sangat asing bagi Afika.

Tata sudah keluar dari dalam ruangan ganti dan hanya mengenakan kaos berwarna hitam dengan celana kolor dan rambut basahnya itu mungkin sudah membuat banyak kaum hawa klepek klepek bila melihatnya. (Untung aja di baca bukan di lihat aja😂)

Afika ke luar dari kamar mandi dan nampak sebuah robot sedang menunggunya di luar pintu kamar mandi, Afika melihat monitor di kepala robot tersebut yang memperlihatkan Tata.

"Sayang masuk ke ruangan sana, bajunya ada di sana." Ucap Tata, Afika mengangguk dan memasuki ruangan ganti. Mata Afika seketika berbinar melihat begitu banyak koleksi mahal dan mewah di dalamnya, semua jenis pakaian ada di sana bahkan banyak pakaian yang hanya di produksi satu buah juga ada di sana.

"Ini syurga fashion." Ucap Afika. Dia memilih beberapa pakaian yang dirasa cocok untuknya dan nyaman di pakai. Dia kembali keluar saat rambutnya sudah di keringkan dan terkepang indah.

Afika keluar kamar dan nampak kelopak bunga mawar dari arah kamar bertebaran menuju ke arah tangga, Afika mengikuti kelopak itu dan tersenyum sendiri, di lantai dua nampak sebuah pintu kaca yang akan membawanya entah kemana, namun lagi lagi sebuah pemandangan mengagumkan mampu membuat jiwa Afika tersentuh.

Ruangan kaca itu merupakan sebuah taman buatan di mana di dalam sana begitu banyak burung dan bunga bunga yang bermekaran, sangat indah dan sedap untuk di pandang. Afika menatap kelopak bunga mawar yang masih membawanya pada sebuah tangga hingga kaki Afika yang tidak menggunakan sandal itu agak ragu menginjak, karena di sana nampak tanah yang becek.

"Injak aja sayang." Suara Tata membuyarkan lamunan Afika, nampak Tata juga tidak menggunakan alas kaki dan kakinya tidak kotor, Afika menginjakkan kakinya ke bawah dan benar saja itu ternyata hanyalah sebuah kaca yang super jernih hingga orang yang melihatnya merasa bila dirinya tengah menginjak lumpur.

"Indah sekali." Puji Afika saat tangan Tata dengan lembut terulur dab dengan senyum yang mengembang Afika menerima uluran tangan Tata.

"Ini adalah hidup sayang, aku berdoa semoga kehidupan akan selalu menyertai mu." Ucap Tata dan sontak saja ucapan itu mampu menyinggung perasaan Afika yang sesungguhnya.

"Sayang, terima kasih." Afika memeluk Tata dan menghirup aroma tubuh pria itu yang kini tidak tercium parfum wanita seperti biasanya, namun tergantikan dengan aroma maskulin seorang Atta.

"Suka tempatnya?" Tata bertanya dengan memeluk tubuh Afika, Afika mengangguk, Tata tersenyum dan meraih jemari lentik Afika.

"Aku masih ada kejutan." Tata membawa Afika ke sebuah tempat di mana nampak sebuah sungai mengalir dengan ikan mas yang terus berenang ke sana ke mari, Afika melihat Tata yang nampak tidak basah saat hendak memasuki kolam itu.

"Jangan takut sayang, ini hanya teknologi yang sedang aku kembangkan. Kita tidak akan keabsahan namun kita di kaki kita bisa merasakan bila ada air mengalir." Tata mengulurkan tangannya, Afika mengikuti langkah Tata dan berisi di atas sungai tersebut.

Benar, dia bisa merasakan hawa dingin yang terasa seperti air, dia juga bisa merasakan saat ikan menyentuh kakinya namun saat di angkat Kakinya sama sekali tidak basah sedikitpun.

"Bagaimana kamu suka? Aku juga masih ada tempat keren." Tata membawa Afika ke sebuah tempat yang lain di mana nampak air terjun mengalir dengan deras di sana, sebuah meja kecil dengannya kursi kecil nampak di balik air terjun, air terjun itu nampak terbelah.

"Ayo sayang." Tata berjalan menuju balik air terjun bersama Afika, di sana nampak sebuah meja kecil dan sebuah pemandangan memukau membuat mata Afika terpesona, sebuah ladang dengan kuda kuda yang nampak tengah memakan rumput.

"Jangan dekat dekat ya? Kuda itu nyata." Tata tersenyum, dia memperlihatkan batasan mana Afika boleh melangkah dan dia juga mempersiapkan sebuah sarapan romantis yang sangat indah.

Terpopuler

Comments

Ani

Ani

kalau dilihat/ditonton pastinya iler para emak emak pada meleleh semua 😆😆😆😆😆

2024-04-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!